Hidayatullah.com—Pengumuman kegembiraan terlalu cepat mendahulu hasil Komisi Pemilihan Umum (KPU) oleh Ketua Umum PDIP Megawati Taufikeamas dinilai kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bagian operasi intelijen pihak Jokowi-Jusuf Kalla.
“Operasi intelijen melalui lembaga survey dilakukan kubu Jokowi. Agar kalau diumumkan menang Prabowo mereka akan rusuh, “ demikian pernyata salah satu Timses kubu Prabowi-Hatta yang namanya tak mau disebutkan pada hidayatullah.com, Rabu (09/07/2014) malam.
Pengumuman kemenangan kubu Jokowi versi Quick Count (hitung cepat) Pilpres 2014 juga dinilai sebagai bentuk provokasi kepada lawan politiknya, Prabowo Subianto.
“Iya, provokasi. Tapi lebih utama, Mega mencari celah di tikungan, mimpin koalisi, “ demikian salah satu Tim Sukses (Timses) kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Syahganda Nainggolan kepada hidayatullah.com.
Sebelumnya, Ketua Tim Pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud MD, menyebut pengumuman pihak Jokowi-Jusuf Kalla berdasarkan hasil hitung cepat yang suaranya baru masuk 70 % sebagai sebuah “perang cyber”.
“Oleh karena itu, kami anggap bagian dari perang cyber,” kata Mahfud saat jumpa pers di Rumah Polonia, Jakarta, Rabu (09/07/2014).
Namun usai jumpa pers tersebut, anggota tim sukses pasangan Prabowo-Hatta, Sandiaga Uno, meralat pernyataan Mahfud itu dengan mengatakan bahwa yang dimaksud Mahfud bukan “perang cyber”, melainkan psywar dari kubu pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.*
“Operasi intelijen melalui lembaga survey dilakukan kubu Jokowi. Agar kalau diumumkan menang Prabowo mereka akan rusuh, “ demikian pernyata salah satu Timses kubu Prabowi-Hatta yang namanya tak mau disebutkan pada hidayatullah.com, Rabu (09/07/2014) malam.
Pengumuman kemenangan kubu Jokowi versi Quick Count (hitung cepat) Pilpres 2014 juga dinilai sebagai bentuk provokasi kepada lawan politiknya, Prabowo Subianto.
“Iya, provokasi. Tapi lebih utama, Mega mencari celah di tikungan, mimpin koalisi, “ demikian salah satu Tim Sukses (Timses) kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Syahganda Nainggolan kepada hidayatullah.com.
Sebelumnya, Ketua Tim Pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud MD, menyebut pengumuman pihak Jokowi-Jusuf Kalla berdasarkan hasil hitung cepat yang suaranya baru masuk 70 % sebagai sebuah “perang cyber”.
“Oleh karena itu, kami anggap bagian dari perang cyber,” kata Mahfud saat jumpa pers di Rumah Polonia, Jakarta, Rabu (09/07/2014).
Namun usai jumpa pers tersebut, anggota tim sukses pasangan Prabowo-Hatta, Sandiaga Uno, meralat pernyataan Mahfud itu dengan mengatakan bahwa yang dimaksud Mahfud bukan “perang cyber”, melainkan psywar dari kubu pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.*
No comments:
Post a Comment