24.3.14

Pejabat PBB Sebut ada "Horor dan Kebencian" di Afrika Tengah

Pillay mengatakan CAR telah "menjadi sebuah negara di mana rakyatnya tidak hanya dibunuh" tetapi "disiksa, dimutilasi, dibakar dan dipotong-potong."

Aksi milisi Anti Balaka sedang melakukan tindakan kekerasan.
Hidayatullah.com–Pejabat tinggi HAM PBB mengatakan kekerasan sektarian di Republik Afrika Tengah (CAR) masih pada tingkat yang “sangat mengerikan” dan telah mendorong kekejaman termasuk kanibalisme.

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Navi Pillay, berbicara dalam sebuah konferensi pers hari Kamis (20/03/2013) di Bangui, ketika ia mengakhiri kunjungan selama tiga hari ke negara itu.

Pillay mengatakan CAR telah “menjadi sebuah negara di mana rakyatnya tidak hanya dibunuh” tetapi “disiksa, dimutilasi, dibakar dan dipotong-potong.”

Ia mengatakan para penyelidik PBB mengetahui sedikitnya ada empat peristiwa di mana para pembunuh memakan daging korban-korban mereka.

Orang-orang terus dibunuh setiap hari,” kata Pillay dikutip BBC.

Ini telah menjadi sebuah negara di mana orang-orang tidak hanya dibunuh, mereka juga disiksa, dimutilasi, dibakar dan dicincang,” ujarnya.

Pejabat tinggi HAM PBB itu menggambarkan kebencian dalam masyarakat yang di negara yang dilanda konflik pada “tingkat yang sangat mengerikan.”

Perkembangan ini dilaporan di saat PBB sebelumnya telah menilai pengusiran dan pembantaian terhadap kaum Muslim di Republik Afrika Tengah.

Konflik di CAR meletus setelah milisi Kristen Anti Balaka melancarkan serangan terkoordinasi terhadap kelompok Muslim Seleka yang pernah menggulingkan pemerintah Maret lalu.

Sayangnya, milisi Kristen justru menargetkan semua populasi Muslim secara keseluruhan, bukan pada kelompok Seleka saja.

Kekerasan mengerikan di CAR ini terjadi di saat pasukan penjaga perdamaian dari Perancis dan Uni Afrika telah dikerahkan ke negara tersebut. Namun mereka tidak mampu menghentikan kekerasan dan bahkan dalam beberapa kasus membiarkan Muslim dibunuh.

Sampai hari ini, Prancis menempatkan sekitar 2.000 tentaranya di CAR, sementara Uni Afrika mengerahkan tiga kali lipat dari jumlah itu.

Komisioner Tinggi PBB yang mengurusi Pengungsi (UNHCR) mencatat sejak konflik Maret tahun lalu setidaknya telah 400.000 Muslim CAR meninggalkan rumahnya dan 222.000 orang mengungsi ke negara lain seperti Kongo, Chad dan Kamerun.

Milisi Anti Balaka sedang menghancurkan sebuah masjid di Kota Bangui
Seorang pemimpin Muslimin di Afrika Tengah meyakinkan kepada Aljazeera bahwa kini 300 masjid dihancurkan, perempuan dibantai dan banyak para lakilaki dibakar.

Sementara itu sumber lain juga mengabarkan warga Muslim, yang merupakan penduduk utama Republik Afrika Tengah yang tinggal di Kota Bangui, terus habis akibat pembantaian. Dari jumlah 100 ribu penduduk kini dikabarkan hanya tersisah 900 orang saja.*

No comments:

Post a Comment