Tulisan Arab-Jawi telah mulai punah dipakai di Indonesia. Di saat yang sama dua negara tetangga, Brunei Darussallam dan Malaysia justru giat menganjurkan penggunaannya.
Hidayatullah.com—Guna mendukung usaha-usaha pemerintah Kerajaan Brunei Darussalam dan umat Islam dalam penggunaan tulisan Jawi (Arab pegon) dan Arab, Fakultas Bahasa Arab dan Peradaban Islam Universitas Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) menyelenggarakan Konferensi Regional Tulisan Jawi dan Arab selama dua hari mulai hari Rabu kemarin hingga hari (17 – 18 September 2014).
Pembukaan konferensi yang diadakan di Balai Jubilee, UNISSA dan dibuka oleh Menteri Pendidikan, Yang Berhormat Pehin Orang Kaya Seri Kerna Dato Seri Setia (Dr.) Haji Awang Abu Bakar bin Haji Apong.
Dalam pengantarnya, Dekan Fakultas Bahasa Arab dan Peradaban Islam, UNISSA, Dr Abang Haji Hadzmin bin Abang Haji Taha yang juga selaku Ketua Komite Kerja Konferensi Regional Tulisan Jawi dan Arab menjelaskan, tulisan Arab tersebar dan berkembang seiring dengan perkembangan Islam di beberapa negara. Di antaranya beberapa bahasa Asia seperti Farsi, Turki, Urdhu, Melayu, bahasa bagi beberapa warga China dan lain-lain lagi sejak beberapa abad dan telah melalui berbagai perubahan.
“Tulisan Jawi hari ini merupakan hasil usaha para ilmuwan terdahulu melintasi zaman terus berkembang bersama peradaban dan tuntutan perubahan yang membuktikan kekuatan huruf Arab mampu menerima perubahan dan penambahan sesuai perkembangan bahasa,” ujarnya dikutip laman pelitabrunei.gov.bn.
Menurutnya, upaya melestarikan penggunaan tulisan huruf Arab berkelanjutan terutama di Negara Brunei Darussalam yang menyadari tulisan Jawi sebagai warisan peradaban berharga bahkan berusaha mengembangkannya melalui berbagai lembaga pendidikan pemerintah dan lain-lain.
Pada upacara pembukaan keynote disampaikan oleh Direktur Kebudayaan dan Komunikasi Organisasi Pendidikan, Sains dan Kebudayaan Islam (ISESCO), Dr Mustafa Ahmed Ali.
Konferensi dua hari itu akan menyajikan 27 makalah dari para pembicara dalam dan luar negeri di antaranya dari Afghanistan, Yordania, China, Malaysia, Indonesia dan Sudan.
Konferensi diikuti oleh sekitar 200 para pencinta tulisan huruf Arab dan Jawi dari kalangan tenaga akademik, guru-guru, pegawai dan staf pemerintah dan swasta, para siswa dan pribadi.
Antara tujuan konferensi adalah untuk mengenali berbagai tulisan yang menggunakan huruf Arab serta menghargainya, di samping mengenal dan meningkatkan hubungan dan kerjasama antara lembaga dan individu yang menggunakan huruf Arab.
Selain itu, konferensi juga diharap sebagai sharing pengalaman antara berbagai pihak dan rekomendasi ke arah meningkatkan penggunaan tulisan Jawi serta mengetahui metode pengajaran ejaan-ejaan tulisan Arab dan Jawi serta seni khatnya.
Seperti diketahui, tulisan Arab-Jawi telah mulai punah dipakai di Indonesia. Di saat yang sama dua negara tetangga, Brunei Darussallam dan Malaysia justru giat menganjurkan penggunaannya.*
Hidayatullah.com—Guna mendukung usaha-usaha pemerintah Kerajaan Brunei Darussalam dan umat Islam dalam penggunaan tulisan Jawi (Arab pegon) dan Arab, Fakultas Bahasa Arab dan Peradaban Islam Universitas Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) menyelenggarakan Konferensi Regional Tulisan Jawi dan Arab selama dua hari mulai hari Rabu kemarin hingga hari (17 – 18 September 2014).
Pembukaan konferensi yang diadakan di Balai Jubilee, UNISSA dan dibuka oleh Menteri Pendidikan, Yang Berhormat Pehin Orang Kaya Seri Kerna Dato Seri Setia (Dr.) Haji Awang Abu Bakar bin Haji Apong.
Dalam pengantarnya, Dekan Fakultas Bahasa Arab dan Peradaban Islam, UNISSA, Dr Abang Haji Hadzmin bin Abang Haji Taha yang juga selaku Ketua Komite Kerja Konferensi Regional Tulisan Jawi dan Arab menjelaskan, tulisan Arab tersebar dan berkembang seiring dengan perkembangan Islam di beberapa negara. Di antaranya beberapa bahasa Asia seperti Farsi, Turki, Urdhu, Melayu, bahasa bagi beberapa warga China dan lain-lain lagi sejak beberapa abad dan telah melalui berbagai perubahan.
“Tulisan Jawi hari ini merupakan hasil usaha para ilmuwan terdahulu melintasi zaman terus berkembang bersama peradaban dan tuntutan perubahan yang membuktikan kekuatan huruf Arab mampu menerima perubahan dan penambahan sesuai perkembangan bahasa,” ujarnya dikutip laman pelitabrunei.gov.bn.
Menurutnya, upaya melestarikan penggunaan tulisan huruf Arab berkelanjutan terutama di Negara Brunei Darussalam yang menyadari tulisan Jawi sebagai warisan peradaban berharga bahkan berusaha mengembangkannya melalui berbagai lembaga pendidikan pemerintah dan lain-lain.
Pada upacara pembukaan keynote disampaikan oleh Direktur Kebudayaan dan Komunikasi Organisasi Pendidikan, Sains dan Kebudayaan Islam (ISESCO), Dr Mustafa Ahmed Ali.
Konferensi dua hari itu akan menyajikan 27 makalah dari para pembicara dalam dan luar negeri di antaranya dari Afghanistan, Yordania, China, Malaysia, Indonesia dan Sudan.
Konferensi diikuti oleh sekitar 200 para pencinta tulisan huruf Arab dan Jawi dari kalangan tenaga akademik, guru-guru, pegawai dan staf pemerintah dan swasta, para siswa dan pribadi.
Antara tujuan konferensi adalah untuk mengenali berbagai tulisan yang menggunakan huruf Arab serta menghargainya, di samping mengenal dan meningkatkan hubungan dan kerjasama antara lembaga dan individu yang menggunakan huruf Arab.
Selain itu, konferensi juga diharap sebagai sharing pengalaman antara berbagai pihak dan rekomendasi ke arah meningkatkan penggunaan tulisan Jawi serta mengetahui metode pengajaran ejaan-ejaan tulisan Arab dan Jawi serta seni khatnya.
Seperti diketahui, tulisan Arab-Jawi telah mulai punah dipakai di Indonesia. Di saat yang sama dua negara tetangga, Brunei Darussallam dan Malaysia justru giat menganjurkan penggunaannya.*
No comments:
Post a Comment