Bani Israel adalah umat yang Allah muliakan. Allah turunkan pada mereka kitab suci tersebut. Dengan kitab suci tersebut, Allah berikan mereka kejayaan selama beberapa waktu. Kerajaan mereka berdiri tegak, kekuasaan mereka cukup luas, dan Allah persembahkan untuk mereka berbagai karunia, lalu?
Lalu mereka mengingkari berbagai karunia Allah tersebut. Mereka berpaling dari perintah Allah, berbuat kerusakan di muka bumi, sesat dan menyesatkan. Maka, Allah cabut janji yang sudah ditetapkan dari mereka untuk kemudian diberikan kepada umat lain.
Umat ini, umat Muhammad SAW, juga telah Allah muliakan. Allah turunkan pada mereka sebuah kitab suci. Dengan kitab suci tersebut, Allah berikan mereka kejayaan selama beberapa waktu. Mereka senantiasa diingatkan lewat kisah Bani Israel yang terdapat dalam kitab suci untuk tidak berbuat seperti yang diperbuat umat terdahulu yang membuat janjiNya dicabut dari mereka.
Sunnatullah tidak berat sebelah !
Namun sangat disayangkan meski telah diingatkan, umat yang kedua ini pun menyimpang, walaupun tidak sampai ke tingkat seperti yang dilakukan oleh umat pertama. Akhirnya, apa yang diberitakan oleh Rasulullah SAW menjadi nyata, “Kalian akan mengikuti sunnah umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kalian juga masuk kedalamnya.” Mereka bertanya, ”Wahai Rasulullah, apakah maksudnya umat Yahudi dan Nasrani?” jawab beliau, ”Lalu siapa lagi.” (HR Muslim)
Mari kita lihat gambaran yang telah kita singgung sebelumnya ketika berbicara mengenai cara penyampaian Al Quran.
“Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini dan berkata,”kami akan diberi ampun.” Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu pula, niscaya mereka akan mengambilnya juga. Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut didalamnya. Dan kampong akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti.” (Al Araaf 169)
Apa yang dilakukan oleh umat kedua (umat islam) terhadap kitab suci mereka yang dengan itu Allah berikan mereka kejayaan selama beberapa abad dalam sejarah?
Dalam benak putra putri generasi buih ini, kitab suci telah berubah menjadi warisan. Warisan peninggalan orang tua dan nenek moyang dulunya diamalkan dalam realitas kehidupan, namun kemudian, generasi sesudah mereka memeliharanya sebagai warisan peninggalan tanpa diamalkan dan diaktualisasikan dalam kehidupan mereka. Mereka tidak menganggapnya sebagai sumber ajaran dan pedoman hidup. Tetapi yang menjadi sumber ajaran mereka adalah peradaban barat, serta yang menjadi pedoman hidup mereka dalam politik, ekonomi, kehidupan social dan pemikiran adalah barat. Bukan saja mengikuti barat dalam hal positif , tapi juga mengikuti barat sekaligus hal hal yang negative juga. Bahkan seperti halnya barat, mereka masuk ke dalam sarang biawak.
Mereka sibuk dengan kehidupan dunia sehingga mengambil kekayaan dunia yang rendah. Lalu mereka berkata, ”Kami akan di beri ampun.” Umat Muhammad selalu dalam kebaikan.
Apa dasarnya mereka masih mengharapkan ampunan? Karena ”warisan peninggalan” yang mereka miliki? Karena mereka Muslim? Namun, mana peran yang Allah berikan kepada mereka untuk dilaksanakan? Mana Al Quran yang diaplikasikan dalam kehidupan mereka? Tanyalah dirimu sebelum engkau terasa nyaman di dalam lubang biawak di dunia ini dan berakhir nestapa di akherat kelak…
- Ustadz Muhammad Qutb-
Lalu mereka mengingkari berbagai karunia Allah tersebut. Mereka berpaling dari perintah Allah, berbuat kerusakan di muka bumi, sesat dan menyesatkan. Maka, Allah cabut janji yang sudah ditetapkan dari mereka untuk kemudian diberikan kepada umat lain.
Umat ini, umat Muhammad SAW, juga telah Allah muliakan. Allah turunkan pada mereka sebuah kitab suci. Dengan kitab suci tersebut, Allah berikan mereka kejayaan selama beberapa waktu. Mereka senantiasa diingatkan lewat kisah Bani Israel yang terdapat dalam kitab suci untuk tidak berbuat seperti yang diperbuat umat terdahulu yang membuat janjiNya dicabut dari mereka.
Sunnatullah tidak berat sebelah !
Namun sangat disayangkan meski telah diingatkan, umat yang kedua ini pun menyimpang, walaupun tidak sampai ke tingkat seperti yang dilakukan oleh umat pertama. Akhirnya, apa yang diberitakan oleh Rasulullah SAW menjadi nyata, “Kalian akan mengikuti sunnah umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kalian juga masuk kedalamnya.” Mereka bertanya, ”Wahai Rasulullah, apakah maksudnya umat Yahudi dan Nasrani?” jawab beliau, ”Lalu siapa lagi.” (HR Muslim)
Mari kita lihat gambaran yang telah kita singgung sebelumnya ketika berbicara mengenai cara penyampaian Al Quran.
“Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini dan berkata,”kami akan diberi ampun.” Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu pula, niscaya mereka akan mengambilnya juga. Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut didalamnya. Dan kampong akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti.” (Al Araaf 169)
Apa yang dilakukan oleh umat kedua (umat islam) terhadap kitab suci mereka yang dengan itu Allah berikan mereka kejayaan selama beberapa abad dalam sejarah?
Dalam benak putra putri generasi buih ini, kitab suci telah berubah menjadi warisan. Warisan peninggalan orang tua dan nenek moyang dulunya diamalkan dalam realitas kehidupan, namun kemudian, generasi sesudah mereka memeliharanya sebagai warisan peninggalan tanpa diamalkan dan diaktualisasikan dalam kehidupan mereka. Mereka tidak menganggapnya sebagai sumber ajaran dan pedoman hidup. Tetapi yang menjadi sumber ajaran mereka adalah peradaban barat, serta yang menjadi pedoman hidup mereka dalam politik, ekonomi, kehidupan social dan pemikiran adalah barat. Bukan saja mengikuti barat dalam hal positif , tapi juga mengikuti barat sekaligus hal hal yang negative juga. Bahkan seperti halnya barat, mereka masuk ke dalam sarang biawak.
Mereka sibuk dengan kehidupan dunia sehingga mengambil kekayaan dunia yang rendah. Lalu mereka berkata, ”Kami akan di beri ampun.” Umat Muhammad selalu dalam kebaikan.
Apa dasarnya mereka masih mengharapkan ampunan? Karena ”warisan peninggalan” yang mereka miliki? Karena mereka Muslim? Namun, mana peran yang Allah berikan kepada mereka untuk dilaksanakan? Mana Al Quran yang diaplikasikan dalam kehidupan mereka? Tanyalah dirimu sebelum engkau terasa nyaman di dalam lubang biawak di dunia ini dan berakhir nestapa di akherat kelak…
- Ustadz Muhammad Qutb-
No comments:
Post a Comment