Jangan layani orang yang suka berdebat tanpa batas!
Sebagian pemuda cenderung menyukai perdebatan dan berlarut larut dalam diskusi, hanya karena ingin dikagumi dan ingin mengalahkan pihak lain., atau karena sesuatu yang lain. Menghadapi orang seperti ini, seorang dai harus dapat menyimpulkan pembicaraan bila telah tampak jelas mana “benang putih” dan mana pula “benang hitam” nya , sebab, perdebatan yang tidak menghasilkan kesepakatan dan tanpa kata akhir justru dapat menumbuhkan kebencian dalam jiwa, mengotori dan menutupinya, serta merusak rasa cinta kasih. Selain itu ia hanya akan menguras potensi tanpa faedah, bahkan tidak menyumbangkan kebaikan apa pun bagi dakwah itu sendiri.
Perlu dipahami, sasaran dakwah bukan hanya pada akal, sebab ditengah umat ini terdapat jutaan orang beriman yang awam namun mudah tersentuh hatinya. Karena itu, melayani orang yang suka berdebat tanpa batas adalah kesia-siaan belaka dan membuang buang waktu, padahal waktu adalah kehidupan itu sendiri.
-Abbas Asissiy-
Hindari mencari ilmu untuk dibangga-banggakan!
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنِ ابْتَغَى الْعِلْمَ لِيُبَاهى بِهِ الْعُلَماَءَ أَوْ يُمَارِى بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ تُقْبِلُ أَفْئِدَةُ النَّاسِ إِلَيْهِ فَإِلَى النَّارِ-الحاكم
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Barang siapa mencari ilmu untuk membangga-banggakan itu kepada para ulama atau untuk mendebat dengannya orang-orang bodoh atau untuk menarik hati manusia padanya, maka ia ke neraka" (Riwayat Al Hakim, dan Dishahihkan oleh Al Hafidz As Suyuthi)
Al Allamah Al Munawi menjelaskan bahwa bahwa hadits di atas adalah peringatan bagi siapa saja yang mencari ilmu dalam rangka mencari dunia. Imam Adz Dzahabi sendiri menggolongkan berbuatan ini sebagai dosa besar, sebagaimana dijelaskan dalam karya beliau Al Kabair. (Faidh Al Qadir, 6/20)
Sebagian pemuda cenderung menyukai perdebatan dan berlarut larut dalam diskusi, hanya karena ingin dikagumi dan ingin mengalahkan pihak lain., atau karena sesuatu yang lain. Menghadapi orang seperti ini, seorang dai harus dapat menyimpulkan pembicaraan bila telah tampak jelas mana “benang putih” dan mana pula “benang hitam” nya , sebab, perdebatan yang tidak menghasilkan kesepakatan dan tanpa kata akhir justru dapat menumbuhkan kebencian dalam jiwa, mengotori dan menutupinya, serta merusak rasa cinta kasih. Selain itu ia hanya akan menguras potensi tanpa faedah, bahkan tidak menyumbangkan kebaikan apa pun bagi dakwah itu sendiri.
Perlu dipahami, sasaran dakwah bukan hanya pada akal, sebab ditengah umat ini terdapat jutaan orang beriman yang awam namun mudah tersentuh hatinya. Karena itu, melayani orang yang suka berdebat tanpa batas adalah kesia-siaan belaka dan membuang buang waktu, padahal waktu adalah kehidupan itu sendiri.
-Abbas Asissiy-
Hindari mencari ilmu untuk dibangga-banggakan!
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنِ ابْتَغَى الْعِلْمَ لِيُبَاهى بِهِ الْعُلَماَءَ أَوْ يُمَارِى بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ تُقْبِلُ أَفْئِدَةُ النَّاسِ إِلَيْهِ فَإِلَى النَّارِ-الحاكم
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Barang siapa mencari ilmu untuk membangga-banggakan itu kepada para ulama atau untuk mendebat dengannya orang-orang bodoh atau untuk menarik hati manusia padanya, maka ia ke neraka" (Riwayat Al Hakim, dan Dishahihkan oleh Al Hafidz As Suyuthi)
Al Allamah Al Munawi menjelaskan bahwa bahwa hadits di atas adalah peringatan bagi siapa saja yang mencari ilmu dalam rangka mencari dunia. Imam Adz Dzahabi sendiri menggolongkan berbuatan ini sebagai dosa besar, sebagaimana dijelaskan dalam karya beliau Al Kabair. (Faidh Al Qadir, 6/20)
No comments:
Post a Comment