3.8.14

Mengapa Harus Ribut dengan Ba'iatnya Ustad ABB kepada ISIS?


NUSAKAMBANGAN (voa-islam.com) - Dunia terkaget-kaget setelah Abu Bakar al-Bagdadi mendeklarasikan Khilafah atas wilayah Irak dan Syam yang sudah dikuasinya. Begitu cepat. Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) berhasil dengan spektakuler, menguasai teritorial yang luas, seperti Mosul, dan sebagian Syria.

ISIS yang dipimpin Khalifah Abu Bakar al-Bagdadi, menyerukan kepada Muslim di seluruh dunia, bergabung dengan Khilafah Islam di Mosul, dan berbai'at, membangun kekuatan Khilafah Islam. Namun, Khilafah yang dideklarasikan oleh Bagdadi ini menggetarkan para pemimpin dunia. Terutama para pencundang, dan yang menjadi kaki tangan Amerika, dan kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani).

Memang, tindakan Khilafah di Mosul itu, membuat semua orang tersentak, karena telah menghancurkan masjid syiah, masjid kaum sufi, dan bahkan gereja-gereja kaum Kristen sudah ludes. Termasuk gereja yang umurnya 1.800 tahun.

Penganut Kristen hanya diberi alternatif pilihan, masuk Islam, meninggalkan Irak, atau membayar jijzah (pajak), seraya mentaati hukum Syariah Islam. Sehingga, penganut Kristen di Mosul, yang jumlahnya 2 juta itu, banyak yang memilih pergi.

Bahkan, pemerintahan baru di Mosul, menghancurkan nisan-nisan kuburan dengan bolduzer. Memang, seperti di kuburan Baqi', Madinah, tidak ada tanda apapun, kecucali batu, sebagai tanda nisan. Semuanya dalama rangka menjaga kemurnian tauhid.

Sementara itu, Muslim di Indonesia banyak yang sudah bergabung dengan ISIS, dan meninggalkan Indonesia, dan mereka umumnya tidak kembali ke Indonesia, dan memilih akan tetap di Irak, dan kalau Irak tercipta sistem Khilafah, mereka tidak akan kembali, mereka akan membebaskan negeri-negeri Muslim lainnya yang dijajah oleh kafir musyrik.

Mungkin Muslim di Indonesia sudah letih dengan sistem demokrasi yang amburadul, dan mengakibatkan banyak Muslim yang rusak aqidah dan imannya. Menghabiskan umur dengan sia-sia, dan belum tentu di akhirat nanti bisa selamat dari api neraka?

Terbetik kabar Ustad Abu Bakar Ba'asyir sudah menyatakan ba'iat kepada Khalifah Abu Bakar al-Bagdadi. Menurut kabar yang terbetik, Ustad Abu Bakar Ba'asyir juga membubarkan tandzim JAT (Jamaah Anshar Tauhid), sesudah menyatakan bai'at kepada Khalifah Abu Bakar al-Bagdadi. Karena, secara syar'i merupakan kewajiban.

Sebenarnya, kalau membaca kitab Tadzkirah, aqidah, dan iman yang ditulis oleh Ustadz Abu Bakar Ba'asyir bergabung dengan ISIS atau berbai'at kepada Khalifah Abu Bakar al-Bagdadi itu, sangat logis, sesuai dengan pemikiran dan pemahaman Ustad Abu Bakar Ba'asyir seperti yang tertuang dalam buku-bukunya.

Di bagian lain, Direktur Jenderal Permasyarakatan Handoyo Sudrajat mengatakan lembaganya segera menggelar sidang tim pengamat permasyarakatan.

Sidang ini untuk merespons beredarnya gambar terpidana terorisme 15 tahun penjara Abu Bakar Ba'asyir berbaiat kepada khalifah Al-Baghdadi, pemimpin kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Foto yang menampilkan Ba'asyir bersama 13 orang yang diduga anggota ISIS beredar. Satu di antara mereka terlihat membentangkan bendera ISIS berwarna hitam. Foto itu diambil di sebuah ruangan lebar berlantai kayu. Ba'asyir duduk diapit para pria itu dan mereka mengenakan pakaian putih.

Tidak ada yang aneh tentang bai'atnya Ustad Abu Bakar Ba'asyir kepada Khalifah Abu Bakar al-Bagdadi di Irak. Karena ini konsekuensi dari keimanan dan pengakuan dari dua kalimah syahadat seseorang, yaitu 'Laa ilahaa IllaLah, Muhammadur Rasulullah'. (afgh/dbs/voa-islam.com)



SEBUAH PENGAKUAN...
Ana dulu membenci "teroris" tapi sekarang ana justru menjadi "teroris"

Oleh: M.Andi Satya Wismoyo

Sahabat Voa-Islam, Islamophobia dimana-mana...

Cara media sekuler memberitakan IS (dulunya ISIS) tidak jauh beda dengan cara mereka memberitakan tentang kasus WTC, bom Bali, bom JW Marriot, I'dad Aceh, dst waktu dulu, yang menampilkan sang pecundang berlabel "pahlawan" Densus (banci) 88.

Ya, awalnya orang-orang ikut terkena doktrin sesat mereka, tapi dengan cara mereka yang bodoh, tolol, oon, bloon, dungu, tidak berotak itulah membuat orang-orang pilihan Allah mencari-cari info tentang kebenaran yang sebenarnya, hingga qadarullaah... hidayah itu menghampiri orang-orang pilihan Allah dari semula netral bahkan anti "teroris" (baca: mujahidin) menjadi pro-"teroris" (baca: mujahidin).

Jujur saja, ana dulunya orang yang sangat mengecam tindakan "teroris" yang menurut ana (waktu itu masih terkena doktrin media kafir) kalau "teroris" itu mengancam ketentraman suatu negara, bahkan dulu ana pengagum banci Densus88 itu sampai-sampai saat ada pemberitaan penggrebekan "teroris" oleh banci 88 baik di MetroTv maupun TVOne tengah malam pun ana rela begadang.

Tidak sampai di situ, dulu pun ana anti dengan para "teroris" seperti Amrozi, cs, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, Umar Patek, dsb. Tapi pemberitaan "teroris" dilakukan secara over dosis daripada pemberitaan lainnya seperti kasus korupsi, kolusi, nepotisme, dsb membuat ana penasaran ada apa dengan "teroris" sehingga media (bajingan) itu tiap harinya memberitakan "teroris"?
Belum lagi pemberitaan kenapa orang atau kelompok yang dicap "teroris" itu harus beragama Islam??? Sedangkan RMS (Republik Maluku Serikat) maupun OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang mengancam eksistensi NKRI tidak dicap "teroris" oleh karena kedua kelompok itu bukan beragama Islam???
Belum lagi pemberitaan kenapa orang atau kelompok yang dicap "teroris" itu harus beragama Islam??? Sedangkan RMS (Republik Maluku Serikat) maupun OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang mengancam eksistensi NKRI tidak dicap "teroris" oleh karena kedua kelompok itu bukan beragama Islam???

Belum lagi apa yang dilakukan negara zionis Israel yang telah membantai orang-orang Palestina tidak dicap "teroris"??? Tindakan-tindakan Amerika cs dalam perang di Afghan, Iraq, dll yang telah membunuh puluhan ribu warga setempat, memperkosa wanita-wanita, menewaskan anak-anak dan orang-orang uzur, tidak disebutnya teroris???

Belum lagi kasus pembantaian orang-orang kafir terhadap muslim-muslim di Poso, Ambon, dan wilayah sekitarnya tidak disebut teroris??? Sehingga muncul pertanyaan, benarkah teroris itu label yang hanya dicapkan pada orang atau kelompok yang beragama Islam???

Alhamdulillaah... melalui makar mereka (media kufar dan fasik) sendirilah hidayah dari Allah menghampiri ana hingga ana akhirnya berada pada barisan "teroris". Dan ana yakin tidak cuma ana sendirian yang mengalami hal demikian, banyak saudara/i kita yang lain yang tersadar justru melalui makar-makar orang kafir itu sendiri. Tidak menutup kemungkinan hal tersebut terjadi pula pada IS (dulunya ISIS) saat ini, awalnya orang-orang terkena doktrin mereka, tapi ujung-ujungnya mereka penasaran hingga akhirnya membela IS. Insyaa Allaah...

No comments:

Post a Comment