Pemerintah seakan-akan mencurigai umat Islam untuk melakukan teror
Hidayatullah.com–Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku mendapatkan laporan dari Kapolri adanya elemen-elemen yang mengancam perayaan Natal dan Tahun Baru di tempat-tempat tertentu. Presiden memerintahkan kepada aparat keamanan untuk melakukan pengamanan maksimal.
Majelis Mujahidin menilai pemerintah telah over acting dalam melakukan pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru. Sementara hal yang sama tidak dilakukan pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
“Apakah pemerintah sengaja melestarikan stigma negatif, seolah umat Islam menjadi ancaman laten bagi penganut agama lain di Indonesia?” demikian rilis Majelis Mujahidin yang diterima hidayatullah.com, Ahad (15/12/2013) malam.
Majelis Mujahidin menganggap sekalipun dengan alasan melindungi kaum minoritas, tradisi diskriminatif pemerintah dan aparat keamanan tidak boleh mendiskreditkan umat mayoritas di negeri ini.
Majelis Mujahidin dalam rilis yang ditandatangani Amir Majelis Mujahidin Muhammad Thalib ini meminta pihak keamanan atau polisi agar tidak bersikap arogan dalam pengamanan Natal, dengan mengerahkan ribuan polisi. “Terkesan sengaja memposisikan umat Islam sebagai ancaman bagi umat agama lain, dan mencurigai umat Islam untuk melakukan teror.”
Selain itu Majelis Mujahidin juga meminta kepada aparat intelijen untuk tidak melakukan provokasi terhadap umat Islam, terutama mereka yang berniat melakukan apel siaga menjelang Natal dan Tahun Baru. Hal itu dikhawatirkan rekayasa intelijen untuk mengadu domba umat Islam dengan umat agama lain, atau mengadu domba umat Islam dengan aparat kemanan.
Kepada kaum Muslimin, Majelis Mujahidin meminta untuk tidak melakukan gangguan dalam bentuk apapun terhadap kegiatan hari raya agama lain.
Seperti diberitakan banyak media, Presiden SBY meminta aparat keamanan untuk memaksimalkan keamanan dalam perayaan Natal dan Tahun Baru.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi Sutarman mengatakan telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi pengamanan terkait ancaman serangan bom di beberapa daerah yang diprediksi menjadi target operasi para teroris, antara lain Jakarta, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan.*
Hidayatullah.com–Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku mendapatkan laporan dari Kapolri adanya elemen-elemen yang mengancam perayaan Natal dan Tahun Baru di tempat-tempat tertentu. Presiden memerintahkan kepada aparat keamanan untuk melakukan pengamanan maksimal.
Majelis Mujahidin menilai pemerintah telah over acting dalam melakukan pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru. Sementara hal yang sama tidak dilakukan pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
“Apakah pemerintah sengaja melestarikan stigma negatif, seolah umat Islam menjadi ancaman laten bagi penganut agama lain di Indonesia?” demikian rilis Majelis Mujahidin yang diterima hidayatullah.com, Ahad (15/12/2013) malam.
Majelis Mujahidin menganggap sekalipun dengan alasan melindungi kaum minoritas, tradisi diskriminatif pemerintah dan aparat keamanan tidak boleh mendiskreditkan umat mayoritas di negeri ini.
Majelis Mujahidin dalam rilis yang ditandatangani Amir Majelis Mujahidin Muhammad Thalib ini meminta pihak keamanan atau polisi agar tidak bersikap arogan dalam pengamanan Natal, dengan mengerahkan ribuan polisi. “Terkesan sengaja memposisikan umat Islam sebagai ancaman bagi umat agama lain, dan mencurigai umat Islam untuk melakukan teror.”
Selain itu Majelis Mujahidin juga meminta kepada aparat intelijen untuk tidak melakukan provokasi terhadap umat Islam, terutama mereka yang berniat melakukan apel siaga menjelang Natal dan Tahun Baru. Hal itu dikhawatirkan rekayasa intelijen untuk mengadu domba umat Islam dengan umat agama lain, atau mengadu domba umat Islam dengan aparat kemanan.
Kepada kaum Muslimin, Majelis Mujahidin meminta untuk tidak melakukan gangguan dalam bentuk apapun terhadap kegiatan hari raya agama lain.
Seperti diberitakan banyak media, Presiden SBY meminta aparat keamanan untuk memaksimalkan keamanan dalam perayaan Natal dan Tahun Baru.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi Sutarman mengatakan telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi pengamanan terkait ancaman serangan bom di beberapa daerah yang diprediksi menjadi target operasi para teroris, antara lain Jakarta, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan.*
No comments:
Post a Comment