Soal corak atau kultur mahasiswa Ushuluddim yang terkesan aneh dan nyleneh sudah menjadi pandangan umum. Tapi baru kali ini ada masalah, katanya.
Hidayatullah.com–Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya punya pendapat lain sehubungan musibah spanduk bertuliskan “Tuhan Membusuk” dalam kegiatan ospek bernama Orientasi Akademik dan Cinta Almamater (OSCAAR) Fakultas Ushuluddin.
Menurut mahasiswa senior di Fakultas Ushuluddin ini, kontroversi yang terjadi atas kasus “Tuhan Membusuk” sebab adanya permasalahan kesalahan komunikasi pada tema OSCAAR, dimana pemilihan dan penggunaan ekspresi bahasa yang dipakai tidak bisa diterima oleh masyarakat umum.
Demikian disampaikan Angga Saputra Pratama, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UIN SA) kepada hidayatullah.com, mengutip mengutip pernyataan Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN SA, Dr. Muhid, M.Ag, atas kasus ini.
“Tema, corak atau kultur mahasiswa Ushuluddim memang terkesan aneh, nyleneh dan sudah menjadi pandangan umum. Namun, baru kali ini ada respon tersendiri, khususnya dari media sosial dan beberapa ormas yang mempermasalahkan tema tersebut. Bahkan ada yang melapor ke Polda untuk menyelesaikannya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” imbuh mahasiswa semester tujuh ini.
Sebab soal pernyataannya yang aneh-aneh yang tidak dipahami masyarakat bukanlah sesuatu hal baru di jurusan Ushuluddin. Menurutnya, hanya kali ini saja kasus ini menjadi kontroversi.
Ia mencontohkan, ketika OSCAAR tahun 2010 mahasiswa sudah mengangkat tema “Tuhan pun Kami Tantang” namun saat itu tak menjadi kontroversi seperti sekarang.
“Mungkin sama seperti tema sekarang,” ujarnya.*/Achmad Fazeri (Surabaya)
BUIH... BUIH... BUIH...
Hidayatullah.com–Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya punya pendapat lain sehubungan musibah spanduk bertuliskan “Tuhan Membusuk” dalam kegiatan ospek bernama Orientasi Akademik dan Cinta Almamater (OSCAAR) Fakultas Ushuluddin.
Menurut mahasiswa senior di Fakultas Ushuluddin ini, kontroversi yang terjadi atas kasus “Tuhan Membusuk” sebab adanya permasalahan kesalahan komunikasi pada tema OSCAAR, dimana pemilihan dan penggunaan ekspresi bahasa yang dipakai tidak bisa diterima oleh masyarakat umum.
Mahasiswa UIN Sunan Ampel dalam sebuah kegiatan |
“Tema, corak atau kultur mahasiswa Ushuluddim memang terkesan aneh, nyleneh dan sudah menjadi pandangan umum. Namun, baru kali ini ada respon tersendiri, khususnya dari media sosial dan beberapa ormas yang mempermasalahkan tema tersebut. Bahkan ada yang melapor ke Polda untuk menyelesaikannya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” imbuh mahasiswa semester tujuh ini.
Sebab soal pernyataannya yang aneh-aneh yang tidak dipahami masyarakat bukanlah sesuatu hal baru di jurusan Ushuluddin. Menurutnya, hanya kali ini saja kasus ini menjadi kontroversi.
Ia mencontohkan, ketika OSCAAR tahun 2010 mahasiswa sudah mengangkat tema “Tuhan pun Kami Tantang” namun saat itu tak menjadi kontroversi seperti sekarang.
“Mungkin sama seperti tema sekarang,” ujarnya.*/Achmad Fazeri (Surabaya)
BUIH... BUIH... BUIH...
No comments:
Post a Comment