22.2.12

AMERICA BUILD FROM PAPUA GOLD

NEGARA AMERIKA DIBANGUN DARI EMAS PAPUA

ARKILAUS ARNESIUS BAHO Minggu, 24 Januari 2010

Oleh: Subhan Hassannoesi
Aktivis Dakwah Papua yang juga anggota Majlis Muslim Papua ( MMP )

Freeport adalah pertambangan emas terbesar di dunia! Namun termurah dalam biaya operasionalnya. Sebagian kebesaran dan kemegahan Amerika sekarang ini adalah hasil perampokan resmi mereka atas gunung emas di Papua tersebut. Freeport banyak berjasa bagi segelintir pejabat negeri ini, para jenderal dan juga para politisi busuk, yang bisa menikmati hidup dengan bergelimang harta dengan memiskinkan bangsa ini. Mereka ini tidak lebih baik daripada seekor lintah!

Freeport is the largest gold mines in the world! But the cheapest in operational costs. Part of the greatness and splendor of America today is the result of their official robbery of a mountain of gold in Papua. Freeport much a boon to the few officials of this country, the generals and politicians, too bad, who can enjoy life to wallow wealth with impoverished nation. They are no better than a leech!

Akhir tahun 1996, sebuah tulisan bagus oleh Lisa Pease yang dimuat dalam majalah Probe. Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di Washington DC. Judul tulisan tersebut adalah "JFK, Indonesia, CIA and Freeport".

End of 1996, an excellent article by Lisa Pease, published in Probe magazine. This paper is also stored in the National Archive in Washington DC. The title was "JFK, Indonesia, CIA and Freeport".

Walau dominasi Freeport atas gunung emas di Papua dimulai sejak tahun 1967, namun kiprahnya di negeri ini sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya. Dalam tulisannya, Lisa Pease mendapatkan temuan jika Freeport Sulphur, demikian nama perusahaan itu awalnya, nyaris bangrut berkeping-keping ketika terjadi pergantian kekuasaan di Kuba tahun 1959.

Despite the dominance of the mountain of gold Freeport in Papua, starting in 1967, but their work in this country have begun several years earlier. In his writings, Lisa Pease get if Freeport Sulfur findings, so the company name was originally, almost bankcroupt to pieces when there is turnover of power in Cuba in 1959.

Saat itu Fidel Castro berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh Castro, seluruh perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan. Freeport Sulphur yang baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya terkena imbasnya. Ketegangan terjadi. Menurut Lisa Pease, berkali-kali CEO Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Castro, namun berkali-kali pula menemui kegagalan.

As Fidel Castro's regime managed to destroy the Batista dictatorship. By Castro, all foreign companies were nationalized in the country. Freeport Sulfur is just about to make its first shipment of nickel production receive the effects. Tension occurs. According to Lisa Pease, many times the CEO Freeport Sulfur planning assassination attempts against Castro, but also repeatedly failed.

Ditengah situasi yang penuh ketidakpastian, pada Agustus 1959, Forbes Wilson yang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan Direktur pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen. Dalam pertemuan itu Gruisen bercerita jika dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas Gunung Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jaques Dozy di tahun 1936. Uniknya, laporan itu sebenarnya sudah dianggap tidak berguna dan tersimpan selama bertahun-tahun begitu saja di perpustakaan Belanda. Van Gruisen tertarik dengan laporan penelitian yang sudah berdebu itu dan membacanya.

Amid the uncertain situation, in August 1959, Forbes Wilson who served as director of Freeport Sulfur have a meeting with executive director of East Borneo Company, Jan van Gruisen. In the meeting if Gruisen told her to find a research report on Mount Ersberg (Copper Mountain) in West Irian, written Jean Jacques Dozy in 1936. Uniquely, the report actually was considered not useful and saved for years just in the Dutch library. Van Gruisen interested in the research report was dusty and read it.

Dengan berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pemimpin Freeport Sulphur itu jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah. Tidak seperti wilayah lainnya diseluruh dunia, maka kandungan biji tembaga yang ada disekujur tubuh Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak tersembunyi di dalam tanah. Mendengar hal itu, Wilson sangat antusias dan segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk mengecek kebenaran cerita itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan ini benar, maka perusahaannya akan bisa bangkit kembali dan selamat dari kebangkrutan yang sudah di depan mata.

With fiery, Van Gruisen told Freeport Sulfur's leader if in addition to describing the natural beauty, Jean Jacques Dozy also write about its natural resources so abundant. Unlike other regions around the world, then the content of existing copper ore body al over Ersberg Mountain was lying on the ground, so it is not hidden in the ground. Hearing this, Wilson was enthusiastic and immediately traveled to West Irian to check the truth of the story. In his mind, if the story of this report is true, then the company will be able to bounce back and survive the bankruptcy is in sight.

Selama beberapa bulan, Forbes Wilson melakukan survey dengan seksama atas Gunung Ersberg dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini kelak ditulisnya dalam sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain. Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu telah terhampar di permukaan tanah. Dari udara, tanah disekujur gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari.

For several months, Forbes Wilson carefully surveyed the Mount Ersberg and surrounding areas. His research was later wrote in his book The Conquest of Cooper Mountain. Wilson called the mountain as the greatest treasure to obtain it does not need to dive again because of all the treasure had been lying on the ground. From the air, all over mountain soil sparkling from the sunshine.

Wilson juga mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain dipenuhi bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas dan perak!! Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama GOLD MOUNTAIN, bukan Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson memperkirakan jika Freeport akan untung besar dalam waktu tiga tahun sudah kembali modal. Pimpinan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat. Pada 1 Februari 1960, Freeport Sulphur meneken kerjasama dengan East Borneo Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut.

Wilson also get the fact that almost drive him crazy. Because beside the mountain full copper ore, the mountain was also filled with gold and silver ore! According to Wilson, the mountain should be named GOLD MOUNTAIN, not Mount Copper. As a mining expert, Wilson estimates that if Freeport will fortune within three years had returned capital. Chairman Freeport Sulfur is also moving quickly. On February 1, 1960, Freeport Sulfur signed cooperation with East Borneo Company to explore the mountain.

Namun lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah Irian Barat tengah mengancam. Hubungan Indonesia dan Belanda telah memanas dan Soekarno malah mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat.

But again the reality of Freeport Sulfur is get the same fact they got from Cuba. Changes in the political escalation of land threatens the middle of West Irian. Relations between Indonesia and the Netherlands have been heated and begins to precipitate Sukarno forces in West Irian.

Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John Fitzgerald Kennedy agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah spertinya mendukung Soekarno. Kennedy mengancam Belanda, akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat. Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II terpaksa mengalah dan mundur dari Irian Barat.

Wilson had wanted to ask for U.S. President John Fitzgerald Kennedy help to cool down the West Irian situation. But ironically, even JFK supporting Sukarno. Kennedy threatened the Netherlands, will stop the Marshall Plan aid, if Netherland determined to maintain West Irian. Dutch then require fresh funds to help rebuild the country from the rubble of the devastation of World War II and forced to withdraw from West Irian

Ketika itu sepertinya Belanda tidak tahu jika Gunung Ersberg sesungguhnya mengandung banyak emas, bukan tembaga. Sebab jika saja Belanda mengetahui fakta sesungguhnya, maka nilai bantuan Marshall Plan yang diterimanya dari AS tidak ada apa-apanya dibanding nilai emas yang ada di gunung tersebut.

When it seems the Dutch do not know if the mountain contains many Ersberg real gold, not copper. For if only the Dutch know the real facts, then the value of Marshall Plan aid received from the United States is not nothing compared to the gold value in the mountain.

Dampak dari sikap Belanda untuk mundur dari Irian Barat menyebabkan perjanjian kerjasama dengan East Borneo Company mentah kembali. Para pemimpin Freeport jelas marah besar. Apalagi mendengar Kennedy akan menyiapkan paket bantuan ekonomi kepada Indonesia sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan Bank Dunia. Semua ini jelas harus dihentikan!

The impact of the Dutch attitude to withdraw from the West Irian cause cooperation agreement with East Borneo Company back to zero. Freeport leaders clearly furious. Moreover heard Kennedy will prepare economic aid package to Indonesia by 11 million U.S. involving IMF and World Bank. All of this clearly must be stopped!

Segalanya berubah seratus delapan puluh derajat ketika Presiden Kennedy tewas ditembak pada 22 November 1963. Banyak kalangan menyatakan penembakan Kennedy merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di Amerika.

Everything totally changed when President Kennedy was shot to dead on November 22, 1963. Many people said the shooting Kennedy is a big conspiracy regarding the interests of the Globalis who want to maintain hegemony over political policy in America

Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy mengambil sikap yang bertolak belakang dengan pendahulunya. Johnson malah mengurangi bantuan ekonomi kepada Indonesia, kecuali kepada militernya. Salah seorang tokoh di belakang keberhasilan Johnson, termasuk dalam kampanye pemilihan presiden AS tahun 1964, adalah Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport.

President Johnson who succeeded Kennedy took the opposite stance with his predecessors. Johnson actually reduce economic aid to Indonesia, except the military. One of the figures behind the success of Johnson, including in the U.S. presidential election campaign in 1964, is the Augustus C. Long, a member of Freeport's board of directors.

Tokoh yang satu ini memang punya kepentingan besar atas Indonesia. Selain kaitannya dengan Freeport, Long juga memimpin Texaco, yang membawahi Caltex (patungan dengan Standard Oil of California). Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Caltex sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini.

This Figure did have a big interest of Indonesia. Besides relation to Freeport, Long also led Texaco, in charge of Caltex (a joint venture with Standard Oil of California). Sukarno in 1961 decided a new policy that requires petroleum contracts 60persen returns submitted to the Indonesian government. Caltex as one of the three operators a clear oil in Indonesia was devastated by Soekarno's policy.

Augustus C.Long amat marah terhadap Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan secepatnya.

Augustus C. Long was angry against Sukarno and very concerned that this person has to be removed as soon as possible.

http://berita.liputan6.com/progsus/200209/41945/class=%27vidico% 27

Mungkin suatu kebetulan yang ajaib. Augustus C.Long juga aktif di Presbysterian Hospital di NY dimana dia pernah dua kali menjadi presidennya (1961-1962). Sudah bukan rahasia umum lagi jika tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA.

This could be a miraculous coincidence. Augustus C. Long is also active in Presbysterian Hospital in NY where he had twice become its president (1961-1962). It's not a secret anymore if this place is one of the CIA concluded the meeting.

Lisa Pease dengan cermat menelusuri riwayat kehidupan tokoh ini. Antara tahun 1964 sampai 1970, Long pensiun sementara sebagai pemimpin Texaco. Apa saja yang dilakukan orang ini dalam masa itu yang di Indonesia dikenal sebagai masa yang paling krusial.

Lisa Pease carefully trace the life history of this character. Between 1964 to 1970, Long retired as a leader Texaco. What did this person do in that era in Indonesia known as the most crucial period.

Pease mendapatkan data jika pada Maret 1965, Augustus C.Long terpilih sebagai Direktur Chemical Bank, salah satu perusahaan Rockefeller. Augustus 1965, Long diangkat menjadi anggota dewan penasehat intelejen kepresidenan AS untuk masalah luar negeri. Badan ini memiliki pengaruh sangat besar untuk menentukan operasi rahasia AS di Negara-negara tertentu. Long diyakini salah satu tokoh yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai Our Local Army Friend.

Pease get the data when in March 1965, Augustus C. Long was elected as Director of Chemical Bank, one of the Rockefeller company. August 1965, Long was appointed as a member of the advisory board of the U.S. presidential intelligence for foreign affairs. This agency has a huge influence to determine the U.S. covert operations in certain countries. Long believed to be one of the design coup against Sukarno, the U.S. conducted by moving a number of Army officers called Our Friend Local Army.

Salah satu bukti sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan jika kelompok Jendral Suharto akan mendesak angkatan darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan. Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi jika hal itu benar adanya.

One proof of a secret telegram Cinpac 342, January 21, 1965, at 21:48, which states if the group would urge General Suharto army to take over power without waiting for the Soekarno absent. Former CIA officer Ralph Mc Gehee also testify if it was true.

Awal November 1965, satu bulan setelah tragedi terbunuhnya sejumlah perwira loyalis Soekarno, Forbes Wilson mendapat telpon dari Ketua Dewan Direktur Freeport, Langbourne Williams, yang menanyakan apakah Freeport sudah siap mengekplorasi gunung emas di Irian Barat. Wilson jelas kaget. Ketika itu Soekarno masih sah sebagai presiden Indonesia bahkan hingga 1967, lalu darimana Williams yakin gunung emas di Irian Barat akan jatuh ke tangan Freeport?

In the Beginning November 1965, one month after the tragedy of the killing of several officers of Sukarno loyalists, Forbes Wilson got a call from the Chairman of the Board of Directors of Freeport, Langbourne Williams, who asked if Freeport is ready to explore the mountain of gold in New Guinea. Wilson clearly surprised. When that Sukarno was still valid as the president of Indonesia even until 1967, then from where Williams was sure gold in the mountains of West Irian would fall into the hands of Freeport?

Penampakan tambangnya yang parah:

Lisa Pease mendapatkan jawabannya. Para petinggi Freeport ternyata sudah mempunyai kontak dengan tokoh penting di dalam lingkaran elit Indonesia. Mereka adalah Menteri Pertambangan dan Perminyakan Ibnu Soetowo dan Julius Tahija. Orang yang terakhir ini berperan sebagai penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport. Ibnu Soetowo sendiri sangat berpengaruh di dalam angkatan darat karena dialah yang menutup seluruh anggaran operasional mereka.

Lisa Pease had the answer. Freeport officials were already in contact with important figures in the Indonesian elite circle. They are the Minister of Mines and Petroleum Ibn Soetowo and Julius Tahija . The last person is acting as a liaison between Ibn Soetowo with Freeport. Ibn Soetowo itself very influential in the army because he is closing all of their operational budget.

Sebab itulah, ketika UU no 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang draftnya dirancang di Jenewa-Swiss yang didektekan Rockefeller, disahkan tahun 1967, maka perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Suharto adalah Freeport!. Inilah kali pertama kontrak pertambangan yang baru dibuat. Jika di zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu menguntungkan Indonesia, maka sejak Suharto berkuasa, kontrak-kontrak seperti itu malah merugikan Indonesia.

That's the reason, when Law No. 1 / 1967 on Foreign Investment (PMA), which draft was designed in Geneva, Switzerland that dictation Rockefeller, enacted in 1967, the first foreign companies signed contracts Suharto is Freeport!. This is the first time a new mining contract was made. If the Sukarno era contracts with foreign firms is always profitable Indonesia, since Suharto's rule, such contracts were in fact harming Indonesia.

Untuk membangun konstruksi pertambangan emasnya itu, Freeport mengandeng Bechtel, perusahaan AS yang banyak mempekerjakan pentolan CIA. Direktur CIA John McCone memiliki saham di Bechtel, sedangkan mantan Direktur CIA Richards Helms bekerja sebagai konsultan internasional di tahun 1978.

To establish that the gold mining construction, Freeport joint with Bechtel, the U.S. companies that employ many CIA frontman. CIA Director John McCone has a stake in Bechtel, while Richards, former CIA Director Helms worked as an international consultant in the year 1978.

Tahun 1980, Freeport menggandeng McMoran milik "Jim Bob" Moffet dan menjadi perusahaan raksasa dunia dengan laba lebih dari 1,5 miliar dollar AS pertahun.

In 1980, Freeport McMoRan's arm "Jim Bob" Moffett and become the world giant companies with profits of more than 1.5 billion U.S. dollars annually.

Tahun 1996, seorang eksekutif Freeport-McMoran, George A.Maley, menulis sebuah buku berjudul "Grasberg" setelab 384 halaman dan memaparkan jika tambang emas di Irian Barat itu memiliki deposit terbesar di dunia, sedangkan untuk bijih tembaganya menempati urutan ketiga terbesar didunia.

In 1996, a Freeport-McMoRan executive, George A. Maley, wrote a book called "Grasberg" after 384 pages and describe when a gold mine in New Guinea had the world's largest deposits, whereas for the copper ore was ranked third largest in the world.

Maley menulis, data tahun 1995 menunjukkan jika di areal ini tersimpan cadangan bijih tembaga sebesar 40,3 miliar dollar AS dan masih akan menguntungkan 45 tahun ke depan. Ironisnya, Maley dengan bangga juga menulis jika biaya produksi tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang ada di Irian Barat itu merupakan yang termurah di dunia!!

Maley writes, the data in 1995 shows this area if the stored reserves of copper ore, 40.3 billion U.S. dollars and still be profitable next 45 years. Ironically, Maley is proud to also write if the cost of producing gold and copper mines in the world's largest in West Irian is the cheapest in the world!!

Istilah Kota Tembagapura itu sebenarnya menyesatkan dan salah. Seharusnya EMASPURA. Karena gunung tersebut memang gunung emas, walau juga mengandung tembaga. Karena kandungan emas dan tembaga terserak di permukaan tanah, maka Freeport tinggal memungutinya dan kemudian baru menggalinya dengan sangat mudah. Freeport sama sekali tidak mau kehilangan emasnya itu dan membangun pipa-pipa raksasa dan kuat dari Grasberg-Tembagapur a sepanjang 100 kilometer langsung menuju ke Laut Arafuru dimana telah menunggu kapal-kapal besar yang akan mengangkut emas dan tembaga itu ke Amerika. Ini sungguh-sungguh perampokan besar yang direstui oleh pemerintah Indonesia sampai sekarang!!!

City Tembagapura term actually misleading and wrong. Should EMASPURA. Because the mountain is a mountain of gold, though also contain copper. Because gold and copper contents were scattered on the ground, then pick and Freeport lived then very easy to dig. Freeport did not want to lose the gold and build the giant pipes and stronger than a Tembagapur Grasberg-along 100 miles directly to the Arafuru Ocean where it has been waiting for large ships that would carry the gold and copper it to America. It's really a big robbery sanctioned by the government of Indonesia until now!

Kesaksian seorang reporter CNN yang diizinkan meliput areal tambang emas Freeport dari udara. Dengan helikopter ia meliput gunung emas tersebut yang ditahun 1990-an sudah berubah menjadi lembah yang dalam. Semua emas, perak, dan tembaga yang ada digunung tersebut telah dibawa kabur ke Amerika, meninggalkan limbah beracun yang mencemari sungai-sungai dan tanah-tanah orang Papua yang sampai detik ini masih saja hidup bagai di zaman batu.

A CNN reporter Testimonium who was allowed to cover the Freeport gold mine area from the air. With the helicopter he was covering the gold mountain that in the year of 1990s had turned into a deep valley. All gold, silver, and copper are the mountains has been taken away to America, leaving behind toxic waste that pollutes the rivers and the lands of Papuans who until this moment still live like in the stone age.

Freeport merupakan ladang uang haram bagi para pejabat negeri ini, yang dari sipil maupun militer. Sejak 1967 sampai sekarang, tambang emas terbesar di dunia itu menjadi tambang pribadi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya. Freeport McMoran senidir telah menganggarkan dana untuk itu yang walau jumlahnya sangat besar bagi kita, namun bagi mereka terbilang kecil karena jumlah laba dari tambang itu memang sangat dahsyat. Jika Indonesia mau mandiri, sektor inilah yang harus dibereskan terlebih dahulu.

Freeport is a tainted money field to officials of this country, that the civilian and military. Since 1967 until now, the largest gold mines in the world it becomes their personal mines to enrich themselves and their families. Freeport McMoRan senidir has allocated funds for it that even very large amount for us, but for their relatively small because the amount of profits from the mine it was very powerful. If you want an independent Indonesia, this sector should be dealt with first.


No comments:

Post a Comment