Wikileaks Jakarta
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Kawat-kawat diplomatik rahasia dari Kedubes AS Jakarta yang akan dibocorkan WikiLeaks mengungkap, ada kawat terkait terorisme yang dikeluarkan 4 hari sebelum peristiwa bom di Hotel JW Marriott pada 17 Juli 2009 lalu. Hal ini dinilai tak aneh. Indikasi terorisme bisa dipantau hanya sulit diketahui kapan waktu eksekusinya.
"Jadi intelijen kita pun sudah tahu sebenarnya, ini bisa dideteksi dari adanya pembelian potasium klorat. Ini sudah terbaca, hanya kapan mainnya targetnya di mana itu seperti mencari jarum di jerami," kata pengamat terorisme, Mardigu saat dihubungi detikcom, Senin (6/12/2010).
Menurut Mardigu, intelijen mengetahui pergerakan pelaku peledakan dari pengawasan yang dilakukan di toko kimia. Biasanya saat pelaku terorisme hendak beraksi, ada pembelian besar oleh orang tidak dikenal, bahan potasium klorat di pasar.
"Polisi tahu mereka sedang bergerak, hanya saja kapan eksekusinya itu yang sulit," tambahnya.
Biasanya kegiatan para pelaku teror itu terbaca karena sial atau atas informasi laporan dari masyarakat. "Dahulu kan sering ada bom yang diuji coba meledak, atau ada warga lapor adanya aktivitas mencurigakan," terangnya.
Diketahui sejauh ini, WikiLeaks baru memberikan rekap 3.059 dokumen yang akan dibocorkan dari Kedubes AS di Jakarta dan 167 dokumen dari Konjen AS Surabaya. Rekap dokumen itu disertai tanggal dan perihal yang diketahui dari kode-kode khusus. Namun isi dokumennya memang belum bisa dibaca, karena belum dirilis.
Seperi dilansir dari situsnya, Senin (6/12/2010), sebuah kawat pernah keluar dari Kedubes AS di Jakarta pada 13 Juli 2009. Kodenya adalah PTER, PREL, PGOV, ASEC, ID. Dari kode itu, bisa diketahui isi kawat itu adalah terkait isu terorisme, dikaitkan dengan hankam, pemerintah pusat dan hubungan luar negeri Indonesia.
Pada 17 Juli 2009, bom Marriott pun meledak dan ikut merusak Hotel Ritz-Carlton. Pada tanggal itu pula, langsung keluar kawat lagi dari Kedubes AS Jakarta dengan kode PTER, PGOV, PREL yang artinya terorisme, pemerintah Indonesia dan hubungan luar negerinya.
Kawat-kawat diplomatik terkait terorisme tidak berhenti di situ saja. Pada 21 Juli 2009 atau 4 hari setelah kejadian, kembali keluar kawat berkode PTER, PGOV, PREL, ASEC, CASC, ID. Artinya terkait dengan terorisme dan hankam di Indonesia. Kode CASC atau assistance to citizen berarti ada arahan agar AS membantu Indonesia terkait peristiwa bom itu. Pada 23 Juli 2009 kembali keluar kawat terkait terorisme dengan kode sama.
(ndr/fay)
http://www.detiknews.com/read/2010/12/06/112209/1509747/10/kawat-kedubes-as-soal-teroris-sebelum-marriott-dibom-tak-aneh
No comments:
Post a Comment