NABI Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, di kala Nabi hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai di atas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya.
Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali. Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang Nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan. Kepada para sahabatnya, Nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyanyangi keluarga sendiri.
Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al Bukhari, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.
Dari Ibnu Umar ra bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang-binatang kecil yang ada di lantai” (HR Bukhari).
Nabi menekankan di beberapa hadis bahwa kucing itu tidak najis. Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci.
Kenapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis? Lalu, bagaimana Nabi mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis?
Keistimewaan Kucing
Fakta Ilmiah 1
Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia. Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya. Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.
Fakta Ilmiah 2
Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor. Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan. Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya. Hasil yang didapatkan adalah:
Komentar Para Dokter Peneliti
Fakta Ilmiah 3
Dan hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih daripada manusia.
Fakta Ilmiah Tambahan
Zaman dahulu kucing dipakai untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz baik buat kesehatan selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress.
Sisa makanan kucing hukumnya suci. Hadist Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah!” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?” Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan)” (HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.
Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur.
Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).
Hadis ini diriwayatkan Malik, Ahmad, dan imam hadits yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang, yang badan, keringat, bekas dari sisa makanannya adalah suci, Liurnya bersih dan membersihkan, serta hidupnya lebih bersih daripada manusia. Mungkin ini pula-lah mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat sayang kepada Muezza, Kucing kesayangannya. [fzl/islampos/berbagaisumber]
"Sirup" Kesukaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Diungkapkan oleh para ulama, bahwasannya minuman yang paling disukai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Al Hulwa Al Barid atau minuman yang manis dan dingin. Landasan pendapat terkait kesukaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut tidak lain hadits yang berasal dari Aisyah RA:
كَانَ أَحَبُّ الشَّرَابِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحُلْوَ الْبَارِدَ
“Sesungguhnya minuman yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Al Hulwa Al Barid (minuman manis yang dingin)” (HR Tirmidzi)
Sementara Az-Zuhri menyatakan, bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, “Minuman apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Minuman yang manis dan dingin.” (HR Ahmad)
Lalu apakah yang dimaksud dengan minuman dingin oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Apakah air yang didinginkan oleh es, seperti yang dilakukan oleh bangsa Persia?
Abu Abdillah Al Maqdisi menguraikan tentang air dingin yang dimaksud dengan menyebut hadis dari Jabir RA, bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah masuk ke rumah seseorang dari kalangan Anshar bersama seorang sahabatnya. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Jika kamu punya air yang malam ini menginap di dalam sebuah gentong, (maka berikanlah kepada kami). Jika tidak, maka kami akan minum langsung dari telaga dengan mulut tanpa wadah.” (HR Bukhari)
Ya, jadi yang dimaksud air dingin di sini adalah air yang didinginkan semalaman oleh hawa, atau yang disebut dalam kitab At-Tabikh karya Ibnu Sayyar dengan ma’ mubarad bil hawa’.
Air dingin ini terkadang dijadikan bahan baku untuk membuat sirup yang disebut nabidz atau naqi’. Nabidz atau naqi’ adalah sirup kesukaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadi sajian ketika diadakannya pesta pernikahan.
Abu Usaid As Sa’idi pernah mengundang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di hari pernikahannya, sementara istri Abu Usaid juga lah yang melayani mereka (para undangan) padahal ia sebagai pengantin (mempelai wanita). Isteri Abu Usaid berkata, “Apakah kalian mengetahui apa yang aku tuangkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” “Aku tuangkan kepada beliau (minuman) dari rendaman kurma semalam di dalam kuali.” (HR Bukhari)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra bahwa ia pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam gelap gulita, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku: “Wahai Abdullah, apakah engkau memiliki air?” ia menjawab, "Aku membawa nabidz dalam kantong kulit" Lalu Beliau meminta: “Tuangkan untukku.” Beliau pun berwudhu. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Wahai Abdullah bin Mas’ud, ini dapat diminum dan mensucikan.” (HR Ahmad)
Lalu bagaimana membuat sirup nabidz dan tata cara penyajiannya yang benar? Ada beberapa hadis yang menyebutkan tentang cara membuat sirup kesukaan Rasulullah tersebut, antara lain dalam riwayat Imam Muslim sebagai berikut:
Aisyah pernah ditanya tentang nabidz, kemudian ia memanggil seorang budak wanita asal Habasyah. “Bertanyalah kepada wanita ini!” Kata Aisyah. “Karena ia dahulu pernah membuat nabidz untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,” tambahnya.
Lalu wanita asal Habasyah itu berkata, “Aku pernah membuat nabidz untuk beliau dalam sebuah kantung kulit pada malam hari. Kemudian aku mengikatnya dan menggantungnya. Lalu di pagi harinya Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam meminumnya.”
Dari Aisyah dia berkata, “Kami biasa membuat perasan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam air minum yang bertali di atasnya, kami membuat rendaman di pagi hari dan meminumnya di sore hari, atau membuat rendaman di sore hari lalu meminumnya di pagi hari.” (HR Muslim)
Nabidz dibuat dengan dua bahan, yaitu air segar dan buah kering yang manis, umumnya anggur atau kurma. Manfaat sirup nabidz salah satunya diungkapkan oleh Abu Abdillah Al Maqdisi, yaitu jika air dingin dicampur dengan sesuatu yang bisa membuatnya menjadi manis maka ia dapat mengantarkan makanan (nutrisi) ke seluruh tubuh, menghangatkannya, menyebarkan panas alaminya, dan memperbaiki pencernaan.
Kurma yang direndam dalam air untuk membuat nabidz setidaknya membutuhkan waktu 12 jam hingga gula yang ada padanya melarut bersama air. Setelah 12 jam nabidz dapat diminum, atau jika tidak perendaman bisa dilanjutkan selama dua hari baru diminum namun dengan syarat harus di tempat dengan wadah kedap bebas kontaminasi atau disimpan dalam refrigerator.
Rendaman nabidz tidak boleh melebihi tiga hari, karena nabidz yang melebihi tiga hari haram hukumnya untuk diminum dan telah berubah menjadi khamr. Selain itu di jazirah Arab umum menggunakan kulit labu untuk wadah air, namun jika dipergunakan untuk merendam nabidz hal ini juga dilarang sebagaimana tertera dalam hadits-hadits shahih.
Dari Ibnu Abbas ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah dibuatkan perasan anggur, beliau lalu meminumnya pada hari itu, kemudian keesokan harinya, kemudian keesokannya lagi, yaitu sore hari di hari ketiga. Kemudian beliau memerintahkan agar diberikan kepada pelayan atau dibuang.” (HR Abu Daud)
Demikian sedikit tips pembuatan nabidz, sirup kesukaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan menggunakan buah kurma kering (tamr). Kajian tentang kurma lainnya dapat dibaca di edisi 12 (Liver Disakiti Kurma Beraksi). Wallahu A’lam
Oleh: Joko Rinanto
Nasehat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Putrinya
Bismillahirrahmanirrahim...
Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra, sesungguhnya dia berkata: Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada puterinya, Fathimatuz Zahra’. Beliau dapati Fathimah sedang menumbuk gandum di atas lumping (batu/kayu penggiling), sambil menangis. Kemudian Rasul berkata kepadanya: “Apakah yang membuatmu menangis wahai Fathimah? Allah tiada membuat matamu menangis.“ Fathimah kemudian menjawab, ”Wahai ayahanda, aku menangis karena batu penggiling ini dan kesibukanku dalam rumah”.
Kemudian Nabi duduk di sampingnya. Dan Fathimah berkata lagi, “Wahai ayahanda, atas keutamaan engkau, mintalah kepada Ali agar dia membelikan bujang untukku supaya dapat membantuku menumbuk gandum dan menyelesaikan urusan rumah".
Kemudian Nabi berkata kepada puterinya, Fathimah, “Kalau Allah menghendaki wahai Fathimah, tentu lumpang itu akan menggilingkan gandum untukmu. Akan tetapi Allah menghendaki agar ditulis beberapa kebaikan untukmu, menghapuskan keburukan-keburukan serta hendak mengangkat derajatmu...
Wahai Fathimah, barangsiapa orang perempuan yang menumbukkan (gandum) untuk suami dan anak-anaknya, pasti Allah akan menuliskan untuknya setiap satu biji, satu kebaikan serta menghapuskan darinya setiap satu biji satu keburukan. Dan bahkan Allah akan mengangkat derajatnya.
Wahai Fathimah, barang siapa orang perempuan berkeringat manakala menumbuk (gandum) untuk suamiya. Tentu Allah akan menjadikan antara dia dan neraka tujuh khonadiq (lubang yang panjang).
Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan mau meminyaki kemudian menyisir anak-anaknya serta memandikan mereka, maka Allah akan menuliskan pahala untuknya dari memberi makan seribu orang lapar dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
Wahai Fathimah, bilamana seorang perempuan menghalangi (tidak mau membantu) hajat tetangganya, maka Allah akan menghalanginya minum dari telaga “Kautsar” kelak di hari Kiamat.
Wahai Fathimah, lebih utama dari itu adalah kerelaan suami terhadap istrinya. Kalau saja suamimu tidak rela terhadap engkau, maka aku tidak mau berdo’a untukmu. Apakah engkau belum mengerti wahai Fathimah, sesungguhnya kerelaan suami adalah perlambang kerelaan Allah sedang kemarahannya pertanda kemurkaan-Nya.
Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan mengandung janin dalam perutnya, maka sesungguhnya malaikat-malaikat telah memohonkan ampun untuknya, dan Allah menuliskan untuknya setiap hari seribu kebaikan serta menghapuskan darinya seribu keburukan. Manakala dia menyambutnya dengan senyum, maka Allah akan menuliskan untuknya pahala para pejuang. Dan ketika dia telah melahirkan kandungannya, maka berarti dia ke luar dari dosanya bagaikan di hari dia lahir dari perut ibunya.
Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan berbakti kepada suaminya dengan niat yang tulus murni, maka dia telah keluar dari dosa-dosanya bagaikan di hari ketika dia lahir dari perut ibunya, tidak akan keluar dari dunia dengan membawa dosa, serta dia dapati kuburnya sebagai taman diantara taman-taman surga. Bahkan dia hendak diberi pahala seribu orang haji dan seribu orang umrah dan seribu malaikat memohonkan ampun untuknya sampai hari kiamat. Dan barangsiapa orang perempuan berbakti kepada suaminya sehari semalam dengan hati lega dan penuh ikhlas serta niat lurus, pasti Allah akan mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan kepadanya pakaian hijau (dari surga) kelak di hari Kiamat, serta menuliskan untuknya setiap sehelai rambut pada badannya seribu kebaikan, dan Allah akan memberinya (pahala) seratus haji dan umrah.
Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan bermuka manis di depan suaminya, tentu Allah akan memandanginya dengan pandangan’rahmat’.
Wahai Fathimah, bilamana seorang perempuan menyelimuti suaminya dengan hati yang lega, maka ada Pemanggil dari langit memanggilnya memohon agar diterima amalmu. Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu maupun yang belum lewat.
Wahai Fathimah, setiap perempuan yang mau meminyaki rambut dan jenggot suaminya, mencukur kumis dan memotongi kukunya, maka Allah akan meminuminya dari ‘rahiqil makhtum dan sungai surga, memudahkannya ketika mengalami sakaratil maut, juga dia hendak mendapati kuburnya bagaikan taman dari pertamanan surga, serta Allah menulisnya bebas dari neraka serta lulus melewati shirat”.
Aisyah M. Yusuf
Salam Alaika Ya Rasulullah
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan... (QS al-Furqân 63)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang bersikap tawadhu karena mencari ridho Allah maka Allah akan meninggikan derajatnya. Ia menganggap dirinya tiada berharga, namun dalam pandangan orang lain ia sangat terhormat. Barang siapa yang menyombongkan diri maka Allah akan menghinakannya.Ia menganggap dirinya terhormat, padahal dalam pandangan orang lain ia sangat hina, bahkan lebih hina daripada anjing dan babi" (HR Al Baihaqi)
Inilah manusia Agung selalu berpihak dan sangat hormat kepada yang tua, suka menjenguk orang yang sakit, dan mengasihani orang miskin.
Beliau bantu orang-orang yang lemah. Tidak segan bercengkrama dan bergurau dengan anak-anak, Beliaupun suka bermain-main dengan keluarganya.
Beliau sudi berbincang dengan orang biasa yang terdapat di kalangan umat serta rakyat jelata. Beliau bersedia duduk di atas tanah. Tidur di atas pasir, bertilamkan tanah, dan beralaskan tikar kasar yang terbuat daripada pelapah kurma.
Beliau merasa puas dengan ketentuan Tuhannya. Beliau tidak pernah tamak terhadap kemasyhuran, kedudukan, atau jabatan yang menggiurkan atau tujuan-tujuan yang bersifat duniawi.
Beliau selalu tersenyum bila berjumpa para shahabatnya. Bila berjabatan tangan, beliau tidak hendak melepaskan sebelum sahabat itu melepaskan tangannya
Sahabat Abdurrahman Ibn Shakr yang lebih dikenal dengan Abu Hurairah r.a. bercerita: Suatu ketika aku masuk pasar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah berhenti untuk membeli sepotong celana. Mendengar suara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, si pedagang celanapun melompat mencium tangan beliau. Rasulullah menarik tangan beliau sambil bersabda: “ltu tindakan orang-orang asing terhadap raja mereka. Aku bukan raja, Aku hanyalah laki-laki biasa seperti kamu.” Kemudian, beliau ambil celana yang sudah beliau beli. Aku berniat akan membawakannya, tapi… Beliau buru-buru bersabda: ”Pemilik barang lebih berhak membawa barangnya.”
Dari ‘Umar bin al-Khaththab, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: “Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nashrani memuji ‘Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanya hamba-Nya maka katakanlah (tentang aku) hamba Allah dan Rasul-Nya.” (HR Al-Bukhari:VI/478)
Dari Sahabat Anas bin Malik ra. berkata: “Dahulu ada budak kecil perempuan dari penduduk Madinah meraih tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Lalu anak kecil itu mengajak beliau pergi ke mana saja ia suka.” (HR. Al-Bukhari:X/89, Fat-hul Baari, secara mu’alaq) dan (Muslim:XV/82-83, Syarh Muslim, Imam an-Nawawi)
Dari al-Aswad (bin Yazid), dia berkata: “Aku pernah bertanya kepada ‘Aisyah: 'Apakah yang biasa dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya? ‘Aisyah menjawab: Beliau biasa membantu pekerjaan keluarga, apabila mendengar suara adzan, beliau segera keluar (untuk menunaikan) shalat.” (HR Al-Bukhari:II/162 Fat-hul Baari).
Manakala seseorang melihatnya gemetar karena karismanya, maka baginda berkata: “Tenangkanlah dirimu, sebab saya adalah anak seorang perempuan biasa yang memakan daging dendeng di Mekkah.”
Tidak ada seorangpun yang lebih mereka cintai daripada Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam. Walaupun begitu, apabila mereka melihat beliau, mereka tidak berdiri untuk menyambut beliau, karena mereka mengetahui bahwa Beliau shalallaahu alaihi wasalam tidak menyukai cara seperti itu. (HR Ahmad)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan, walaupun seberat biji sawi. (HR Muslim)
Dalam sebuah kesempatan sahabat Abu Dzar a-Ghifffari r.a. pernah bercakap-cakap dalam waktu yang cukup lama dengan Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam. Di antara isi percakapan tersebut adalah wasiat beliau kepadanya. Berikut petikannya...
Aku berkata kepada Nabi shalallaahu alaihi wasalam, “Ya Rasulullah, berwasiatlah kepadaku.” Beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu untuk bertaqwa kepada Allah, karena ia adalah pokok segala urusan.”
“Ya Rasulullah, tambahkanlah!” pintaku.
“Hendaklah engkau senantiasa membaca Al Qur`an dan berdzikir kepada Allah azza wa jalla, karena hal itu merupakan cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit.”
“Ya Rasulullah, tambahkanlah!” kataku.
“Janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tawa itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah.”
“Lagi ya Rasulullah...”
“Hendaklah engkau pergi berjihad karena jihad adalah kependetaan ummatku.”
“Lagi ya Rasulullah...”
“Cintailah orang-orang miskin dan bergaullah dengan mereka.”
“Tambahilah lagi...”
“Katakanlah yang benar walaupun pahit akibatnya.”
“Tambahlah lagi untukku!”
“Hendaklah engkau sampaikan kepada manusia apa yang telah engkau ketahui dan mereka belum mendapatkan apa yang engkau sampaikan. Cukup sebagai kekurangan bagimu jika engkau tidak mengetahui apa yang telah diketahui manusia dan engkau membawa sesuatu yang telah mereka dapati (ketahui).”
Kemudian beliau memukulkan tangannya kedadaku seraya bersabda, ”Wahai Abu Dzar, Tidaklah ada orang yang berakal sebagaimana orang yang mau bertadabbur (berfikir), tidak ada wara` sebagaimana orang yang menahan diri (dari keserakahan), tidaklah disebut interopeksi diri kalau seseorang kurang baik akhlaqnya.”
Itulah beberapa wasiat emas yang disampaikan Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam kepada salah seorang sahabat terdekatnya. Semoga kita dapat meresapi dan mengamalkan wasiat beliau.
Wallahu A`lam.
Ya Rasulullah, Salam alaika - Af -
Peninggalan Pernak Pernik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Mengobati Rindu akan Beliau...
Bila kita berjauh jarak dengan sang terkasih Muhammad Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam. Kita hanya bisa menjumpainya melalui do’a-do’a yang kita lantunkan, memohon syafa’at Nabi untuk keselamatan kita di akhirat dari pedihnya adzab neraka, tidakkah foto-foto berikut ini mengobati kerinduan kita yang sangat dalam kepada Sang Nabi tercinta, kekasih Allah, pribadi mulia panutan alam... Ratusan orang meneteskan air matanya setelah menatap langsung baju beliau yang bersahaja dan sudah robek, sandal beliau, keranda beliau yang tak terhalang apapun. Allahu Akbar..! serasa dekaaat denganmu ya Rasulullah... Andai aku bisa melihat wajahmu, rontok segala persendianku, tak tahan dengan kenikmatan memandang kemuliaan wajahmu… Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad...
(Foto-foto ini kebanyakan adalah koleksi yang tersimpan dari berbagai tempat di beberapa negara: Museum Topkapy di Istambul Turki, Yordania, Irak dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Selamat merasakan kelezatan menatap peninggalan-peninggalan ini. Semoga kerinduan kita semakin memuncak kepada sang Nabi Agung, sang kekasih Allah)
Allahumma shalli ‘ala Muhammad shallallahu ‘alaihi wassallam…
Gambar-Gambar Eksklusif Peninggalan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam...
Tentunya 2 warisan paling nyata adalah Al-Qur’an dan Hadits. Inilah warisan peninggalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling berharga sebagai pedoman umat manusia ke jalan yang benar sampai akhir zaman. Gambar-gambar di atas hanyalah media untuk menumbuhkan kerinduan dan meningkatkan kecintaan kita kepada Allah SWT. Kecintaan yang utama kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah melaksanakan semua ajarannya semaksimal mungkin. (Berbagai sumber/HK)
Resensi Buku: Kebiasaan Rasulullah Sehari-hari, Sunnah Nabi yang Harus Dicontoh
Dalam buku ini pembaca disuguhkan bagaimana kebiasaan yang merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia terbaik, manusia yang paling dicintai oleh Allah ta’ala, yaitu nabi kita Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah ta’ala berfirman dalam al-Qur’an:
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah, Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS Al-Imran 164)
Penerbit: Pustaka As-Sunnah
Penulis: Muhammad Khalid ‘Abri
Judul: “Kebiasaan Rasulullah”, Meneladani Kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Sehari-hari
Berat: 1,1 Kg
Ukuran: 16 x 24,5 cm
Tebal: 608 halaman
Harga: Rp 140,000,- (Belum termasuk ongkos kirim)
Untuk pemesanan hubungi atau sms/email dengan dituliskan nama, alamat dan jumlah pemesanan ke: 085811922988 email: marketing@eramuslim.com
Siapa yang Tidak Bergetar Membaca Sirahmu Wahai Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Siapa di antara kita yang membaca akhlak Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian jiwanya tidak larut, matanya tidak berlinangan dan hatinya tidak bergetar? Siapa di antara kita yang mampu menahan emosinya ketika membaca biografi seorang yang sangat dermawan, mulia, lembut dan tawadhu’? Siapa yang mengkaji sirah hidup beliau yang agung, perangai yang mulia dan akhlak yang terpuji, kemudian dia tidak menagis, sembari berikrar, “Saya bersaksi bahwa Engkau adalah utusan Allah”
Duhai, kiranya kita mampu melaksanakan cara hidup, cinta dan akhlak yang mulia dari teladan agung dalam kehidupan. Kita bergaul dengan orang lain, lihatlah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlakukan musuh-musuhnya. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah menyuruhku agar menyambung orang yang memutuskanku, memberi bantuan kepada orang yang pernah menahanku, dan memaafkan terhadap orang yang mendzalimiku.”
Sekiranya kita memperlakukan saudara seiman kita, minimal sebagaimana Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlakukan orang-orang munafik, beliau memaafkan mereka, memintakan ampun terhadap mereka dan menyerahkan rahasia mereka kepada Allah swt.
Sekiranya kita memperlakukan anak-anak kita, sebagaimana Muhamamad shallallahu ‘alaihi wa sallam. memperlakukan pembantu dan pekerjanya. Ketika pembantu kecil Muhamamd shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang sakit, beliau. membesuk dan duduk di dekat kepalanya seraya mengajak untuk masuk Islam. Pembantu kecil itu masuk Islam, maka Muhammad gembira seraya berkata, “Segala puji bagi Allah swt yang telah menyelamatkan dirinya dari api neraka.”
Ketika seorang Yahudi menagih utang kepada Muhamamd shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan marah-marah, kasar dan tidak sopan di depan banyak orang. Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tersenyum dan menghadapinya dengan lembut. Tak disangka si Yahudi itu masuk Islam, mengucapkan syahadat, “Saya bersaksi bahwa Engkau utusan Allah.” "Karena saya baca di Taurat tentang Engkau, yaitu ketika saya tambah marah, justeru Engkau tambah lembut menghadapiku.” Begitu pengakuan si Yahudi.
Sekiranya kita memperlakukan kerabat kita, meskipun mereka berbuat buruk kepada kita, sebagaimana Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlakukan kerabat dan kaumnya. Karena kerabat dan kaum Muhamamd shallallahu ‘alaihi wa sallam menyakitinya, mengusirnya, mengejeknya, menolaknya dan memeranginya. Namun, beliau tetap menghadapinya. Ketika beliau menaklukkan Makkah, posisi beliau sebagai pemenang, penentu kebijakan, namun beliau berdiri berpidato mengumumkan bahwa beliau memaafkan semuanya. Sejarah telah mencatat dan momentum telah menjadi saksi dengan sabda beliau, ”Allah telah mengampuni kalian, pergilah, kalian bebas.”
Sewaktu penduduk Thaif melempari Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai beliau berdarah-darah. Beliau menghapus darah segar yang mengalir dari tubuhnya sambil berdo’a, ”Ya Allah, ampuni kaumku, karena mereka tidak mengetahui.”
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah dicegat oleh seorang Arab badui di tengah jalan, beliau hanya berdiri lama berhadapan, dan tidak berpaling sampai orang badui itu berlalu dengan sendirinya.
Suatu hari Beliau ditanya oleh seorang nenek tua, beliau dengan tekun, hangat dan penuh perhatian menjawab pertanyaannya. Muhamamd shallallahu ‘alaihi wa sallam juga membawa seorang anak kecil yang berstatus hamba sahaya, beliau menggandeng tanganya mengajak berjalan-jalan.
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menjaga kehormatan seseorang, memuliakan seseorang, melaksanakan hak-hak seseorang. Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengumpat, menjelekkan, melaknat, menyakiti, dan tidak merendahkan seseorang.
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak menasehati seseorang, beliau berkata, “Kenapa suatu kaum melaksanakan ini dan itu?" Artinya, beliau tidak langsung menyalahkan orang tersebut. Beliau bersabda, “Mukmin itu tidak mencela, tidak melaknat dan juga tidak keras perangainya" Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya yang paling saya cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya dengan saya kelak di hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara kalian.”
Muhamamd shallallahu ‘alaihi wa sallam merapikan sandalnya, menjahit bajunya, menyapu rumahnya, memeras susu kambingnya, mendahulukan sahabatnya soal makanan. Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak suka pujian.
Muhamamd shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat peduli terhadap fakir miskin, beliau berdiri membela orang yang terdzalimi, beliau bertandang ke orang papa, menengok orang sakit, mengantarkan jenazah, mengusap kepala anak yatim, santun terhadap perempuan, memuliakan tamu, memberi makan yang lapar, bercanda dengan anak-anak, dan menyayangi binatang.
Suatu ketika para sahabat memberi saran kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Tidakkah Engkau membunuh gembong kejahatan, seorang pendosa dan otak munafik, yaitu Abdullah bin Ubai bin Salul?" Beliau menjawab, “Tidak, karena manusia nanti mengira bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya.”
Sahabat, boleh jadi kita telah membaca biografi orang-orang besar, tokoh terkenal, ilmuwan, reformis, mujaddid dan mujahid, namun ketika kita membaca sirah kehidupan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam seakan-akan kita tidak mengenal mereka selain diri Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita tidak mengakui selain dirinya. Tokoh-tokoh itu rasaya kecil di mata kita, hilang dalam ingatan kita, pupus dalam pikiran kita tentu saja tanpa harus menghina mereka karena prestasi dan keberhasilan mereka juga layak kita perhitungkan dan kita contoh. (Af)
Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali. Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang Nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan. Kepada para sahabatnya, Nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyanyangi keluarga sendiri.
Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al Bukhari, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.
Dari Ibnu Umar ra bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang-binatang kecil yang ada di lantai” (HR Bukhari).
Nabi menekankan di beberapa hadis bahwa kucing itu tidak najis. Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci.
Kenapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis? Lalu, bagaimana Nabi mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis?
Keistimewaan Kucing
Fakta Ilmiah 1
Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia. Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya. Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.
Fakta Ilmiah 2
Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor. Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan. Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya. Hasil yang didapatkan adalah:
- Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
- Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
- Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
- Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
- Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
- Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
Komentar Para Dokter Peneliti
- Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing.
- Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
- Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing.
- Manusia 1/4 anjing, kucing 1/2 manusia.
- Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bemama lysozyme.
- Kucing tidak suka air karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll)
- Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak dekat-dekat dengan air.
- Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.
Fakta Ilmiah 3
Dan hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih daripada manusia.
Fakta Ilmiah Tambahan
Zaman dahulu kucing dipakai untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz baik buat kesehatan selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress.
Sisa makanan kucing hukumnya suci. Hadist Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah!” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?” Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan)” (HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.
Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur.
Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).
Hadis ini diriwayatkan Malik, Ahmad, dan imam hadits yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang, yang badan, keringat, bekas dari sisa makanannya adalah suci, Liurnya bersih dan membersihkan, serta hidupnya lebih bersih daripada manusia. Mungkin ini pula-lah mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat sayang kepada Muezza, Kucing kesayangannya. [fzl/islampos/berbagaisumber]
"Sirup" Kesukaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Diungkapkan oleh para ulama, bahwasannya minuman yang paling disukai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Al Hulwa Al Barid atau minuman yang manis dan dingin. Landasan pendapat terkait kesukaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut tidak lain hadits yang berasal dari Aisyah RA:
كَانَ أَحَبُّ الشَّرَابِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحُلْوَ الْبَارِدَ
“Sesungguhnya minuman yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Al Hulwa Al Barid (minuman manis yang dingin)” (HR Tirmidzi)
Sementara Az-Zuhri menyatakan, bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, “Minuman apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Minuman yang manis dan dingin.” (HR Ahmad)
Lalu apakah yang dimaksud dengan minuman dingin oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Apakah air yang didinginkan oleh es, seperti yang dilakukan oleh bangsa Persia?
Abu Abdillah Al Maqdisi menguraikan tentang air dingin yang dimaksud dengan menyebut hadis dari Jabir RA, bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah masuk ke rumah seseorang dari kalangan Anshar bersama seorang sahabatnya. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Jika kamu punya air yang malam ini menginap di dalam sebuah gentong, (maka berikanlah kepada kami). Jika tidak, maka kami akan minum langsung dari telaga dengan mulut tanpa wadah.” (HR Bukhari)
Ya, jadi yang dimaksud air dingin di sini adalah air yang didinginkan semalaman oleh hawa, atau yang disebut dalam kitab At-Tabikh karya Ibnu Sayyar dengan ma’ mubarad bil hawa’.
Air dingin ini terkadang dijadikan bahan baku untuk membuat sirup yang disebut nabidz atau naqi’. Nabidz atau naqi’ adalah sirup kesukaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadi sajian ketika diadakannya pesta pernikahan.
Abu Usaid As Sa’idi pernah mengundang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di hari pernikahannya, sementara istri Abu Usaid juga lah yang melayani mereka (para undangan) padahal ia sebagai pengantin (mempelai wanita). Isteri Abu Usaid berkata, “Apakah kalian mengetahui apa yang aku tuangkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” “Aku tuangkan kepada beliau (minuman) dari rendaman kurma semalam di dalam kuali.” (HR Bukhari)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra bahwa ia pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam gelap gulita, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku: “Wahai Abdullah, apakah engkau memiliki air?” ia menjawab, "Aku membawa nabidz dalam kantong kulit" Lalu Beliau meminta: “Tuangkan untukku.” Beliau pun berwudhu. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Wahai Abdullah bin Mas’ud, ini dapat diminum dan mensucikan.” (HR Ahmad)
Lalu bagaimana membuat sirup nabidz dan tata cara penyajiannya yang benar? Ada beberapa hadis yang menyebutkan tentang cara membuat sirup kesukaan Rasulullah tersebut, antara lain dalam riwayat Imam Muslim sebagai berikut:
Aisyah pernah ditanya tentang nabidz, kemudian ia memanggil seorang budak wanita asal Habasyah. “Bertanyalah kepada wanita ini!” Kata Aisyah. “Karena ia dahulu pernah membuat nabidz untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,” tambahnya.
Lalu wanita asal Habasyah itu berkata, “Aku pernah membuat nabidz untuk beliau dalam sebuah kantung kulit pada malam hari. Kemudian aku mengikatnya dan menggantungnya. Lalu di pagi harinya Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam meminumnya.”
Dari Aisyah dia berkata, “Kami biasa membuat perasan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam air minum yang bertali di atasnya, kami membuat rendaman di pagi hari dan meminumnya di sore hari, atau membuat rendaman di sore hari lalu meminumnya di pagi hari.” (HR Muslim)
Nabidz dibuat dengan dua bahan, yaitu air segar dan buah kering yang manis, umumnya anggur atau kurma. Manfaat sirup nabidz salah satunya diungkapkan oleh Abu Abdillah Al Maqdisi, yaitu jika air dingin dicampur dengan sesuatu yang bisa membuatnya menjadi manis maka ia dapat mengantarkan makanan (nutrisi) ke seluruh tubuh, menghangatkannya, menyebarkan panas alaminya, dan memperbaiki pencernaan.
Kurma yang direndam dalam air untuk membuat nabidz setidaknya membutuhkan waktu 12 jam hingga gula yang ada padanya melarut bersama air. Setelah 12 jam nabidz dapat diminum, atau jika tidak perendaman bisa dilanjutkan selama dua hari baru diminum namun dengan syarat harus di tempat dengan wadah kedap bebas kontaminasi atau disimpan dalam refrigerator.
Rendaman nabidz tidak boleh melebihi tiga hari, karena nabidz yang melebihi tiga hari haram hukumnya untuk diminum dan telah berubah menjadi khamr. Selain itu di jazirah Arab umum menggunakan kulit labu untuk wadah air, namun jika dipergunakan untuk merendam nabidz hal ini juga dilarang sebagaimana tertera dalam hadits-hadits shahih.
Dari Ibnu Abbas ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah dibuatkan perasan anggur, beliau lalu meminumnya pada hari itu, kemudian keesokan harinya, kemudian keesokannya lagi, yaitu sore hari di hari ketiga. Kemudian beliau memerintahkan agar diberikan kepada pelayan atau dibuang.” (HR Abu Daud)
Demikian sedikit tips pembuatan nabidz, sirup kesukaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan menggunakan buah kurma kering (tamr). Kajian tentang kurma lainnya dapat dibaca di edisi 12 (Liver Disakiti Kurma Beraksi). Wallahu A’lam
Oleh: Joko Rinanto
Nasehat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Putrinya
Bismillahirrahmanirrahim...
Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra, sesungguhnya dia berkata: Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada puterinya, Fathimatuz Zahra’. Beliau dapati Fathimah sedang menumbuk gandum di atas lumping (batu/kayu penggiling), sambil menangis. Kemudian Rasul berkata kepadanya: “Apakah yang membuatmu menangis wahai Fathimah? Allah tiada membuat matamu menangis.“ Fathimah kemudian menjawab, ”Wahai ayahanda, aku menangis karena batu penggiling ini dan kesibukanku dalam rumah”.
Kemudian Nabi duduk di sampingnya. Dan Fathimah berkata lagi, “Wahai ayahanda, atas keutamaan engkau, mintalah kepada Ali agar dia membelikan bujang untukku supaya dapat membantuku menumbuk gandum dan menyelesaikan urusan rumah".
Kemudian Nabi berkata kepada puterinya, Fathimah, “Kalau Allah menghendaki wahai Fathimah, tentu lumpang itu akan menggilingkan gandum untukmu. Akan tetapi Allah menghendaki agar ditulis beberapa kebaikan untukmu, menghapuskan keburukan-keburukan serta hendak mengangkat derajatmu...
Wahai Fathimah, barangsiapa orang perempuan yang menumbukkan (gandum) untuk suami dan anak-anaknya, pasti Allah akan menuliskan untuknya setiap satu biji, satu kebaikan serta menghapuskan darinya setiap satu biji satu keburukan. Dan bahkan Allah akan mengangkat derajatnya.
Wahai Fathimah, barang siapa orang perempuan berkeringat manakala menumbuk (gandum) untuk suamiya. Tentu Allah akan menjadikan antara dia dan neraka tujuh khonadiq (lubang yang panjang).
Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan mau meminyaki kemudian menyisir anak-anaknya serta memandikan mereka, maka Allah akan menuliskan pahala untuknya dari memberi makan seribu orang lapar dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
Wahai Fathimah, bilamana seorang perempuan menghalangi (tidak mau membantu) hajat tetangganya, maka Allah akan menghalanginya minum dari telaga “Kautsar” kelak di hari Kiamat.
Wahai Fathimah, lebih utama dari itu adalah kerelaan suami terhadap istrinya. Kalau saja suamimu tidak rela terhadap engkau, maka aku tidak mau berdo’a untukmu. Apakah engkau belum mengerti wahai Fathimah, sesungguhnya kerelaan suami adalah perlambang kerelaan Allah sedang kemarahannya pertanda kemurkaan-Nya.
Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan mengandung janin dalam perutnya, maka sesungguhnya malaikat-malaikat telah memohonkan ampun untuknya, dan Allah menuliskan untuknya setiap hari seribu kebaikan serta menghapuskan darinya seribu keburukan. Manakala dia menyambutnya dengan senyum, maka Allah akan menuliskan untuknya pahala para pejuang. Dan ketika dia telah melahirkan kandungannya, maka berarti dia ke luar dari dosanya bagaikan di hari dia lahir dari perut ibunya.
Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan berbakti kepada suaminya dengan niat yang tulus murni, maka dia telah keluar dari dosa-dosanya bagaikan di hari ketika dia lahir dari perut ibunya, tidak akan keluar dari dunia dengan membawa dosa, serta dia dapati kuburnya sebagai taman diantara taman-taman surga. Bahkan dia hendak diberi pahala seribu orang haji dan seribu orang umrah dan seribu malaikat memohonkan ampun untuknya sampai hari kiamat. Dan barangsiapa orang perempuan berbakti kepada suaminya sehari semalam dengan hati lega dan penuh ikhlas serta niat lurus, pasti Allah akan mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan kepadanya pakaian hijau (dari surga) kelak di hari Kiamat, serta menuliskan untuknya setiap sehelai rambut pada badannya seribu kebaikan, dan Allah akan memberinya (pahala) seratus haji dan umrah.
Wahai Fathimah, manakala seorang perempuan bermuka manis di depan suaminya, tentu Allah akan memandanginya dengan pandangan’rahmat’.
Wahai Fathimah, bilamana seorang perempuan menyelimuti suaminya dengan hati yang lega, maka ada Pemanggil dari langit memanggilnya memohon agar diterima amalmu. Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu maupun yang belum lewat.
Wahai Fathimah, setiap perempuan yang mau meminyaki rambut dan jenggot suaminya, mencukur kumis dan memotongi kukunya, maka Allah akan meminuminya dari ‘rahiqil makhtum dan sungai surga, memudahkannya ketika mengalami sakaratil maut, juga dia hendak mendapati kuburnya bagaikan taman dari pertamanan surga, serta Allah menulisnya bebas dari neraka serta lulus melewati shirat”.
Aisyah M. Yusuf
Salam Alaika Ya Rasulullah
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan... (QS al-Furqân 63)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang bersikap tawadhu karena mencari ridho Allah maka Allah akan meninggikan derajatnya. Ia menganggap dirinya tiada berharga, namun dalam pandangan orang lain ia sangat terhormat. Barang siapa yang menyombongkan diri maka Allah akan menghinakannya.Ia menganggap dirinya terhormat, padahal dalam pandangan orang lain ia sangat hina, bahkan lebih hina daripada anjing dan babi" (HR Al Baihaqi)
Inilah manusia Agung selalu berpihak dan sangat hormat kepada yang tua, suka menjenguk orang yang sakit, dan mengasihani orang miskin.
Beliau bantu orang-orang yang lemah. Tidak segan bercengkrama dan bergurau dengan anak-anak, Beliaupun suka bermain-main dengan keluarganya.
Beliau sudi berbincang dengan orang biasa yang terdapat di kalangan umat serta rakyat jelata. Beliau bersedia duduk di atas tanah. Tidur di atas pasir, bertilamkan tanah, dan beralaskan tikar kasar yang terbuat daripada pelapah kurma.
Beliau merasa puas dengan ketentuan Tuhannya. Beliau tidak pernah tamak terhadap kemasyhuran, kedudukan, atau jabatan yang menggiurkan atau tujuan-tujuan yang bersifat duniawi.
Beliau selalu tersenyum bila berjumpa para shahabatnya. Bila berjabatan tangan, beliau tidak hendak melepaskan sebelum sahabat itu melepaskan tangannya
Sahabat Abdurrahman Ibn Shakr yang lebih dikenal dengan Abu Hurairah r.a. bercerita: Suatu ketika aku masuk pasar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah berhenti untuk membeli sepotong celana. Mendengar suara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, si pedagang celanapun melompat mencium tangan beliau. Rasulullah menarik tangan beliau sambil bersabda: “ltu tindakan orang-orang asing terhadap raja mereka. Aku bukan raja, Aku hanyalah laki-laki biasa seperti kamu.” Kemudian, beliau ambil celana yang sudah beliau beli. Aku berniat akan membawakannya, tapi… Beliau buru-buru bersabda: ”Pemilik barang lebih berhak membawa barangnya.”
Dari ‘Umar bin al-Khaththab, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: “Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nashrani memuji ‘Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanya hamba-Nya maka katakanlah (tentang aku) hamba Allah dan Rasul-Nya.” (HR Al-Bukhari:VI/478)
Dari Sahabat Anas bin Malik ra. berkata: “Dahulu ada budak kecil perempuan dari penduduk Madinah meraih tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Lalu anak kecil itu mengajak beliau pergi ke mana saja ia suka.” (HR. Al-Bukhari:X/89, Fat-hul Baari, secara mu’alaq) dan (Muslim:XV/82-83, Syarh Muslim, Imam an-Nawawi)
Dari al-Aswad (bin Yazid), dia berkata: “Aku pernah bertanya kepada ‘Aisyah: 'Apakah yang biasa dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya? ‘Aisyah menjawab: Beliau biasa membantu pekerjaan keluarga, apabila mendengar suara adzan, beliau segera keluar (untuk menunaikan) shalat.” (HR Al-Bukhari:II/162 Fat-hul Baari).
Manakala seseorang melihatnya gemetar karena karismanya, maka baginda berkata: “Tenangkanlah dirimu, sebab saya adalah anak seorang perempuan biasa yang memakan daging dendeng di Mekkah.”
Tidak ada seorangpun yang lebih mereka cintai daripada Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam. Walaupun begitu, apabila mereka melihat beliau, mereka tidak berdiri untuk menyambut beliau, karena mereka mengetahui bahwa Beliau shalallaahu alaihi wasalam tidak menyukai cara seperti itu. (HR Ahmad)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan, walaupun seberat biji sawi. (HR Muslim)
Dalam sebuah kesempatan sahabat Abu Dzar a-Ghifffari r.a. pernah bercakap-cakap dalam waktu yang cukup lama dengan Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam. Di antara isi percakapan tersebut adalah wasiat beliau kepadanya. Berikut petikannya...
Aku berkata kepada Nabi shalallaahu alaihi wasalam, “Ya Rasulullah, berwasiatlah kepadaku.” Beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu untuk bertaqwa kepada Allah, karena ia adalah pokok segala urusan.”
“Ya Rasulullah, tambahkanlah!” pintaku.
“Hendaklah engkau senantiasa membaca Al Qur`an dan berdzikir kepada Allah azza wa jalla, karena hal itu merupakan cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit.”
“Ya Rasulullah, tambahkanlah!” kataku.
“Janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tawa itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah.”
“Lagi ya Rasulullah...”
“Hendaklah engkau pergi berjihad karena jihad adalah kependetaan ummatku.”
“Lagi ya Rasulullah...”
“Cintailah orang-orang miskin dan bergaullah dengan mereka.”
“Tambahilah lagi...”
“Katakanlah yang benar walaupun pahit akibatnya.”
“Tambahlah lagi untukku!”
“Hendaklah engkau sampaikan kepada manusia apa yang telah engkau ketahui dan mereka belum mendapatkan apa yang engkau sampaikan. Cukup sebagai kekurangan bagimu jika engkau tidak mengetahui apa yang telah diketahui manusia dan engkau membawa sesuatu yang telah mereka dapati (ketahui).”
Kemudian beliau memukulkan tangannya kedadaku seraya bersabda, ”Wahai Abu Dzar, Tidaklah ada orang yang berakal sebagaimana orang yang mau bertadabbur (berfikir), tidak ada wara` sebagaimana orang yang menahan diri (dari keserakahan), tidaklah disebut interopeksi diri kalau seseorang kurang baik akhlaqnya.”
Itulah beberapa wasiat emas yang disampaikan Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam kepada salah seorang sahabat terdekatnya. Semoga kita dapat meresapi dan mengamalkan wasiat beliau.
Wallahu A`lam.
Ya Rasulullah, Salam alaika - Af -
Peninggalan Pernak Pernik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Mengobati Rindu akan Beliau...
Bila kita berjauh jarak dengan sang terkasih Muhammad Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam. Kita hanya bisa menjumpainya melalui do’a-do’a yang kita lantunkan, memohon syafa’at Nabi untuk keselamatan kita di akhirat dari pedihnya adzab neraka, tidakkah foto-foto berikut ini mengobati kerinduan kita yang sangat dalam kepada Sang Nabi tercinta, kekasih Allah, pribadi mulia panutan alam... Ratusan orang meneteskan air matanya setelah menatap langsung baju beliau yang bersahaja dan sudah robek, sandal beliau, keranda beliau yang tak terhalang apapun. Allahu Akbar..! serasa dekaaat denganmu ya Rasulullah... Andai aku bisa melihat wajahmu, rontok segala persendianku, tak tahan dengan kenikmatan memandang kemuliaan wajahmu… Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad...
(Foto-foto ini kebanyakan adalah koleksi yang tersimpan dari berbagai tempat di beberapa negara: Museum Topkapy di Istambul Turki, Yordania, Irak dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Selamat merasakan kelezatan menatap peninggalan-peninggalan ini. Semoga kerinduan kita semakin memuncak kepada sang Nabi Agung, sang kekasih Allah)
Allahumma shalli ‘ala Muhammad shallallahu ‘alaihi wassallam…
Gambar-Gambar Eksklusif Peninggalan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam...
Sandal Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam |
Tentunya 2 warisan paling nyata adalah Al-Qur’an dan Hadits. Inilah warisan peninggalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling berharga sebagai pedoman umat manusia ke jalan yang benar sampai akhir zaman. Gambar-gambar di atas hanyalah media untuk menumbuhkan kerinduan dan meningkatkan kecintaan kita kepada Allah SWT. Kecintaan yang utama kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah melaksanakan semua ajarannya semaksimal mungkin. (Berbagai sumber/HK)
Resensi Buku: Kebiasaan Rasulullah Sehari-hari, Sunnah Nabi yang Harus Dicontoh
Dalam buku ini pembaca disuguhkan bagaimana kebiasaan yang merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia terbaik, manusia yang paling dicintai oleh Allah ta’ala, yaitu nabi kita Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah ta’ala berfirman dalam al-Qur’an:
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah, Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS Al-Imran 164)
Penerbit: Pustaka As-Sunnah
Penulis: Muhammad Khalid ‘Abri
Judul: “Kebiasaan Rasulullah”, Meneladani Kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Sehari-hari
Berat: 1,1 Kg
Ukuran: 16 x 24,5 cm
Tebal: 608 halaman
Harga: Rp 140,000,- (Belum termasuk ongkos kirim)
Untuk pemesanan hubungi atau sms/email dengan dituliskan nama, alamat dan jumlah pemesanan ke: 085811922988 email: marketing@eramuslim.com
Siapa yang Tidak Bergetar Membaca Sirahmu Wahai Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Siapa di antara kita yang membaca akhlak Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian jiwanya tidak larut, matanya tidak berlinangan dan hatinya tidak bergetar? Siapa di antara kita yang mampu menahan emosinya ketika membaca biografi seorang yang sangat dermawan, mulia, lembut dan tawadhu’? Siapa yang mengkaji sirah hidup beliau yang agung, perangai yang mulia dan akhlak yang terpuji, kemudian dia tidak menagis, sembari berikrar, “Saya bersaksi bahwa Engkau adalah utusan Allah”
Duhai, kiranya kita mampu melaksanakan cara hidup, cinta dan akhlak yang mulia dari teladan agung dalam kehidupan. Kita bergaul dengan orang lain, lihatlah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlakukan musuh-musuhnya. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah menyuruhku agar menyambung orang yang memutuskanku, memberi bantuan kepada orang yang pernah menahanku, dan memaafkan terhadap orang yang mendzalimiku.”
Sekiranya kita memperlakukan saudara seiman kita, minimal sebagaimana Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlakukan orang-orang munafik, beliau memaafkan mereka, memintakan ampun terhadap mereka dan menyerahkan rahasia mereka kepada Allah swt.
Sekiranya kita memperlakukan anak-anak kita, sebagaimana Muhamamad shallallahu ‘alaihi wa sallam. memperlakukan pembantu dan pekerjanya. Ketika pembantu kecil Muhamamd shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang sakit, beliau. membesuk dan duduk di dekat kepalanya seraya mengajak untuk masuk Islam. Pembantu kecil itu masuk Islam, maka Muhammad gembira seraya berkata, “Segala puji bagi Allah swt yang telah menyelamatkan dirinya dari api neraka.”
Ketika seorang Yahudi menagih utang kepada Muhamamd shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan marah-marah, kasar dan tidak sopan di depan banyak orang. Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tersenyum dan menghadapinya dengan lembut. Tak disangka si Yahudi itu masuk Islam, mengucapkan syahadat, “Saya bersaksi bahwa Engkau utusan Allah.” "Karena saya baca di Taurat tentang Engkau, yaitu ketika saya tambah marah, justeru Engkau tambah lembut menghadapiku.” Begitu pengakuan si Yahudi.
Sekiranya kita memperlakukan kerabat kita, meskipun mereka berbuat buruk kepada kita, sebagaimana Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlakukan kerabat dan kaumnya. Karena kerabat dan kaum Muhamamd shallallahu ‘alaihi wa sallam menyakitinya, mengusirnya, mengejeknya, menolaknya dan memeranginya. Namun, beliau tetap menghadapinya. Ketika beliau menaklukkan Makkah, posisi beliau sebagai pemenang, penentu kebijakan, namun beliau berdiri berpidato mengumumkan bahwa beliau memaafkan semuanya. Sejarah telah mencatat dan momentum telah menjadi saksi dengan sabda beliau, ”Allah telah mengampuni kalian, pergilah, kalian bebas.”
Sewaktu penduduk Thaif melempari Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai beliau berdarah-darah. Beliau menghapus darah segar yang mengalir dari tubuhnya sambil berdo’a, ”Ya Allah, ampuni kaumku, karena mereka tidak mengetahui.”
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah dicegat oleh seorang Arab badui di tengah jalan, beliau hanya berdiri lama berhadapan, dan tidak berpaling sampai orang badui itu berlalu dengan sendirinya.
Suatu hari Beliau ditanya oleh seorang nenek tua, beliau dengan tekun, hangat dan penuh perhatian menjawab pertanyaannya. Muhamamd shallallahu ‘alaihi wa sallam juga membawa seorang anak kecil yang berstatus hamba sahaya, beliau menggandeng tanganya mengajak berjalan-jalan.
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menjaga kehormatan seseorang, memuliakan seseorang, melaksanakan hak-hak seseorang. Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengumpat, menjelekkan, melaknat, menyakiti, dan tidak merendahkan seseorang.
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak menasehati seseorang, beliau berkata, “Kenapa suatu kaum melaksanakan ini dan itu?" Artinya, beliau tidak langsung menyalahkan orang tersebut. Beliau bersabda, “Mukmin itu tidak mencela, tidak melaknat dan juga tidak keras perangainya" Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya yang paling saya cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya dengan saya kelak di hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara kalian.”
Muhamamd shallallahu ‘alaihi wa sallam merapikan sandalnya, menjahit bajunya, menyapu rumahnya, memeras susu kambingnya, mendahulukan sahabatnya soal makanan. Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak suka pujian.
Muhamamd shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat peduli terhadap fakir miskin, beliau berdiri membela orang yang terdzalimi, beliau bertandang ke orang papa, menengok orang sakit, mengantarkan jenazah, mengusap kepala anak yatim, santun terhadap perempuan, memuliakan tamu, memberi makan yang lapar, bercanda dengan anak-anak, dan menyayangi binatang.
Suatu ketika para sahabat memberi saran kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Tidakkah Engkau membunuh gembong kejahatan, seorang pendosa dan otak munafik, yaitu Abdullah bin Ubai bin Salul?" Beliau menjawab, “Tidak, karena manusia nanti mengira bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya.”
Sahabat, boleh jadi kita telah membaca biografi orang-orang besar, tokoh terkenal, ilmuwan, reformis, mujaddid dan mujahid, namun ketika kita membaca sirah kehidupan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam seakan-akan kita tidak mengenal mereka selain diri Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita tidak mengakui selain dirinya. Tokoh-tokoh itu rasaya kecil di mata kita, hilang dalam ingatan kita, pupus dalam pikiran kita tentu saja tanpa harus menghina mereka karena prestasi dan keberhasilan mereka juga layak kita perhitungkan dan kita contoh. (Af)
No comments:
Post a Comment