3.2.14

Abdul Mannan: Korupsi Produk Pendidikan Sekuler

Pendidikan integral harus dibangun dengan tauhid. Tauhid tertuang dalam wahyu pertama, surat al-'Alaq.


Kajian "pendidikan integral" oleh Ketum PP Hidayatullah
Dr Abdul Mannan.
Hidayatullah.com–Pendidikan integral harus dibangun berdasarkan tauhid dan moral. Berbeda dengan pendidikan sekuler, yang tidak dibangun atas kedua nilai tersebut. Dampak buruk pendidikan sekuler seperti yang terjadi di negeri ini.

Demikian salah satu kesimpulan dari penyampaian Ketua Umum Pimpinan Pusat (Ketum PP) Hidayatullah Dr Abdul Mannan saat mengisi Halaqah Peradaban di Masjid Ummul Quraa, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Sabtu, 30 Rabiul Awal 1435 H (1/2/2014).

Korupsi (adalah) produk pendidikan sekuler, karenanya nilai moral ini basis penting (dalam pendidikan),” ujarnya di depan ratusan hadirin usai shalat Shubuh berjamaah, mencontohkan dampak pendidikan sekuler.

Pada kajian dua pekanan tersebut, Mannan mengangkat tema “Al-’Alaq: Dasar Konsep Pendidikan Integral”. Dia mengatakan, semua materi dalam pendidikan integral berbasis tauhid harus diarahkan menuju iman kepada Allah.

Dalam praktiknya pun demikian. Misalnya, kata dia, saat mengajar di sebuah universitas pascasarjana, Mannan menekankan para mahasiswanya akan pentingnya shalat berjamaah.

Begitu tiba waktu shalat, lanjutnya, Mannan menghentikan sementara kegiatan kuliah, lalu mengajak mahasiswanya untuk ke masjid. Bahkan, katanya, shalat berjamaah mempengaruhi nilai mata kuliah mereka.

Mannan menyinggung lembaga pendidikan yang menggunakan jargon integral, namun masih belum Islami secara praktik. Dalam hal sederhana, misalnya, campur-baurnya para penjemput murid di depan sekolah, antara penjemput laki-laki dan wanita.

(Atau) tukang ojek perempuan bonceng anak laki-laki,” tambahnya.

Mannan mengatakan, pesan inti dari wahyu pertama, Surat al-’Alaq 1-5, adalah kesadaran bertauhid. Wahyu ini pun menjadi landasan dalam pendidikan integral, sehingga, segenap komponen dalam pendidikan mesti paham akan pesan-pesan al-’Alaq.

Mengantarkan semua anak didik mendeklarasikan kalimat falsafah hidup, (yaitu) Laailaha illallaah, Muhammadur Rasulullah,” jelasnya.

Hakikat Ilmu

Kesimpulan lainnya yang disampaikan Mannan bahwa para pendidik sepatutnya memiliki tauhid yang super. Sehingga mereka mampu mengantarkan anak-anak didik bertauhid dengan benar. Para pendidik pun harus dikontrol, bukan cuma anak didiknya yang dikontrol.

Mannan juga menjelaskan hakikat ilmu dalam Islam. Menurutnya, dalam mencari proses kebenaran mutlak harus dipandu oleh al-Qur’an, dengan bukti-bukti yang telah dialami para nabi dan rasul.

Ini baru lurus. Kalau nggak ada panduannya, nggak bisa,” imbuhnya.

Sebab, ujarnya, di atas ilmu ada yang lebih berilmu, yaitu Allah Subhanahu Wata’ala.*

No comments:

Post a Comment