22.5.15

Begini Cara Inggris Memecah-Belah Dunia Arab


PERKEMBANGAN negara-negara modern di Semenanjung Arab adalah sebuah proses yang menakjubkan sekaligus mengenaskan. Seratus tahun yang lalu, sebagian besar wilayah Arab ada di bawah kendali Kekaisaran Ottoman, sebuah pemerintahan multi-etnis berbasis di Istanbul. Kini, sebuah peta politik dunia Arab tampak seperti sebuah puzzle yang rumit.

Serangkaian kejadian yang kompleks dan ruwet pada tahun 1910-an mengakhiri kekuasaan Ottoman (Ustmaniyyah) dan bangkitnya negara-negara baru dengan perbatasan tegas di seluruh Timur Tengah, membatasi antar umat Muslim.

Meski ada banyak faktor lainnya yang menyebabkan hal ini, peran Inggris adalah yang dominan dibanding lainnya. Tiga perjanjian dibuat dengan hasil yang membingungkan dan menyebabkan Inggris tetap berada di posisinya. Hasilnya adalah konflik politik yang membagi sebagian besar wilayah Muslim tersebut.

Pecahnya Perang Dunia I

Pada musim panas 1914, sebuah perang pecah di Eropa. Sebuah sistem aliansi yang rumit, sebuah perlombaan senjata militer, ambisi-ambisi kolonial, dan salah penanganan secara luas pada level pemerintahan tertinggi menyebabkan perang yang merusak ini, yang menelan korban 12 juta orang dari 1914 hingga 1918. Pada sisi “Sekutu” tergabung kerajaan-kerajaan Inggris, Prancis, dan Rusia. Sementara kekuatan “Sentral” terdiri atas Jerman dan Austria-Hungaria.

Pada awalnya, Kekaisaran Ottoman (Kekhilafahan Ustmaniyyah) memilih untuk tetap netral. Mereka tidak sekuat negara-negara lainnya yang terlibat perang, dan pada akhirnya babak belur terkena tekanan secara internal dan eksternal. Sultan Ottoman pada titik ini hanya menjadi semacam simbol, dengan Sultan yang benar-benar berkuasa terakhir, Abdulhamid II, dilengserkan pada 1908 dan digantikan oleh pemerintahan militer dipimpin oleh “Tiga Pasha”.

Mereka berasal dari kelompok sekuler yang terpengaruh Barat, para Young Turks (Pemuda Turki). Secara finansial, Ottoman sebenarnya sedang terjepit, memiliki hutang besar terhadap poros-poros Eropa yang tidak dapat mereka bayar. Setelah mencoba bergabung dengan Sekutu dan ditolak, Ottoman akhirnya memihak Kekuatan Sentral pada bulan Oktober 1914.

Kerajaan Inggris langsung bergerak untuk menyusun rencana membubarkan Kekaisaran Ottoman dan mengembangkan kerajaan Timur Tengah mereka. Mereka telah memiliki kontrol atas Mesir sejak 1888 dan India sejak 1857. Kekaisaran Ottoman di Timur Tengah terletak tepat ditengah-tengah kedua koloni penting ini, dan Inggris bertekad untuk mengambil-alihnya sebagai bagian dari perang dunia.

Revolusi Arab

Salah satu strategi Inggris adalah untuk menimbulkan pemberontakan dari subyek-subyek Arab milik Kekaisaran Ottoman. Mereka menemukan seseorang yang bersedia dan siap membantu di Hejaz, di wilayah Barat Semenanjung Arab. Sharif Hussein bin Ali, amir (setingkat gubernur) Mekah bersedia membuat perjanjian dengan pemerintahan Inggris untuk memberontak atas Ottoman. Alasannya untuk memihak Inggris melawan Muslim lainnya tidak diketahui. Alasan-alasan yang mungkin adalah: penolakan terhadap penunjukan Tiga Pasha oleh nasionalis Turki, konflik personal dengan pemerintahan Ottoman, atau hanya ambisi pribadinya belaka.

Apapun alasannya, Sharif Hussein memutuskan untuk membelot atas pemerintahan Ottoman dan beraliansi dengan Inggris. Sebagai balasannya, Inggris menjajinkan untuk menyediakan dana dan senjata kepada para pemberontak untuk membantu mereka bertempur melawan tentara Ottoman yang lebih teroganisir. Inggris juga menjanjikan bahwa setelah perang, dia akan mendapatkan kerajaan Arabnya sendiri yang akan terdiri atas seluruh Semenanjung Arab, termasuk Suriah dan Iraq.

Surat-surat yang menunjukkan negosiasi ini disebut Korespondensi McMahon-Hussein, karena Sharif Hussein berbalas pesan dengan Komisaris Tinggi Inggris di Mesir, Sir Henry McMahon.

Pada Juni 1916, Sharif Hussein memimpin kelompok bersenjata Bedouin dari Hejaz dalam sebuah kampanye bersenjata melawan Ottoman. Dalam beberapa bulan, gerakan ini berhasil mencaplok beberapa kota di Hijaz, termasuk Jeddah dan Mekah dengan bantuan angkatan darat dan laut Inggris. Mereka memberikan bantuan dalam bentuk prajurit, senjata, uang, penasehat (termasuk Lawrence of Arabia yang legendaris), dan sebuah bendera.

Orang Inggris di Mesir menggambar sebuah bendera untuk digunakan dalam pertempuran, yang nantinya akan disebut sebagai “Bendera Revolusi Arab”. Bendera ini akan menjadi model untuk bendera-bendera di negara Arab seperti Yordania, Palestina, Sudan, Suriah, dan Kuwait.

Sementara Perang Dunia I terus berlangsung dari 1917 dan 1918, para pembelot Arab ini berhasil mengambil alih beberapa kota besar dari Ottoman. Sementara Inggris bergerak menuju Palestina dan Iraq, mengambil alih kota-kota seperti Yerusalem dan Baghdad, tentara Arab membantu mereka dengan mencaplok Amman dan Aqaba.

Perlu dicatat bahwa tentara Arab ini tidak memiliki dukungan dari sebagian besar populasi Arab. Tentara tersebut hanya sebuah gerakan minoritas yang terdiri atas beberapa ribu orang yang dipimpin oleh beberapa ketua yang mencoba untuk menaikkan kekuatan mereka sendiri. Sebagian besar orang Arab memilih untuk tidak terlibat konflik dan tidak mendukung gerakan melawan pemerintahan Ottoman.

Rencana Sharif Hussein untuk menciptakan kerajaan Arabnya sendiri mungkin akan sukses jika saja Inggris tidak membuat rencana lainnya.

Perjanjian Sykes-Picot

Sebelum Gerakan Arab bermula dan sebelum Sharif Hussein dapat menciptakan kerajaan Arabnya sendiri, Inggris dan Prancis memiliki rencana sendiri. Pada musim dingin 1915-1916, dua orang diplomat, Sir Mark Sykes dari Inggris dan Francois Georges-Picot dari Prancis bertemu secara rahasia untuk memutuskan nasib dunia Arab setelah Dinasti Usmaniyah runtuh.

Menurut apa yang kelak akan disebut Perjanjian Sykes-Picot, Inggris dan Prancis setuju untuk membagi dunia Arab untuk mereka sendiri. Inggris akan menguasai apa yang sekarang menjadi Iraq, Kuwait, dan Yordania.

SEMENTARA Prancis mendapatkan wilayah Suriah, Libanon, dan selatan Turki modern. Status Palestina diputuskan nanti, dengan ambisi kelompok Zionis untuk mengambil-alih daerah tersebut. Daerah-daerah tersebut memberikan ruang bagi beberapa area untuk dikontrol sendiri oleh bangsa Arab, meski ada control dari Eropa atas kerajaan Arab. Di daerah lainnya, Inggris dan Prancis menjanjikan control total.

Meskipun awalnya perjanjian tersebut dirahasiakan, namun pada akhirnya perjanjian itu diketahui oleh banyak orang pada 1917 saat pemerintahan Bolshevik di Rusia mengungkapkannya. Perjanjian Sykes-Picot bertolak belakang dengan apa yang dijanjikan Inggris kepada Sherif Hussein dan menyebabkan ketegangan antara Inggris dan Arab. Tetapi ini bukan perjanjian bermasalah terakhir yang dibuat Inggris.

Perjanjian Balfour
Deklarasi Balfour

Kelompok lainnya yang ingin berada dalam peta politik daerah Timur Tengah adalah Zionis. Zionisme merupakan sebuah gerakan politik yang menginginkan berdirinya sebuah negara Yahudi di Tanah Suci Palestina. Dimulai pada 1800-an sebagai gerakan untuk mencari rumah jauh dari Eropa bagi para penganut Yahudi (yang sebagian besar tinggal di Jerman, Polandia, dan Rusia).

Pada akhirnya Zionis memutuskan untuk menekan pemerintahan Inggris selama Perang Dunia II, menyebabkan mereka dapat tinggal di Palestina setelah perang usai. Di dalam pemerintahan Inggris sendiri, banyak yang merasa simpatik kepada gerakan ini. Salah satunya adalah Arthur Balfour, Sekretaris Luar Negeri untuk Inggris. Pada 2 November 1917, dia mengirim surat kepada Baron Rothschild, pemimpin komunitas Zionis. Surat tersebut mendeklarasikan dukungan resmi Pemerintahan Inggris terhadap tujuan gerakan Zionis untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina:

Pemerintahan Yang Mulia Raja mendukung berdirinya sebuah rumah nasional bagi kaum Yahudi di Palestina, dan akan mengerahkan usaha terbaiknya untuk memfasilitasi pencapaian tersebut, dan dengan jelas mengerti bahwa tidak ada yang akan dilakukan untuk mendiskriminasi hak-hak asasi dan beragama komunitas non-Yahudi yang telah ada di Palestina, atau hak-hak dan status politik yang disandang oleh para Yahudi di negara manapun.”

Tiga Perjanjian Bertolak Belakang

Pada 1917, Inggris telah membuat tiga perjanjian berbeda dengan tiga kelompok yang berbeda pula, serta menjanjikan tiga sckenario politik masa depan yang berbeda atas Dunia Arab. Gerakan Arab bersikeras untuk mendapatkan Kerajaan Arab yang dijanjikan lewat Sharif Hussein. Prancis (dan Inggris sendiri) mengharapkan untuk dapat membagi tanah tersebut untuk mereka sendiri. Dan Zionis berharap mendapatkan Palestina seperti yang dijanjikan oleh Balfour.

Perang berakhir pada 1918 dengan kemenangan untuk Sekutu dan luluh lantaknya Kekaisaran Ottoman. Meskipun nama Ottoman masih ada hingga 1922 (dan khalifah masih ada sampai 1924), semua bekas daerah kekuasaan Ottoman kini dipegang Eropa. Perang telah usai, namun masa depan Timur Tengah masih diperebutkan oleh tiga pihak yang berbeda.

Kekaisaran Utsmaniyyah
Pihak manakah yang menang? Tidak ada yang mendapatkan apa yang benar-benar mereka inginkan. Pasca Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa (pendahulu PBB) didirikan. Salah satu tugasnya adalah membagi daerah bekas pendudukan Ottoman. Mereka membuat mandat untuk dunia Arab. Masing-masing mandat harusnya dijalankan oleh Inggris atau Prancis “sampai mereka bisa mandiri.” Liga tersebut-lah yang menggambar perbatasan-perbatasan yang kini kita lihat di peta Modern Timur Tengah. Perbatasan tersebut ditarik tanpa mempertimbangkan keinginan orang-orang yang tinggal di sana, ataupun pertimbangan etnis, geografis, atau perbedaan agama. Perbatasan tersebut benar-benar sewenang-wenang. Perlu diperhatikan bahwa bahkan hari ini, perbatasan politik di Timur Tengah tidak mengindikasikan perbedaan kelompok. Perbedaan antara orang Iraq, Suriah, Yordania, dsb. Sepenuhnya diciptakan oleh penjajah Eropa sebagai usaha untuk membagi Arab antara satu dan yang lainnya.

Melalui sistem mandat tersebut, Inggris dan Prancis dapat mengontrol apa yang mereka mau di Timur Tengah. Untuk Sharif Hussein, anak-anaknya diperbolehkan untuk memerintah daerah-daerah tersebut di bawah “perlindungan” Inggris. Pangeran Faisal menjadi Raja Iraq dan Suriah dan Pangeran Abdullah daingkat sebagai Raja Yordania. Tetapi secara prakteknya, Inggris dan Prancis memiliki otoritas di daerah-daerah tersebut.

Sementara itu, para Zionis diperbolehkan oleh pemerintah Inggris untuk mendiami Palestina, dengan sejumlah batas-batas. Inggris tidak ingin membuat marah orang-orang Arab yang telah tinggal di Palestina, jadi mereka mencoba untuk membatasi jumlah Yahudi yang pindah ke Palestina. Namun tindakan Inggris tersebut justru membuat marah para Ziois, yang mencoba menempuh cara ilegal untuk berimigrasi sepanjang 1920-an hingga 1940-an. Orang Arab-pun marah karena memandang imigrasi tersebut sebagai pelecehan terhadap tanah yang telah mereka miliki sejak diberikan oleh Salah al-Din pada 1187.

Akibat dari kekacauan politik yang diciptakan oleh Inggris setelah Perang Dunia I masih ada sampai sekarang. Perjanjian yang saling bertolak belakang dan negara-negara yang terbentuk untuk memecah-belah antar sesama Muslim mengiring kepada ketimpangan politik di Timur Tengah.

Bangkitnya Zionis diiringi dengan terbaginya Muslim di wilayah tersebut berakibat pada pemerintahan yang korup serta penurunan ekonomi di Timur Tengah secara keseluruhan. Batas-batas yang diciptakan oleh Inggris masih ada sampai sekarang, meski terjadinya telah 100 tahun yang lalu.*/Tika Af’ida, sumber: ostislamichistory.com 



Sekarang "kami" berbangga dengan NASIONALISME dan BENDERA kami masing-masing...
  • Malaysia dan Indonesia saling bermusuhan karena alasan saling klaim masakan, lagu daerah atau baju daerah. Padahal dulu kami bersatu, satu BANGSA & BAHASA, adat-istiadat serta AQIDAH!


20.5.15

Daulah Islam, Negeri yang Aneh…

Oleh: Muhammad Yusron Muhfid

Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 249)

"Panji Hitam..."
Melihat sepak terjang Daulah Islam yang dideklarasikan pada tanggal 29 Juni 2014 kita akan mendapati berbagai hal yang "janggal" dan di luar nalar sehat manusia. Tentu ini menimbulkan pertanyaan besar siapa mereka sesungguhnya?

Coba perhatikan secara jeli, umur dari Daulah Islam yang sebelumnya bernama Daulah Islam Iraq dan Syiria barulah menginjak usia sekitar satu tahun terhitung sejak dideklarasikan. Tetapi hanya dalam waktu yang singkat, Daulah Islam mendapat permusuhan dari hampir semua negara-negara di dunia. Bahkan, Amerika Serikat sampai-sampai harus menggalang koalisi yang berjumlah sekitar 40 negara hanya untuk memberangus sebuah negara yang baru berumur 1 tahun. Siapa mereka sesungguhnya? Mengapa sebuah negara super power sekaliber Amerika Serikat begitu ketakutan dengan kelompok baru dan kecil ini? Apa sebenarnya yang mereka punya? Apakah mereka punya angkatan udara? Apakah mereka punya pabrik persenjataan canggih? Apakah mereka bisa membuat hulu ledak nuklir? Apakah mereka bisa membuat rudal-rudal yang canggih?

Tidak! Sama sekali tidak! Bahkan hampir semua persenjataan yang dimiliki Daulah Islam adalah hasil rampasan. Bandingkan dengan persenjataan si penjahat kemanusiaan Israel yang begitu canggih dan mutakhir ditambah sokongan dana yang melimpah dari kekasih mereka Amerika Serikat.

Menariknya lagi, ditengah permusuhan hebat yang dikobarkan berbagai negara di dunia terhadap kelompok ini. Mereka tetap dapat mengelola Negaranya seolah-olah tanpa gentar terhadap pemboikotan. Mereka tetap mampu mencukupi kebutuhan masyarakatnya. Entah darimana mereka mendapatkan rezeki ini. Allah-lah yang menjamin rezeki bagi hambaNya yang bertakwa. Bahkan eksistensinya semakin besar dan meluas dukungannya. Padahal, kejamnya “mulut” media massa tak henti-hentinya berucap bahwa mereka adalah teroris, garis keras, dan berbagai julukan buruk lainnya. Ditambah lagi tikaman dari internal umat Islam sendiri yaitu para pengkhianat yang menjual agamanya untuk dunia dan menjadi antek Amerika Serikat

Semua ini merupakan hal yang aneh diluar nalar manusia, bayangkan saja, ditengah gempuran pesawat-pesawat canggih pasukan koalisi yang berjumlah sekitar 40 Negara, ditambah pertempuran dahsyat didarat melawan rezim syiah Iraq, Suriah disokong oleh Negara Syiah Iran mereka tak kunjung kalah. Justru pekan ini mereka dapat merebut kendali atas kota Ramadi, Ibukota Provinsi Anbar Iraq dan berbagai kota di Suriah, memperluas wilayah kekuasaanya di dua Negara tersebut.

Perjuangan mereka mengingatkan saya kepada sejarah perjuangan Islam dimasa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan para Sahabatnya, mereka telah bercucuran darah memperjuangkan Islam dan memenangkanNya atas segala kekuasaan tirani yang mengeroyoknya. Siapa yang tidak tahu perang Ahzab? dimana pasukan muslim yang hanya berjumlah 3.000 musti menghadapi 30.000 pasukan sekutu kabilah-kabilah Arab? Perang Mu’tah ketika 3.000 pasukan kaum muslimin harus menghadapi 200.000 bala tentara romawi? Dan perang-perang lainnya. Namun, berkat kelompok kecil ini, yang berasal dari tengah padang pasir yang gersang dan terbelakang, cahaya Islam berhasil menang dan menerangi dunia. Akankah sejarah akan berulang?

Segala keanehan di luar nalar manusia tadi tentu membuat kita layak bertanya-tanya siapa sebenarnya mereka? Apa Manhaj dan ideologinya sehingga sejauh ini mampu memenangkan pertarungan melawan musuh-musuh yang mengeroyoknya? Semoga hal ini akan memancing kita untuk mencari lebih jauh siapa sebenarnya mereka. Karena akan selalu ada sekelompok orang di dalam umat Islam yang berperang di atas jalan kebenaran hingga hari kiamat tiba.

Ya Allah, bila Daulah ini adalah Daulah Khawarij, maka hancurkanlah pilarnya dan bunuhlah para pemimpinnya dan gugurkanlah panjinya serta berilah hidayah bala tentaranya kepada Al Haq

Ya Allah bila ia itu Daulah Islam yang behukum dengan kitabMu dan sunnah nabiMu, serta berjihad melawan musuh-musuhMu, maka teguhkanlah, jayakanlah, menangkanlah dan berilah baginya tamkin (kekuasaan) di muka bumi serta jadikanlah ia gerbang menuju Khilafatan ‘alaa minhajin nubuwwah

Katakan aamiin wahai kaum muslimin!

(Cuplikan pidato Juru Bicara IS, Syaikh Mujahid Abu Muhammad Al Adnani)

Rekayasa Baca Al-Qur’an dengan Langgam Jawa dan Imaratus Sufahaa

Oleh: Hartono Ahmad Jaiz

Dalam peringatan Isra’ Mi’raj 1436 H di Istana Negara, atau Istana yang digunakan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Jum’at (15/5/2015) malam ada sesuatu yang berbeda dalam pembacaan tilawah Al-Qur’an.

Pembacaan Al-Qur’an yang biasanya dilantunkan sesuai dengan kaidah Islam baik dari segi tajwid dan tatacaranya, namun dalam peringatan Isra’ Mi’raj 1436H di Istana Negara itu dilantunkan dengan lagu Dandanggulo, salah satu tembang alias nyanyian dalam Langgam Jawa.
Masalah membaca Al-Qur’an dengan lagu Jawa Dandanggulo dan sebagainya

Jenis lagu Dandanggulo itu dari segi makna kurang lebih adalah angan-angan manis. Lagu dalam langgam Jawa itu punya cengkok naik turunnnya nada dan panjang pendeknya, jumlah bait syairnya serta jumlah suku kata dan qafiyah-nya, bunyi-bunyi di akhir bait. Bahkan sekaligus mengandung pula misi dalam isi jenis langgam itu.

Ketika jenis lagunya Dandanggulo maka ya hanya angan-angan manis. Lantas, ketika ternyata untuk melagukan Ayat-ayat Al-Qur’an, berarti sama dengan “memerkosa” ayat Allah untuk diresapi sebagai angan-angan manis belaka.

Betapa celakanya!
Lantas nanti ketika membaca al-Qur’an dengan langgam jenis lainnya, misalnya Durmo (sindiran untuk orang songong, tak peduli totokromo/ tatakrama), bagaimana kalau itu untuk membaca ayat-ayat tentang Keagungan Allah Ta’ala?

Perlu diketahui, tatacara melagukan dan menyusun bait-bait syair lagu langgam Jawa itu mirip dengan ilmu ‘Arudh wal qawafi dalam Sastra Arab. Kalau dalam Langgam Jawa ada Dandanggulo (yang ketika disebut jenis itu) maka mencakup isinya bermakna sekitar angan-angan manis. Irama lagu nyanyiannya sudah tertentu, termasuk panjang pendeknya, jumlah bait syairnya, huruf-huruf akhir baitnya dan sebagainya.

Dalam ilmu ‘arudh wal qawafi, juga ada jenis-jenis bahar, ada bahar wafir, misalnya syair (hanya sekadar contoh):

إِلهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلا وَلاَ أَقْوَى عَلَى نَارِ الجَحِيْم

Wahai Tuhan aku bukanlah ahli (Surga) Firdaus, dan aku tak sanggup ke (Neraka) Jahim."

Syair itu harus sesuai wazan-nya (timbangan yang mengatur panjang pendek dan menimbulkan irama nadanya). Juga harus sesuai qafiyah-nya, bunyi akhir tiap baitnya.

Irama lagu dari syair yang baharnya jenis wafir contohnya Ilahi lastulil firdausi itu ya hanya untuk dilagukan syair yang begitu. Tidak boleh untuk melagukan syair-syair yang jenis baharnya lain. Apalagi untuk menjadi rujukan dalam membaca al-Qur’an, maka lebih tidak boleh lagi. Karena akan sangat tidak cocok dan tidak dapat diterapkan.

Demikian pula, lagu irama Dandanggulo Jawa, ya tidak bisa untuk melagukan jenis tembang Durmo (songong, bahasa Betawi, tidak peduli tatakrama dan susila). Bagaimana mau melagukan angan-angan manis (Dandanggulo) untuk laku Durmo (sindiran untuk yang songong)?

Nah, persoalannya, lha sesama langgam Jawa saja yang satu tidak boleh untuk yang lain, karena serba berlainan, bahkan tujuannya juga berlainan, ada yang untuk angan-angan manis, ada yang untuk menyindir kesongongan, ada yang untuk masalah kasmaran (asmarandana) dan sebagainya. Jadi dari arah mana, ketika mau dipaksakan untuk membaca Al-Qur’an?

Itu belum lagi ketika antara irama lagu Jawanya itu tujuannya untuk menyindir kesongongan, misalnya, lalu untuk membaca ayat-ayat tentang keagungan Allah Ta’ala. Bagaimana? Bukankah itu jatuhnya menjadi mengolok-olok ayat Allah? Padahal kalau sampai dinilai sebagai mengolok-olok ayat Allah, maka menjadi kafir.

وَلَئِن سَأَلۡتَهُمۡ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلۡعَبُۚ قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ ٦٥ لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡۚ إِن نَّعۡفُ عَن طَآئِفَةٖ مِّنكُمۡ نُعَذِّبۡ طَآئِفَةَۢ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ مُجۡرِمِينَ ٦٦ [سورة التوبة,٦٥-٦٦]

65. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?
66. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa [At Tawbah,65-66].

Oleh karena itu, orang-orang Arab tempat turunnya ayat suci Al-Qur’an sendiri tidak pernah menjadikan lagu syair-syair Arab dengan berbagai bentuk baharnya untuk langgam dalam membaca Al-Qur’an. Lha kok malah langgam Jawa mau dijadikan untuk langgam dalam membaca Al-Qur’an. Afalaa ta’qiluun?

Penegasan lagi
Langgam Jawa dandanggulo dan sebagainya, bukan hanya masalah nada irama, tapi mengandung muatan tertentu. Begitu disebut Dandanggulo, ya muatannya tentang angan-angan manis. Kalau jenis lagu Durmo ya mengenai semacam sindiran terhadap kesongongan (yang tidak peduli tatakrama/ totokromo). Sehingga penghayatan orang yang melagukan dan yang mendengarnya juga sudah terbawa oleh jenis langgam itu.

Dan satu hal yang sangat perlu diingat, Langgam Jawa Dandanggulo, Durmo dan sebagainya itu hanya bisa digunakan untuk tembang alias nyanyian. Maka ketika disuarakan, walau yang disuarakan itu Al-Qur’an, kesannya ya tetap nyanyian. Jadi sama dengan membanting ayat suci menjadi nyanyian belaka. Apakah setega itu kita mau memperlakukan ayat-ayat Allah Ta’ala?

►(Lihat haditsnya di bawah nanti, menjadikan Al-Qur’an sebagai nyanyian itu termasuk 6 perkara yang nabi shallallahu ‘alaihi wasallam takuti atas umatnya).

Lebih dari itu, nyanyian itu tadi sifatnya sangat terbatas. Artinya yang jenis untuk kasmaran seperti Asmorondono (Asmarandana) ya tidak boleh dinyanyikan untuk lagu jenis pucung alias pocong yang berkaitan dengan orang meninggal.

Kalau orang masih punya pikiran lurus, mana mungkin jenis tembang nyanyian dan sifatnya sangat terbatas seperti itu, kemudian diperuntukkan untuk membaca wahyu Allah? Sedangkan untuk membaca teks Pancasila dalam satu acara misalnya, itu saja sama sekali tidak bisa.

Kenapa? Karena, misalnya Pancasila dibaca dengan lagu Megatruh (mecati alias menjelang meninggal), maka tentu menimbulkan tanda tanya. Apakah pembacanya itu ngalup biar segera mati atau bagaimana.

Itu saja sama-sama hanya bikinan manusia. Sudah menimbulkan masalah. Lha kalau itu untuk merekayasa bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, bukankah berarti pelecehan dan penodaan agama?

Sekali lagi saya tanyakan (secara inkari): Bagaimana kalau ayat-ayat tentang keagungan Allah Ta’ala, lalu dibaca dengan langgam Durmo yang inti nada lagu itu sindiran terhadap orang songong?

Tentu yang terjadi bukan penghormatan terhadapm kesucian Al-Qur’an dan pengagungan untuk Allah Ta’ala dalam isi ayat suci itu, namun adalah istihza’ aias pelecehan. Padahal, kalau sampai jatuhnya ke istihza’ terhadap Allah, ayat-ayat suciNya, dan Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wa sallam, maka bisa mengeluarkan pelakunya dari Islam.

وَلَئِن سَأَلۡتَهُمۡ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلۡعَبُۚ قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ ٦٥ لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡۚ إِن نَّعۡفُ عَن طَآئِفَةٖ مِّنكُمۡ نُعَذِّبۡ طَآئِفَةَۢ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ مُجۡرِمِينَ ٦٦ [سورة التوبة,٦٥-٦٦]

65. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"
66. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. [At Tawbah, 65-66]

Jadi jangan gampang-gampang bicara. Sekalipun ahli ilmu Al-Qur’an, namun dalam kasus rekayasa pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an ini, ketika tidak mengerti tentang Langgam Jawa dengan aneka rangkaiannya, ya wala taqfu maa laisa laka bihi ‘ilm.

وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰٓئِكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡ‍ُٔولٗا ٣٦ [سورة الإسراء,٣٦]

36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. [Al Isra, 36]

Apalagi ini untuk merekayasa bacaan Al-Qur’an yang mungkin mengikuti Said Aqil Siradj ketua umum NU dan orang liberal dalam memasarkan apa yang disebut Islam Nusantara.

Mau dibawa ke mana Umat Islam ini?
Semoga Allah lindungi kami dari ini:

عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا: إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ، وَسَفْكُ الدِّمَاءِ، وَبَيْعُ الْحُكْمِ، وَقَطِيعَةُ الرَّحِمِ، وَنَشْوٌ يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ، وَكَثْرَةُ الشُّرَطِ “
[حكم الألباني]
(صحيح) انظر حديث رقم: 216 في صحيح الجامع

Dari Auf bin Malik dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
Aku khawatir atas kamu sekalian enam: pemerintahan orang-orang yang bodoh, penumpahan darah, jual hukum, memutus (tali) persaudaraan/ kekerabatan, generasi yang menjadikan Al-Qur’an sebagai nyanyian, dan banyaknya polisi (aparat pemerintah, yang berarti banyak kedhaliman). (HR Thabrani, shahih menurut Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ hadits no. 216)
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ قَالَ وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ قَالَ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لَا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي
الراوي : جابر بن عبدالله المحدث : الألباني
المصدر : صحيح الترغيب الصفحة أو الرقم: 2242 خلاصة حكم المحدث : صحيح لغيره


/Dorar.net
Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Ka’b bin’ Ujroh, “Semoga Allah melindungimu dari pemerintahan orang-orang yang bodoh”, (Ka’b bin ‘Ujroh Radliyallahu’anhu) bertanya, apa itu kepemerintahan orang bodoh? (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda: “Yaitu para pemimpin negara sesudahku yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula berjalan dengan sunnahku, barangsiapa yang membenarkan mereka dengan kebohongan mereka serta menolong mereka atas kedholiman mereka maka dia bukanlah golonganku, dan aku juga bukan termasuk golongannya, mereka tidak akan datang kepadaku di atas telagaku, barang siapa yang tidak membenarkan mereka atas kebohongan mereka, serta tidak menolong mereka atas kedholiman mereka maka mereka adalah golonganku dan aku juga golongan mereka serta mereka akan mendatangiku di atas telagaku. " (Musnad Ahmad No.13919, shahih lighairihi menurut Al-Albani dalam Shahih at-Targhib).

Allahul Musta’an. Wa laa haula walaa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘adhiim.

Jakarta, Selasa 1 Sya’ban 1436H/ 19 Mei 2015


Lubang Biawak...



14.5.15

Ikut Vaksinasi atau Tidak, Terserah Anda (?)

Eramuslim.com- Perdebatan apakah perlu ikut atau tidak perlu ikut Vaksinasi kini telah menjadi polemik berkepanjangan. Para pakar kesehatan pun terbelah menjadi dua kutub, anti dan pro. Masing-masing kubu memiliki pemahaman dan pengetahuannya masing-masing.

Kubu yang Pro Vaksinasi (disingkat “PV”) mengeluarkan data-data dan semua keterangan medis dan ilmiah yang hamper seluruhnya bersandar dari badan kesehatan dunia WHO dan lembaga-lembaga kesehatan resmi.

Sedangkan Kubu Yang Anti Vaksinasi (disingkat “AV”) juga mengeluarkan data-data dan semua keterangan dari berbagai literatur penelitian, fakta di lapangan, dan lembaga-lembaga yang kebanyakan anti WHO.”Kita semua tahu siapa yang ada di belakang WHO itu,” demikian salah satu keyakinannya.

Terlepas dari keyakinan kedua kubu tersebut, penulis hanya memaparkan beberapa pengalaman penulis sendiri yang terjadi terkait masalah tersebut, dan ini benar-benar terjadi. Semua orang dan kisah yang penulis kemukakan di sini adalah nyata. Mohon maaf jika tidak bisa diungkap jatidirinya karena mereka semua masih aktif bekerja dengan badan-badan The New World Order, seperti WHO dan sebagainya.

Sikap akhir terserah Anda semua, apakah tetap mengikut pada AV atau PV. Janganlah sekali-kali memaksakan kehendak, karena kesadaran tidak akan bisa muncul dari pemaksaan.

Kisah Pertama: Pertemuan dengan Seorang Doktor Terkemuka Singapura

Akhir Maret 2015, saya diundang bertemu dengan seorang tokoh dunia kedokteran Asia, seorang Doktor elit Singapura, spesialis, yang pernah menjadi dokter kepresidenan Filipina, Singapura, dan pernah ditawar menjadi dokter pribadi Raja Kartel Opium di Kamboja-Vietnam tapi dia menolak. Namanya sangat familiar di Google. Saya mendapat kesempatan langka diundang bertemu dengannya lewat seorang perantara, adik kandung seorang artis papan atas Indonesia yang memiliki darah Eropa.

Novel “CODEX: Kosnpirasi Jahat di atas Meja Makan Kita” yang membahas tentang Codex Alimentarius–program resmi PBB lewat Henry Kissinger di mana obat-obatan dan bahan makanan dijadikan senjata pembunuh massal–di mana salah satu bagiannya mengungkap tentang konspirasi seputar vaksinasi dan zat-zat aditif lainnya, terkait dengan Georgia Guidestone di Berkeley, menjadi “tali” yang mempertemukan kami.

Saya bertemu dengannya selama sekitar satu jam di sebuah tempat rendezvous di kawasan elit Jakarta Selatan, sore hari sebelum dia berangkat ke Bandara Soetta untuk kembali ke Singapura.

Singkat cerita dia menyatakan jika di Singapura, vaksinasi sudah menjadi barang yang wajib, dan banyak hal dalam kehidupan seorang anak hanya bisa diakses jika melampirkan bukti jika dirinya sudah menerima vaksinasi.

Padahal saya tahu jika vaksinasi itu buruk bagi ketahanan tubuhnya kelak. Tuhan telah menciptakan manusia dengan sangat sempurna, dan sebab itu manusia tidak lagi memerlukan zat-zat tambahan ketika dia lahir dan tumbuh. Kita hanya perlu menjaga tubuh ini dengan mengkonsumsi bahan-bahan makanan yang baik bagi kesehatan,” ujarnya dalam bahasa Inggris dengan logat Cina.

Celakanya, di negeri saya, hal itu wajib. Sebagai dokter di sana, saya mau tak mau harus melakukan hal itu (vaksinasi). Ada pertentangan batin disini. Akhirnya saya mengambil satu jalan kompromis, pada setiap pasien yang datang minta vaksinasi, saya suntikan saja vitamin ke tubuhnya, dan ampul vaksinnya saya buang. Di lembar keterangan yang tersedia saya tulis jika pasien saya ini sudah menerima vaksin ini dan itu. Beres kan?” ujarnya sambil tertawa.

Vaksin itu jahat. Dia melemahkan tubuh manusia yang sebenarnya sudah sangat sempurna ini. Di negara-negara maju sudah banyak yang melarang vaksinasi, atau melakukan vaksinasi secara sangat selektif. Hanya di Negara-negara terkebelakang saja yang massif dengan program vaksinasinya. Dan banyak yang tidak tahu jika vaksin yang ada di negara maju itu berbeda secara konten dengan vaksin yang diberikan ke negara-negara miskin dan terkebelakang. Jadi ada dua jenis vaksin di sini, dan banyak yang tidak paham dengan hal ini.

Dokter spesialis yang wajah dan perawakannya terlihat masih muda dibandingkan usianya yang sudah lumayan ini mengaku membiasakan hidup dengan hanya mengkonsumsi bahan-bahan makanan organik dan segar.

Saya menghindari mengkonsumsi makanan-makanan instan, dalam kemasan, MSG, dan sebagainya. Kepada anak-anak saya juga demikian. Kita sekarang ini dibombardir iklan-iklan menyesatkan tentang kehidupan yang serba praktis dan mudah, makanan cepat saji, dan sebagainya, tapi itu semua sesungguhnya racun bagi tubuh. Dewasa ini memang sedikit repot untuk bisa hidup sehat, namun apa salahnya jika kita benar-benar ingin hidup lebih panjang. Saya pribadi biasa mengkonsumsi jahe mentah, apalagi jahe biru, itu jahe langka tapi sangat bagus bagi kesehatan…

Banyak hal yang dikemukakan pakar ini sampai tak terasa waktu semakin sore dan dia harus mengejar pesawat untuk kembali ke negaranya. Sambil melihat jam dia bertanya pada adik selebritis papan atas Indonesia yang menjadi penghubung saya dan dia, “Apakah cukup waktu untuk menembus kemacetan Jakarta menuju Bandara Soetta?”

Akhirnya karena waktu yang sudah sangat sempit, tidak mungkin bisa dengan jalan darat, dia pun memilih untuk naik ke atas gedung, menuju helikopter yang sudah siap mengantarnya ke Bandara Soetta. Dengan sangat ramah dia menyalami kami dan berdoa semoga suatu hari kelak kita bisa bertemu kembali.

Kisah Kedua: Pesan Singkat Chef Terkenal yang Harus Direnungkan

Beberapa bulan lalu, sebuah pesan singkat tiba-tiba masuk ke dalam ponsel. Isinya sebuah pertanyaan sederhana namun menyentak kesadaran.

Sejak kapan di Indonesia ada program nasional vaksinasi?

Karena saya tahu, saya menjawab, “Sejak awal tahun 1970-an…

Tidak lama kemudian jawaban dari Chef sahabat saya itu tampil di layar ponsel, “Sejak itulah, usia harapan hidup orang Indonesia menjadi lebih singkat.

Deg!

Benar juga. Di era bapak dan ibu kita hidup, usia harapan hidup orang Indonesia rata-rata mampu mencapai seratusan tahun, atau paling tidak delapan puluh tahun. Orang Indonesia dahulu kuat-kuat, dan mampu berjalan puluhan kilometer walau usianya sudah tidak lagi muda.

Sekarang, usia harapan hidup orang Indonesia semakin cepat. Banyak teman-teman kita yang baru mencapai usia 40-50 sudah dijemput maut. Banyak orang-orang muda yang sudah mengidap penyakit ini dan itu. Bahkan sudah banyak usia 30-40an yang sudah menderita stroke atau jantung.

Kelompok Pro-Vaksinasi pasti memiliki alibi sendiri soal ini. Biarlah. Tapi apa yang chef sahabat saya utarakan tadi sungguh-sungguh menyentak kesadaran. Apalagi isterinya bekerja untuk badan PBB yang menelurkan Codex Alimentarius Program, di mana Kissinger pernah berkata di depan umum jika dia lewat badan PBB tersebut akan menjadikan obat-obatan, vitamin, makanan, dan sebagainya sebagai senjata pembunuh massal. Dalam artian, segala obat dan makanan akan disusupi oleh agen-agen penyakit agar manusia semakin lemah dan usia harapan hidupnya pun akan semakin singkat.

April kemarin, kami bertemu lagi di sebuah mal di pingiran Jakarta. Sekali lagi dia bercerita soal vaksinasi. Chef yang lama tinggal di Amerika itu menyatakan jika dirinya tahu jika vaksin yang ada di Amerika dan Eropa, serta negara-negara maju lainnya, itu ada yang sungguh-sungguh membuat badan kebal terhadap beberapa jenis penyakit. Namun vaksin yang disebar ke negara-negara terkebelakang seperti Indonesia, beda.

Ada dua jenis vaksin yang diproduksi. Yang pertama yang berkualitas bagus dipakai di negara-negara maju, sedangkan yang dikirim ke negara-negara terkebelakang itu racun sebenarnya, untuk melemahkan penduduknya,” ujarnya.

Ya, pelemahan dan pemusnahan sebagian penduduk dunia, memang bukan isapan jempol. Hanya mereka yang kurang membaca, tidak kritis, dan hidup di dalam tempurung kelapa, yang menyatakan program jahat ini cuma teori konspirasi kosong yang tidak ada buktinya.

Kisah Ketiga: Anak Bungsu yang Sungguh Sehat dan Kuat Tanpa Vaksin Apa Pun.

Seorang sahabat lagi, pengusaha muda yang tinggal di kompleks perumahan elit di pinggiran ibukota, memiliki beberapa orang anak. Semua anaknya, kecuali yang bungsu, divaksin semasa kecil. Sedangkan si bungsu, sengaja tidak diberi vaksin apa pun sejak lahir.

Subhanallah, perbedaannya sungguh nyata! Anak-anak saya yang pertama dan adik-adiknya itu sejak kecil langganan rumah sakit. Pilek atau batuk sedikit saja langsung menjadi parah dan bahkan harus dirawat di rumah sakit. Dokter-dokternya menjadi teman akrab anak-anak saya tersebut. Mereka mudah sekali terserang penyakit dan jika sudah sakit maka akan berkepanjangan…

Beda sekali dengan si bungsu. Anak saya yang bungsu ini sama sekali tidak diberi vaksin. Hal ini menuai kontroversi di keluarga karena beberapa saudara saya ada yang berprofesi sebagai dokter yang Pro Vaksinasi. Anak bungsu saya ini hanya diberi suplemen madu, habbatusauda, dan herbal lainnya. Ternyata si bungsu ini sungguh kuat ketahanan tubuhnya. Dia tidak mudah sakit. Dan kalau pun pilek, maka itu cuma sebentar dan akan hilang jika diberi madu dan istirahat yang cukup. Ini sangat berbeda dengan kakak-kakaknya.

Apakah dengan kasus ini saudara-saudara yang dokter menjadi sadar dan akhirnya meralat pandangannya soal vaksin?” tanya saya.

Dia menggeleng dan tertawa, “Tidak juga. Mereka masih saja berpandangan jika vaksin itu perlu. Sungguh hebat memang sistem pendidikan globalis ini sehingga apa-apa yang ditanamkan ke dalam otak anak didik bisa terpatri dengan sangat kuat…

Nah, tiga kisah ini saja dulu yang saya paparkan. Masih ada kisah-kisah lainnya sesungguhnya. Namun biarlah cukup disini. Sekarang terserah kepada kita semua, apakah akan tetap mendukung program vaksinisasi atau tidak. Semuaya tergantung pada masing-masing individu. (rz)


Must Read!

13.5.15

Amerika Dinilai Menipu Dunia Soal Tewasnya Usamah bin Laden

Menurut Hersh, jasad Bin Ladin juga tak dimakamkam di laut seperti yang selama ini diklaim Pemerintah AS. Jasad Bin Ladin, klaim Hersh, sebenarnya dimakamkan Pemerintah AS di wilayah Afganistan.

Seymour Hersh: Amerika Menipu Dunia Soal Usamah Bin Ladin
Hidayatullah.com–Seorang wartawan AS pemenang hadiah Pulitzer, Seymour Hersh, membuat tudingan menghebohkan terkait operasi militer AS yang menewaskan pemimpin Al-Qaidah, Usamah bin Ladin.

Dalam sebuah pernyataan terbaru Hersh mengatakan Amerika Serikat (AS) menipu dunia soal kematian Bin Ladin sehingga pemerintahan Presiden Barack Obama bisa mengklaim kemenangan perang melawan Al-Qaidah. Hersh menuding, Pemerintah AS sebenarnya sudah mengetahui posisi Bin Ladin, yang diyakini sebagai dalang selangan 11 September di New York, di kota Abottabad, Pakistan.

Tudingan itu dilontarkan Seymour Hersh yang juga dikenal jurnalis investigasi ini bukan sekadar sensasi, laporan investigasi soal kebohongannya ini juga dimuat dalam The London Review Books.
Menurut Hersh, Bin Ladin selama bertahun-tahun tinggal di sebuah rumah besar yang berlokasi tak jauh dari sebuah akademi militer Pakistan. Abottabad memang dikenal sebagai kota militer Pakistan.

Dinas Intelijen AS (CIA) mengetahui posisi Bin Ladin setelah seorang pejabat tinggi intelijen Pakistan memberikan informasi itu kepada CIA dengan harapan mendapatkan hadiah uang sebesar 25 juta dollar AS.

Berdasarkan investigasinya, Hersh menyebut pemerintahan Obama sudah melakukan negosiasi dengan Pemerintah Pakistan dan dinas intelijen negeri itu, ISI, sebelum menyerbu kediaman Bin Ladin di Abottabad.

Namun, pemerintahan Obama menyatakan operasi penyerbuan ke Abottabad itu adalah sebuah operasi infiltrasi rahasia.

Dengan mengutip seorang sumber anonim, Hersh mengatakan, ISI mematikan aliran listrik ke kediaman Bin Ladin sebelum pasukan elite Navy SEAL menyerbu rumah itu demi mencegah intervensi militer Pakistan.

Menurut sejumlah laporan yang dikutip Hersh, tak ada baku tembak dalam penggerebekan itu dan satu-satunya peluru yang dilepaskan adalah yang memutus nyawa Usamah bin Ladin.

Presiden Obama menyembunyikan kebenaran di balik operasi ini menjelang pemilihan demi meningkatkan popularitas pemerintahannya. Demikian klaim Hersh.

Menurut Hersh, jasad Bin Ladin juga tak dimakamkam di laut seperti yang selama ini diklaim Pemerintah AS. Jasad Bin Ladin, klaim Hersh, sebenarnya dimakamkan Pemerintah AS di wilayah Afganistan.

Hersh menambahkan, saat berpidato memberikan kabar kematian Bin Ladin kepada rakyat Amerika, sebenarnya pidato Obama itu disusun secara terburu-buru.

“Rangkaian pernyataan yang tak akurat ini kemudian menciptakan kekacauan pada pekan-pekan selanjutnya,” kata Hersh dalam artikelnya.

“(Tentara Pakistan) diperintahkan untuk meninggalkan kawasan di dekat kediaman Bin Ladin begitu mendengar suara helikopter AS mendekat,” kata Hersh.

“Kota itu dalam keadaan gelap. Listrik dipadamkan atas perintah ISI, beberapa jam sebelum penggerebekan terjadi,” ujar Hersh.

“Faktanya, telah terdapat kesepakatan antara Pemerintah Pakistan dan tak ada pembicaraan soal hal-hal yang harus diungkap jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan,” lanjut Hersh.

Pencitraan Obama

Selain kebohongan dalam proses penggerebekan yang menewaskan Bin Ladin itu, sumber Hersh juga meragukan klaim Pemerintah AS yang menyebut telah menemukan dokumen-dokumen penting di kediaman Bin Ladin.

“Gedung Putih harus memberi kesan bahwa Bin Ladin masih penting dalam hal operasi. Jika tidak, mengapa harus membunuhnya?” ujar sumber itu.

“Sebuah cerita palsu dibuat bahwa terdapat jaringan kurir yang datang dan pergi membawa perintah dalam USB. Semua hanya untuk memberi citra bahwa Bin Ladin masih penting,” tambah sumber tersebut.

“Pasukan SEAL seharusnya menyadari adanya skema besar politik ini. Bin Ladin sangat bernilai bagi para politisi. Dia menjadi semacam aset pekerjaan,” kata sang sumber.

Serangkaian kebohongan, kesalahan pernyataan, dan pengkhianatan yang sengaja diciptakan ini, menurut sang sumber, memicu reaksi balasan yang tak terelakkan.

“Kerja sama dengan Pakistan mengalami kemunduran hingga empat tahun sebab negeri itu membutuhkan waktu untuk kembali memercayai AS, khususnya dalam hubungan militer untuk melawan terorisme, sementara terorisme terus tumbuh di seluruh dunia,” ujar sang sumber.

“Mereka (Pakistan) merasa Obama telah berkhianat. Pakistan kini kembali bekerja sama dengan AS karena munculnya ancaman ISIS,” lanjut sumber itu.

Seorang konsultan operasi komando khusus yang juga dikutip Hersh mengatakan, pembunuhan Bin Ladin merupakan sebuah teater politik yang dirancang agar prestasi pemerintahan Obama di bidang militer terlihat cemerlang. Sejauh ini, Gedung Putih belum menanggapi tudingan Hersh lewat artikelnya tersebut.

Namun Gedung Putih menepis laporan Seymour Hersh ini.

“Terlalu banyak banyak fakta tidak akurat dan pernyataan tidak berdasar dalam laporan tersebut,” ujar juru bicara Gedung Putih, Ned Price dikutip CNN.*


Seymour Hersh Kembali Ungkap Fakta Terbaru Soal Kematian Osama Bin Laden

Eramuslim.com – Setelah membongkar kebohongan pemerintahan Barack Obama mengenai operasi militer AS terhadap Osama Bin Laden pada hari Minggu (10/05) kemarin, kini wartawan senior Amerika kembali mengungkapkan fakta baru mengenai pemimpin Al Qaeda tersebut.

Dalam fakta terbarunya Seymour Hersh mengatakan bahwa sebenarnya keberadaan Osama Bin Laden dikota Abbottabad berada dibawah penahanan dinas intelijen Pakistan sejak tahun 2006 lalu,

“Amerika telah berbohong dengan menyebut Osama sebagai buronan dalam penggerebekan peristiwa berdarah tersebut,” ujaranya seperti dilansir kantor berita Anatolia.

“Saya memiliki bukti dari sumber terpercaya mengenai adanya penghianatan sejumlah petugas dinas intelejen Pakistan mengenai keberadaan Osama bin Laden dengan uang sejumlah 25 juta dolar AS kepada CIA,” tambah Seymour Hersh.

“Mereka (petugas intelejen Pakistan) sengaja meninggalkan keberadaan Osama bersama keluarganya sendirian disaat hari peristiwa berlangsung,” ungkap Seymour Hersh.

Selain itu dalam tulisan terbarunya Seymour Hersh juga membantah bahwa Osama telah dibunuh dan dibuang jasadnya di tengah laut. Menurutnya tubuh Osama dimasukan ke dalam kantong mayat, dan kemudian dilempar dari helikopter di atas pegunungan Hindu Kush. (Rassd/Ram)

Syiah dan Liberal Mau Memangsa NU?

Sahabat Voa Islam,

Tampaknya kelompok liberal di NU makin menjerumuskan NU ke sinkretisme, namun dikemas dalam apa yang disebut Islam NUsantara. Said Aqil Siradj dan orang liberal sudah menyuarakan itu.

Jurus itu sudah ketahuan arahnya, ingin menggerogoti bahkan memangsa NU dengan membuka pintu untuk syiah dan liberal, namun dengan cara memberikan semacam sanjungan bahwa NU punya ciri khas keislaman yang hebat, sesuai dengan iklim Nusantara.

Kalau para kyai dan tokoh NU yang tsiqoh tidak waspada, maka kemungkinan persekongkolan syiah dan liberal itu akan memangsa NU, namun NU yang termangsa itu masih bangga karena merasa terselamatkan dari apa yang mereka sebut bahaya wahabi.

Padahal wahabi tidak berbahaya, tapi karena liciknya komplotan syiah dan liberal, maka NU pun termakan isu itu. Dan akhirnya tinggal penyesalan di dunia dan akherat. Karena syiah itu sendiri bukan penegak Islam tapi musuh, sedang liberal juga musuh Islam. Monggo direnungkan..!

Musuh Islam yang telah dijelaskan Allah Ta’ala adalah syaitan. Perilaku syaitan dalam menjerumuskan manusia yang akibatnya menimbulkan penyesalan tak berkesudahan, telah dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’anul Karim:
(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu!", maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia (syaitan ) berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam". Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang zalim [Al Hashr,16-17]

Selayaknya kita merujuk kepada ayat Al-Qur’an yang telah memberi petunjuk dan merupakan sebaik-baik petunjuk itu.


Ust. Hartono Ahmad Jaiz, Nahimunkar.com