Senin, 07 November 2011 15:20 WIB
Nueva Esperanza adalah rumah bagi sekitar 300 warga Tzotzil, masyarakat adat asal Maya, yang telah masuk Islam.
REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY - Dibesarkan sebagai seorang Kristen, Manuel Gomez sekarang berganti nama menjadi Mohamed Chechev. Tepatnya, setelah ia bersyahadat beberapa tahun lalu. Bersama beberapa Tzotzil lain, iabersyahadat setelah menrima pencerahan dari seorang Muslim asal Spanyol yang bermukim di Meksiko selatan.
"Saya Muslim, saya tahu kebenaran kini. Saya berdoa lima kali sehari, merayakan Ramadhan dan telah melakukan perjalanan ke Makkah," kata Chechev dalam bahasa Spanyol.
Dia tinggal di sebuah komunitas Protestan di Chiapas disebut yang disebut Nueva Esperanza di pinggiran San Cristobal de las Casas. Dia berbagi sebuah rumah sederhana dengan 19 kerabat dan menjual sayuranyang ditanamnya di sebidang tanah.
Referensi Alkitab berlimpah-limpah di Nueva Esperanza, dengan jalan-jalan bernama Betlehem dan sejenisnya. Tetapi, Nueva Esperanza kini juga menjadi rumah bagi sekitar 300 warga Tzotzil, masyarakat adat asal Maya, yang telah masuk Islam dan hidup selaras dengan sisa populasinya.
Istri Chechev yang bernama Noora (terlahir bernama Juana) dan adik iparnya, Sharifa (sebelum berislam bernama Pascuala) juga menjadi Muslim mengikuti jejaknya. Mereka mengenakan gaun panjang dan kerudung menutupi rambut mereka.
Noora adalah putri dari seorang pemimpin pribumi Protestan yang diusir dari San Juan Chamula, kota terdekat di mana Partai Revolusioner Institusional dan keuskupan tertinggi Katolik memerintah. bersama puluhan keluarga lainnya, mereka terusir tahun 1961 karena mempertahankan agama Protestan.
"Di Chamula, tak menjadi Katolik atau anggota partai PRI adalah sebuah kejahatan. Mereka juga marah karena Protestan menganjurkan berhenti minum alkohol, salah satu bisnis lokal utama," kata Susana Hernandez, yang tinggal di wilayah itu.
Beberapa orang pribumi telah sangat kritis terhadap umat Katolik untuk mengidentifikasi terlalu dekat dengan Partai Revolusioner Institusional yang memerintah Meksiko selama 70 tahun. Seorang pemimpin adat bernama Domingo Lopes, yang juga aktivis gereja Advent, belakangan menemukan pencerahan setelah mengenal Islam.
Ia menyatakan keislamannya tahun 1993, dan menjadi buah bibir di wilayah itu. Namun pada perkembangannya kemudian, banyak yang mengikuti jejaknya; menjadi Muslim.
Menurut antropolog Gaspar Morquecho, sebanyak 330 ribu warga Tzotzil di Chiapasmemang mempunyai sejarah beberapa kali pindah agama. Dulu, mereka dipaksa dengan kekerasan untuk menganut Katolik saat kollonialisme Spanyol merambah wilayah itu pada abad ke-16. Saat itu, hanya sedikit yang beragama Islam. Umumnya, mereka percaya agama leluhur, dan Protestan.
(Bersambung)
Baca Juga:
Nueva Esperanza adalah rumah bagi sekitar 300 warga Tzotzil, masyarakat adat asal Maya, yang telah masuk Islam.
REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY - Dibesarkan sebagai seorang Kristen, Manuel Gomez sekarang berganti nama menjadi Mohamed Chechev. Tepatnya, setelah ia bersyahadat beberapa tahun lalu. Bersama beberapa Tzotzil lain, iabersyahadat setelah menrima pencerahan dari seorang Muslim asal Spanyol yang bermukim di Meksiko selatan.
"Saya Muslim, saya tahu kebenaran kini. Saya berdoa lima kali sehari, merayakan Ramadhan dan telah melakukan perjalanan ke Makkah," kata Chechev dalam bahasa Spanyol.
Dia tinggal di sebuah komunitas Protestan di Chiapas disebut yang disebut Nueva Esperanza di pinggiran San Cristobal de las Casas. Dia berbagi sebuah rumah sederhana dengan 19 kerabat dan menjual sayuranyang ditanamnya di sebidang tanah.
Referensi Alkitab berlimpah-limpah di Nueva Esperanza, dengan jalan-jalan bernama Betlehem dan sejenisnya. Tetapi, Nueva Esperanza kini juga menjadi rumah bagi sekitar 300 warga Tzotzil, masyarakat adat asal Maya, yang telah masuk Islam dan hidup selaras dengan sisa populasinya.
Istri Chechev yang bernama Noora (terlahir bernama Juana) dan adik iparnya, Sharifa (sebelum berislam bernama Pascuala) juga menjadi Muslim mengikuti jejaknya. Mereka mengenakan gaun panjang dan kerudung menutupi rambut mereka.
Noora adalah putri dari seorang pemimpin pribumi Protestan yang diusir dari San Juan Chamula, kota terdekat di mana Partai Revolusioner Institusional dan keuskupan tertinggi Katolik memerintah. bersama puluhan keluarga lainnya, mereka terusir tahun 1961 karena mempertahankan agama Protestan.
"Di Chamula, tak menjadi Katolik atau anggota partai PRI adalah sebuah kejahatan. Mereka juga marah karena Protestan menganjurkan berhenti minum alkohol, salah satu bisnis lokal utama," kata Susana Hernandez, yang tinggal di wilayah itu.
Beberapa orang pribumi telah sangat kritis terhadap umat Katolik untuk mengidentifikasi terlalu dekat dengan Partai Revolusioner Institusional yang memerintah Meksiko selama 70 tahun. Seorang pemimpin adat bernama Domingo Lopes, yang juga aktivis gereja Advent, belakangan menemukan pencerahan setelah mengenal Islam.
Ia menyatakan keislamannya tahun 1993, dan menjadi buah bibir di wilayah itu. Namun pada perkembangannya kemudian, banyak yang mengikuti jejaknya; menjadi Muslim.
Menurut antropolog Gaspar Morquecho, sebanyak 330 ribu warga Tzotzil di Chiapasmemang mempunyai sejarah beberapa kali pindah agama. Dulu, mereka dipaksa dengan kekerasan untuk menganut Katolik saat kollonialisme Spanyol merambah wilayah itu pada abad ke-16. Saat itu, hanya sedikit yang beragama Islam. Umumnya, mereka percaya agama leluhur, dan Protestan.
(Bersambung)
Baca Juga:
No comments:
Post a Comment