8.9.20

Robert F. Kennedy Jr.: Bill Gates Kendalikan Jurnalisme Global, Sebarkan Ketakutan Soal Covid-19 Salah Satu Operasinya

Eramuslim.com – Kita perlu jernih dalam menghubungkan satu narasi dengan narasi yang lain atau satu peristiwa dengan peristiwa yang lain terkait Covid-19. Sebagaimana yang pernah penulih nyatakan bahwa persebaran COVID-19 adalah semacam sebuah operasi yang direncanakan dengan cermat. Tidak ada yang spontan atau kebetulan. Resesi ekonomi dirancang pada tingkat nasional dan global. Pada gilirannya, krisis ini juga terintegrasi ke dalam perencanaan militer dan intelijen AS-NATO. Semua ini dimaksudkan tidak hanya pada pelemahan Cina, Rusia dan Iran, tetapi juga terhadap upaya destabilisasi struktur ekonomi Uni Eropa (UE). Lebih lanjut lihat juga ulasan penulis, Covid-19 dan Kejahatan Geopolitik.

Bahkan, sebagaimana disinggung oleh Robert F. Kennedy Jr., sebuah Tinjauan Jurnalisme Columbia (Columbia Jurnalism Review) mengungkapkan bahwa untuk mengendalikan jurnalisme global, Bill Gates telah mengelontorkan lebih dari $250 juta ke media-media arus utama (mainstream) dunia seperti BBC, NPR, NBC, Al Jazeera, ProPublica, Jurnal Nasional, The Guardian, New York Times, Univision, Medium, the Financial Times, The Atlantic, Texas Tribune, Gannett, Washington Monthly, Le Monde, Center for Investigative Reporting, Pulitzer Center, National Press Foundation, International Center for Journalists, dan sejumlah kelompok lainnya. Untuk menyembunyikan pengaruhnya, Gates juga menyalurkan jumlah yang tidak diketahui melalui dana hibah untuk kontrak ke outlet pers lainnya.

Menurut Kennedy Jr., Gates berhasil mengendalikan opini publik melalui suap yang ia gelontorkan, terutama selama pandemi Covid-19. Hal ini dibuktikan dengan pemberitaan media yang terus-menerus dan mempromosikan Bill Gates sebagai pakar kesehatan masyarakat — terlepas dari jam terbang atau pengalamannya di bidang medis.

Bahkan, Gates juga mendanai pasukan pemeriksa fakta independen termasuk Poynter Institute dan Gannett — yang menggunakan platform pengecekan fakta mereka untuk “membungkam para pengkritik” dan “menyanggah”nya sebagai “teori konspirasi palsu” dan “informasi yang salah”, tuduhan yang telah diperjuangkan Gates dan berinvestasi dalam chip biometrik, sistem identifikasi vaksin, pengawasan satelit, dan vaksin Covid.

Hadiah media Gates, kata penulis CJR Tim Schwab, berarti bahwa “pelaporan kritis tentang Gates Foundation jarang terjadi”. Yayasan Bill dan Melinda Gates menolak beberapa permintaan wawancara dari CJR dan menolak untuk mengungkapkan berapa banyak uang yang telah disalurkan kepada jurnalis.

Pada tahun 2007, LA Times menerbitkan satu-satunya investigasi kritis di Gates Foundation, yang mengungkap kepemilikan Gates di perusahaan yang merugikan orang-orang yang diklaim oleh yayasannya untuk membantu, seperti industri yang terkait dengan pekerja anak.

Reporter utama Charles Piller, berkata, “Mereka tidak mau menjawab pertanyaan dan cukup banyak menolak untuk menanggapi dengan cara apa pun…

Investigasi menunjukkan bagaimana pendanaan kesehatan global Gates telah mengarahkan agenda bantuan dunia menuju tujuan pribadi Gates (vaksin dan tanaman transgenik) dan jauh dari masalah seperti kesiapsiagaan darurat untuk menanggapi wabah penyakit, seperti krisis Ebola. "Mereka menghindari pertanyaan kami dan berusaha merongrong liputan kami,” kata jurnalis lepas Alex Park setelah menyelidiki upaya vaksin polio dari Gates Foundation.

Sebagaimana yang pernah penulis ungkap sebelumnya, persebaran Covid-19 juga berkaitan dengan dijalankannya tahap baru dalam evolusi kapitalisme global sedang berlangsung. Sistem “Tata Kelola Global” yang dikendalikan oleh kepentingan finansial yang kuat termasuk yayasan korporasi dan lembaga think tank Washington mengawasi pengambilan keputusan di tingkat nasional dan global. Pemerintah nasional menjadi bawahan “Tata Kelola Global”.

Konsep Pemerintah Dunia diangkat oleh mendiang David Rockefeller pada Pertemuan Bilderberger, Baden Jerman, Juni 1991, yang menyatakan “Kami berterima kasih kepada Washington Post, The New York Times, Time Magazine dan publikasi besar lainnya yang direkturnya telah menghadiri pertemuan kami dan menghormati janji kebijaksanaan mereka selama hampir 40 tahun. … Mustahil bagi kita untuk mengembangkan rencana kita bagi dunia jika kita menjadi sasaran sorotan publisitas selama tahun-tahun itu. Tetapi, dunia sekarang lebih canggih dan siap untuk berbaris menuju pemerintahan dunia. Kedaulatan supranasional dari elite intelektual dan bankir dunia tentunya lebih disukai daripada penentuan nasib sendiri secara nasional yang dipraktikkan di abad-abad lalu.” (dikutip oleh Aspen Times, 15 Agustus 2011)

Dalam Memoirsnya David Rockefeller lebih lanjut menyatakan: “Sebagian bahkan percaya kami adalah bagian dari komplotan rahasia yang bekerja melawan kepentingan terbaik Amerika Serikat, mencirikan keluarga saya dan saya sebagai para ‘internasionalis’ dan berkonspirasi dengan yang lain di seluruh dunia untuk membangun struktur politik dan ekonomi global yang lebih terintegrasi, satu dunia jika Anda mau. Jika itu tuduhannya, saya bersalah, dan saya bangga karenanya.”

Skenario Tata Kelola Global memaksakan agenda totaliter melalui rekayasa sosial dan kepatuhan ekonomi. Ini merupakan perpanjangan dari kerangka kebijakan neoliberal yang dikenakan pada negara-negara berkembang dan maju. Hal ini bisa dalam bentuk penghapusan hak menentukan nasib (bangsa) sendiri dan membangun nexus rezim pro-AS di seluruh dunia yang dikendalikan oleh “kedaulatan supranasional” (Pemerintah Dunia) yang terdiri dari lembaga keuangan terkemuka, miliarder dan yayasan filantropi mereka, termasuk Bill & Melinda Gates Foundation.(end)

Sudarto Murtaufiq, peneliti senior Global Future Intitute (GFI)


No comments:

Post a Comment