Daniel Streich disebut-sebut sebagai politisi Swiss yang tobat setelah menentang pendirian menara, padahal ia telah memeluk Islam sejak 2 tahun lalu
Hidayatullah.com--Nama Daniel Streich dalam satu pekan terakhir banyak disebut sebagai politisi terkemuka Swiss yang anti-Islam dari Partai Rakyat Swiss (SVP), yang mengusulkan larangan pembangunan menara masjid. Dan setelah referendum usai, maka ia pun masuk Islam.
Sayangnya berita itu keliru. Sesungguhnya Daniel Streich telah memeluk Islam sejak 2 tahun lalu, dan meskipun menjadi anggota SVP, ia tidak ikut mengusulkan larangan pendirian menara masjid di Swiss.
Daniel Streich adalah seorang instruktur militer. Sebelum referendum antimenara digelar pada 29/11/2009, ia telah mengundurkan diri sebagai politisi SVP di kota Bulle. Alasan pengunduran dirinya adalah, karena ia memeluk agama Islam.
Selama dua tahun Streich merahasiakan identitas agamanya kepada SVP. Dan ketika "perburuan terhadap Islam" semakin gencar, Streich tidak bisa menahannya lagi. Ia memilih mengundurkan diri dari partai dan mengumumkan secara terbuka tentang keislamannya.
Dulu Streich adalah seorang anggota SVP sejati dan penganut Kristen yang taat. Ia membaca Bibel dan pergi ke gereja secara teratur.
Sekarang ia adalah seorang instruktur militer dan anggota dewan masyarakat, yang membaca Al-Quran, shalat lima waktu, dan pergi ke masjid.
"Islam menawarkan jawaban logis atas pertanyaan-pertanyaan penting dalam hidup, yang mana hal itu tidak pernah saya temukan dalam ajaran Kristen," kata Streich kepada situs berita Swiss berbahasa Jerman 20 Minuten (23/11/2009).
Oleh karena ia tidak lagi tahan dengan sikap SVP yang melakukan perburuan terhadap Islam. Streich meninggalkan partai itu 2 minggu sebelum wawancara dengan 20 Minuten, yaitu sekitar tanggal 10/11/2009. Dan setelah menganut Islam selama dua tahun secara tertutup, ia pun mengumumkan keislamannya kepada publik.
Kini Streich ikut serta membangun Partai Demokrat Konservatif di wilayah canton Frieburg. Mantan jemaat gereja itu menentang keras inisiatif referendum larangan pendirian menara. "Jika inisiatif itu diloloskan, akan menjadi pukulan yang sangat telak bagi saya. Saya akan bertanya kepada diri sendiri, mengapa saya menawarkan diri, baik secara profesional maupun politis selama lebih dari 30 tahun untuk sistem politik ini." katanya kepada 20 Minuten (23/11/2009).
Menurut Streich, Swiss justru sangat membutuhkan lebih banyak masjid. "Tidak pantas Swiss memaksa muslim untuk menjalankan perintah agama mereka di gang belakang."
Tentu saja berita keislaman Streich tidak membuat semua orang senang. Reaksi bekas kawan-kawannya di SVP beragam. "Setiap orang bebas meyakini apa yang ingin diyakininya," kata Sekjen SVP Martin Baltisser.
Pakar politik Georg Lutz berkata, "SVP dan Islam berdiri saling berdekatan dibandingkan orang lain. Keduanya memiliki pandangan yang konservatif."
Sedangkan anggota SVP di Dewan Nasional, Alfred Heer, memberikan respon yang kurang bersahabat. "Karena Daniel Streich pindah memeluk agama Islam ketika ia masih aktif sebagai anggota Angkatan Bersenjata, maka akan membuat sebagian politisi berpikir, 'Hal itu akan bisa membahayakan keamanan negara.' Kita telah melihat apa yang terjadi di Amerika Serikat," kata Heer menunjuk peristiwa Fort Hood.
Namun tuduhan Heer dibantah jurubicara Angkatan Darat, Christopher Brunner. "Itu tuduhan yang tidak masuk akal. Militer Swiss bersikap netral terhadap hal-hal yang berkaitan dengan agama. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama yang dianut anggota kami. Performa, itulah yang penting, bukan agama," tegas Brunner.
Daniel Streich bukan baru saja masuk Islam. Ia bahkan telah menunjukkan kesungguhannya menjalani agama Allah ini, antara lain dengan memelihara jenggot, salah satu sunnah yang diajarkan Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. [di/20m/www.hidayatullah.com]
No comments:
Post a Comment