19.3.15

Biadab! Milisi Kristen Afrika Tengah Membantai dan Menghancurkan 436 Masjid

NEW YORK (voa-islam.com) - Laporan PBB menyatakan hampir semua masjid berjumlah 436 di Republik Afrika Tengah telah dihancurkan oleh milisi Kristen, ungkap Duta Besar AS untuk PBB, Selasa, 17/3/2015.

Menurut Duta Besar AS untuk PBB tindakan gila milisi Kristen menimbulkan kehancuran dan sangat "mengerikan", ujarnya.

Samantha Power berbicara kepada wartawan setelah Dewan Keamanan melakukan kunjungan ke Republik Afrika Tengah (CAR) yang diamuk perang dan pembersihan yang dilakukan oleh milisi Kristen terhadap Muslim di wilayah itu.

Samantha menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan tidak adanya jaminan keamanan bagi Muslim, terutama dari Uni Eropa dan pasukan Perancis yang sudah menarik keluar dari CAR, dan pasukan penjaga perdamaian PBB masih belum efektif. Sehingga, membuat milisi Kristen semakin leluasa membantai dan menghancurkan seluruh milik Muslim di wilayah itu.

Setidaknya 5.000 orang telah tewas sejak Republik Afrika Tengah meledak menjadi kekerasan antara Krisrten dan Muslim, dan belum pernah terjadi sebelumnya pada bulan Desember 2013. Hampir 1 juta penduduk CAR yang berpenduduk 4,5 juta telah mengungsi. Banyak dari mereka yang telah melarikan diri adalah Muslim.

Power mengatakan 417 masjid di negara itu telah hancur. Dia mengunjungi satu masjid yang tersisa lingkungan Muslim di ibukota, Bangui, dan menggambarkan penduduk sebagai "sangat ketakutan."

Beberapa wanita Muslim, takut meninggalkan rumahnya sambil mengenakan cadar mereka, memilih untuk melahirkan di rumah mereka, bukan rumah sakit, kata duta besar.

Pasukan penjaga perdamaian PBB, Perancis dan Uni Eropa telah mencoba untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan oleh milisi Kristen, tapi hanya sedikit yang dilakukannya. Menurut Power mengatakan kekuatan pasukan Uni Eropa hanya sekitar 750 tentara, dan meninggalkan Republik Afrika Tengah selama akhir pekan, tak lama setelah kunjungan Dewan Keamanan.

Hampir satu juta dari Republik Afrika Tengah 4,5 juta penduduk telah mengungsi. "Itu tidak memadai pasukan Uni Eropa," katanya. Sementara itu, pasukan Prancis telah mengumumkan "penarikan seluruh pasukannya" pada akhir tahun ini. Perancis telah mengirim 2.000 tentara ke bekas koloninya.

Pasukan penjaga perdamaian PBB sekitar 80 persen dari kekuatan yang direncanakan sekitar 10.000, kata Power. Sekjen PBB bulan lalu meminta tambahan pasukan lebih 1.000 penjaga perdamaian, kata Power mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB, tapi permintaan itu "sangat tidak diperhatikan", tambahnya.

Republik Afrika Tengah telah diguncang oleh konflik antara Kristen dan Muslim. Samantra Power mengatakan pasukan gabungan telah "menghindari dalam skenario terburuk," tetapi kelompok-kelompok bersenjata dari milisi Kristen telah menguasai negara, dan mereka memiliki senjata yang lengkap yang digunakan membantai Muslim di negeri Afrika itu

Duta besar AS menginginkan perlucutan senjata terhadap milisi Kristen, dan menjadi "prioritas besar", tegasnya. Uni Eropa sengaja membiarkan milisi Kristen dan sekutunya menghancurkan Muslim di wilayah itu. Milisi Kristen tak segan-segan menghacurkan seluruh masjid di Afrika Tengah, dan bahkan sekolah-sekolah pun ikut dibakar habis. Begitulah agama Kristen yang dikatakan agama 'kasih', sejatinya agama kaum penjahat. (dimas/aby/voa-islam.com)


Dubes AS untuk PBB: Hampir Semua Masjid di Afrika Tengah Dihancurkan

Kini tidak ada lagi tersisa umat Islam di Bangui kecuali 900 Muslim dari 100 ribu lebih umat Islam yang semula berada di kota tersebut

Hidayatullah.com— Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan hampir semua masjid yang berjumlah 436 hancur selama perang berbulan-bulan antara umat Kristen dan Islam di Republik Afrika Tengah (CAR).

“Ini kehanrcuran gila dan mengerikan,” demikian disampaikan Samantha Power, hari Selasa, 17 Maret 2015 sebagaimana dikutip Aljazeera.

Samantha Power menyampaikan keterangan tersebut di depan wartawan usai Dewan Keamanan PBB mengunjungi negeri itu pekan lalu.

Dia mengaku sangat prihatin dengan keadaan keamanan di sana terutama ketika pasukan Uni Eropa dan Prancis ditarik dari Republik Afrika Tengah, sementara pasukan perdamaian PBB belum tiba di sana.

Sedikitnya 5.000 orang tewas sejak Republik itu dilanda kecamuk perang berbau sektarian pada Desember 2013. Sekitar satu juta orang di negeri berpenduduk 4,5 juta jiwa itu telah mengungsi, sebagian besar adalah umat Muslim.

“417 masjid di negeri itu telah hancur,” ujarnya saat mengunjungi salah satu kawasan yang dihuni warga Muslim di Ibu Kotaq Bangui.

“Warga di sana tampak ketakutan,” ucapnya.

Aksi milisi Kristen Anti Balaka menghancurkan masjid-masjid
“Banyak wanita muslim ketakutan meninggalkan lingkungannya sembari mengenakan hijab. Mereka lebih memilih melahirkan di rumah daripada di rumah sakit,” kata Power.

Menurut Samantha Power, kondisi ini menjadi perhatian PBB dengan mengirimkan pasukan perdamaian dari Prancis dan Uni Eropa. Tentara PBB ini melakukan operasi militer untuk menurunkan tensi kekerasan. Namun demikian, kata Power, pasukan Uni Eropa yang berjumlah 750 orang itu akan meninggalkan Republik Afrika Tengah akhir pekan ini, sesaat setelah kunjungan Dewan Keamanan.

“Itu bakal menjadi masalah besar di sana,” katanya. Pasukan Prancis bakal ditarik dari negeri itu pada akhir 2015. Prancis mengirimkan 2.000 tentara ke negara bekas jajahannya.

Republik Afrika Tengah (CAR) mengejang pasca kelompok koalisi Muslim dipaksa meletakkan kekuasannya oleh kelompok pemberontak Kristen anti-Balaka. Namun belakangan kelompok Kristen Anti Balaka yang bersenjata melancarkan serangan terkoordinasi terhadap kebanyakan warga Muslim biasa dan masjid-masjid.

Ribuan orang yang diyakini telah tewas dan lebih dari satu juta lainnya terlantar dengan konflik selama ini.

Salah satu penampilang milisi Kristen Anti Balaka (AFP)
Data PBB bulan Maret 2014 menyebutkan, sebagian besar umat Islam telah meninggalkan Bangaui, Ibu Kota Afrika Tengah akibat kekerasan berdarah yang dilakukan oleh milisi Kristen.

Kabarnya, kini tidak ada lagi tersisa umat Islam di Bangui kecuali 900 Muslim dari 100 ribu lebih umat Islam yang semula berada di kota tersebut. [Baca: Dari 100 Ribu, kini hanya tersisa 900 Muslim di Bangui]

Pemerintah sementara di Bangui, yang didukung pasukan pemelihara perdamaian internasional saat ini mencoba untuk membuka jalan bagi pemilihan yang damai di negara itu.*

No comments:

Post a Comment