Seperti diceritakan oleh Taufiq (Asisten) yang ikut bersama pak Haji dan Mas Reno ke Pantai Cirate.
Perjalanan dan Riyadhoh Menentang Ombak Lautan yang Ganas, Menentang Maut untuk Menyerap enerji Nur Bahari dari seluruh Samudera di Dunia...
T a u f i q:
Setelah menunaikan Sholat Shubuh, Kami bersiap2 untuk berangkat ke Pelabuhan Ratu, mencari lokasi seperti yang digambarkan oleh pak Haji, pantai dengan gua2 tempat kalong bermukim, yang besar deburan ombaknya, memecah bebatuan sehingga membentuk gua2 yang abrasi alami selama bertahun2 dihantam ombak...
Tepat jam 06.30 dengan Ta'awudz dan Basmallah kami berangkat diiringi oleh doa Bu Haji yang terlihat melambaikan tangannya memberi dorongan semangat dan ucapan selamat jalan, semoga berhasil!
Sesampainya di suatu daerah jalan raya Curuq-Sukabumi, saat bertanya arah, diberitahu bahwa jalan yang terdekat adalah melalui Cikidang hanya 40 Km saja, kami berbelok menuju jalan ke lokasi Arus Liar. Ternyata jalannya berkelok2 tajam dan naik turun dengan curamnya, Arah ini ternyata bukan hanya "arus liar, tapi jalan liar juga", sehingga kami semobil mabuk kendaraan semuanya termasuk yang nyetir.
Jalannya kecil, terjal dan yah pokoknya semua yang kalau bisa tidak kita jalani. Perjalanan lk 1 jam terasa berabad2. Hutan lagi, gunung lagi, tanjakan lagi dengan belokan tajam, turunan lagi yang terjal dan curam. Akhirnya sampai juga ke Pelabuhan Ratu.
Derita awal berakhir sudah, dan kami bertanya lokasi jalan menuju ke gua kelelawar, "Gua Lalai". (Sepulangnya kami baru tahu kalau melalui Sukabumi atau Cibadak jalannya enak dan nyaman, Yah anggap rintangan sajalah!).
Ternyata Informasinya salah Gua Lalai (gua Kelelawar) yang ini setelah didatangi letaknya jauh dari pantai, jadi tidak memenuhi persyaratan, gambaran petunjuk yang diperoleh, menurut pak Haji, ini sih lokasi wisata, dan waktu terbaik untuk melihatnya jam 5 sore, saat itu para kelelawar akan kekuar dari sarangnya dan berputar2 disekeliling bukit, sehingga langit gelap menghitam karenanya. dan bila matahari tenggelam diufuk maka mereka semua akan menyebar kesegala arah, akan terlihat luarbiasa indahnya bagaikan untaian rantai dilangit yang beriringan menjauh...
Jadi kami memutuskan untuk mencari tempat lain saja, dan menuju tempat sarapan pagi terlebih dulu, jam menunjukkan jam 8 lewat.
Pak Haji menentukan lokasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan sebagai tempat untuk sarapan. Sambil menunggu pesanan dimasak, saya turun kepantai untuk melihat mereka yang sedang berselancar dipagi hari itu.
Betapa terkejutnya saya begitu melihat ombak yang besar, ternyata hampir semeter tingginya, para peselancar terlihat sedang bermain2 diantara ombak yang besar itu..., dan tiba2... seorang peselancar terjungkal dan langsung digulung ombak, timbul tenggelam, setelah berusaha mati2an melawan ombak, akhirnya bisa naik ke selancarnya dan kemudian mendayung kepantai sambil gemetar menelungkup dan dikejar oleh beberapa temannya untuk ditolong...
Saya terpana, dan timbul rasa takut... Yah mudah2an pak Haji mencari tempat yang ombaknya tenang, jangan yang seperti ini!
Setelah beberapa jam mencari dan belum ketemu juga, pada suatu tanjakan dilamping gunung ada seorang wanita tua yang dengan terengah2 mendaki sambil membawa bawaan yang besar dan banyak, Pak Haji kemudian memberikan sedekah kepada nenek2 tua tersebut yang ternyata sangat aneh penampilannya untuk kategori orang desa...
Seorang nenek2 tua yang aneh, dengan penampilan & wajah Gipsy, seluruh jari2 tangannya dipenuhi dengan cincin bahkan ada satu diantaranya batu Akik yang sangat besar, bukan main, luarbiasa aneh...
Akan tetapi yang lebih aneh lagi beberapa saat kemudian terlihat ada buldoser dan sekumpulan orang yang sedang memperbaiki jalan, saat ditanya apakah didepan ada pantai dengan gua2nya, dia langsung bilangnya ada! Akan tetapi tidak bisa ditempuh mobil harus dengan ojek karena jalan setapak dan curam menembus perkebunan karet.
Ini aneh tadi kita telah bertanya kepada banyak orang dan info penting ini tidak pernah didapat, setelah jumpa dengan nenek tua yang aneh itu baru diperoleh info lokasi yang kami cari2 ini.
Mobil Kami parkir di terminal yang sepi dan naik ojek menuju kepantai tujuan kami yang ternyata namanya pantai Cirate...
Ternyata bukan naik ojek! akan tetapi naik kuda binal! Jalannya terjal, jalan setapak dengan batu2an, naik turun dan kadang2 menyusuri lamping gunung, menurun curam dengan batu padas yang mengerikan, ter pental2, terombang ambing, terantuk2 batu hingga saya kuatir karena sering kali terdengar dak-duk2 gardan motor terantuk batu.
Perjalanan cukup jauh, lk 1/2 jam menembus perkebunan karet, menyusuri jalan setapak berliku2, sering turun tajam, yang biasa ditempuh untuk berjalan kaki mengangkut karet cair yang disadap dari pepohonan karet diperkebunan, saat pantat mulai terasa memar terbanting2, akhirnya..., pantai muncul dihadapan dengan indahnya...
Saya bersorak dalam hati, akhirnya... Terlihat pantai yang asri indah dengan bukit yang terlihat sangar karena terjal dan terlihat abrasi dimakan ombak tahunan sehingga membentuk rongga2 yang indah tapi menggidikkan.
Suatu kombinasi keindahan sekaligus menimbulkan rasa takjub akan keagungan Tuhan menciptakan alam yang dahsyat tapi mengagumkan.
Masih harus berjalan ratusan meter lagi kearah pantai yang dituju karena motor tidak dapat terus, karena ada Kali (sungai) kecil yang jembatannya hanya sepotong kayu kecil yang telah rapuh.
Setelah mereka kami suruh menunggu, kami berjalan menuju kearah pantai dengan bukit curam yang menjulang, bebatuan yang abrasi, yang setelah didekati memang ada gua2 kecil dan besar yang selalu dihantam ombak dan terlihat curam.
Tentu saja kami kemudian menuju ke pantai disebelahnya yang dibanding dengan gua2 batu yang terlihat dahsyat dihantam ombak, maka pantai terlihat nyaman... (Demikian pikir saya).
Akan tetapi saya salah, karena Matahari telah mencapai titik kulminasi teringgi (jam12 siang) ombak ternyata sedang besar2nya, saat saya ukur, ketinggian ombak ber variasi antara 1 meter hingga 1 setengah meter. ("Wah pak Haji koq nyarinya malah tempat yang ombaknya ganas bukan yang kecil sih!" Kata hatiku)
Akan tetapi saya salah, karena Matahari telah mencapai titik kulminasi teringgi (jam12 siang) ombak ternyata sedang besar2nya, saat saya ukur, ketinggian ombak ber variasi antara 1 meter hingga 2 meter, sehingga batu segede Gajah kelihatan kecil dibanding ombaknya. ("Wah pak Haji koq nyarinya malah tempat yang ombaknya ganas bukan yang kecil sih!" Kata hatiku)
Melihat situasi dan kondisii alam yang cukup ganas itu, terlihat pak Haji tercenung dan merenung menerawang jauh meneliti dan memohon petunjuk, gambaran bagaimana agar semua berjalan lancar dan dapat berhasil menyerap enerji seluruh samudra di dunia dengan aman, selamat
Sampai akhirnya terlihat oleh beliau telah dicapai titik terang dan pak Haji tersenyum gembira dan kemudian dengan bersemangat melampiaskan rasa gembiranya. Alhamdulillah, saya juga turut merasa lega.
Terlihat beliau kemudian bersimpuh di pantai menghadap kiblat, dan dengan sepenuh hati bersujud, mengharapkan pertolongan dari Allah Sang Pencipta, dan bersyukur telah dibimbing hingga sampai ditempat yang dituju dan kemudian terlihat sedang bersiap2 untuk menjalankan riyadhoh menyerap enerji gelombang samudra dari seluruh lautan di dunia
Dimulai dengan berdoa dan menerapkan berbagai keilmuan yang diperlukan untuk keberhasilannya yang tentu saja berdasar petunjuk dan arahan yang diberikan Allah SWT. dan langsung beliau berjalan menuju ke tengah laut. Terlihat deburan ombak yang ganas menyambut masuknya beliau ke dalam laut...
Dalam video terlihat betapa ombak lautan menerpa tubuh beliau dengan dahsyat hingga terpental mundur karenanya, akan tetapi beliau terus menyongsong ombak dengan berjalan maju selangkah demi selangkah menuju ketengah laut. Dalam gambar terlihat beliau hanya satu noktah kecil terhadap gelombang lautan yang ganas yang siap melahap beliau.
Melihat bahwa tekad beliau ini tak tergoyahkan, ombak terlihat semakin ganas membesar, didepan beliau ombak membentuk gelombang besar setinggi 1 setengah meter lebih! Dan bergerak kearah pak Haji semakin dekat, semakin dekat dan pak Haji tidak terlihat lagi tertelan ombak lautan yang ganas itu. Saya tercenung cemas, sampai beberapa saat pak Haji tidak terlihat lagi, seakan ombak tersebut telah menelamnya, hati saya tercekat kuatir...
Akan tetapi, tiba2 terlihat beliau muncul lagi dan tanpa terasa aku lalu bersorak gembira.
Beberapa kali hal tersebut terjadi bahkan lebih menggila lagi sampai akhirnya pak Haji merasa telah cukup dan terlihat mulai bermain2 dengan ombak, seakan ombak yang ganas itu hanya gelombang kecil saja. Malah beliau kemudian menghadap kiblat dan terlihat melakukan teknik menyimpan enerji yang telah diserapnya kedalam mikro kosmis beliau.
Terlihat senyum cerahnya yang langsung menghapus berbagai kekuatiran yang tadinya mendera hati saya, yah saya yakin bahwa beliau telah memperoleh enerji yang tadi diniatkan beliau untuk diserap. Walaupun Manusia hanya noktah kecil di alam semesta ini akan tetapi Allah memberikan berbagai kelebihan kepada manusia.
Beliaupun kemudian sambil duduk menikmati alunan gelombang lautan yang entah kenapa mulai menurun intensitas dan tinggi gelombangnya, seakan2 telah habis kekuatan dan kedahsyatannya akibat diserap oleh pak Haji, terlihat gelombang lautan telah menjadi jinak setelah ditangani beliau...
Dan Mas Reno pun kemudian ganti masuk kedalam lautan untuk menyongsong deburan ombak. Seperti yang tadi terjadi terhadap pak Haji seringkali Mas Reno lenyap tertelan ombak akan tetapi selalu muncul kembali, Alhamdulillah.
Melihat Mas Reno telah in action, saya kemudian minta idzin ke pak Haji untuk turut meramaikan... (Ce' iyee!)
Setelah melihat tanda membolehkan dari pak Haji, saya langsung terjun kelaut... Dan tiba2 ombak besar menghajar saya, dan saya gelagapan tak menyangka bahwa gempuran ombak begitu dahsyatnya sehingga tubuh saya terpental mundur bagai sepotong kayu... Subhanallah...
Koq tadi saya melihat pak Haji dan Mas Reno sepertinya tak tergoyahkan? Mengapa sekarang begini dahsyat? Kalau begitu, barangkali karena ilmu mereka telah mencapai tingkat tinggi hingga dapat menguasai, mengendalikan kekuatan alam, bukan main, masih banyak rupanya yang masih harus saya pelajari dari beliau berdua.
Kejadian ini membuktikan bahwa Mereka berdua memang benar2 tangguh & piawai, sedangkan saya, masih sedikit sekali yang baru saya kuasai dari berbagai ilmu dan kemampuan mereka.
Saya kemudian membentuk kuda2 agar dapat berdiri dengan kokoh, akan tetapi tiba2 saat ombak menyurut, dan pasir dikaki saya menggeser sedemikian sehingga hampir saja saya tergulung ombak karena kuda2 yang saya terapkan hancur, waduh apa lagi ini? Mengapa pasirnya bisa menggeser?
Waduh, kalau begini terus berabe nich mendingan menerapkan ilmu jadi kapas saja ikut ombak, saat terbawa arus mendekat ke Mas Reno saya berusaha berenang menjauh akan tetapi sia2 malah dibanting arus ke Mas Reno, untung Mas Reno siaga dan menyeimbangkan saya kembali.
Akhirnya sudah deh mendingan cabut! dan perlahan2 saya berusaha berjalan menuju pantai kembali. Terlihat Mas Reno kemudian melakukan teknik menyimpan enerji yang telah diserapnya kedalam mikro kosmis.
Saya rasanya sudah megap2 jadi langsung mendeprok dipantai saje deh.
Untung kemudian pak Haji memberikan Minuman Jelly untuk mengembalikan enerji saya yang tadinya terkuras untuk melawan ombak dilautan. Dan Astagahfirullah... Saya lupa HP masih dikantong saya, buru2 saya keringkan dan dijembreng diatas batu agar kering, walah2...
Mas Reno kemudian mengajak foto2, akan tetapi kemana ombaknya? koq hilang sih, aneh! lautan menjadi tenang dan tidak bergejolak lagi. Dan ternyata sepanjang jalan pulang sampai ke Pelabuhan Ratu terlihat ombak tenang dan tidak terlihat lagi yang bermain selancar, padahal biasanya siang sampai sore hari ombak besar sehingga cocok untuk berselancar. Aneh...
Kamipun bertiga meninggalkan pantai yang penuh kenangan itu dan siap2 mengarungi perjalanan kembali dengan ojek, akan tetapi hati kami penuh dengan rasa yang tak terlukiskan dan atas segala rahmat, hidayah dan berbagai karunia yang Allah berikan kepada Kami...
Perjalanan dan Riyadhoh Menentang Ombak Lautan yang Ganas, Menentang Maut untuk Menyerap enerji Nur Bahari dari seluruh Samudera di Dunia...
T a u f i q:
Setelah menunaikan Sholat Shubuh, Kami bersiap2 untuk berangkat ke Pelabuhan Ratu, mencari lokasi seperti yang digambarkan oleh pak Haji, pantai dengan gua2 tempat kalong bermukim, yang besar deburan ombaknya, memecah bebatuan sehingga membentuk gua2 yang abrasi alami selama bertahun2 dihantam ombak...
Tepat jam 06.30 dengan Ta'awudz dan Basmallah kami berangkat diiringi oleh doa Bu Haji yang terlihat melambaikan tangannya memberi dorongan semangat dan ucapan selamat jalan, semoga berhasil!
Sesampainya di suatu daerah jalan raya Curuq-Sukabumi, saat bertanya arah, diberitahu bahwa jalan yang terdekat adalah melalui Cikidang hanya 40 Km saja, kami berbelok menuju jalan ke lokasi Arus Liar. Ternyata jalannya berkelok2 tajam dan naik turun dengan curamnya, Arah ini ternyata bukan hanya "arus liar, tapi jalan liar juga", sehingga kami semobil mabuk kendaraan semuanya termasuk yang nyetir.
Jalannya kecil, terjal dan yah pokoknya semua yang kalau bisa tidak kita jalani. Perjalanan lk 1 jam terasa berabad2. Hutan lagi, gunung lagi, tanjakan lagi dengan belokan tajam, turunan lagi yang terjal dan curam. Akhirnya sampai juga ke Pelabuhan Ratu.
Derita awal berakhir sudah, dan kami bertanya lokasi jalan menuju ke gua kelelawar, "Gua Lalai". (Sepulangnya kami baru tahu kalau melalui Sukabumi atau Cibadak jalannya enak dan nyaman, Yah anggap rintangan sajalah!).
Ternyata Informasinya salah Gua Lalai (gua Kelelawar) yang ini setelah didatangi letaknya jauh dari pantai, jadi tidak memenuhi persyaratan, gambaran petunjuk yang diperoleh, menurut pak Haji, ini sih lokasi wisata, dan waktu terbaik untuk melihatnya jam 5 sore, saat itu para kelelawar akan kekuar dari sarangnya dan berputar2 disekeliling bukit, sehingga langit gelap menghitam karenanya. dan bila matahari tenggelam diufuk maka mereka semua akan menyebar kesegala arah, akan terlihat luarbiasa indahnya bagaikan untaian rantai dilangit yang beriringan menjauh...
Jadi kami memutuskan untuk mencari tempat lain saja, dan menuju tempat sarapan pagi terlebih dulu, jam menunjukkan jam 8 lewat.
Pak Haji menentukan lokasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan sebagai tempat untuk sarapan. Sambil menunggu pesanan dimasak, saya turun kepantai untuk melihat mereka yang sedang berselancar dipagi hari itu.
Betapa terkejutnya saya begitu melihat ombak yang besar, ternyata hampir semeter tingginya, para peselancar terlihat sedang bermain2 diantara ombak yang besar itu..., dan tiba2... seorang peselancar terjungkal dan langsung digulung ombak, timbul tenggelam, setelah berusaha mati2an melawan ombak, akhirnya bisa naik ke selancarnya dan kemudian mendayung kepantai sambil gemetar menelungkup dan dikejar oleh beberapa temannya untuk ditolong...
Saya terpana, dan timbul rasa takut... Yah mudah2an pak Haji mencari tempat yang ombaknya tenang, jangan yang seperti ini!
Setelah beberapa jam mencari dan belum ketemu juga, pada suatu tanjakan dilamping gunung ada seorang wanita tua yang dengan terengah2 mendaki sambil membawa bawaan yang besar dan banyak, Pak Haji kemudian memberikan sedekah kepada nenek2 tua tersebut yang ternyata sangat aneh penampilannya untuk kategori orang desa...
Seorang nenek2 tua yang aneh, dengan penampilan & wajah Gipsy, seluruh jari2 tangannya dipenuhi dengan cincin bahkan ada satu diantaranya batu Akik yang sangat besar, bukan main, luarbiasa aneh...
Akan tetapi yang lebih aneh lagi beberapa saat kemudian terlihat ada buldoser dan sekumpulan orang yang sedang memperbaiki jalan, saat ditanya apakah didepan ada pantai dengan gua2nya, dia langsung bilangnya ada! Akan tetapi tidak bisa ditempuh mobil harus dengan ojek karena jalan setapak dan curam menembus perkebunan karet.
Ini aneh tadi kita telah bertanya kepada banyak orang dan info penting ini tidak pernah didapat, setelah jumpa dengan nenek tua yang aneh itu baru diperoleh info lokasi yang kami cari2 ini.
Mobil Kami parkir di terminal yang sepi dan naik ojek menuju kepantai tujuan kami yang ternyata namanya pantai Cirate...
Ternyata bukan naik ojek! akan tetapi naik kuda binal! Jalannya terjal, jalan setapak dengan batu2an, naik turun dan kadang2 menyusuri lamping gunung, menurun curam dengan batu padas yang mengerikan, ter pental2, terombang ambing, terantuk2 batu hingga saya kuatir karena sering kali terdengar dak-duk2 gardan motor terantuk batu.
Perjalanan cukup jauh, lk 1/2 jam menembus perkebunan karet, menyusuri jalan setapak berliku2, sering turun tajam, yang biasa ditempuh untuk berjalan kaki mengangkut karet cair yang disadap dari pepohonan karet diperkebunan, saat pantat mulai terasa memar terbanting2, akhirnya..., pantai muncul dihadapan dengan indahnya...
Saya bersorak dalam hati, akhirnya... Terlihat pantai yang asri indah dengan bukit yang terlihat sangar karena terjal dan terlihat abrasi dimakan ombak tahunan sehingga membentuk rongga2 yang indah tapi menggidikkan.
Suatu kombinasi keindahan sekaligus menimbulkan rasa takjub akan keagungan Tuhan menciptakan alam yang dahsyat tapi mengagumkan.
Masih harus berjalan ratusan meter lagi kearah pantai yang dituju karena motor tidak dapat terus, karena ada Kali (sungai) kecil yang jembatannya hanya sepotong kayu kecil yang telah rapuh.
Setelah mereka kami suruh menunggu, kami berjalan menuju kearah pantai dengan bukit curam yang menjulang, bebatuan yang abrasi, yang setelah didekati memang ada gua2 kecil dan besar yang selalu dihantam ombak dan terlihat curam.
Tentu saja kami kemudian menuju ke pantai disebelahnya yang dibanding dengan gua2 batu yang terlihat dahsyat dihantam ombak, maka pantai terlihat nyaman... (Demikian pikir saya).
Akan tetapi saya salah, karena Matahari telah mencapai titik kulminasi teringgi (jam12 siang) ombak ternyata sedang besar2nya, saat saya ukur, ketinggian ombak ber variasi antara 1 meter hingga 1 setengah meter. ("Wah pak Haji koq nyarinya malah tempat yang ombaknya ganas bukan yang kecil sih!" Kata hatiku)
Akan tetapi saya salah, karena Matahari telah mencapai titik kulminasi teringgi (jam12 siang) ombak ternyata sedang besar2nya, saat saya ukur, ketinggian ombak ber variasi antara 1 meter hingga 2 meter, sehingga batu segede Gajah kelihatan kecil dibanding ombaknya. ("Wah pak Haji koq nyarinya malah tempat yang ombaknya ganas bukan yang kecil sih!" Kata hatiku)
Melihat situasi dan kondisii alam yang cukup ganas itu, terlihat pak Haji tercenung dan merenung menerawang jauh meneliti dan memohon petunjuk, gambaran bagaimana agar semua berjalan lancar dan dapat berhasil menyerap enerji seluruh samudra di dunia dengan aman, selamat
Sampai akhirnya terlihat oleh beliau telah dicapai titik terang dan pak Haji tersenyum gembira dan kemudian dengan bersemangat melampiaskan rasa gembiranya. Alhamdulillah, saya juga turut merasa lega.
Terlihat beliau kemudian bersimpuh di pantai menghadap kiblat, dan dengan sepenuh hati bersujud, mengharapkan pertolongan dari Allah Sang Pencipta, dan bersyukur telah dibimbing hingga sampai ditempat yang dituju dan kemudian terlihat sedang bersiap2 untuk menjalankan riyadhoh menyerap enerji gelombang samudra dari seluruh lautan di dunia
Dimulai dengan berdoa dan menerapkan berbagai keilmuan yang diperlukan untuk keberhasilannya yang tentu saja berdasar petunjuk dan arahan yang diberikan Allah SWT. dan langsung beliau berjalan menuju ke tengah laut. Terlihat deburan ombak yang ganas menyambut masuknya beliau ke dalam laut...
Dalam video terlihat betapa ombak lautan menerpa tubuh beliau dengan dahsyat hingga terpental mundur karenanya, akan tetapi beliau terus menyongsong ombak dengan berjalan maju selangkah demi selangkah menuju ketengah laut. Dalam gambar terlihat beliau hanya satu noktah kecil terhadap gelombang lautan yang ganas yang siap melahap beliau.
Melihat bahwa tekad beliau ini tak tergoyahkan, ombak terlihat semakin ganas membesar, didepan beliau ombak membentuk gelombang besar setinggi 1 setengah meter lebih! Dan bergerak kearah pak Haji semakin dekat, semakin dekat dan pak Haji tidak terlihat lagi tertelan ombak lautan yang ganas itu. Saya tercenung cemas, sampai beberapa saat pak Haji tidak terlihat lagi, seakan ombak tersebut telah menelamnya, hati saya tercekat kuatir...
Akan tetapi, tiba2 terlihat beliau muncul lagi dan tanpa terasa aku lalu bersorak gembira.
Beberapa kali hal tersebut terjadi bahkan lebih menggila lagi sampai akhirnya pak Haji merasa telah cukup dan terlihat mulai bermain2 dengan ombak, seakan ombak yang ganas itu hanya gelombang kecil saja. Malah beliau kemudian menghadap kiblat dan terlihat melakukan teknik menyimpan enerji yang telah diserapnya kedalam mikro kosmis beliau.
Terlihat senyum cerahnya yang langsung menghapus berbagai kekuatiran yang tadinya mendera hati saya, yah saya yakin bahwa beliau telah memperoleh enerji yang tadi diniatkan beliau untuk diserap. Walaupun Manusia hanya noktah kecil di alam semesta ini akan tetapi Allah memberikan berbagai kelebihan kepada manusia.
Beliaupun kemudian sambil duduk menikmati alunan gelombang lautan yang entah kenapa mulai menurun intensitas dan tinggi gelombangnya, seakan2 telah habis kekuatan dan kedahsyatannya akibat diserap oleh pak Haji, terlihat gelombang lautan telah menjadi jinak setelah ditangani beliau...
Dan Mas Reno pun kemudian ganti masuk kedalam lautan untuk menyongsong deburan ombak. Seperti yang tadi terjadi terhadap pak Haji seringkali Mas Reno lenyap tertelan ombak akan tetapi selalu muncul kembali, Alhamdulillah.
Melihat Mas Reno telah in action, saya kemudian minta idzin ke pak Haji untuk turut meramaikan... (Ce' iyee!)
Setelah melihat tanda membolehkan dari pak Haji, saya langsung terjun kelaut... Dan tiba2 ombak besar menghajar saya, dan saya gelagapan tak menyangka bahwa gempuran ombak begitu dahsyatnya sehingga tubuh saya terpental mundur bagai sepotong kayu... Subhanallah...
Koq tadi saya melihat pak Haji dan Mas Reno sepertinya tak tergoyahkan? Mengapa sekarang begini dahsyat? Kalau begitu, barangkali karena ilmu mereka telah mencapai tingkat tinggi hingga dapat menguasai, mengendalikan kekuatan alam, bukan main, masih banyak rupanya yang masih harus saya pelajari dari beliau berdua.
Kejadian ini membuktikan bahwa Mereka berdua memang benar2 tangguh & piawai, sedangkan saya, masih sedikit sekali yang baru saya kuasai dari berbagai ilmu dan kemampuan mereka.
Saya kemudian membentuk kuda2 agar dapat berdiri dengan kokoh, akan tetapi tiba2 saat ombak menyurut, dan pasir dikaki saya menggeser sedemikian sehingga hampir saja saya tergulung ombak karena kuda2 yang saya terapkan hancur, waduh apa lagi ini? Mengapa pasirnya bisa menggeser?
Waduh, kalau begini terus berabe nich mendingan menerapkan ilmu jadi kapas saja ikut ombak, saat terbawa arus mendekat ke Mas Reno saya berusaha berenang menjauh akan tetapi sia2 malah dibanting arus ke Mas Reno, untung Mas Reno siaga dan menyeimbangkan saya kembali.
Akhirnya sudah deh mendingan cabut! dan perlahan2 saya berusaha berjalan menuju pantai kembali. Terlihat Mas Reno kemudian melakukan teknik menyimpan enerji yang telah diserapnya kedalam mikro kosmis.
Saya rasanya sudah megap2 jadi langsung mendeprok dipantai saje deh.
Untung kemudian pak Haji memberikan Minuman Jelly untuk mengembalikan enerji saya yang tadinya terkuras untuk melawan ombak dilautan. Dan Astagahfirullah... Saya lupa HP masih dikantong saya, buru2 saya keringkan dan dijembreng diatas batu agar kering, walah2...
Mas Reno kemudian mengajak foto2, akan tetapi kemana ombaknya? koq hilang sih, aneh! lautan menjadi tenang dan tidak bergejolak lagi. Dan ternyata sepanjang jalan pulang sampai ke Pelabuhan Ratu terlihat ombak tenang dan tidak terlihat lagi yang bermain selancar, padahal biasanya siang sampai sore hari ombak besar sehingga cocok untuk berselancar. Aneh...
Kamipun bertiga meninggalkan pantai yang penuh kenangan itu dan siap2 mengarungi perjalanan kembali dengan ojek, akan tetapi hati kami penuh dengan rasa yang tak terlukiskan dan atas segala rahmat, hidayah dan berbagai karunia yang Allah berikan kepada Kami...
No comments:
Post a Comment