REPUBLIKA.CO.ID, Namanya Joseph Cohen, seorang Yahudi fanatik warga
Amerika Serikat. Pada 2008 silam, demi kecintaan pada Yudaisme, ia
pindah ke Israel.
Namun tiga tahun kemudian, ia masuk Islam dan berganti nama menjadi Yusuf Muhammad Khatab. Dan sejak itu pula, ia menjadi pendukung setia Hamas. Sebuah gerakan perlawanan Islam yang menentang penjajahan Israel terhadap Palestina.
Kini, Josep alias Yusuf tak ingin lagi mengucap kata Israel. Ia bahkan menyebut tanah yang diduduki Israel sebagai wilayah Palestina.
Hidayah Allah didapat Yusuf ketika ia tinggal di Kota Netivot, sebuah kawasan gurun di Israel. Saat ia berbincang dengan seorang syekh dari Uni Emirat Arab (UAE) via internet. “Saya menghabiskan waktu berjam-jam dengan Syekh, berdiskusi tentang teologi,” tuturnya ketika diwawancarai Israel TV beberapa waktu lalu.
Setelah itu, ia pun mencoba membaca Alquran, kitab suci umat Islam. Lambat-laun, pandangan Yusuf tentang Yudaisme mulai berubah. Dalam penilaiannya, Yudaisme setali tiga uang dengan rasisme.
Saat itu juga, Yusuf mengatakan pada istrinya, Luna, kalau dia ingin pindah agama, memeluk Islam. Sebagaimana dirinya, Luna juga merupakan seorang Yahudi fanatik. “Dengar sayang,” kata Yusuf. “Aku sangat mencintaimu, namun aku harus jujur padamu…”
“Aku membaca Alquran, dan sangat setuju dengan apa yang termuat di dalamnya. Dan jika harus mengatakan bahwa aku seorang Yahudi religius, maka aku adalah pembohong,” tegasnya pada sang istri.
Rupanya Luna tidak kaget dengan kata-kata suaminya. Bahkan, ia pun mendukung keputusan Yusuf dengan masuk Islam bareng-bareng, sekalian dengan anak-anak mereka.
Keluarga ini pun pindah dari Netivot ke lingkungan Arab di Yerusalem Timur. Anak-anak mereka tak lagi belajar Taurat. Padahal di sekolah, mereka termasuk murid-murid menonjol dalam pelajaran tersebut. “Kini, anak-anak belajar Alquran,” kata Yusuf.
Yusuf juga sangat mendukung Hamas. Dan ia percaya, bahwa negara Islam harus didirikan di mana Israel dan Palestina kini berada.
Kini, Yusuf tak ingin lagi dikaitkan dengan masa lalu Yahudi-nya. Ia menegaskan dirinya 100 persen Muslim. "Berbahagialah Engkau, Tuhan Allah kami," ujarnya memarodikan doa Yahudi, tetapi mengakhirinya dengan, "Untuk tidak menjadikanku seorang Yahudi."
Namun tiga tahun kemudian, ia masuk Islam dan berganti nama menjadi Yusuf Muhammad Khatab. Dan sejak itu pula, ia menjadi pendukung setia Hamas. Sebuah gerakan perlawanan Islam yang menentang penjajahan Israel terhadap Palestina.
Kini, Josep alias Yusuf tak ingin lagi mengucap kata Israel. Ia bahkan menyebut tanah yang diduduki Israel sebagai wilayah Palestina.
Hidayah Allah didapat Yusuf ketika ia tinggal di Kota Netivot, sebuah kawasan gurun di Israel. Saat ia berbincang dengan seorang syekh dari Uni Emirat Arab (UAE) via internet. “Saya menghabiskan waktu berjam-jam dengan Syekh, berdiskusi tentang teologi,” tuturnya ketika diwawancarai Israel TV beberapa waktu lalu.
Setelah itu, ia pun mencoba membaca Alquran, kitab suci umat Islam. Lambat-laun, pandangan Yusuf tentang Yudaisme mulai berubah. Dalam penilaiannya, Yudaisme setali tiga uang dengan rasisme.
Saat itu juga, Yusuf mengatakan pada istrinya, Luna, kalau dia ingin pindah agama, memeluk Islam. Sebagaimana dirinya, Luna juga merupakan seorang Yahudi fanatik. “Dengar sayang,” kata Yusuf. “Aku sangat mencintaimu, namun aku harus jujur padamu…”
“Aku membaca Alquran, dan sangat setuju dengan apa yang termuat di dalamnya. Dan jika harus mengatakan bahwa aku seorang Yahudi religius, maka aku adalah pembohong,” tegasnya pada sang istri.
Rupanya Luna tidak kaget dengan kata-kata suaminya. Bahkan, ia pun mendukung keputusan Yusuf dengan masuk Islam bareng-bareng, sekalian dengan anak-anak mereka.
Keluarga ini pun pindah dari Netivot ke lingkungan Arab di Yerusalem Timur. Anak-anak mereka tak lagi belajar Taurat. Padahal di sekolah, mereka termasuk murid-murid menonjol dalam pelajaran tersebut. “Kini, anak-anak belajar Alquran,” kata Yusuf.
Yusuf juga sangat mendukung Hamas. Dan ia percaya, bahwa negara Islam harus didirikan di mana Israel dan Palestina kini berada.
Kini, Yusuf tak ingin lagi dikaitkan dengan masa lalu Yahudi-nya. Ia menegaskan dirinya 100 persen Muslim. "Berbahagialah Engkau, Tuhan Allah kami," ujarnya memarodikan doa Yahudi, tetapi mengakhirinya dengan, "Untuk tidak menjadikanku seorang Yahudi."
No comments:
Post a Comment