Sepasang suami isteri sedang berkunjung ke sebuah sanggar seorang empu pembuat pusaka di zaman ratusan tahun yang lalu:
Meminta bantuan sang empu untuk menembus, mengarungi ruang dan waktu menuju ke masa depan, agar memperoleh murid penerus ilmu andalannya...
Sang suami yang mengenakan jubah putih panjang dan bersorban itu sekali lagi meminta dengan sungguh-sungguh bantuan sang empu agar dapat membantu mereka untuk mengarungi-menembus ruang dan waktu ke masa depan.
"Tolonglah kami, di masa ini tidak ada wadah yang sesuai untuk menerima berbagai keilmuan yang kami miliki, sangat disayangkan bilamana ilmu2 yang sangat bermanfaat yang kami miliki ini lenyap begitu saja untuk selamanya karena tidak ada lagi penerusnya".
Sang empu tercenung menatap jauh kearah gunung dikejauhan, dan menghela nafas beberapa kali, sang isteri menatap dengan penuh harap dan bahkan terlihat linangan air mata dipipinya yang telah keriput dimakan usia.
Kembali sang suami mendesak: "Sebagaimana Empu lihat kami sudah berada di penghujung usia kami, kami tinggal menunggu waktu untuk dipanggil Yang Kuasa mengingat usia kami yang telah mendekati 90-an tahun ini".
"Ilmu Rahasia Kanjeng Syech Abdul Kodir Jaelani ini telah turun temurun berlangsung hingga sampai ketangan kami, mengingat kami tidak mempunyai keturunan, maka ilmu ini akan diturunkan kepada mereka yang memenuhi persyaratan, yaitu, beriman kepada Allah SWT, akan digunakan untuk membantu, menolong umat manusia, wadahnya kokoh sehingga mampu menerima ilmu dari Kitab Rahasia Kanjeng Syech Abdul Kodir Jaelani ini, dan akan mengamalkannya dijalan kebaikan".
"Demikianlah empu, hanya empu-lah harapan kami satu-satunya untuk terlaksananya niat baik kami ini", sambung sang suami dan terdengar isak tangis sang isteri menimpali.
Sang empu menghela nafas panjang kembali, setelah merenung beberapa saat kemudian berkata: "Saya akan ber-khalwat terlebih dahulu untuk memohon petunjuk, wangsit dari Yang Kuasa, silahkan kalian berdua bermalam disini".
Keesokan harinya...
Sang Empu memulai pembicaraan, (terlihat wajahnya muram): "Saya telah mencoba mengarungi masa depan hingga ratusan tahun kedepan, banyak calon akan tetapi setelah diteliti lebih dalam, tidak memenuhi syarat, ada yang cocok, tidak berniat beristeri, yang sudah beristeri wadahnya tidak kuat, ada yang wadahnya kokoh akan tetapi keimanannya diragukan, sehingga dikuatirkan akan disalah gunakan untuk bukan kebaikan".
Sang suami-isteri serentak bertanya: "Lalu bagaimana empu? Apakah sudah berhasil menemukan yang cocok?"
Wajah sang empu kemudian terlihat bersinar dan berseri, dan dengan tegas berkata: "Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Pemberi Petunjuk, akhirnya saya menemukan yang memenuhi persyaratan dan wadahnya kokoh, sesuai dan memenuhi harapan kita semua".
"Alhamdulillah, akhirnya kami bisa kembali kepada Sang Khalik dengan tenang" berkata sang suami, dan terlihat wajah mereka bertiga berseri2 dan bersinar terang, sang isteri terlihat berlinang air mata kegembiraan dan terharu, walaupun telah dimakan usia, akan tetapi guratan kecantikannya masih terlihat nyata saat tersenyum.
Sang empu kemudian sambil tersenyum berkata: "Hari ini juga akan saya mulai riyadhoh untuk membuat wacana, kendaraan mengarungi, menembus kemasa depan".
"Kami siap dan akan membantu empu" kata sepasang suami isteri itu serentak.
Dan dimulailah kerja keras membuat wacana, sarana untuk menembus, mengarungi ruang dan waktu kemasa depan untuk menurunkan berbagai keilmuan yang mereka miliki kepada "Yang Terpilih".
Hari demi hari, minggu demi minggu berlalu, ternyata sebelum wacana selesai dibuat, baru mencapai 90-95%, Mereka berdua meninggal dunia karena memang telah uzur. Untunglah pada saat2 terakhir sebelum meninggal, mereka telah berhasil menanamkan berbagai keilmuan dan enerji mereka yang dahsyat itu kedalam wacana yang dibuat oleh sang Empu tersebut.
Sang Suami menanamkan ilmu2 pengobatannya dan sang isteri menanamkan ilmu2 kerejekiannya berupa do'a dan zikir2 ajaib yang berkhasiat manjur untuk memperoleh rejeki yang halal dan di ridho'i Allah SWT, dari kitab rahasia Syeh Abdul Kodir Jaelani yang turun temurun mereka peroleh dari kakek buyut leluhur mereka.
Mereka (pasangan kuami-isteri tersebut) berkata: "Sejak saat ini Kitab Ilmu Rahasia akan menghilang dan baru akan muncul ditahun 2006".
Terlihat mereka tersenyum bahagia dalam tidur abadinya, karena telah menemukan "Yang Terpilih" dan dari pantauan mereka "Yang Terpilih" malah telah memiliki berbagai keilmuan berdasarkan Al Qur'an dan Hadits yang sesuai dengan keilmuan yang mereka miliki dan telah puluhan tahun mengamalkannya untuk menolong sesamanya. Jadi keilmuan mereka akan lebih menyempurnakan, melengkapinya dan bermanfaat meningkatkan kekuatan dan kemampuan "Yang Terpilih".
(*Pak Haji Bambang selama ber-tahun2 telah berusaha mencari Kitab Rahasia Pengobatan ini yang menurut literatur/legenda ada akan tetapi tidak pernah berhasil ditemukan... Beliau tertarik karena khazanah pengobatannya yang luar biasa, konon... selain menyembuhkan bahkan dapat menghidupkan kembali orang yang telah meninggal dunia.)
Meminta bantuan sang empu untuk menembus, mengarungi ruang dan waktu menuju ke masa depan, agar memperoleh murid penerus ilmu andalannya...
Sang suami yang mengenakan jubah putih panjang dan bersorban itu sekali lagi meminta dengan sungguh-sungguh bantuan sang empu agar dapat membantu mereka untuk mengarungi-menembus ruang dan waktu ke masa depan.
"Tolonglah kami, di masa ini tidak ada wadah yang sesuai untuk menerima berbagai keilmuan yang kami miliki, sangat disayangkan bilamana ilmu2 yang sangat bermanfaat yang kami miliki ini lenyap begitu saja untuk selamanya karena tidak ada lagi penerusnya".
Sang empu tercenung menatap jauh kearah gunung dikejauhan, dan menghela nafas beberapa kali, sang isteri menatap dengan penuh harap dan bahkan terlihat linangan air mata dipipinya yang telah keriput dimakan usia.
Kembali sang suami mendesak: "Sebagaimana Empu lihat kami sudah berada di penghujung usia kami, kami tinggal menunggu waktu untuk dipanggil Yang Kuasa mengingat usia kami yang telah mendekati 90-an tahun ini".
"Ilmu Rahasia Kanjeng Syech Abdul Kodir Jaelani ini telah turun temurun berlangsung hingga sampai ketangan kami, mengingat kami tidak mempunyai keturunan, maka ilmu ini akan diturunkan kepada mereka yang memenuhi persyaratan, yaitu, beriman kepada Allah SWT, akan digunakan untuk membantu, menolong umat manusia, wadahnya kokoh sehingga mampu menerima ilmu dari Kitab Rahasia Kanjeng Syech Abdul Kodir Jaelani ini, dan akan mengamalkannya dijalan kebaikan".
"Demikianlah empu, hanya empu-lah harapan kami satu-satunya untuk terlaksananya niat baik kami ini", sambung sang suami dan terdengar isak tangis sang isteri menimpali.
Sang empu menghela nafas panjang kembali, setelah merenung beberapa saat kemudian berkata: "Saya akan ber-khalwat terlebih dahulu untuk memohon petunjuk, wangsit dari Yang Kuasa, silahkan kalian berdua bermalam disini".
Keesokan harinya...
Sang Empu memulai pembicaraan, (terlihat wajahnya muram): "Saya telah mencoba mengarungi masa depan hingga ratusan tahun kedepan, banyak calon akan tetapi setelah diteliti lebih dalam, tidak memenuhi syarat, ada yang cocok, tidak berniat beristeri, yang sudah beristeri wadahnya tidak kuat, ada yang wadahnya kokoh akan tetapi keimanannya diragukan, sehingga dikuatirkan akan disalah gunakan untuk bukan kebaikan".
Sang suami-isteri serentak bertanya: "Lalu bagaimana empu? Apakah sudah berhasil menemukan yang cocok?"
Wajah sang empu kemudian terlihat bersinar dan berseri, dan dengan tegas berkata: "Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Pemberi Petunjuk, akhirnya saya menemukan yang memenuhi persyaratan dan wadahnya kokoh, sesuai dan memenuhi harapan kita semua".
"Alhamdulillah, akhirnya kami bisa kembali kepada Sang Khalik dengan tenang" berkata sang suami, dan terlihat wajah mereka bertiga berseri2 dan bersinar terang, sang isteri terlihat berlinang air mata kegembiraan dan terharu, walaupun telah dimakan usia, akan tetapi guratan kecantikannya masih terlihat nyata saat tersenyum.
Sang empu kemudian sambil tersenyum berkata: "Hari ini juga akan saya mulai riyadhoh untuk membuat wacana, kendaraan mengarungi, menembus kemasa depan".
"Kami siap dan akan membantu empu" kata sepasang suami isteri itu serentak.
Dan dimulailah kerja keras membuat wacana, sarana untuk menembus, mengarungi ruang dan waktu kemasa depan untuk menurunkan berbagai keilmuan yang mereka miliki kepada "Yang Terpilih".
Hari demi hari, minggu demi minggu berlalu, ternyata sebelum wacana selesai dibuat, baru mencapai 90-95%, Mereka berdua meninggal dunia karena memang telah uzur. Untunglah pada saat2 terakhir sebelum meninggal, mereka telah berhasil menanamkan berbagai keilmuan dan enerji mereka yang dahsyat itu kedalam wacana yang dibuat oleh sang Empu tersebut.
Sang Suami menanamkan ilmu2 pengobatannya dan sang isteri menanamkan ilmu2 kerejekiannya berupa do'a dan zikir2 ajaib yang berkhasiat manjur untuk memperoleh rejeki yang halal dan di ridho'i Allah SWT, dari kitab rahasia Syeh Abdul Kodir Jaelani yang turun temurun mereka peroleh dari kakek buyut leluhur mereka.
Mereka (pasangan kuami-isteri tersebut) berkata: "Sejak saat ini Kitab Ilmu Rahasia akan menghilang dan baru akan muncul ditahun 2006".
Terlihat mereka tersenyum bahagia dalam tidur abadinya, karena telah menemukan "Yang Terpilih" dan dari pantauan mereka "Yang Terpilih" malah telah memiliki berbagai keilmuan berdasarkan Al Qur'an dan Hadits yang sesuai dengan keilmuan yang mereka miliki dan telah puluhan tahun mengamalkannya untuk menolong sesamanya. Jadi keilmuan mereka akan lebih menyempurnakan, melengkapinya dan bermanfaat meningkatkan kekuatan dan kemampuan "Yang Terpilih".
(*Pak Haji Bambang selama ber-tahun2 telah berusaha mencari Kitab Rahasia Pengobatan ini yang menurut literatur/legenda ada akan tetapi tidak pernah berhasil ditemukan... Beliau tertarik karena khazanah pengobatannya yang luar biasa, konon... selain menyembuhkan bahkan dapat menghidupkan kembali orang yang telah meninggal dunia.)
No comments:
Post a Comment