Berusaha membawa anak-anak Haiti ke Republik dominika tanpa dokumen yang jelas, misionaris AS ditangkap petugas keamanan.
Kelompok tersebut, yang kebanyakan adalah jemaat gereja di Idaho, ditahan karena tidak memiliki dokumen yang cukup untuk membawa anak-anak berusia 2 bulan hingga 12 tahun ke sebuah panti asuhan di Republik Dominika, sebagai bagian dari "Misi Penyelamatan Anak Yatim Haiti."
"Tim kami ditahan karena kekeliruan hari ini, dan kami akan melakukan apapun yang kami bisa untuk menjernihkan kasusalahpahaman yang terjadi di Port au Prince," demikian tulis gereja di laman webnya Sabtu lalu.
Menurut pengumuman yang ditulis itu, mereka akan memberikan perawatan medis dan psikologis yang dibutuhkan anak-anak tersebut.
Jurubicara kelompok itu, Laura Silsby, mengatakan kepada Associated Press bahwa mereka menerima anak-anak itu dari seorang pastur Haiti bernama Jean Sanbil dari Sharing Jesus Ministries. Namun para penginjil yang melaksanakan operasi itu ketika ditahan mengatakan, bahwa rencana mereka adalah naik bis dari Santo Domingo, Haiti, lalu ke Port au Prince, sambil mengumpulkan 100 anak yatim dari jalan-jalan dan panti asuhan yang roboh, lalu kembali ke Republik Dominika.
"NLCR sedang dalam proses membeli tanah dan membangun panti asuhan, sekolah dan gereja di Magante, daerah pantai utara Republik Dominika," lapor New Life Children’s Refuge yang didirikan oleh Silsby, sekaligus ia menjadi eksekutif direktur di sana.
Menurut NLCR, tim mereka di Haiti akan membawa anak-anak itu tinggal di 45 kamar hotel di Cabarete. Setelah itu anak-anak akan tinggal di panti jika gedungnya telah selesai dibangun.
Central Valley Baptist Church di Meridian merupakan afiliasi dari Southern Baptist Convention, sekte Kristen Protestan paling besar di Amerika Serikat. [di/cp/www.hidayatullah.com]
No comments:
Post a Comment