Hidayatullah.com–Sekretaris Dewan Dakwah (DDII) Jabar, M.Roinnur Balad, setuju mengajak kewaspadaan tidak boleh diabaikan mengingat kasus-kasus yang terjadi di beberapa negara, di mana ketika Syiah mayoritas acap kali menggunakan kekuatan fisik sebagai cara.
“Tidak ada salahnya meningkatkan kewaspadaan. Ini bukan bermaksud mengundang kekerasan,tapi coba kita lihat nasib saudara-saudara kita yang merasa minoritas baik di Timur Tengah maupun daerah lain,” demikian disampaikan Roin saat diskusi dan bedah buku kesesatan Syiah di Bandung, Ahad (19/01/2014).
Ia menambahkan pola penyebaran Syiah sendiri kerap kali berkolaborasi dengan pihak lain dengan metode yang mirip untuk menarik simpati termasuk kaum Muslimin sehingga banyak yang terjebak baik pemikiran hingga amaliyahnya.
Acara diskusi dan bedah buku sedniri di gelar dalam rangkaian kegiatan Musyawarah Kerja Daerah (Muskerda) Pemuda Persis Kota Bandung. Menariknya tempat acara tersebut digelar tidak jauh dari lokasi SMA Muththahari, di mana tokoh Syiah, Jalaludin Rakhmat tinggal, apalagi pengeras suara dikeluarkan agak keras. Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan,beberapa polisi baik berpakaian resmi maupun sipil nampak berjaga-jaga di lokasi acara hingga usai.
Kepada hidayatullah.com, Ketua Pemuda Persis Kota Bandung, Dian Herdiawan menjelaskan bahwa acara tersebut sengaja diadakan selain untuk pembekalan kepada peserta rapat juga dalam rangka memahamkan hakekat ajaran Syiah kepada warga sekitar. Hal ini dianggap penting sebagai sarana membentengi akidah kaum Muslimin di sekitar sekolah Syiah.
“Ini adalah bagian dari amar ma’ruf nahi munkar,salah satu sasaran kaum Syiah adalah kaum muda mungkin ada daya tarik soal pemikiran dan mut’ah. Sebelum virus itu mendekat atau ya kita kuatkan dulu,biar
kebal,” jelasnya.
Dian sendiri mengungkapkan dalam setahun pihaknya salah satunya akan fokus mengadakan kajian tentang Syiah secara rutin dengan nara sumber yang kompeten di bidangnya. Sehingga masyarakat umumnya maupun khususnya jamaah muda Persis dapat mengetahui Syiah secara komprehensif dan tidak mudah terjebak.
“Apalagi tadi langsung dapat amanah buku-buku Syiah dari ustad Amin Djamaluddin untuk di pelajari dan di kaji secara tuntas,ini tantangan sekaligus peluang,” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut pihak panitia membagikan buku panduan “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” terbitan MUI kepada tiga ratusan peserta.*
Pemerintahan Maliki di Irak, Hukum Mati 26 Sunni dengan Tuduhan Teroris!
Kementerian Hukum mengumumkan pada hari Selasa bahwa Irak akan menghukum mati 26 orang dengan tuduhan teroris.
Demikian disampaikan oleh Menteri Kehakiman, Hassan Ash-Shamri dalam sebuah pernyataannya di situs Kementrian, dan di antara mereka yang akan dihukum mati adalah Adil Masyhadani.
Adil Masyhadani adalah salah satu pemimpin gerakan kebangkitan, dan para aktivis Irak mengatakan bahwa semua yang akan dihukum mati adalah dari kalangan Sunni. Dan hukuman adakan dijalankan di Penjara Kadzimin.
Sedangkan menurut Human Rights Watch dalam laporan tahunan yang diterbitkan pada hari selasa menyebutkan bahwa Irak telah mengeksekusi sedikitnya 151 orang pada tahun 2013 dibandingkan pada tahun 2012 yang mencapai 129 orang, dan 68 orang pada tahun 2011.
Navi Pillay, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengecam eksekusi massal di Irak dan menyebutnya sebagai tindakan “tidak manusiawi” dan menambahkan bahwa system peradilan di Irak cacat.
Perlu diketahui bahwa pemerintahan Maliki telah melancarkan perang sektarian terhadap Sunni dengan dalih “Terorisme”, dimana ribuan orang telah ditangkap dan dibawa ke pengadilan atas tuduhan tak terbukti dan sangat tidak adil.
“Tidak ada salahnya meningkatkan kewaspadaan. Ini bukan bermaksud mengundang kekerasan,tapi coba kita lihat nasib saudara-saudara kita yang merasa minoritas baik di Timur Tengah maupun daerah lain,” demikian disampaikan Roin saat diskusi dan bedah buku kesesatan Syiah di Bandung, Ahad (19/01/2014).
Ia menambahkan pola penyebaran Syiah sendiri kerap kali berkolaborasi dengan pihak lain dengan metode yang mirip untuk menarik simpati termasuk kaum Muslimin sehingga banyak yang terjebak baik pemikiran hingga amaliyahnya.
Acara diskusi dan bedah buku sedniri di gelar dalam rangkaian kegiatan Musyawarah Kerja Daerah (Muskerda) Pemuda Persis Kota Bandung. Menariknya tempat acara tersebut digelar tidak jauh dari lokasi SMA Muththahari, di mana tokoh Syiah, Jalaludin Rakhmat tinggal, apalagi pengeras suara dikeluarkan agak keras. Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan,beberapa polisi baik berpakaian resmi maupun sipil nampak berjaga-jaga di lokasi acara hingga usai.
Kepada hidayatullah.com, Ketua Pemuda Persis Kota Bandung, Dian Herdiawan menjelaskan bahwa acara tersebut sengaja diadakan selain untuk pembekalan kepada peserta rapat juga dalam rangka memahamkan hakekat ajaran Syiah kepada warga sekitar. Hal ini dianggap penting sebagai sarana membentengi akidah kaum Muslimin di sekitar sekolah Syiah.
“Ini adalah bagian dari amar ma’ruf nahi munkar,salah satu sasaran kaum Syiah adalah kaum muda mungkin ada daya tarik soal pemikiran dan mut’ah. Sebelum virus itu mendekat atau ya kita kuatkan dulu,biar
kebal,” jelasnya.
Dian sendiri mengungkapkan dalam setahun pihaknya salah satunya akan fokus mengadakan kajian tentang Syiah secara rutin dengan nara sumber yang kompeten di bidangnya. Sehingga masyarakat umumnya maupun khususnya jamaah muda Persis dapat mengetahui Syiah secara komprehensif dan tidak mudah terjebak.
“Apalagi tadi langsung dapat amanah buku-buku Syiah dari ustad Amin Djamaluddin untuk di pelajari dan di kaji secara tuntas,ini tantangan sekaligus peluang,” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut pihak panitia membagikan buku panduan “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” terbitan MUI kepada tiga ratusan peserta.*
Pemerintahan Maliki di Irak, Hukum Mati 26 Sunni dengan Tuduhan Teroris!
Kementerian Hukum mengumumkan pada hari Selasa bahwa Irak akan menghukum mati 26 orang dengan tuduhan teroris.
Demikian disampaikan oleh Menteri Kehakiman, Hassan Ash-Shamri dalam sebuah pernyataannya di situs Kementrian, dan di antara mereka yang akan dihukum mati adalah Adil Masyhadani.
Adil Masyhadani adalah salah satu pemimpin gerakan kebangkitan, dan para aktivis Irak mengatakan bahwa semua yang akan dihukum mati adalah dari kalangan Sunni. Dan hukuman adakan dijalankan di Penjara Kadzimin.
Sedangkan menurut Human Rights Watch dalam laporan tahunan yang diterbitkan pada hari selasa menyebutkan bahwa Irak telah mengeksekusi sedikitnya 151 orang pada tahun 2013 dibandingkan pada tahun 2012 yang mencapai 129 orang, dan 68 orang pada tahun 2011.
Navi Pillay, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengecam eksekusi massal di Irak dan menyebutnya sebagai tindakan “tidak manusiawi” dan menambahkan bahwa system peradilan di Irak cacat.
Perlu diketahui bahwa pemerintahan Maliki telah melancarkan perang sektarian terhadap Sunni dengan dalih “Terorisme”, dimana ribuan orang telah ditangkap dan dibawa ke pengadilan atas tuduhan tak terbukti dan sangat tidak adil.
No comments:
Post a Comment