19.11.14

Tanda Jika Allah Menghendaki Kebaikan Bagi Seorang Hamba

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، وَإِذَا
أَرَادَ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافَى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ).

(Rasulullah) shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Apabila menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya, Allah menyegerakan hukuman bagi (hamba) tersebut di dunia. Akan tetapi, apabila menghendaki keburukan kepada hamba-Nya, Dia menangguhkan dosa (hamba) tersebut hingga Dia membalasnya nanti pada Hari Kiamat.”

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa tanda kalau Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya adalah dengan menyegerakan hukuman atas dosa-dosanya ketika di dunia sehingga ia keluar dari dunia tidak ada lagi dosa yang harus ditanggung (hukumannya) pada hari kiamat, karena barangsiapa yang dihisab amalannya di dunia maka akan ringan hisabnya nanti di hari kiamat.

Adapun di antara tanda kalau Allah menghendaki hal yang buruk bagi hamba-Nya adalah bahwa hamba tersebut tidak ditunaikan pembalasan dosa-dosanya di dunia sampai ia datang pada hari kiamat dengan penuh dosa-dosa, kemudian Allah memberikan balasan hukuman padanya. Maka ia diberikan ganjaran yang pantas baginya pada hari kiamat.

Pada hadits ini terdapat anjuran untuk bersabar terhadap musibah-musibah dan untuk ridha dengan ketentuan takdir, karena hal tersebut akan membawa kebaikan bagi hamba.

Faedah Hadits:
  1. Tanda kalau Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, yaitu dengan menyegerakan pelaksanaan hukuman atas dosa-dosa hamba tersebut di dunia.
  2. Tanda kalau Allah menghendaki hal yang jelek bagi hamba-Nya, yaitu dengan ditangguhkannya hukuman atas dosa-dosanya di dunia sampai nanti diberikan hukuman pada hari kiamat.
  3. Kekhawatiran kalau mendapatkan kesehatan terus menerus, menjadi tanda kejelekan.
  4. Peringatan agar senantiasa berbaik sangka kepada Allah dan berharap (kebaikan) pada-Nya atas apa yang ditentukan oleh-Nya dari adanya hal-hal yang tidak disukai (yang menimpa dirinya).
  5. Bahwa manusia terkadang membenci sesuatu, padahal sesuatu itu lebih baik baginya, dan terkadang mencintai sesuatu, padahal sesuatu itu lebih jelek baginya.
  6. Anjuran untuk bersabar akan musibah-musibah.
[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan]

No comments:

Post a Comment