Oleh: Syeikh Abdullah Nashih Ulwan
Setelah gagalnya perang salib pertama yang berlangsung selama dua abad dalam upaya mencabut Islam dari akarnya, orang-orang Kristen mulai mengadakan kajian yang cermat dan membuat program untuk menghancurkan umat Islam. Rencana mereka itu secara bertahap adalah sebagai berikut:
Pertama: Menghancurkan Pemerintahan Islam
Inggris, Yunani, Italia dan Perancis menggunakan saat lemahnya Daulah Utsmaniyah karena perselisihan yang berkecamuk di dalam tubuh Daulah itu. Mereka bagai segerombolan serigala lapar menyerbu dengan ganasnya, menguasai tanah-tanah Daulah. Diantaranya adalah ibukota Daulah, Istambul. Kemudian diadakan perjanjian perdamaian Luzan. Inggris memberi isyarat kepada penghianat besar, Attaturk, bahwa Inggris tidak akan menarik pasukannya dari tanah Turki, kecuali setelah dilaksanakan kesepakatan dengan syarat-syarat berikut:
Pengkhianatan Attaturk berhasil melaksanakan segala persyaratan ini. Dan Inggris beserta para sekutunya mengakui kemerdekaan Turki. Mereka menyalami Attaturk atas keberhasilannya menghapus khilafah, mensekularkan Negara dan memerangi Islam.
Ketika Curzon, menteri luar negeri Inggris, berdiri di majelis umum Inggris (The House Of Common) melaporkan apa yang terjadi di Turki, sebagian perwakilan Inggris memprotesnya. Merekapun menyangkal mengapa Inggris mengakui kemerdekaan Turki yang disekitarnya mungkin berkumpul Negara-negara Islam yang kemudian bersama-sama menyerang Barat. Curzon menjawab, “Kita telah menghancurkan Turki yang tidak memungkinkan mendirikan satu negarapun yang membelanya sejak hari ini.Sebab, kita telah menghancurkan kekuatannya yang terwujud dalam dua dimensi.: Islam dan khilafah.” Para hadirinpun bertepuk tangan, dan tidak terdengar lagi bantahan.
Kedua: Menghancurkan dan Menghapus Al-Qur’an
Hal ini dilakukan karena ajaran salib (Kristen) beranggapan bahwa Al-Qur’an adalah sumber pokok kekuatan orang-orang Islam, sumber mereka untuk kejayaan, kekuatan dan kemajuannya yang telah berlalu.
Ketiga: Menghancurkan Ideologi Islam di Kalangan Kaum Muslimin dan Memutus Hubungan dengan Allah.
Hal ini dilakukan untuk mengacaukan peraturan Islam dan agar kaum Muslimin mengikuti jalan Atheis serta Liberal, sehingga mereka terpisah dari nilai nilai Islam.
1. Samuel Zueimir, ketua perkumpulan missionaries Kristenisasi, dalam konferensi suci yang diadakan pada tahun 1935 mengatakan, “Tugas missionaries yang diberikan oleh Negara-negara Masehi (Kristen) yang harus dilaksanakan di Negara-negara Muhammad bukanlah memasukkan kaum Muslimin ke agama Kristen. Tugas kalian adalah hanya untuk mengeluarkan Muslimin dari Islam, agar menjadi makhluk yang tidak punya hubungan dengan Allah. Dan secara otomatis akan terputus pula hubungannya dengan akhlak yang menjadi sandaran umat dalam hidupnya. Jika hal ini dapat kalian laksanakan, maka dengan mudah kalian membuka pintu imperialisme di negara negara Islam. Kalian telah menyiapkan semua pola pikiran di negeri negeri Islam untuk menerima cara di jalan apapun yang kalian usahakan, yaitu mengeluarkan Muslimin dari Islam.”
"Pada prinsipnya, kalian telah mempersiapkan generasi muda di Negara muslim tanpa mereka mengenal hubungan dengan Allah dan tidak perlu memasukkannya ke dalam agama Kristen. Oleh karena itu, lahirlah generasi Muslim, sebagaimana dikehendaki oleh imperialisme, tidak memperhatikan keagungan, mencintai hidup santai dan malas, semua kegiatannya di dunia ini semata-mata untuk memenuhi hawa nafsu. Jika belajar juga semata mata untuk memenuhi hawa nafsu. Dan jika menduduki jabatan tertinggi, juga untuk mengejar hawa nafsu. Sesungguhnya segala usahanya hanyalah untuk memuaskan hawa nafsunya."
"Wahai para missionaries, sesungguhnya tugas kalian akan berjalan lancar sempurna."
2. Zueimir, dalam buku Al-Gharah ‘alal Alamil Islami (serangan Terhadap Dunia Islam), berkata, “Sesungguhnya Kristenisasi memberi dua keuntungan besar tehadap kultur Barat. Keuntungan menghancurkan dan keuntungan membangun.”
"Yang dimaksud dengan menghancurkan adalah terlepasnya orang Islam dari agamanya, meski dengan didorong ke atheisme."
"Akan halnya membangun, yang dimaksud adalah mengkristenkan orang Muslim, jika mungkin mereka (muslim) bisa dapat berdiri bersama dengan kultur Barat melawan bangsanya."
3. Seorang missionaries lain, Tacly, berkata “Kita harus membantu pembangunan sekolah-sekolah yang berpolakan barat sekuler, karena kebanyakan kaum muslimin akan goyah keyakinannya terhadap Islam dan Al-Qur’an ketika mereka mempelajari buku-buku sekolah yang berpolakan Barat, dan belajar bahasa-bahasa asing.”
Keempat: Merusak Wanita Muslimat
Yaitu dengan memperhatikan gerakan-gerakan kebebasan wanita, mengadakan diskusi-diskusi disekitar hak-hak wanita dan persamaannya dengan laki-laki. Membatalkan peraturan Islam dalam hal beristri lebih dari satu dan menentang dibolehkannya talak. Ini semua dimaksudkan untuk menimbulkan keraguan terhadap kesesuaian syariat Islam dalm kehidupan.
Pendeta Zueimier telah menulis sebuah makalah dengan judul A-‘Alamul Islamil Yaum (Dunia Islam Hari ini). Ia berkata didalamnya, “Belum pernah ada kaidah yang berlandaskan tauhid, yang lebih besar dari agama Islam, yang tersebar di seluruh benua Asia dan Afrika yang sangat luas. Akidah Islam telah menembus hati dua ratus juta manusia. Ikatan yang paling erat yang mengikat mereka adalah bahasa Arab, sehingga merupakan reruntuhan bangunan tua yang menumpuk di atas bukit yang membaris di timur Kairo. Atau seperti barisan gunung yang menggapai awan, mencakar langit, bersinar puncaknya dengan sinar tauhid. Kaki-kakinya dipenuhi curam-curam jurang beristri banyak dan kejatuhan kedudukan wanita."
Kemudian musuh Islam ini mengakhiri pidatonya dengan memberi nasihat kepada para missionaries agar tidak putus asa. Sebab, ulat kebebasan wanita telah menggerogoti tulang masyarakat Islam. Katanya, “Hendaknya para missionaries tidak putus asa jika melihat hasil missionaries di kalangan kaum muslimin masih lemah. Karena sudah merupakan suatu kenyataan, bahwa telah tumbuh dalam hati kaum muslimin kecenderungan kuat terhadap ilmu-ilmu Eropa dan kebebasan wanita.”
Penulis Prancis popular, Massio Atein La Mai, menulis makalah dalam majalah prancis Al-‘Aalamin, edisi 15 September 1901. Ia menggambarkan perencanaan matang untuk menghancurkan Islam. “Sesungguhnya metode pendidikan anak-anak Muslim, meski punya pengaruh seperti sudah kita terangkan, namun pendidikan gadis-gadis di sekolah kependetaan adalah lebih menjamin tercapainya apa yang kita cita-citakan. Bahkan saya katakan, bahwa pendidikan anak-anak gadis dengan metode ini adalah jalan satu-datunya untuk menghancurkan Islam oleh pemeluknya sendiri.”
Missionaris wanita, An-Miligan, berkata, “Kami telah mengumpulkan gadis-gadis dari kalangan ningrat dalam barisan fakultas wanita di Kairo. Tidak ada tempat lain yang memungkinkan untuk mengumpulkan jumlah seperti ini yang terdiri atas gadis gadis muslim di bawah pengaruh (wibawa) Kristen. Oleh karena itu, tidak ada jalan yang lebih dekat kepada penghancuran benteng Islam dari sekolah ini.”
Wahai saudaraku kaum pendidik, apakah anda mengetahui sebagian rencana Kristen yang tercela ini dalam upaya menghapus akidah Islam dari jiwa pemudi-pemudi kita,dan memutus hubungan antara mereka dengan Islam?
Apakah telah anda ketahui, bahwa semua tujuannya adalah untuk merobek kesatuan Islam di kawasan masyarakat Islam, sehingga mereka dapat merealisasikan angan-angan mereka dalam tubuh kaum Muslimin?
Apakah anda telah mengetahui bahwa tujuan terakhirnya adalah merusak keluarga muslim,agar setiap individu yang terdiri atas pemuda dan pemudi bertolak dalam keserbabebasan tanpa ikatan apa-apa?
Jika telah mengetahui semua ini, maka hadapilah tanggungjawab yang diberikan Allah kepadamu dengan sepenuh hati. Tunaikanlah seluruh kewajiban sesempurna mungkin, hingga akhirnya anak-anak dan keluarga kita selamat dari usaha merusak yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam.
Setelah gagalnya perang salib pertama yang berlangsung selama dua abad dalam upaya mencabut Islam dari akarnya, orang-orang Kristen mulai mengadakan kajian yang cermat dan membuat program untuk menghancurkan umat Islam. Rencana mereka itu secara bertahap adalah sebagai berikut:
Pertama: Menghancurkan Pemerintahan Islam
Inggris, Yunani, Italia dan Perancis menggunakan saat lemahnya Daulah Utsmaniyah karena perselisihan yang berkecamuk di dalam tubuh Daulah itu. Mereka bagai segerombolan serigala lapar menyerbu dengan ganasnya, menguasai tanah-tanah Daulah. Diantaranya adalah ibukota Daulah, Istambul. Kemudian diadakan perjanjian perdamaian Luzan. Inggris memberi isyarat kepada penghianat besar, Attaturk, bahwa Inggris tidak akan menarik pasukannya dari tanah Turki, kecuali setelah dilaksanakan kesepakatan dengan syarat-syarat berikut:
- Menghapus Khilafah Islamiyah, mengusir khalifah dari Turki, dan merampas harta bendanya.
- Turki berjanji untuk menumpas segala gerakan yang dilancarkan oleh para pembela khilafah.
- Turki harus memutuskan hubungan dengan Islam.
- Turki harus memilih undang-undang sipil sebagai penggamti undang-undang yang diambil dari hukum Islam.
Pengkhianatan Attaturk berhasil melaksanakan segala persyaratan ini. Dan Inggris beserta para sekutunya mengakui kemerdekaan Turki. Mereka menyalami Attaturk atas keberhasilannya menghapus khilafah, mensekularkan Negara dan memerangi Islam.
Ketika Curzon, menteri luar negeri Inggris, berdiri di majelis umum Inggris (The House Of Common) melaporkan apa yang terjadi di Turki, sebagian perwakilan Inggris memprotesnya. Merekapun menyangkal mengapa Inggris mengakui kemerdekaan Turki yang disekitarnya mungkin berkumpul Negara-negara Islam yang kemudian bersama-sama menyerang Barat. Curzon menjawab, “Kita telah menghancurkan Turki yang tidak memungkinkan mendirikan satu negarapun yang membelanya sejak hari ini.Sebab, kita telah menghancurkan kekuatannya yang terwujud dalam dua dimensi.: Islam dan khilafah.” Para hadirinpun bertepuk tangan, dan tidak terdengar lagi bantahan.
Kedua: Menghancurkan dan Menghapus Al-Qur’an
Hal ini dilakukan karena ajaran salib (Kristen) beranggapan bahwa Al-Qur’an adalah sumber pokok kekuatan orang-orang Islam, sumber mereka untuk kejayaan, kekuatan dan kemajuannya yang telah berlalu.
- Gladstone, yang menjabat perdana menteri Inggris selama empat kali (1864-1874, 1880-1885, 1886-1891, 1892-1894) dalam majelis umum (the house of common) Inggris, sambil mengangkat Al-Qur’an, mengatakan, “Selama Al-Qur’an ini berada di tangan orang-orang Islam, maka Eropa sama sekali tidak akan dapat menguasai Dunia Timur. Bahkan Eropa itu sendiri akan terancam.”
- Seorang missionaris, William Jeford Balcrof, berkata, “Jika Al-Qur’an dapat disisihkan dan kota Mekkah dapat diputuskan hubungannya dari Negara-negara Arab, maka sangat memungkinkan bagi kita untuk melihat seorang Arab secara bertahap mengikuti kemajuan Barat, terjauh dari Muhammad dan sekitarnya.”
- Seorang missionaris pendengki lainnya, Catly, berkata, “Kita harus menggunakan Al-Qur’an sebagai senjata yang paling ampuh dalam Islam untuk melawan Islam itu sendiri, sehingga kita dapat menghancurkannya. Kita harus menerapkan kepada kaum muslimin bahwa yang benar dalam Al-Qur’an bukanlah baru, dan yang baru tidaklah benar.”
- Seorang penguasa colonial Prancis di Aljazair, dalam peringatan seratus tahun kedudukannya, berkata, “Kita harus melenyapkan Al-Qur’an yang berbahasa Arab itu dari kehidupan mereka, dan melenyapkan bahasa Arab dari lidah mereka, agar kita dapat berkuasa penuh.”
Ketiga: Menghancurkan Ideologi Islam di Kalangan Kaum Muslimin dan Memutus Hubungan dengan Allah.
Hal ini dilakukan untuk mengacaukan peraturan Islam dan agar kaum Muslimin mengikuti jalan Atheis serta Liberal, sehingga mereka terpisah dari nilai nilai Islam.
1. Samuel Zueimir, ketua perkumpulan missionaries Kristenisasi, dalam konferensi suci yang diadakan pada tahun 1935 mengatakan, “Tugas missionaries yang diberikan oleh Negara-negara Masehi (Kristen) yang harus dilaksanakan di Negara-negara Muhammad bukanlah memasukkan kaum Muslimin ke agama Kristen. Tugas kalian adalah hanya untuk mengeluarkan Muslimin dari Islam, agar menjadi makhluk yang tidak punya hubungan dengan Allah. Dan secara otomatis akan terputus pula hubungannya dengan akhlak yang menjadi sandaran umat dalam hidupnya. Jika hal ini dapat kalian laksanakan, maka dengan mudah kalian membuka pintu imperialisme di negara negara Islam. Kalian telah menyiapkan semua pola pikiran di negeri negeri Islam untuk menerima cara di jalan apapun yang kalian usahakan, yaitu mengeluarkan Muslimin dari Islam.”
"Pada prinsipnya, kalian telah mempersiapkan generasi muda di Negara muslim tanpa mereka mengenal hubungan dengan Allah dan tidak perlu memasukkannya ke dalam agama Kristen. Oleh karena itu, lahirlah generasi Muslim, sebagaimana dikehendaki oleh imperialisme, tidak memperhatikan keagungan, mencintai hidup santai dan malas, semua kegiatannya di dunia ini semata-mata untuk memenuhi hawa nafsu. Jika belajar juga semata mata untuk memenuhi hawa nafsu. Dan jika menduduki jabatan tertinggi, juga untuk mengejar hawa nafsu. Sesungguhnya segala usahanya hanyalah untuk memuaskan hawa nafsunya."
"Wahai para missionaries, sesungguhnya tugas kalian akan berjalan lancar sempurna."
2. Zueimir, dalam buku Al-Gharah ‘alal Alamil Islami (serangan Terhadap Dunia Islam), berkata, “Sesungguhnya Kristenisasi memberi dua keuntungan besar tehadap kultur Barat. Keuntungan menghancurkan dan keuntungan membangun.”
"Yang dimaksud dengan menghancurkan adalah terlepasnya orang Islam dari agamanya, meski dengan didorong ke atheisme."
"Akan halnya membangun, yang dimaksud adalah mengkristenkan orang Muslim, jika mungkin mereka (muslim) bisa dapat berdiri bersama dengan kultur Barat melawan bangsanya."
3. Seorang missionaries lain, Tacly, berkata “Kita harus membantu pembangunan sekolah-sekolah yang berpolakan barat sekuler, karena kebanyakan kaum muslimin akan goyah keyakinannya terhadap Islam dan Al-Qur’an ketika mereka mempelajari buku-buku sekolah yang berpolakan Barat, dan belajar bahasa-bahasa asing.”
Keempat: Merusak Wanita Muslimat
Yaitu dengan memperhatikan gerakan-gerakan kebebasan wanita, mengadakan diskusi-diskusi disekitar hak-hak wanita dan persamaannya dengan laki-laki. Membatalkan peraturan Islam dalam hal beristri lebih dari satu dan menentang dibolehkannya talak. Ini semua dimaksudkan untuk menimbulkan keraguan terhadap kesesuaian syariat Islam dalm kehidupan.
Pendeta Zueimier telah menulis sebuah makalah dengan judul A-‘Alamul Islamil Yaum (Dunia Islam Hari ini). Ia berkata didalamnya, “Belum pernah ada kaidah yang berlandaskan tauhid, yang lebih besar dari agama Islam, yang tersebar di seluruh benua Asia dan Afrika yang sangat luas. Akidah Islam telah menembus hati dua ratus juta manusia. Ikatan yang paling erat yang mengikat mereka adalah bahasa Arab, sehingga merupakan reruntuhan bangunan tua yang menumpuk di atas bukit yang membaris di timur Kairo. Atau seperti barisan gunung yang menggapai awan, mencakar langit, bersinar puncaknya dengan sinar tauhid. Kaki-kakinya dipenuhi curam-curam jurang beristri banyak dan kejatuhan kedudukan wanita."
Kemudian musuh Islam ini mengakhiri pidatonya dengan memberi nasihat kepada para missionaries agar tidak putus asa. Sebab, ulat kebebasan wanita telah menggerogoti tulang masyarakat Islam. Katanya, “Hendaknya para missionaries tidak putus asa jika melihat hasil missionaries di kalangan kaum muslimin masih lemah. Karena sudah merupakan suatu kenyataan, bahwa telah tumbuh dalam hati kaum muslimin kecenderungan kuat terhadap ilmu-ilmu Eropa dan kebebasan wanita.”
Penulis Prancis popular, Massio Atein La Mai, menulis makalah dalam majalah prancis Al-‘Aalamin, edisi 15 September 1901. Ia menggambarkan perencanaan matang untuk menghancurkan Islam. “Sesungguhnya metode pendidikan anak-anak Muslim, meski punya pengaruh seperti sudah kita terangkan, namun pendidikan gadis-gadis di sekolah kependetaan adalah lebih menjamin tercapainya apa yang kita cita-citakan. Bahkan saya katakan, bahwa pendidikan anak-anak gadis dengan metode ini adalah jalan satu-datunya untuk menghancurkan Islam oleh pemeluknya sendiri.”
Missionaris wanita, An-Miligan, berkata, “Kami telah mengumpulkan gadis-gadis dari kalangan ningrat dalam barisan fakultas wanita di Kairo. Tidak ada tempat lain yang memungkinkan untuk mengumpulkan jumlah seperti ini yang terdiri atas gadis gadis muslim di bawah pengaruh (wibawa) Kristen. Oleh karena itu, tidak ada jalan yang lebih dekat kepada penghancuran benteng Islam dari sekolah ini.”
Wahai saudaraku kaum pendidik, apakah anda mengetahui sebagian rencana Kristen yang tercela ini dalam upaya menghapus akidah Islam dari jiwa pemudi-pemudi kita,dan memutus hubungan antara mereka dengan Islam?
Apakah telah anda ketahui, bahwa semua tujuannya adalah untuk merobek kesatuan Islam di kawasan masyarakat Islam, sehingga mereka dapat merealisasikan angan-angan mereka dalam tubuh kaum Muslimin?
Apakah anda telah mengetahui bahwa tujuan terakhirnya adalah merusak keluarga muslim,agar setiap individu yang terdiri atas pemuda dan pemudi bertolak dalam keserbabebasan tanpa ikatan apa-apa?
Jika telah mengetahui semua ini, maka hadapilah tanggungjawab yang diberikan Allah kepadamu dengan sepenuh hati. Tunaikanlah seluruh kewajiban sesempurna mungkin, hingga akhirnya anak-anak dan keluarga kita selamat dari usaha merusak yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam.
No comments:
Post a Comment