Berdarmawisata adalah keinginan banyak orang untuk bersantai ria melepaskan diri dari rutinitas dunia kerja yang setiap hari digeluti.
Alhamdulillah, pada pagi hari itu setelah melepaskan lelah perjalanan Jakarta-Bandung dengan bermalam di suatu hotel di Lembang, Aku dengan keluarga mencoba untuk berdarmawisata ke Maribaya Lembang.
Alamnya indah dan udara dingin menyejukkan hati serta mengisi relung hati dengan kedamaian, melihat ciptaan Allah yang begitu indah memikat. Kamipun mengikuti orang2 lainnya menyusuri jalan setapak masuk ke area rekreasi.
Ada air panas dan berbagai kegiatan yang dapat diikuti untuk menyenangkan orang2 yang berdatangan. Tiba2 kulihat ada air terjun setinggi 20 meter yang mencurahkan ber ton2 air ke sungai di bawahnya, kabut air menyebar di udara dan suara gemuruh air terdengar mangasyikkan di telinga.
Bagaimana rasanya diterpa oleh kabut air yang timbul akibat air jatuh, sensasinya, coba kulihat apakah ada jalan untuk turun kesungai guna mendekati air terjun dari dekat dan menikmati lembutnya kabut air.
Kucoba dengan hati2 walaupun sangat terjal untuk turun kesungai dan mendekati air terjun, beruntung ada susunan batu2 disungai bagaikan ditata dengan baik oleh alam agar dapat berjalan mendekati air terjun.
Susunan batu2 alami itu koq aneh yaa..., persis sesuai untuk langkah2 kakiku. Dan aku berjalan terus diatas batu2 itu dan semakin dekat kearah air terjun. Mulailah sensasi hebat memasuki kabut air yang sejuk dingin dan tanpa melihat ke bawah aku terus melangkah semakin dekat, semakin dekat kearah air terjun.
Ada kolam dengan air mancur yang indah tentu saja sangat mengiurkan untuk didatangi lebih dekat. Fikiranku memberi alarm, awas di depanmu adalah air terjun bukan istana, tapi aku tak percaya, karena jelas2 kulihat ada jalan menuju istana indah di hadapanku, bukan air terjun. Aku melangkah lagi satu langkah firanku menjerit2 di depanmu adalah air terjun, bukan jalan menuju Istana.
Alhamdulillah, kemudian aku sadar dan mundur satu langkah, satu langkah lagi, pada langkah yang ketiga, suara air terjun terdengar membahana dan gambaran istana lenyap. Ternyata di depanku hanya ada 3 batu, kalau tadi fikiranku tidak memberi kesadaran, maka aku mungkin sudah tercebur masuk kedalam air terjun.
Kemungkinan hanya ada dua, mati tercebur, atau memang aku telah menemukan lorong ajaib menuju istana indah dan aku akan menemui yang disebut mahluk bunian yang menguasai alam gaib, yang mampu menjembatani antara alam nyata dengan alamnya yang gaib.
Tak terfikirkan olehku bagaimana akibatnya. Bayangkan, mungkin saja aku akan melupakan isteri dan anak2ku dan tinggal menetap di istana yang indah gemerlap dan dilayani oleh mahluk2 bunian yang cantik rupawan, bahkan akan menikah dengan salah satunya yang paling cantik, karena hanya ada satu laki2 yaitu aku. Wah kalau disuruh memperisteri semuanya seratus orang, mati aku...! [HMBIS-NS-8]
Alhamdulillah, pada pagi hari itu setelah melepaskan lelah perjalanan Jakarta-Bandung dengan bermalam di suatu hotel di Lembang, Aku dengan keluarga mencoba untuk berdarmawisata ke Maribaya Lembang.
Alamnya indah dan udara dingin menyejukkan hati serta mengisi relung hati dengan kedamaian, melihat ciptaan Allah yang begitu indah memikat. Kamipun mengikuti orang2 lainnya menyusuri jalan setapak masuk ke area rekreasi.
Ada air panas dan berbagai kegiatan yang dapat diikuti untuk menyenangkan orang2 yang berdatangan. Tiba2 kulihat ada air terjun setinggi 20 meter yang mencurahkan ber ton2 air ke sungai di bawahnya, kabut air menyebar di udara dan suara gemuruh air terdengar mangasyikkan di telinga.
Bagaimana rasanya diterpa oleh kabut air yang timbul akibat air jatuh, sensasinya, coba kulihat apakah ada jalan untuk turun kesungai guna mendekati air terjun dari dekat dan menikmati lembutnya kabut air.
Kucoba dengan hati2 walaupun sangat terjal untuk turun kesungai dan mendekati air terjun, beruntung ada susunan batu2 disungai bagaikan ditata dengan baik oleh alam agar dapat berjalan mendekati air terjun.
Susunan batu2 alami itu koq aneh yaa..., persis sesuai untuk langkah2 kakiku. Dan aku berjalan terus diatas batu2 itu dan semakin dekat kearah air terjun. Mulailah sensasi hebat memasuki kabut air yang sejuk dingin dan tanpa melihat ke bawah aku terus melangkah semakin dekat, semakin dekat kearah air terjun.
Aneh... mendadak suara air terjun lenyap, dan dihadapanku muncul suatu pemandangan yang asri berupa gapura menuju istana cemerlang yang indah kehijauan. Terlihat susunan batu2 yang tertata apik menuju ke arah istana dengan taman yang indah di kiri-kanannya.
Ada kolam dengan air mancur yang indah tentu saja sangat mengiurkan untuk didatangi lebih dekat. Fikiranku memberi alarm, awas di depanmu adalah air terjun bukan istana, tapi aku tak percaya, karena jelas2 kulihat ada jalan menuju istana indah di hadapanku, bukan air terjun. Aku melangkah lagi satu langkah firanku menjerit2 di depanmu adalah air terjun, bukan jalan menuju Istana.
Alhamdulillah, kemudian aku sadar dan mundur satu langkah, satu langkah lagi, pada langkah yang ketiga, suara air terjun terdengar membahana dan gambaran istana lenyap. Ternyata di depanku hanya ada 3 batu, kalau tadi fikiranku tidak memberi kesadaran, maka aku mungkin sudah tercebur masuk kedalam air terjun.
Kemungkinan hanya ada dua, mati tercebur, atau memang aku telah menemukan lorong ajaib menuju istana indah dan aku akan menemui yang disebut mahluk bunian yang menguasai alam gaib, yang mampu menjembatani antara alam nyata dengan alamnya yang gaib.
Tak terfikirkan olehku bagaimana akibatnya. Bayangkan, mungkin saja aku akan melupakan isteri dan anak2ku dan tinggal menetap di istana yang indah gemerlap dan dilayani oleh mahluk2 bunian yang cantik rupawan, bahkan akan menikah dengan salah satunya yang paling cantik, karena hanya ada satu laki2 yaitu aku. Wah kalau disuruh memperisteri semuanya seratus orang, mati aku...! [HMBIS-NS-8]
No comments:
Post a Comment