Hidayatullah.com- Partai Komunis Indonesia (PKI) atau kini dikenal dengan Komunis Gaya Baru (KGB) sudah berhasil menyusup di dalam internal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Hal tersebut terindikasi dari sebuah fakta yang terungkap di sekolah-sekolah. Dimana materi tentang sejarah G 30 S tanpa PKI sengaja dihilangkan dari mata pelajaran sejarah.
Demikian keterangan yang disampaikan oleh Pengamat Gerakan Partai Komunis di Indonesia, Alfian Tanjung saat menyampaikan orasinya pada acara Deklarasi Nasional Gabungan Masyarakat Penyelamat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Konspirasi Aliran-Aliran Sesat: Syi’ah, Zionis dan Komunis Gaya Baru (KGB) di Ma’had Tahfizhul Quran Al Firqoh An-Najiyah, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Ahad (26/10/2014) kemarin.
“Ada oknum tertentu yang terindikasi sebagai kader PKI yang menyusup ke Depdikbud untuk mengilangkan materi sejarah G 30 S/PKI dalam mata pelajaran sejarah,” ujar Alfian.
Menurut Alfian, ketiadaan materi tentang sejarah G 30 S/PKI dalam buku sejarah itu dilakukan secara sengaja oleh oknum-oknum tertentu supaya generasi muda tidak paham dan mengerti tentang pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang PKI.
“Tidak hanya dalam ranah pendidikan saja, namun dalam lingkup politik PKI sudah banyak menduduki jabatan penting di dalamnya,” tegas Alfian.*
Hal tersebut terindikasi dari sebuah fakta yang terungkap di sekolah-sekolah. Dimana materi tentang sejarah G 30 S tanpa PKI sengaja dihilangkan dari mata pelajaran sejarah.
Demikian keterangan yang disampaikan oleh Pengamat Gerakan Partai Komunis di Indonesia, Alfian Tanjung saat menyampaikan orasinya pada acara Deklarasi Nasional Gabungan Masyarakat Penyelamat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Konspirasi Aliran-Aliran Sesat: Syi’ah, Zionis dan Komunis Gaya Baru (KGB) di Ma’had Tahfizhul Quran Al Firqoh An-Najiyah, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Ahad (26/10/2014) kemarin.
“Ada oknum tertentu yang terindikasi sebagai kader PKI yang menyusup ke Depdikbud untuk mengilangkan materi sejarah G 30 S/PKI dalam mata pelajaran sejarah,” ujar Alfian.
Menurut Alfian, ketiadaan materi tentang sejarah G 30 S/PKI dalam buku sejarah itu dilakukan secara sengaja oleh oknum-oknum tertentu supaya generasi muda tidak paham dan mengerti tentang pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang PKI.
“Tidak hanya dalam ranah pendidikan saja, namun dalam lingkup politik PKI sudah banyak menduduki jabatan penting di dalamnya,” tegas Alfian.*
No comments:
Post a Comment