Hidayatullah.com--Seperti diketahui, program acara televisi Christian Broadcasting Network (CBN) adalah sebuah jaringan penyiaran Kristen yang didirikan Pat Robertson, evangelis radikal Pat Robertson berbasis di Virgina.
Didirikan Januari 1960, kini tumbuh menjadi salah satu TV pelayanan Kristen terbesar dan yang pertama di dunia.
"Kami telah melihat lebih banyak orang datang kepada Tuhan melalui CBN daripada organisasi lainnya di dunia ini. Tetapi itu bukan saya, tetapi itu adalah pekerjaan Tuhan," jelas Pat Robertson dikutip laman Jawaban.com. Sekitar 500 juta orang telah datang kepada Kristus sebagai hasil dari pelayanan televisi, tambah media itu.
CBN kini telah menjangkau 227 negara. Program utama CBN diluncurkan pada tahun 1963 dengan nama "The 700 Club". Dalam program ini Pat Robertson menantang 700 orang untuk memberi $10 per bulan guna mendukung pelayanan melalui TV.
CBN mulai tayang setiap hari pada tahun 1966 dan menampilkan tamu istimewa, musik dan panggilan-dalam doa permohonan. Program ini ditonton hampir 1 juta pemirsa setiap hari dengan campuran wawancara dan berita.
Untuk melengkapi pelayanan penyiaran, Pat Robertson mendirikan Regent University pada tahun 1977, sebuah pelayanan sosial "Operation Blessing" pada tahun 1978 dan American Center for Law and Justice yang berkantor di Washington, D.C.
Dalam sebuah pesan di websitenya, Pat Robertson pernah mengatakan "hanya Tuhan yang tahu" apa yang terjadi 50 tahun ke depan. "Tetapi saya rasa selama masih ada orang-orang yang terluka dan lapar untuk mengenal Yesus, CBN akan menjangkau mereka dengan kasih dan belas kasih Tuhan Yesus Kristus."
Bekerjasama dengan James Riady
Seperti dikutip Majalah Hidayatullah edisi bulan Agustus 2004, Pat Robertson pernah dikabarkan bekerjasama dengan pengusaha Indonesia, James T Riady guna akan membuat mega proyek TV misionaris terbesar di Asia.
Untuk proyek ini, James T Riady dikabarkan menggandeng World Harvest Global (WHG) dan American Institute for Maghrib Studies (AIMS). WHG adalah pusat misionaris dunia yang bermarkas di California, AS. Berdiri tahun 1989 sebagai bagian dari program Koalisi Kristen yang dirintis evangelis Pat Robertson. Cabangnya sudah bertebaran di banyak negara antara lain Jepang, Malaysia, Indonesia Jerman, dan Belanda.
Di Indonesia, markas WHG ada di Lippo Karawaci. Motor penggeraknya adalah sang boss Lippo Group, James T Riady. Tetapi namanya agak berbeda, yaitu World Harvest Center (WHC). Aktivitas sehari-harinya dikomandani oleh pendeta Dr Jimmy Oentoro.
Sedangkan AIMS adalah lembaga studi pemikiran dan kebudayaan Yahudi di AS. Institusi ini merupakan mitra utama Christian Coalition (Koalisi Kristen).
Hadirnya WHC di Indonesia tak lepas dari eratnya persahabatan spiritual antara James T Riady dan pendeta Pat Robertson. Konon mereka mulai saling kenal tatkala keduanya terlibat dalam “misi khusus” tim sukses Presiden AS. Mula-mula era George Bush Sr, kemudian Bill Clinton, dan akhirnya George W Bush. Selain aktif sebagai tele-evangelis di Christian Broadcasting Network (CBN) dan Christian Coalition, Pat Robertson memang menjadi tim inti kampanye kepresidenan keluarga George Bush.
Keluarga Riady pernah bikin heboh karena terlibat skandal keuangan dalam kampanye presiden Bill Clinton (1992). Saat itu, Pat Robertson tampil sebagai saksi meringankan keluarga Riady. Pada program “The 700 Club” di CBN, dia berkata, “James Riady dan ayahnya (Mokhtar Riady, red) adalah teman karib saya. Keduanya telah lahir kembali dalam Kristen. James telah menyatakan keinginannya menjadi pastor dan misionaris. Orang Asia perlu diberi kesempatan berpartisipasi sebagai pegawai Tuhan.”
Keterlibatan James dalam misi Kristen diakui sebagai bagian dari pertaubatannya. James juga menyebut Pat Robertson sebagai orang yang telah menyadarkannya kembali ke ‘jalan terang’.
“Dialah guru spiritual saya,” ucap putra mahkota raja bisnis Lippo Group, Mochtar Riady ini.
Persahabatan kedua nya akhirnya merambah dunia bisnis dan penyiaran hingga berdiri WHC di kawasan bisnis Lippo beserta sejumlah sarana penunjangnya. Ada lembaga pendidikan, seminari, rumah sakit, rumah produksi (production house), dan lembaga misi berkedok sosial lainnya.
Sejak tahun 1998, James dan Pat secara khusus berkongsi mengembangkan International Family Entertainment (IFE) dengan investasi USD 10 juta. IFE bersama Lippo Group dan Malayan United Industries Bhd kemudian membeli 80% saham Chinese Entertainment Broadcast Ltd yang mengelola jasa layanan TV satelit 24 jam. Stasiun TV misionaris itu punya target menyergap 1,25 milyar audiens berbahasa Mandarin dan Melayu di kawasan Asia Pasifik.*
No comments:
Post a Comment