27.3.14

Pemilu Legislatif, Konsili Nicea Gaya Baru!

Arius, uskup dari Alexandria, menolak ketuhanan Yesus yang menimbulkan kemarahan para pengikut Paulus. Akhirnya kaisar Konstantine menyelenggarakan Konsili (muktamar) di Nicea (Turki) pada tahun 325 Masehi. 1800 orang yang diundang untuk hadir dalam konsili ini terdiri atas 1000 orang yang berasal dari Gereja Timur dan 800 dari Gereja Barat.

Sebagian besar peserta konsili setuju pada Arius yang menganggap Yesus hanyalah seorang Nabi, ini menyebabkan sekitar 1482 orang diusir oleh Kaisar Konstanin dan hanya 318 orang yang diijinkan mengikuti Konsili hingga akhir. Dari 318 suara tersebut hanya 2 suara yang mendukung Arius.

Keputusan Konsili Nicea diambil dengan cara pemungutan suara (pemilu), dan diputuskan bahwa Yesus adalah Tuhan bukan sekedar Nabi.

Dalam demokrasi dikenal sebuah perhelatan yang dikenal sebagai pesta demokrasi (pemilu). Umat Islam yang pemikirannya masih terkukung dalam jebakan demokrasi tentunya akan mengikuti perhelatan besar yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi dalam Konsili Nicea, yaitu pemilu legislatif. Dalam pemilu legislatif, dilakukan pemungutan suara untuk memilih ‘Tuhan-Tuhan’ baru dari kalangan manusia yang diberikan wewenang menggantikan Alloh SWT dalam menetapkan hukum. Apa yang terjadi dalam pemilu legislatif sebenarnya lebih ironis dibandingkan dengan Konsili Nicea, mengapa?

Alasan pertama, peserta Konsili Nicea adalah orang-orang pilihan, yaitu dari kalangan uskup dan pastur, sedangkan dalam pemilu legislatif, para pemilih boleh dari kalangan apa saja, tak ada penyaringan, semua orang mempunyai kesempatan yang sama. Seorang penjahat mempunyai hak yang sama dengan seorang Kyai. Sehingga tak heran seorang waria, gay, atau dukun sekali pun bisa terpilih menjadi anggota legislatif.

Alasan kedua, Yesus tidak pernah mengangkat/menyatakan dirinya untuk layak di-Tuhankan. Tetapi pada pemilu legislatif, para caleg berlomba-lomba menarik simpati masyarakat, seakan-akan ingin mengatakan bahwa mereka layak di-Tuhankan.

Bahkan tak jarang mereka menggunakan cara-cara yang sungguh memuakkan. Sebagai contoh, paska kecelakaan di Tol Jagorawi yang melibatkan anak dari Ahmad Dani (penyanyi), di salah satu rumah duka korban, muncul kiriman karangan bunga dari salah satu caleg lengkap dengan nama dan daerah tempat pemilihannya. Dalam kondisi berduka, bisa-bisanya dimanfaatkan untuk alat berkampanye.

Belum lagi para caleg yang datang ke tempat-tempat yang dianggap keramat, meminta pentunjuk dengan melakukan ritual-ritual syirik agar terpilih menjadi anggota legislatif.

Ada juga yang melakukan perampokkan untuk mengumpulkan dana kampanye.

Sungguh manusia telah terjun ke derajat yang terendah melalui sistem demokrasi ini.

Sangat mencengangkan dan memprihatinkan ketika melihat fakta bahwa sebagian umat Islam mengulangi kembali apa yang telah terjadi di dalam sejarah kekristenan yang kelam seperti yang terjadi di Konsili Nicea 325 M. Akan kah kita terus terperosok ke lubang biawak yang terdalam? Ataukah kita mulai sadar dan bangkit, meraih setiap pijakan untuk keluar dari lubang biawak yang bernama demokrasi itu?

Wallâhu a’lam bi ash-shawâb


Budi Kristyanto
Mantan Penganut Katolik
Klender, Jakarta Timur

Perlukah Mendukung Demokrasi?

Bisakah Islam bertemu dengan demokrasi barat? Apakah mereka sejalan? Atau apakah demokrasi barat mengambil konsep dari Islam? Atau sebaliknya Islam mengambil nilai nilai demokrasi yang telah berkembang di Yunani? Atau konsep nilai Islam telah berubah karena zaman sudah berubah pula, dan karena saat ini penduduk dunia semakin banyak hingga dibutuhkanlah sebuah sistem yang berguna untuk menyederhanakan dalam sistem pemerintahan, makanya kaum muslim bersedia menerima konsep demokrasi barat sebagai jalan keluar yang modern?

Ada satu pertanyaan yang membuat berfikir berkali kali bagi penulis, kenapa barat (Amerika dan sekutunya) selalu mengirimkan pasukan perangnya bila ada suatu negara menolak sistem demokrasi barat? Dan kenapa Amerika dan sekutunya tidak merasa perlu mengirimkan pasukan senjata perangnya bila suatu negara muslim sudah mengadopsi sistem demokrasi barat dalam pemerintahannya? Apakah demokrasi itu merupakan cara hidup kaum barat? Dan bila ada Negara muslim memakai sistem tersebut, kaum barat sudah merasakan negara muslim demokrasi tersebut sudah satu millah/din yang sama dengan mereka? Jadi tidak perlu berperang?

Beribu-ribu pertanyaan yang terngiang.

Berikut disampaikan beberapa analisis pemikir Islam, semoga hal hal tersebut terurai sedikit demi sedikit kenapa kita harus selalu memegang harta termahal kita yaitu Islam.

Abul Ala Maududi dalam bukunya Human Right in Islam, terbitan The Islamic Foundation, London, menjelaskan perbedaan mendasar antar keduanya, Islam dan demokrasi barat. Dan ternyata tidak terdapat irisan dan titik singgung antar kedua sistem tersebut.

Singkatnya, tidak ada penyandingan yang layak antar kedua sistemtersebut, tidak ada Islam demokrasi.

Demokrasi barat didasarkan atas kedaulatan rakyat. Sedang Islam, kedaulatan hanya ada di tangan Allah, dan manusia /masyarakat hanyalah khalifah-khalifah atau wakil wakilnya.

Demokrasi barat , masyarakatlah yang membuat hukum hukum mereka sendiri. Sedang Islam, masyarakatnya harus tunduk pada hukum hukum Allah (syariat Allah) yang diberikanNya melalui rasulNya.

Demokrasi barat, pemerintah memenuhi apapun kehendak rakyat.Sedang Islam, pemerintah dan rakyat yang membentuk pemerintahan, kedua-duanya harus memenuhi kehendak dan tujuan Allah.

Demokrasi Barat adalah semacam wewenang mutlak yang menjalankan kekuasaan-kekuasaannya dengan cara bebas dan tidak terkontrol. Sedang Islam, adalah kepatuhan kepadahukum Allah, dan melaksanakan wewenangnya sesuai dengan perintah perintah Allah dan dalam batas batas yang telah digariskan oleh Nya.

Sebagai melengkapi pemahaman demokrasi barat, menurut Muhammad Assad, dalam bukunya Minhaj Al Islam fi al Hukumi, konsep demokrasi asli yang dimiliki oleh bangsa yunani, Negara penemu sistem demokrasi berawal.Bagi bangsa yunani (kuno), istilah pemerintahan dari rakyat untuk rakyat, yang merupakan inti dari demokrasi, dimaksudkan sebagai suatu pemerintahan oligarchis, suatu pemerintahan yang dipegang oleh elite tertentu yang tidak mencakup seluruh rakyat. Di dalam negara negara yang pernah ada pada masa mereka, istilah rakyat berarti warga negara sejati yang merupakan penduduk yang dilahirkan secara merdeka yang lazimnya jumlahnya tidak lebih dari seper-sepuluh jumlah penduduk yang ada. Sedangkan sisanya yang Sembilan puluh persen itu terdiri dari budak budak dan hamba sahaya yang tidak diberi kesempatan melakukan aktifitas apapun selain pekerjaan pekerjaan fisik yang kasar, dan mereka, sekalipun tetap diwajibkan berpartisipasi dalam pertahanan negara,sama sekali tidak diberi hak dalam hal kewarga negaraan. Hanya warga negara sejati itu (yang hanya 10%) sajalah yang memegang hak kebebasan aktif maupun pasif, yang dengan demikian seluruh kekuasaan politik berpusat sepenuhnya ditangan mereka.

Sebuah sistem yang katanya menuntut persamaan, hak asasi manusia, tapi nyatanya persamaan dan hak asasi manusia itu semu dan hanya berlaku bagi warga negara khusus antara mereka saja. Sistem yang berlaku bila hanya kelompok yang mereka setujui saja yang memenangi pemilihan umum, dan tidak berlaku bila kelompok Islam yang memenangi pemilihan rakyat, lihatlah FIS di Aljazair, Hamas di Palestina…dan terakhir kemenangan Ikhwanul Muslimin di Mesir! Sistem demokrasi adalah sebuah sistem jadi-jadian mereka, jebakan politik, sistem yang menuruti sekehendak hawa nafsu dan syahwat kelompok borjuis saja, dan tidak berlaku bagi yang mereka anggap sebagai musuh bersama mereka.

Semoga keterangan ini menjadi jelas adanya, dan di saat kehidupan akhir zaman ini, kedua sistem tersebut mengemuka dan menjadi pilihan bagi umat, nah sekarang kembali kepada anda, dalam kedua sistem tersebut, kembali ke anda sebagai manusia dan hamba Allah, yang kelak semua hal yang kita lakukan didunia ini akan diminta pertanggung jawaban di akherat kelak, so... mana yang anda yakini dan berniat berusaha untuk meninggikannya?




Indahnya Musyawarah Islam dan Menyimpangnya Demokrasi

Abul A’la Al Maududi

Sistim politik Islam didasarkan atas tiga prinsip yaitu Tauhid (kemaha Esaan Tuhan), Risalah (Kerasulan Muhammad) dan khilafah.

Khalifah yang berarti menurut kamus bahasa Arab berarti perwakilan (ing. Representation). Posisi dan tempat manusia di bumi ini menurut ajaran Islam, adalah posisi wakil dari Tuhan. Ia adalah wakil Tuhan di bumi ini. Disebutkan demikian karena berdasarkan kekusaan-kekuasaan yang didelegasikan kepadanya oleh Tuhan, ia diharapkan akan melaksanakan kekuasaan Tuhan di bumi ini dalam batas-batas yang telah ditetapkan oleh Tuhan.

Diambil perumpamaan saudara menunjuk seorang wakil untuk menjalankan perusahaan anda atas nama anda sendiri. Anda tertentu harus memiliki empat syarat kelayakan dari orang tersebut tanpa ada perubahan yakni:

Pertama, anda tetap pemilik sebenarnya perusahaan dan bukan si pengurus (administrator); kedua, ia akan mengurus milik saudara itu hanya sesuai dengan instruksi-instruksi saudara; ketiga, ia akan melaksanakan kekuasaannya dalam batas-batas yang saudara telah ditetapkan baginya; dan keempat dalam menjalankan administrasi dari amanat saudara itu dan memenuhi keingingan saudara dan bukan kehendak dan keinginannya sendiri.

Ke empat syarat ini begitu inkoherent dalam setiap kondep tentang perwakilan. Jika seseorang tidak memenuhi syarat ini maka ia dianggap telah melanggar batasannya dalam kedudukannya sebagai wakil dan ia telah keluar dari janjinya yang terkandung dalam konsep perwakilan. Inilah sebenarnya yang terkandung dalam Islam ketika ia menetapkan bahwa manusia adalah khalifah Allah di muka bumi ini. Dan keempat syarat ini terkandung juga dalam konsep tentang khilafah.

Negara yang didirikan sesuai dengan teori politik ini pada hakikatnya akan menjadi satu perwakilan manusia di bawah kedaulatan tuhan dan akan memenuhi maksud dan tujuan Tuhan dengan bekerja di bumi Tuhan dalam batas-batas yang ditetapkannya dan sesuai dengan instruksi dan ajaran-ajaranNya

PERBEDAAN DEMOKRASI BARAT DAN MUSYAWARAH ISLAM

Penjelasan di atas tentang perkataan khilafah juga dengan cukup terang menjelaskan, bahwa tidak ada perorangan manusia atau kelas atau dinasti dapat menjadi Khalifah, dan bahwa kekuasaan khilafah itu dianugerahkan kepada seluruh golongan rakyat, kepada masyarakat sebagai satu keseluruhan, yang memegang bersedia memenuhi syarat-syarat perwakilan itu setelah menyetujui prinsip-prinsip Tauhid (Kemaha Esaan Tuhan) dan Risalah (Kerasulan MUHAMMAD s.a.w.) tersebut di atas.

Masyarakat seperti itu memikul tanggung jawab Khilafah itu sebagai satu keseluruhan dan masing-masing anggotanya mengambil bagian dalam Khilafah Ketuhanan itu. Di sinilah titik dimana Musyawarah mulai dalam islam.

Setiap orang dalam masyarakat Islam menikmati hak-hak dan kekuasaan-kekuasaan dari perwakilan ketuhanan itu dan dalam hal ini semua perorangan manusia adalah sama. Tidak ada seorang pun melebihi yang lainnya atau dapat melucuti seseorang lain dari hak-hak dan kekuasaan-kekuasaanya. Badan-badan untuk melaksanakan soal-soal negara dibentuk sesuai dengan kehendak dari orang-orang ini dan kekuasaan negara hanya suatu pertumbuhan bersama belaka dari kekuasaan-kekuasaan perorangan yang didelegasikan kepadanya. Pendapat mereka adalah decivise (memutuskan) dalam pembentukan pemerintah yang harus dijalankan dengan nasihat mereka dan sesuai dengan kehendak-kehendak mereka. Barang siapa memperoleh kepercayaan mereka ia akan tugas dan kewajiban–kewajiban dari Khilafah atas nama mereka; dan jika ia kehilangan kepercayaan ini, ia harus berhenti dan menundukkan kepalanya terhadap kemauan mereka itu. Dalam hal ini sistem politik Islam adalah suatu bentuk musyawarah yang sempurna.

Dengan sendirinya perbedaan menyolok antara musyawarah Islam dan demokrasi barat ialah bahwa demokrasi Barat itu didasarkan atas kedaulatan rakyat, sedangkan musyawarah Islam itu berdiri atas prinsip Khilafah rakyat. Dalam demokrasi barat rakyat adalah berdaulat, sedangkan dalam musyawarah Islam kedaulatan itu berada pada Tuhan dan rakyat adalah Khalifah-khalifah atau wakil-wakil-Nya. Dalam demokrasi Barat rakyat membuat undang-undangnya sendiri, sedangkan dalam musyawarah islam rakyat harus mengikuti dan mentaati undang-undang dari Syari’at yang diberikan Tuhan lewat Rasul-Nya Muhammad SAW. Dalam demokrasi Barat pemerintah berusaha memenuhi kehendak rakyat, sedangkan dalam musyawarah Islam pemerintah dan rakyat yang membentuknya bersama-sama berusaha memenuhi kehendak-kehendak dan tujuan-tujuan Tuhan.

Pendeknya, demokrasi Barat adalah semacam kekuasaan absolute yang menjalankan kekuasaan-kekuasaannya secara bebas sekali, sedangkan dalam musyawarah Islam adalah takluk dalam hukum Tuhan dan menjalankan kekuasaannya sesuai perintah-perintah dan ajaran-ajaran Tuhan dan dalam batas-batas yang ditetapkan oleh-Nya.

Seorang Mukmin dalam Ujian Kepayahan Hidup

Sabarlah atas kepayahan hidup , karena Allah SWT sengaja menjadikan demikian (kepayahan itu) sehingga manusia rindu akan surga yang tidak ada kesedihan dan rasa sakit serta tidak ada penderitaan. Meskipun hidup ini penuh dengan cobaan dan bala (penderitaan), tapi kita lihat banyak manusia yang tergila gila dengan dunia ini seolah olah mereka akan kekal selama lamanya. Jika Allah menghendaki hidup ini enak dan mudah, tentunya sudah pasti Allah akan memberikannya kepada para Nabi dan para Rasul serta kaum mukminin. Akan tetapi, kaum mukminin justru yang paling banyak cobaannya daripada kaum lainnya, sehingga ada suatu hadits yang menyatakan:

Dari Muadz bin Said dari bapaknya, ia berkata, Aku bertanya,” Wahai rasulullah, siapa yang paling berat cobaannya?” Rasulullah SAW menjawab ,” Para Nabi, kemudian orang orang yang lebih rendah derajatnya darinya, dan seterusnya. Seseorang dicoba tergantung kadar keimanannya. Jika agamanya kuat, maka cobaannya pun semakin berat. Jika ia masih punya agama walau sedikit, maka masih akan dicoba sesuai kadar agamanya itu. Cobaan itu akan terus menerus menimpa hamba Allah sehingga ia berjalan di muka bumi ini tanpa kesalahan sedikitpun.” (HR Attirmidzi, disahihkan oleh Syeikh Al Albani)

Dari Abu Hurairah Ra, ia berkata, ”Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan seorang mukmin seperti tanaman, dimana angin terus menerus menerpanya, dan seorang mukmin akan terus menerus ditimpa musibah, dan perumpamaan orang munafik seperti tanaman padi, ia tidak pernah runtuh sampai ia dipanen.” (HR Muslim)

Diantara karunia Allah yang sangat besar bagi setiap hambaNya yang mukmin adalah Dia menjadikan semua musibah yang menimpanya sebagai kaffarat (pengampunan) bagi dosa dosanya dan sebagai pencuci dari setiap kesalahan dan dosa.

Dari Abi Said dan Abu Hurairah Ra, bahwamereka mendengar rasulullah SAW bersabda, ”Tidaklah seorang mukmin ditimpa oleh kepayahan dan sakit, penderitaan dan kesedihan atau kegalauan yang mendera kecuali Allah menghapus kesalahannya dengan semua itu." (HR Bukhari)

So… Mari tegar hadapi kepayahan hidup dan yakinlah Allah akan berikan surga atas kesabaran kita menjalani kehidupan ini..! (KH)

Merasa Diri Paling Merana

Saat itu saya tengah berada di kota Jeddah, Saudi Arabia. Terpapar dihadapan saya sebuah koran berbahasa Arab di lobby hotel. Tergerak saya melihat berita dan artikel yang tertulis di sana, hingga saya temukan sebuah tulisan yang amat bermanfaat ini.

Tersebutlah kisah nyata seorang kaya raya berkebangsaan Saudi bernama Ra’fat. Ia diwawancarai setelah ia berhasil sembuh dari penyakit liver akut yang ia idap. Pola hidup berlebihan dan mengkonsumsi makanan tak beraturan membuat Ra’fat mengalami penyakit di atas.

Ra’fat berobat untuk mencari kesembuhan. Banyak dokter dan rumah sakit ia kunjungi di Saudi Arabia sebagai ikhtiar. Namun meski sudah menyita banyak waktu, tenaga, pikiran dan biaya, sayangnya penyakit itu tidak kunjung sembuh juga. Ra’fat mulai mengeluh. Badannya bertambah kurus. Tak ubahnya seperti seorang pesakitan.

Demi mencari upaya sembuh, maka Ra’fat mengikuti saran dokter untuk berobat ke sebuah rumah sakit terkenal spesialis liver di Guangzhou, China. Ia berangkat ke sana ditemani oleh keluarga. Penyakit liver semakin bertambah parah. Maka saat Ra’fat diperiksa, dokter mengatakan bahwa harus diambil tindakan operasi segera. Ketika Ra’fat menanyakan berapa besar kemungkinan berhasilnya. Dokter menyatakan kemungkinannya adalah fifty-fifty.

50% kalau operasi berhasil maka Anda akan sembuh, 50% bila tidak berhasil mungkin nyawa Anda adalah taruhannya!” jelas sang dokter.

Mendapati bahwa boleh jadi ia bakal mati, maka Ra’fat berkata, “Dokter, kalau operasi ini gagal dan saya bisa mati, maka izinkan saya untuk kembali ke negara saya untuk berpamitan dengan keluarga, sahabat, kerabat dan orang yang saya kenal. Saya khawatir bila mati menghadap Allah Swt namun saya masih punya banyak kesalahan terhadap orang yang saya kenal.” Ra’fat berkata sedemikian sebab ia takut sekali atas dosa dan kesalahan yang ia perbuat.

Dengan enteng dokter membalas, “Terlalu riskan bagi saya untuk membiarkan Anda tidak segera mendapatkan penanganan. Penyakit liver ini sudah begitu akut. Saya tidak berani menjamin keselamatan diri Anda untuk kembali ke tanah air kecuali dalam 2 hari. Bila Anda lebih dari itu datang kembali ke sini, mungkin Anda akan mendapati dokter lain yang akan menangani operasi liver Anda.”

Bagi Ra’fat 2 hari itu cukup berarti. Ia pun berjanji akan kembali dalam tempo itu. Serta-merta ia mencari pesawat jet yang bisa disewa dan ia pun pergi berangkat menuju tanah airnya.

Kesempatan itu betul-betul digunakan oleh Ra’fat untuk mendatangi semua orang yang pernah ia kenal. Satu per satu dari keluarga dan kerabat ia sambangi untuk meminta maaf dan berpamitan. Kepada mereka Ra’fat berkata, “Maafkan aku, Ra’fat yang kalian kenal ini sungguh banyak kesalahan dan dosa… Boleh jadi setelah dua hari dari sekarang saya sudah tidak lagi panjang umur…

Itulah yang disampaikan Ra’fat kepada orang-orang. Dan setiap dari mereka menangis sedih atas kabar berita yang mereka dengar dari orang yang mereka cintai dan kagumi ini.

Ra’fat menyambangi satu per satu dari mereka. Meski dengan tubuh yang kurus tak berdaya, ia berniat mendatangi mereka untuk meminta doa dan berpamitan. Dan kondisi itu membuat Ra’fat menjadi sedih. Ia merasa menjadi manusia yang paling merana. Ia merasa tak berdaya dan tak berguna. Sering dalam kesedihannya ia membatin, “Ya Allah... rupanya keluarga yang mencintai aku... harta banyak yang aku miliki… perusahaan besar yang aku punya... semuanya itu tidak ada yang mampu membantuku untuk kembali sembuh dari penyakit ini! Semuanya tak ada guna… semuanya sia-sia!

Rasa emosi batin itu membuat tubuh Ra’fat bertambah lemah. Ia hanya mampu perbanyak istighfar memohon ampunan Tuhannya. Memutar tasbih sambil berdzikir kini menjadi kegiatan utamanya. Ia masih merasa bahwa dirinya adalah manusia yang paling merana di dunia.

Hingga saat ia sedang berada di mobilnya. duduk di kursi belakang dengan tangan memutar tasbih seraya berdzikir. Hanya Ra’fat dan supirnya yang berada di mobil itu. Mereka melaju berkendara menuju sebuah rumah kerabat dengan tujuan berpamitan dan minta restu. Saat itulah menjadi moment spesial yang tak akan terlupakan untuk Ra’fat.

Beberapa ratus meter di depan, mata Ra’fat melihat ada seorang wanita berpakaian abaya (pakaian panjang wanita Arab yang serba berwarna hitam) tengah berdiri di depan sebuah toko daging. di sisi wanita tadi ada sebuah karung plastik putih yang biasa menjadi tempat limbah toko tersebut. Wanita tadi mengangkat dengan tangan kirinya sebilah tulang sapi dari karung. Sementara tangan kanannya mengumpil dan mencuil daging-daging sapi yang masih tersisa di pinggiran tulang.

Ra’fat memandang tajam ke arah wanita tersebut dengan pandangan seksama. Rasa ingin tahu membuncah di hati Ra’fat tentang apa yang sedang dilakukan wanita itu. Begitu mobilnya melintasi sang wanita, sekilas Ra’fat memperhatikan. Maka ia pun menepuk pundak sang sopir dan memintanya untuk menepi.

Saat mobil sudah berhenti, Ra’fat mengamati apa yang dilakukan oleh sang wanita. Entah apa yang membuat Ra’fat menjadi penasaran. Keingintahuannya membuncah. Ia turun dari mobil. lemah ia membuka pintu, dan ia berjalan tertatih-tatih menuju tempat wanita itu berada.

Dalam jarak beberapa hasta Ra’fat mengucapkan salam kepada wanita tersebut namun salamnya tiada terjawab. Ra’fat pun bertanya kepada wanita tersebut dengan suara lemah, “Ibu…, apa yang sedang kau lakukan?

Rupanya wanita ini sudah terlalu sering diacuhkan orang, hingga ia pun tidak peduli lagi dengan manusia. Meski ada yang bertanya kepadanya, wanita tadi hanya menjawab tanpa menoleh sedikitpun ke arah si penanya. Sambil mengumpil daging wanita itu berkata, “Aku memuji Allah Swt yang telah menuntun langkahku ke tempat ini. Sudah berhari-hari aku dan 3 orang putriku tidak makan. Namun hari ini, Dia Swt membawaku ke tempat ini sehingga aku dapati daging limbah yang masih bertengger di sisi tulang sisa. Aku berencana akan membuat kejutan untuk ketiga putriku malam ini. Insya Allah, aku akan memasakkan sup daging yang lezat buat mereka…

Subhanallah... bergetar hebat relung batin Ra’fat saat mendengar penuturan kisah kemiskinan yang ada di hadapannya. Tidak pernah ia menyangka ada manusia yang melarat seperti ini. Maka serta-merta Ra’fat melangkah ke arah toko daging. Ia panggil salah seorang petugasnya. Lalu ia berkata kepada petugas toko, “Pak…, tolong siapkan untuk ibu itu dan keluarganya 1 kg daging dalam seminggu dan aku akan membayarnya selama setahun!

Kalimat yang meluncur dari mulut Ra’fat membuat wanita tadi menghentikan kegiatannya. Seolah tak percaya, ia angkat wajah dan menoleh ke arah Ra’fat. Kini mata wanita itu menatap dalam mata Ra’fat seolah ia berterima kasih lewat sorot pandang.

Merasa malu ditatap seperti itu, Ra’fat menoleh ke arah petugas toko. Ia pun berkata, “Pak…, tolong jangan buat 1 kg dalam seminggu, aku rasa itu tidak cukup. Siapkan 2 kg dalam seminggu dan aku akan membayarnya untuk setahun penuh!” Serta-merta Ra’fat mengeluarkan beberapa lembar uang 500-an riyal Saudi lalu ia serahkan kepada petugas tadi.

Usai Ra’fat membayar dan hendak meninggalkan toko daging, maka terhentilah langkahnya saat ia menatap wanita tadi tengah menengadah ke langit sambil mengangkat kedua belah tangannya seraya berdoa dengan penuh kesungguhan:

Allahumma ya Allah… berikanlah kepada tuan ini keberkahan rezeki. Limpahkan karunia-Mu yang banyak kepadanya. Jadikan ia manusia mulia di dunia dan akhirat. Beri ia kenikmatan seperti yang Engkau berikan kepada para hamba-Mu yang shalihin. Kabulkan setiap hajatnya dan berilah ia kesehatan lahir dan batin…dst

Panjang sekali doa yang dibaca oleh wanita tersebut. Kalimat-kalimat doa itu terjalin indah naik ke langit menuju Allah Swt. Bergetar arsy Allah Swt atas doa yang dibacakan sehingga getaran itu terasa di hati Ra’fat. Ia mulai merasakan ketentraman dan kehangatan. Kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Hampir saja Ra’fat menitikkan air mata saat mendengar jalinan indah kalimat doa wanita tersebut. Andai saja ia tidak merasa malu, pastilah buliran air mata hangat sudah membasahi pipinya. Namun bagi Ra’fat pantang menangis…, apalagi dihadapan seorang wanita yang belum ia kenal.

Ra’fat lalu memutuskan untuk meninggalkan wanita tersebut. Ia berjalan tegap dan cepat menuju mobilnya. Dan ia belum juga merasakan keajaiban itu! Ya, keajaiban yang ditambah saat Ra’fat membuka dan menutup pintu mobil dengan gagah seperti manusia sehat sediakala!!!

Sungguh doa wanita itu memberi kedamaian pada hati Ra’fat. Sepanjang jalan di atas kendaraan Ra’fat terus tersenyum membayangkan doa yang dibacakan oleh sang wanita tadi. Perjalanan menuju rumah seorang kerabat itu menjadi indah.

Sesampainya di tujuan lalu Ra’fat mengutarakan maksudnya. Ia berpamitan dan meminta restu. Ia katakan boleh jadi ia tidak lagi berumur panjang sebab sakit liver akut yang diderita.

Anehnya saat mendengar berita itu dari Ra’fat, sang kerabat berkata, “Ra’fat…, janganlah engkau bergurau. Kamu terlihat begitu sehat. Wajahmu ceria. Sedikit pun tidak ada tanda-tanda bahwa engkau sedang sakit.

Awalnya Ra’fat menganggap bahwa kalimat yang diucapkan kerabat tadi hanya untuk menghibur dirinya yang sedang sedih. Namun setelah ia mendatangi saudara dan kerabat yang lain, anehnya semuanya berpendapat serupa.

Dua hari yang dimaksud pun tiba. Ia didampingi oleh istri dan beberapa anaknya kembali datang ke China. Hari yang dimaksud untuk menjalani operasi sudah disiapkan. Sebelum masuk ruang tindakan, beberapa pemeriksaan pun dilakukan. Setelah hasil pemeriksaan itu dipelajari maka ketua tim dokter pun bertanya keheranan kepada Ra’fat dan keluarga:

Aneh..! dua hari yang lalu kami dapati liver tuan Ra’fat rusak parah dan harus dilakukan tindakan operasi. Tapi setelah kami teliti, mengapa liver ini menjadi sempurna lagi?!

Kalimat dokter itu membuat Ra’fat dan keluarga menjadi bahagia. Berulangkali terdengar kalimat takbir dan tahmid di ruangan meluncur dari mulut mereka. Mereka memuji Allah Swt yang telah menyembuhkan Ra’fat dari penyakit dengan begitu cepat. Siapa yang percaya bahwa Allah yang memberi penyakit, maka ia pun akan yakin bahwa hanya Dia Swt yang mampu menyembuhkan. Jangan bersedih dan merasa hidup merana. Sadari bahwa dalam kegetiran ada hikmah bak mutiara!

Bobby Herwibowo

Fakta Unik Mengenai Adzan

Setiap hari suara adzan selalu berkumandang, terlebih bagi negara yang mayoritas umatnya beragama islam. Apabila telah dikumandangkan, wajib hukumnya umat muslim di dunia untuk melaksanakan sholat. Dibalik merdunya suara Adzan yang berkumandang, ada keistimewaan tersendiri dari adzan, sehingga bagi muadzin (orang yang menyerukan azan) sekalipun, Allah telah menjanjikan pahala kepadanya. Di balik keistimewaannya, adzan juga menyimpan fakta unik.

1. Kalimat penyeru yang mengandung kekuatan dahsyat

Begitu adzan berkumandang, kaum muslim yang benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah akan segera bergegas ke masjid menunaikan salat. Tanpa sadar syaraf akan memerintahkan tubuh untuk segera menunaikan salat.

Simpul-simpul kesadaran psiko-religius dalam otak umat muslim mendadak bergetar hebat, terhubung secara simultan, dan dengan totalitas kesadaran seorang hamba (abdi). Seakan suara khas adzan telah tertanam dalam alam bawah sadar setiap muslim. Sehingga ketika mendengarnya, indra-indra tubuh mereka lalu bergerak untuk salat. Suara adzan seakan telah menyentuh fitrahnya untuk beribadah.

2. Banyak non-muslim yang menjemput hidayah setelah mendengar adzan

Banyak kisah perjalanan hidup kaum mualaf hingga akhirnya menemukan hidayah yang seringkali menyentuh nurani. Berbagai sebab mereka akhirnya masuk Islam. Salah satu sebab yang sering terjadi adalah suara adzan yang didengar mereka, telah menggetarkan hari dan kesadaran terdalam untuk mengucap syahadat. Seakan fitrah Islam dalam diri mereka terbangkitkan melalui alunan adzan itu.

Kementerian Urusan Agama Turki pernah melansir sedikitnya 634 orang telah masuk Islam selama tahun 2011, termasuk 467 wanita, yang berusia rata-rata 30 sampai 35 tahun, dan berasal dari kebangsaan yang berbeda mulai dari Jerman, Maldiva, Belanda, Perancis, Cina, Brasil, AS, Rumania dan Estonia. Mereka adalah turis-turis yang tengah melancong ke Turki.

Di kota Kayseri Turki sendiri, sedikitnya 14 orang telah masuk islam selama empat tahun terakhir, termasuk 10 wanita. Grand Mufti kota Kayseri, Syaikh Ali Marasyalijil menyebutkan umumnya mereka masuk Islam setelah tersentuh mendengar alunan adzan.

Rapper papan atas Amerika Serikat, Chauncey L Hawkins yang populer disapa Loon bahkan mengakui masuk Islam setelah mendengar suara adzan saat dirinya tengah berkunjung ke Abu Dhabi, Dubai.

Masih banyak lagi kisah menyentuh mualaf yang masuk Islam setelah mendengar alunan kumandang adzan.

3. Perintah adzan datang melalui mimpi

Pada awalnya Rasulullah SAW tidak tahu dengan cara yang digunakan untuk mengingatkan umat muslim bila waktu salat tiba. Ada sahabat yang menyampaikan usul untuk mengibarkan bendera, menyalakan api di atas bukit, meniup terompet, dan membunyikan lonceng. Semua saran itu dianggap kurang cocok.

Hingga datanglah sahabat, Abdullah bin Zaid yang bercerita jika dia mimpi bertemu dengan seseorang yang memberitahunya untuk mengumandangkan adzan dengan menyerukan lafaz-lafaz adzan seperti saat ini. Lalu dikabarkanlah perihal mimpi ini kepada Rasulullah. Umar bin Khathab mendengar hal itu dan ternyata dia juga mengalami mimpi yang sama. ”Demi Tuhan yang mengutusmu dengan Hak, ya Rasulullah, aku benar-benar melihat seperti yang ia lihat (di dalam mimpi)”. Lalu Rasulullah bersabda: ”Segala puji bagimu.

Rasulullah menyetujui untuk menggunakan lafaz-lafaz adzan itu sebagai tanda waktu salat tiba.

4. Dikumandangkan saat peristiwa-peristiwa bersejarah

Selain digunakan untuk menandakan waktu salat tiba, adzan juga dikumandangkan pada momen-memen penting dan bersejarah. Misalnya ketika seorang bayi lahir. Selain itu, saat peristiwa penting dalam Islam terjadi, adzan juga berkumandang. Ketika pasukan Rasulullah berhasil menguasai Makkah dan berhala-berhala di sekitar ka’bah dihancurkan, Bilal bin Rabbah mengumandangkan adzan dari atas Ka’bah.

Peristiwa lain, ketika Konstantinopel jatuh ke tangan pasukan Ottoman yang mengakhiri Kekaisaran Romawi Timur, beberapa perajurit Ottoman masuk ke dalam lalu mengumandangkan adzan sebagai tanda kemenangan mereka.

5. Miliaran kali dikumandangkan sejak 14 abad lalu

Adzan dikumandangkan 5 kali sehari. Semenjak adzan pertama kali dikumandangkan 14 abad lalu hingga saat ini, tak dapat dihitung berapa juta kali adzan telah berkumandang.

Anggaplah setahun 356 hari. Jika 14 abad adalah 1400 tahun, maka 1400 tahun x 356 hari = 511000 hari. Dalam satu hari, adzan 5x dikumandangkan. Sehingga sedikitnya adzan telah dikumandangkan 2.555.000 kali. Jika dalam satu hari ada 1 juta muslim di dunia yang mengumandangkan adzan, jadi adzan telah dikumandangkan sebanyak 2.555.000.000.000 kali. Subhanallah!

6. Tak henti dikumandangkan hingga kiamat

Bumi berbentuk bulat. Ini menyebabkan terjadi perbedaan waktu solat pada setiap daerah. Ketika adzan telah selesai berkumandang di satu daerah, maka selanjutnya adzan berkumandang di daerah lain.

Satu jam setelah adzan selesai di Sulawesi, maka adzan segera bergema di Jakarta, disusul pula Sumatera. Dan adzan belum berakhir di Indonesia, maka ia sudah dimulai di Malaysia. Burma adalah di baris berikutnya, dan dalam waktu beberapa jam dari Jakarta, maka adzan mencapai Dacca, ibukota Bangladesh. Dan begitu adzan berakhir di Bangladesh, maka ia ia telah dikumandangkan di barat India, dari Kalkuta ke Srinagar. Kemudian terus menuju Bombay dan seluruh kawasan India.

Srinagar dan Sialkot (sebuah kota di Pakistan utara) memiliki waktu adzan yang sama. Perbedaan waktu antara Sialkot, Kota, Karachi dan Gowadar (kota di Baluchistan, sebuah provinsi di Pakistan) adalah empat puluh menit, dan dalam waktu ini, adzan Fajar telah terdengar di Pakistan. Sebelum berakhir di sana, ia telah dimulai di Afghanistan dan Muscat. Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Adzan kembali terdengar selama satu jam di wilayah Hijaz al-Muqaddas (Makkah dan Madinah), Yaman, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak.

Perbedaan waktu antara Bagdad dan Iskandariyah di Mesir adalah satu jam. Adzan terus bergema di Siria, Mesir, Somalia dan Sudan selama jam tersebut. Iskandariyah dan Istanbul terletak di bujur geografis yang sama. Perbedaan waktu antara timur dan barat Turki adalah satu setengah jam, dan pada saat ini seruan shalat dikumandangkan.

Iskandariyah dan Tripoli (ibukota Libya) terletak di lokasi waktu yang sama. Proses panggilan adzan sehingga terus berlangsung melalui seluruh kawasan Afrika. Oleh karena itu, kumandang keesaan Allah dan kenabian Muhammad saw yang dimulai dari bagian timur pulau Indonesia itu tiba di pantai timur Samudera Atlantik setelah sembilan setengah jam.

Sebelum adzan mencapai pantai Atlantik, kumandang adzan Zhuhur telah dimulai di kawasan timur Indonesia, dan sebelum mencapai Dacca, adzan Ashar telah dimulai. Dan begitu adzan mencapai Jakarta setelah kira-kira satu setengah jam kemudian, maka waktu Maghrib menyusul.

Begitu seterusnya adzan terus berkumandang di bumi dan tidak pernah berhenti hingga kiamat terjadi. Subahanallah.

Sumber: Fakta Unik Mengenai Adzan

Arab Saudi Sebut Israel Negara Di Atas Dunia Internasional Dan PBB

Kerajaan Arab Saudi menuding pemerintah Israel terang-terangan melakukan pelanggaran HAM serius terhadap rakyat Palestina, dan menyebut negara Yahudi tersebut sebagai negara kebal hukum.

Arab Saudi mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelanggaran serius yang dilakukan pemerintah Israel mengenai pelanggaran HAM, serta resolusi dunia dan hukum internasional.

Ini disampaikan delegasi pemerintah Saudi dalam dialog interaktif di Dewan Hak Asasi Manusia PBB mengenai situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina pada hari Senin (24/03) kemarin.

Melalui delegasinya Khaled Menzlawi, pemerintah Arab Saudi mengecam penjarahan tanah Palestina sejak tahun 1967 lalu, dan sejumlah serangan brutal terhadap warga Palestina seperti di Jalur Gaza.

Selain itu Khaled Menzlawi menyampaikan bahwa “pemerintah Saudi mengutuk keras pelanggaran dan penyerbuan warga Yahudi terhadap Masjid Al – Aqsa dan penggalian terowongan di bawah kawasan kota Al Quds, serta upaya Yahudisasi yang terus digalakan oleh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu". (Rassd/Ram)

Anggota Komnas HAM Menduga di Mesir Tengah Terjadi Genosida

Anggota jamaah Ikhwanul Muslimin
yang dipenjarakan rezim militer Mesir
Hidayatullah.com–Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Maneger Nasution menyampaikan duka cita atas kasus vonis mati pengadilan Mesir terhadap 529 aktivis Al Ikhwan al Muslimun.

Terkait kasus vonis mati pengadilan Mesir terhadap 529 aktivis Ikhwanul Muslimin, Komnas HAM menyampaikan hari berkabung kemanusiaan,” tulis Maneger dalam rilis yang diterima hidayatullah.com, Selasa (25/03/2014) malam.

Menurut Maneger kasus ini bisa jadi sebagai upaya pemerintah Mesir memangkas habis anggota dan paham Ikhawanul Muslimin. Maneger meminta agar badan dunia turut campur menyelesaikan masalah ini.

Mendorong OKI (Organisasi Negara-negara Islam) dan dewan HAM PBB untuk menginvestigasi kemungkinan terjadinya genosida oleh pemerintahan yang berkuasa di Mesir,” tegas dia.*

Demi Kuasai Bisnis Berlian, Kristen Afrika Tengah Bantai dan Usir Umat Islam

Puluhan mil jauhnya dari ibukota Bangui, Afrika Tengah, umat Islam Boda yang menetap di bagian selatan Republik Afrika Tengah juga alami serangan berulang-ulang dari milisi Kristen yang telah mengingkari perjanjian sebelumnya untuk menghentikan pertempuran.

Kami tidak memiliki kebebasan apapun,” ujar Mahamat Awal, Walikota Muslim Boda, mengatakan kepada IRIN, layanan dari kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, pada hari Senin, 24 Maret.

Bahkan kami tidak bisa pergi sejauh 100 meter pun dari daerah kami. Jika kami lakukan, kami akan dibunuh, sehingga sulit bagi kita untuk tinggal menetap di sini."

Kami akan lebih memilih mengungsi ke tempat lain di Afrika tengah, hingga kita menunggu keputusan dialog dengan orang Kristen,” tambahnya .

Pekan lalu, kesepakatan yang disponsori pemerintah telah ditandatangani oleh milisi Kristen yang berjanji untuk tidak menggunakan senjata terhadap umat Islam Boda serta bekerja sama dengan pasukan penjaga perdamaian yang dikerahkan di kota. Namun milisi Kristen selalu mengingkari perjanjian gencatan senjata tersebut.

Suasana di kota Boda sangat buruk. Kami bertemu dengan komunitas Muslim di pagi hari dan di sore hari kami bertemu milisi orang-orang Kristen,” mereka beritakan.

Namun, beberapa jam setelah penandatanganan kesepakatan itu, milisi Kristen menyatakan penolakannya dari janji yang akan mengamankan keberadaan sekitar 12.000 Muslim di kota yang sangat kaya berlian itu.

Kami tidak ingin umat Islam untuk tinggal di sini,” kata Edgar Flavie, juru bicara kelompok milisi Kristen.

Di kota ini Boda, perekonomian dibangun di atas meriahnya perdagangan berlian, Milisi Kristen memutuskan untuk memboikot para pedagang Muslim yang menguasai hampir 95% dari perdagangan berlian disana.

Kerusuhan yang terlihat disengaja ini menyebabkan pemboikotan para pedagang Muslim, sehingga Muslim menderita kehilangan bisnis mereka.

Kita dapat menemukan pembeli lain yang bukan Muslim untuk berlian kami,” kata juru bicara Milisi Kristen.

Bahkan kulit putih pun dapat datang langsung ke sini untuk membeli berlian.“

Selama beberapa minggu terakhir, milisi Kristen menggerebek rumah Muslim membunuh anak-anak dan perempuan, penjarahan dan merusak properti Muslim.

Seiring dengan pembunuhan, penculikan, penyiksaan dan penangkapan sewenang-wenang dan penahanan, Negeri ini dilanda perang, bahkan penyelidikan PBB menemukan bukti kekerasan seksual. (OI.net/KH)

24.3.14

Pejabat PBB Sebut ada "Horor dan Kebencian" di Afrika Tengah

Pillay mengatakan CAR telah "menjadi sebuah negara di mana rakyatnya tidak hanya dibunuh" tetapi "disiksa, dimutilasi, dibakar dan dipotong-potong."

Aksi milisi Anti Balaka sedang melakukan tindakan kekerasan.
Hidayatullah.com–Pejabat tinggi HAM PBB mengatakan kekerasan sektarian di Republik Afrika Tengah (CAR) masih pada tingkat yang “sangat mengerikan” dan telah mendorong kekejaman termasuk kanibalisme.

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Navi Pillay, berbicara dalam sebuah konferensi pers hari Kamis (20/03/2013) di Bangui, ketika ia mengakhiri kunjungan selama tiga hari ke negara itu.

Pillay mengatakan CAR telah “menjadi sebuah negara di mana rakyatnya tidak hanya dibunuh” tetapi “disiksa, dimutilasi, dibakar dan dipotong-potong.”

Ia mengatakan para penyelidik PBB mengetahui sedikitnya ada empat peristiwa di mana para pembunuh memakan daging korban-korban mereka.

Orang-orang terus dibunuh setiap hari,” kata Pillay dikutip BBC.

Ini telah menjadi sebuah negara di mana orang-orang tidak hanya dibunuh, mereka juga disiksa, dimutilasi, dibakar dan dicincang,” ujarnya.

Pejabat tinggi HAM PBB itu menggambarkan kebencian dalam masyarakat yang di negara yang dilanda konflik pada “tingkat yang sangat mengerikan.”

Perkembangan ini dilaporan di saat PBB sebelumnya telah menilai pengusiran dan pembantaian terhadap kaum Muslim di Republik Afrika Tengah.

Konflik di CAR meletus setelah milisi Kristen Anti Balaka melancarkan serangan terkoordinasi terhadap kelompok Muslim Seleka yang pernah menggulingkan pemerintah Maret lalu.

Sayangnya, milisi Kristen justru menargetkan semua populasi Muslim secara keseluruhan, bukan pada kelompok Seleka saja.

Kekerasan mengerikan di CAR ini terjadi di saat pasukan penjaga perdamaian dari Perancis dan Uni Afrika telah dikerahkan ke negara tersebut. Namun mereka tidak mampu menghentikan kekerasan dan bahkan dalam beberapa kasus membiarkan Muslim dibunuh.

Sampai hari ini, Prancis menempatkan sekitar 2.000 tentaranya di CAR, sementara Uni Afrika mengerahkan tiga kali lipat dari jumlah itu.

Komisioner Tinggi PBB yang mengurusi Pengungsi (UNHCR) mencatat sejak konflik Maret tahun lalu setidaknya telah 400.000 Muslim CAR meninggalkan rumahnya dan 222.000 orang mengungsi ke negara lain seperti Kongo, Chad dan Kamerun.

Milisi Anti Balaka sedang menghancurkan sebuah masjid di Kota Bangui
Seorang pemimpin Muslimin di Afrika Tengah meyakinkan kepada Aljazeera bahwa kini 300 masjid dihancurkan, perempuan dibantai dan banyak para lakilaki dibakar.

Sementara itu sumber lain juga mengabarkan warga Muslim, yang merupakan penduduk utama Republik Afrika Tengah yang tinggal di Kota Bangui, terus habis akibat pembantaian. Dari jumlah 100 ribu penduduk kini dikabarkan hanya tersisah 900 orang saja.*

Menuju Brunei Darussalam Bersyariah (1): Berkah Minyak dan Qonun Jinayah

JIKA ditanya negara mana di Asia yang syiar Islamnya mulai tampak menggeliat jawabannya Negara Brunei Darussalam. Pertama kali saya menjejak kaki di negeri kesultanan itu tanggal 3 Maret 2013 sangat menyenangkan. Banguan-bangunan nampak berdiri rapi dan mewah .

Meski demikian, jangan heran jika berkunjung ke negeri kecil yang kaya in. Sebab tidak akan ditemukan gedung-gedung pencakar langit seperti di kota-kota besar negara lain.

Menurut warga setempat, di Brunei, bangunan-bangunan tinggi dilarang melebihi permukaan menara masjid . Yang dimaksud adalah Masjid Jami ‘Asr Hassanal Bolkiah yang sangat megah.

Masjid Jami ‘Asr Hassanal Bolkiah adalah masjid terbesar di Negara Brunei Darussalam, terletak di Kg Kiarong, 4 kilometer dari Bandar Seri Bengawan.

Kemegahan tempat ibadah umat Islam ini sudah nampak dari Jalan Raya Sultan Hassanal Bolkiah. Kubah yang berwarma kuning emas dikelilingi menara-menara yang tinggi seperti penjaga penjaga kubah. Tiang-tiang masjid yang besar membuat masjid itu tampak kokoh, didukung dengan lantai berlapis marmer berkualitas tinggi membuatnya terasa sebagai masjid berkonsepkan seni Islam yang tercantik di Asia Tenggara.

Saat saya menyempatakan shalat Subuh di suatu pagi yang hening di masjid yang mulai dibangun tahun 1988 itu, terlihat lantai marmernya yang cantik, bersih dan nyaman.

Brunei Darussalam menempatkan Islam di barisan depan dibandingkan dengan pembangunan-pembangunan dan insfastuktur yang lain. Demikian yang terpikir dalam benak saya.

Pertanyaan saya terpenuhi ketika memeriksa titah Sultan Brunei, Sultan Hassanal Bolkiah sempena sambutan hari kemerdekaan Brunei ke 30 pada 23 Februari 2014 lalu yang menjelaskan visi dan tujuan utama kemerdekaan Brunei bukanlah untuk meraih prestasi material semata-mata, tetapi juga harus memenuhi aspek-aspek spiritual, demikain titah Sang Sultan.

Selanjutnya Sultan juga bertitah, “Selain untuk mencapai Visi 2035 dalam bidang fisik , kita juga ingin meraih rahmat dan keberkatan dalam semua aspek kehidupan. Kita juga menginginkan sebuah negara yang benar-benar memenuhi cita-cita “Baldatun Tayyibatun Warabbun Ghafur, yang sejahtera lagi bahagia di bawah pemeliharaan Allah.

Entah, apakah karena ini, sehingga membuat Allah Subhanahu Wata’ala banyak melimpahkan rahmatNya atas Negara Brunei Darussalam dengan kekayaan (minyaknya).

Masjid terbesar dan tercantik kedua di Brunei adalah Masjid Omar Ali Saifuddin, terletak di Bandar Seri Bengawan, Ibu Kota Brunei. Dibangun oleh ayahanda Sultan Hassanal Bolkiah sekitar tahun 1958. Masjid ini menjadi landmark Negara Brunei dan diakui sebagai masjid yang terunik Asia Pasifik. Termasuk kubahnya yang dilapisi emas.

Masjid ini berada dalam sebuah laguna buatan manusia di tepi Sungai Brunei. Inilah masjid yang pertama kali saya kunjungi setibanya di bumi Brunei.

Hari Jumat, saya tidak shalat di masjid yang megah itu, sebaliknya teman saya membawa dengan mobilnya jauh dari kota, katanya ingin shalat di masjid tertua di Distrik Brunei Muara.

Seperti diketahui, bulan Oktober 2013 lalu, Sultan Brunei Darussalam resmi mengumumkan negerinya akan segera menerapkan syariat Islam dan sedang belajar penerapan hukum pidana Islam. Hukum jinayah ini diberlaku enam bulan sejak diumumkannya. Berarti, bulan April 2014 mendatang segera akan dilaksanakan.

Keputusan itu sendiri sebenarnya dibuat sekitar tiga bulan sebelumnya, yakni pada pertengahan Ramadhan 1434 H (Juli 2013), dengan sebutan Bil. 69 Perintah Qanun Hukuman Jinayah Syariah 2013 namun pengumumannya disampaikan Sultan Bolkiah baru Oktober 2013, sekaligus secara resmi mencatatkannya dalam Perlembagaan Negara Brunei Darussalam, Perkara 83 (3).


Qanun ini terdiri atas sejumlah bab dan pasal, dalam dokumen setebal 132 halaman. Isinya mencakup berbagai masalah yang terkena hadd, yaitu hukuman atau siksaan yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam.*/bersambung

Rossem, koresponden hidayatullah.com, tinggal di Malaysia

Apakah Amal Semua Manusia Ditimbang di Akherat? Siapa Saja yang Selamat?

Manusia terbagi menjadi tiga kelompok atau tingkatan, selain kelompok yang dimuliakan oleh Allah. Kelompok yang dimuliakan oleh Allah adalah orang-orang yang masuk surga tanpa hisab.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa Nabi SAW menyebutkan, Allah memberitahukan kepadanya bahwa pada hari kiamat, ada sekitar 70 ribu orang dari kalangan umatnya yang masuk surga tanpa hisab. Setiap satu orang membawa 1000 orang. Dalam riwayat lain disebutkan, setiap satu orang membawa 70 ribu orang dan tiga hatsiyat Allah semesta alam. Ketika ditanya mengenai ciri-ciri mereka, beliau menjawab, “Mereka tidak menghambakan diri dan tidak mau juga diperbudak, mereka tidak percaya pada pertanda-pertanda sial dan hanya kepada Tuhan mereka sajalah meraka bertawakal.” (HR Muslim)

Abu Hamid Ghazali berkata, “Mereka yang masuk surga tanpa hisab, tidak perlu diambilkan neraca ataupun catatan amal perbuatan, memiliki surat semacam surat izin yang bertuliskan, ‘La ilaha illallah Muhammad Rasulullah’. Ini adalah surat izin Fulan bin Fulan. Dosanya telah diampuni, dia akan bahagia selamanya.”

Adapun orang-orang selain mereka, terbagi dalam tiga kelompok:

Kelompok Pertama

Kelompok pertama ini terdiri atas orang-orang yang bertakwa. Mereka tidak pernah melakukan dosa besar. Berbagai kebaikan mereka diletakkan di sisi penimbang amal yang bercahaya. Sedangkan, dosa-dosa kecil mereka-itu pun jika ada- diletakkan pada sisi penimbang yang satu lagi. Allah tidak menjadikan dosa-dosa kecil itu memiliki berat karena Dia telah menghapusnya. Sisi penimbang amal cahaya pun turun ke bawah karena berat kebaikan yang ada padanya. Sisi penimbang amal yang bercahaya ini turun hingga menyentuh tanah., sedangkan sisi penimbang amal yang satunya lagi naik ke atas dan berada pada bagian puncak. Rasulullah berjanji bahwa dosa-dosa kecil akan diampuni jika dosa-dosa besar dijauhi. Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits ke dalam kitab shahihnya, “Salat lima waktu, ibadah Jum’at ke Jum’at berikutnya, Puasa Ramadan ke Ramadan tahun berikutnya, mengandung kafarat (penghapusan dosa) bagi rentang waktu antara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi.

Oleh karena itu pada hari kiamat, dosa-dosa kecil orang-orang dalam kelompok pertama ini tidak memiliki bobot.

Kelompok Kedua

Perbuatan baik orang-orang yang termasuk dalam kelompok kedua ini diletakkan pada sisi penimbang amal yang bercahaya. Sedangkan, perbuatan buruk mereka diletakkan pada sisi penimbang amal yang gelap. Dosa-dosa besar yang penah mereka lakukan, bobotnya amat berat. Barangsiapa bobot amal perbuatan baiknya lebih berat, walaupun bedanya hanya sekecil telur kutu, dia masuk surga. Sebaliknya, barang siapa amal bobot amal perbuatan buruknya lebih berat, walaupun bedanya hanya sekecil telur kutu, dia masuk neraka. Jika bobot timbangannya sama berat, Allah akan mengampuninya.

Orang-orang dengan bobot timbangan seperti ini, berada di antara surga dan neraka. Mengenai permasalahan ini, akan dibahas secara khusus pada bagian selanjutnya. Ini jika dosa-dosa besarnya hanya antara seseorang dengan Allah. Sedangkan, jika seseorang memiliki tanggung jawab atau beban yang harus dipikulnya, lain lagi urusannya. Misalnya, seorang memiliki kebaikan yang banyak. Pahala kebaikan orang itu dapat berkurang sesuai dengan besarnya balasan bagi perbuatan buruknya. Hal ini bisa terjadi karena tanggung jawab atau beban yang harus dipikulnya juga banyak sehingga dia harus memikul dosa-dosa orang yang dizhaliminya. Kemudian, orang itu disiksa.

Ahmad bin harb berkata, “Pada hari kiamat, umat manusia dibangkitkan dalam tiga kelompok . Kelompok orang yang kaya amal salehnya, kelompok orang yang miskin amal salehnya, dan kelompok orang yang kaya amal salehnya, tetapi berubah menjadi orang yang miskin amal salehnya atau bangkrut. Kelompok yang terakhir ini banyak memikul tanggung jawab dan beban orang lain karena pernah melakukan kezaliman terhadap orang lain.

Sufyan Ats-Tsauri berkata, Jika anda bertemu dengan Allah dengan membawa 70 dosa yang hanya terkait hubungan antara diri anda dengan Allah, dosa itu masih lebih ringan dibandingkan dengan sebuah dosa yang berkaitan antara diri Anda dengan orang lain.”

Hal ini karena Mahakarya dan Mahamulia. Sedangkan, umat manusia fakir dan miskin. Pada hari itu, mereka membutuhkan nilai kebaikan, meskipun hanya satu sehingga dapat menghapus satu nilai keburukan. Dengan demikian, timbangan kebaikannya makin berat.

Kelompok Ketiga

Kelompok ini khusus orang-orang kafir. Kekufurannya diletakkan pada sisi penimbang amal yang gelap. Mereka tidak memiliki satu pun kebaikan sehingga tidak ada amal yang diletakkan pada sisi penimbang yang bercahaya. Sisi penimbang tersebut tetap kosong dari kebaikan. Kemudian, Allah memerintahkan orang-orang kafir ini berjalan menuju neraka. Semuanya disiksa sesuai dengan kadar dosa yang telah dilakukannya.

Dosa-dosa kecil orang-orang yang bertakwa dapat dihapuskan oleh upaya mereka menjauhi dosa-dosa besar. Mereka diperintah oleh Allah untuk masuk surga. Setiap orang diantara mereka memperoleh ganjaran sesuai dengan kebaikan dan ketaatan yang telah dilakukannya. Kedua kelompok (kelompok pertama dan ketiga) inilah yang disebutkan oleh Allah di dalam ayat-ayat Al-Qur’an terkait dengan penimbangan amal perbuatan manusia karena Allah hanya menyebutkan siapa saja yang memiliki bobot amal saleh yang berat, dia kekal di dalam surga. Sebaliknya, barangsiapa bobot kebaikannya ringan, dia kekal di dalam neraka.

Amal perbuatan orang-orang takwa ditimbang untuk menujukkan keutamaan mereka. Sedangkan, amal perbuatan orang-orang kafir ditimbang untuk menunjukkan kehinaan dan kerendahan mereka. Amal perbuatan orang-orang kafir ditimbang untuk mencela mereka karena tidak ada satu pun kebaikan yang mereka miliki. Amal perbuatan orang-orang takwa ditimbang untuk memuji keadaan mereka karena tidak ada satupun keburukan yang mereka miliki. Sedangkan, orang-orang yang amal perbuatannya bercampur antara buruk dan baik, jika masuk neraka, mereka dapat dikeluarkan dengan syafaat. Wallahu Alam…

Maher Ash Shufiy

Kenapa Tidak Mau Ingkar kepada Thagut???

Menjadi seorang muslim adalah menjadi seorang muwahhid (ahli Tauhid). Tauhid merupakan pesan abadi para utusan Allah سبحانه و تعالى kepada umat manusia dari zaman ke zaman.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاأَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.” (QS. An-Nahl [16] : 36)

Pesan ini dibawa oleh setiap Nabi dan Rasul Allah sepanjang masa. Setiap umat telah mendengar pesan abadi para Rasul Allah ini. Suatu pesan yang ibarat coin bersisi ganda. Ada sisi keharusan menyembah Allah سبحانه و تعالى semata dan sisi lainnya ialah menjauhi Thaghut.

Adapun menurut istilah syariat, definisi yang terbaik adalah yang disebutkan Ibnul Qayyim rahimahullah: “(Thaghut) adalah setiap sesuatu yang melampui batasannya, baik yang disembah (selain Allah Subhanahu wa Ta’ala), atau diikuti atau ditaati (jika dia ridha diperlakukan demikian).

Definisi lain, thaghut adalah segala sesuatu yang diibadahi selain Allah (dalam keadaan dia rela). Menurut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah di dalam kajiannya mengenai Tauhid bahwa Thaghut itu mencakup banyak hal. Namun pimpinannya ada lima, yaitu:
  1. Iblis atau syetan
  2. Penguasa yang zalim
  3. Orang yang memutuskan perkara dengan aturan selain apa yang telah Allah سبحانه و تعالى turunkan
  4. Orang yang mengaku mengetahui perkara yang ghaib selain Allah سبحانه و تعالى
  5. Orang yang diibadati selain Allah dan dia rela dengan peribadatan itu.
Orang tidak dikatakan beriman kepada Allah sehingga dia kufur (ingkar) kepada thaghut, sebab kufur kepada thaghut adalah separuh dari kalimat Tauhid لآ إله إلا الله. Dan ingkar kepada thaghut harus mencakup segala jenis thaghut, bukan sebagian saja. Bila seorang muslim beriman kepada Allah سبحانه و تعالى seraya mengingkari segala bentuk thaghut yang ada, niscaya sempurnalah imannya. Ia disebut seorang muwahhid (ahli Tauhid) sejati.

مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُوَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُمِنْ دُونِ اللَّهِ حَرُمَ مَالُهُوَدَمُهُ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda: “Barangsiapa mengucapkan Laa ilaha illa Allah dan ingkar terhadap penghambaan kepada selain Allah, maka terpeliharalah hartanya, darahnya dan hisabnya (perhitungan amalnya) terserah Allah.” (HR. Muslim 1/119)

Jadi, utuhnya Tauhid seorang muslim adalah ketika berpadu di dalam dirinya keimanan akan Allah سبحانه و تعالى dibarengi dengan berlepas dirinya dari penghambaan kepada apapun atau siapapun selain Allah سبحانه و تعالى alias thaghut. Inilah yang sering disebut dengan pasangan al-wala’ (loyalitas/kesetiaan) dan al-bara’ (disasosiasi/berlepas diri). Tidak dikatakan beriman seorang yang mengaku muslim bila ia hanya wala’ kepada Allah سبحانه و تعالى namun tidak bersedia untuk bara’ dari thaghut. Perumpamaannya seperti seorang yang ingin sehat dan bugar tetapi dengan jalan memakan makanan yang menyehatkan, bergizi lagi mengandung nutrisi tinggi sambil tetap membiarkan diri mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung racun, toxic dan merusak tubuh. Bagaimana ia akan benar-benar menjadi sehat dan bugar? Mustahil.

Demikian pula dengan seorang muslim yang ingin diterima Allah سبحانه و تعالى . Mustahil hal itu akan bisa terwujud bila di satu sisi ia menyerahkan wala’-nya kepada Allah سبحانه و تعالى , mengaku meyakini kebenaran ajaran dienullah Al-Islam serta menjadikan Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم sebagai teladan namun pada saat yang sama ia tetap menyerahkan wala’-nya juga kepada pihak thaghut, meyakini kebenaran ideologi, aturan dan hukum thaghut serta menokohkan para sosok pemimpin thaghut dalam kehidupan sehari-hari. Mustahil keinginannya untuk diterima Allah سبحانه و تعالى sebagai seorang muslim alias hamba yang menyerahkan diri kepada Allah سبحانه و تعالى bakal tercapai….! Itulah rahasianya mengapa setiap khutbah jumat para khotib dari atas mimbar senantiasa mewasiatkan jamaah untuk bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa kepada Allah سبحانه و تعالى . Karena hanya dengan itulah seorang manusia berpeluang untuk menemui ajal dalam keadaan menjadi seorang muslim.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّتُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan sebagai muslim.” (QS. Ali-Imran [3] : 102)

Seorang muslim yang di satu sisi ber-wala’ kepada Allah سبحانه و تعالى namun di lain sisi juga ber-wala’ kepada thaghut adalah seorang muslim yang berdusta. Sebab pihak yang ber-wala’ kepada thaghut berarti menjadikan thaghut tersebut menjadi wali-nya (pemimpin, pelindung dan penolongnya). Dan itu berarti ia tidak bisa disebut seorang yang beriman. Padahal ia tidak mau disebut sebagai seorang kafir. Di dalam Al-Qur’an Allah سبحانه و تعالى menyatakan bahwa yang ber-wala’ kepada Allah سبحانه و تعالى berarti menjadikan Allah سبحانه و تعالى sebagai Wali-nya (pemimpin, pelindung dan penolongnya). Dan mereka itulahlah orang-orang yang beriman. Sedangkan yang ber-wala’ kepada thaghut adalah kaum kafir. Bagaimana mungkin di dalam diri satu orang ada dua identitas yang bertolak-belakang? Mustahil.

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوايُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِإِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُالطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَالنُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah thaghut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran).” (QS. Al-Baqarah [2] : 257)

Manusia yang bersikap ganda dalam menyerahkan wala’-nya berarti telah mendustakan pengakuan dirinya sebagai seorang yang beriman. Bagaimana bisa ia di satu sisi ber-Wali-kan Allah سبحانه و تعالى tetapi pada saat yang bersamaan ber-wali-kan thaghut? Bagimana mungkin di satu sisi ia ingin hidup dalam cahaya (iman) yang terang benderang padahal setiap saat ia justeru semakin menuju kepada kegelapan (kekafiran)? Sungguh, ia adalah seorang pendusta..! Inilah sebabnya Allah سبحانه و تعالى tidak membiarkan manusia sekadar mengaku kalau dirinya beriman lalu tidak mengalami ujian lebih lanjut. Ujian di dalam kehidupan di dunia merupakan sarana untuk menyingkap siapa yang jujur dalam pengakuan keimanannya dan siapa yang berdusta.

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُواأَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَوَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْفَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَصَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut [29] : 2-3)

Dewasa ini kita sedang menjalani era penuh fitnah (ujian). Belum pernah ummat Islam mengalami era yang lebih pahit daripada era sekarang. Bayangkan..! Allah سبحانه و تعالى menguji kaum beriman dengan mengizinkan kepemimpinan dunia secara global diserahkan kepada kaum kuffar. Berarti perjalanan dunia dewasa ini sedang disetir oleh para thawaghit (bentuk jamak dari kata thaghut). Aturan dan hukum yang diberlakukan juga merupakan aturan thaghut hasil rumusan para thaghut. Sementara aturan dan hukum Allah سبحانه و تعالى tidak diizinkan untuk diberlakukan, malah dilabel sebagai aturan yang kuno, tidak sesuai dengan zaman modern dan dipandang zalim. Na’udzubillaaahi min dzaalika!

Hampir setiap hari kita dengar kabar bahwa di Amerika serta Eropa kaum kuffar dan para pemimpinnya menolak the Shariah Law (syariat hukum Allah سبحانه و تعالى). Kalau itu hanya terjadi di negeri-negeri mereka, kita masih bisa maklumi. Tetapi pahitnya, hal ini sudah menjadi trend (kecenderungan umum) di negeri-negeri berpenduduk mayoritas muslim juga. Tidak sedikit kaum muslimin yang terang-terangan menolak diberlakukannya syariat hukum Allah سبحانه و تعالى . Dia mengaku ber-Wali-kan Allah سبحانه و تعالى tetapi ia lebih rela tunduk kepada hukum thaghut..! Kondisi dan derajat ujian yang ummat Islam hadapi dewasa ini sudah sangat mirip dengan gambaran hadits Nabi صلى الله عليه و سلم sebagai berikut:

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْشِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍحَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِيجُحْرِ ضَبٍّلَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِآلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda: “Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak pun kalian pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka.” (HR. Muslim 4822)

Kita tidak bisa pungkiri bahwa kepemimpinan global dunia sedang di tangan masyarakat barat. Mereka tidak lain merupakan the Judeo-Christian Civilization (peradaban Yahudi-Nasrani). Kemudian kita saksikan begitu banyak kaum muslimin beserta para pemimpinnya mengekor kepada peradaban mereka dalam hampir segenap aspek kehidupan di dunia. Padahal sikap demikian sama saja dengan sikap wala’ ganda. Di satu sisi ingin ber-Wali-kan Allah سبحانه و تعالى tetapi di lain sisi membiarkan diri juga menjadikan thaghut sebagai wali pula. Allah سبحانه و تعالى jelas-jelas melarang hal ini. Malah Allah سبحانه و تعالى menggambarkan mereka yang bersikap demikian sama saja telah menjadi bahagian dari golongan mereka, yang berarti keluar dari identitas sebagai kaum muslimin.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوالا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىأَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍوَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْإِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali-walimu (pemimpin-pemimpinmu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah [5] : 51)

Dan mereka yang mengekor kepada kaum kuffar —baik dari kalangan ahli Kitab maupun kaum musyrikin— berarti telah menyediakan kehidupannya untuk diatur berdasarkan hukum thaghut padahal mereka mengaku beriman.

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَأَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَوَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِوَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِوَيُرِيدُ الشَّيْطَانُأَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلالا بَعِيدًا

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa [4] : 60)

Sungguh, setelah memperhatikan berbagai peringatan dan penjelasan Allah سبحانه و تعالى di atas yang begitu terang, hanya satu pertanyaan yang menggelayut di fikiran seorang muslim-muwahhid sejati: mengapa gerangan masih ada orang yang mengaku dirinya muslim namun tidak mau mengingkari thaghut?

Wallahu a’lam bish-showwaab.

17.3.14

Sudah tak Serukan Golput, MHTI Serukan Tinggalkan Demokrasi

HTI sendiri bukan dalam posisi mendukung
atau tidak mendukung Pemilu!
Hidayatullah.com—Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) menilai sumber kerusakan dan kehancuran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini karena menganut sistem demokrasi dalam segala bidang termasuk dalam menjalankan roda pemerintahan.

Selain karena bertentangan secara mendasar dengan Islam, kerusakan sistemik yang dihasilkan sistem demokrasi seharusnya makin menguatkan kita untuk menolak dan meninggalkan sistem demokrasi sekaligus menawarkan sistem politik pengganti yang Sang Pencipta wajibkan yakni sistem khilafah,” demikian disampaikan Koordinator Lajnah Khusus Intelektual MHTI Jabar, Indira S.Rahmawaty,S.IP., M.Ag saat menggelar konferensi pers di kantor HTI Jabar Jl. Jakarta Kota Bandung, Jumat (14/03/2014).

Alih-alih ingin memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya namun kenyataannya demokrasi justru telah membawa malapetaka dan biang penderitaan berkepanjangan. Untuk itu sudah saatnya rakyat khususnya umat Islam sadar dan segera meninggalkan demokrasi dan menggantinya dengan sistem khilafah.

Indira menjelaskan bahwa sistem demokrasi yang telah dianut dan dijalankan selama puluhan tahun di Indonesia harusnya secara jujur menjadi bahan evaluasi bersama karena telah nyata gagal membawa kesejahteraan yang hakiki bagi rakyatnya.

Ia menambahkan Pemilihan Umum (Pemilu) sebagai bagian dari proses demokrasi yang laksanakan setiap lima tahun hanya berhasil mengganti rezim penguasa saja sementara sistemnya masih tidak berubah maka perubahan yang hakiki mustahil dapat terwujud.

Ia mencontohkan dalam setiap Pemilu suara perempuan sering kali diperebutkan karena mempunyai potensi untuk mendulang suara terbanyak. Namun, sambungnya,acapkali perempuan hanya dijadikan alat semata,kuota hingga 30 persen caleg perempuan dinilai hanya bentuk pembodohan saja. Padahal dalam Islam telah mengatur dan memberi hak politik bagi perempuan yang diatur secara syari’at. Untuk itu pihaknya menghimbau jika perempuan ingin berpatisipasi dalam politik maka harus dalam sistem politik yang benar yakni sistem khilafah.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama Ketua MHTI Jabar, Siti Nafidah menambahkan yang diperlukan saat ini untuk mengubah sistem demokrasi kepada sisetem khilafah adalah mengubah mindset yang selama ini telah tertanam dalam benak umat Islam. Ia menambahkan bahwa sistem politik yang sejak awal sudah salah arah dan landasan harus tidak diikuti secara terus menerus.

MHTI sendiri menurutkan telah dan akan terus menyadarkan umat Islam untuk kembali ke sistem Islam dengan tujuan untuk kemuliaan umat Islam sendiri.

Tak larang Pemilu

Disinggung apakah seruan tersebut kenaan dengan telah dekatnya pelaksanaan Pemilu, dengan tegas pihaknya menolak jika seruan tersebut dalam rangka menghadapi Pemilu bulan April mendatang.

Menurutnya MHTI hanya memanfaatkan momentum saja agar rakyat khususnya umat Islam jangan mau dibodohi dengan konsep perubahan yang dikemas dalam pesta demokrasi.

Menjawab pertanyaan wartawan apakah dengan menyerukan meninggalkan demokrasi MHTI mengajak untuk golput, secara diplomatis Siti mengatakan MHTI bukan dalam posisi menyuruh atau melarang dalam Pemilu mendatang.

Kita tidak diinstruksikan untuk itu, core HTI sendiri bukan dalam posisi mendukung atau tidak mendukung namun hanya sebagai guiden atau pencerahan saja. Karena dalam hukum syarah pemilu itu kan mubah-mubah saja,boleh. Sekali lagi posisi kita bukan pada tataran Golput atau tidak Golput tetapi memberi guiden atau penyadaran saja,” pungkasnya.*

Thailand Tangkap dan Usir Balik Pengungsi Muslim Uighur yang Meminta Suaka

Pemerintahan Thailand menghukum puluhan pencari suaka minoritas Muslim Uighur yang sedang teraniaya, pada hari Sabtu, 15 Maret di tengah seruan dari kelompok hak asasi manusia agar tidak secara paksa memulangkan mereka kembali ke China.

Pemerintah Thailand harus menyadari bahwa Uighur yang dipaksa kembali ke China akan menghilang ke dalam lubang hitam,” kata Brad Adams, direktur Asia Human Rights Watch mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situsnya.

Kelompok Uighur, yang mayoritas Muslim, minoritas Turki yang berasal dari Cina barat, ditemukan telah mengungsi pada tanggal 13 Maret 2014 di sebuah hutan di provinsi Songkhla Thailand.

Kelompok pengungsi ini terdiri dari 78 pria, 60 wanita dan 82 anak-anak.

Para pencari suaka, yang tampaknya bersiap-siap untuk pindah ke tempat lain, menyatakan diri mereka sebagai orang Turki.

Namun para aktivis yang berbasis di AS telah mengidentifikasi mereka adalah orang-orang Uighur , yang berbicara dalam bahasa Turki , kelompok mayoritas Muslim dari wilayah Xinjiang China barat laut .

Pemerintah Thailand menghukum kelompok pengungsi tersebut dengan denda 4.000 baht oleh pengadilan di Thailand selatan .

Para pria akan ditahan oleh imigrasi Tailand dan para wanita dan anak-anak akan dibawa ke tempat penampungan, ujar Polisi Mayor Jenderal Thatchai Pitaneelaboot kepada Agence France Presse ( AFP ) melalui telepon.

Departemen Luar Negeri AS telah mendesak Thailand ”untuk memberikan perlindungan penuh” untuk para pencari suaka.

Kami prihatin tentang Muslim Uighur dan orang Uighur tersebut harus diselamatkan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf di Washington, tanpa langsung membahas adanya kemungkinan pemulangan pengungsi tersebut ke China.

Kami mendorong Thailand untuk memastikan kebutuhan secara kemanusiaan terpenuhi.

Uighur American Association, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di Washington, juga telah menyuarakan keprihatinan atas kelompok pengungsi tersebut.

Kelompok ini mendesak Thailand untuk bekerja sama dengan Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi.

Kelompok Uighur seharusnya tidak dikaitkan hubungan Thailand dengan China, tetapi seharusnya Thailand mengikuti standar pengungsi internasional,” kata presiden asosiasi Alim Seytoff .

Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi beberapa insiden pengungsi Uighur yang secara paksa dikembalikan ke Cina, khususnya dari Asia Tenggara.

Pada bulan Desember 2009, Kamboja memaksa memulangkan kembali 20 Uighur meskipun fakta bahwa kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) telah membuat surat dan perlindungan untuk ”orang-orang yang menjadi perhatian” kepada semua negara.

Pada tanggal 31 Desember 2012, Malaysia juga pernah mendeportasi enam pria Muslim Uighur untuk kembali ke China. Enam pria tersebut telah ditahan sebelumnya pada tahun 2012, diduga karena berusaha meninggalkan Malaysia dengan paspor palsu.

Thailand telah lama menjadi negara transit bagi perdagangan manusia, ribuan Muslim Rohingya yang melarikan diri dari Burma diyakini telah melewati wilayah Thailand dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2013, banyak pengungsi Rohingya menuduh petugas keamanan Thailand telah terlibat perdagangan manusia atas pengungsi Muslim Rohingya. (OI.Net/KH)

13.3.14

Suku-suku Indian Sudah Memeluk Islam...

Assalamu ‘alaikum wr. wb.,

Saya ingat dengan ceramah bpk Rizky waktu sedang bedah buku “Knight Templar Knight of Christ”, waktu itu bpk sempat bercerita sekilas tentang penemuan benua Amerika oleh christoper colombus dan tindakan colombus yang membantai habis suku-suku indian, waktu itu kalau tidak salah bpk menyebut bahwa sebab colombus membantai suku-suku indian dikarenakan suku indian sudah memeluk islam.

Yang ingin saya tanyakan bagaimana Islam masuk ke benua Amerika tersebut dan pada tahun berapa perkiraannya? Mohon dijelaskan!

Terima kasih
Wasalam mualaikum wr. wb. 


Wa’alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh,

Saudara RAD yang senantiasa berada dalam rahmat dan hidayah Allah Swt, Christoforo Colombo (lidah Barat menyebutnya “Christophorus Colombus”) merupakan anggota Knights of Christ, organisasi payung bagi pelarian Templar yang diburu para penguasa Eropa yang dipimpin Puas Clement IV dan Raja Perancis, King Felipe V, sejak tanggal 13 Oktober 1307.

Semasa mudanya, Colombus menjadi orang kepercayaan dari penguasa Italia, Rene d’Anjou yang merupakan Grandmaster Biarawan Sion. Biarawan Sion sendiri merupakan “Bapak” dari organisasi Knights Templar. Mereka inilah cikal-bakal gerakan Zionisme sekarang ini. Di dalam buku saya, “Knights Templar Knights of Christ” (2006), asal-muasal Colombus dipaparkan dengan lengkap.

Colombus menjejakkan kakinya di Amerika di akhir abad ke-15 Masehi. Lima abad sebelum Colombus tiba, para pelaut Muslim dari Granada dan Afrika Barat sudah menjejakkan kaki di daratan-benua yang masih perawan dan hanya ditinggali oleh suku-suku asli yang tersebar di beberapa bagiannya.

Imigran Muslim pertama di daratan ini tiba sekira tahun 900 Masehi sampai setengah abad kemudian pada masa kekuasaan Dinasti Umayyah. Salah satunya bernama Khasykhasy Ibn Said Ibnu Aswad dari Cordova. Orang-orang Islam inilah yang mendakwahkan Islam pada suku-suku asli Amerika. Sejumlah suku Indian Amerika pun telah memeluk Islam saat itu antara lain suku Iroquois dan Alqonquin.

Lalu, setelah jatuhnya Granada tahun 1492, yang kemudian disusul oleh gerakan Inkuisisi yang dilakukan Gereja terhadap orang-orang Islam dan Yahudi di Spanyol, maka imigran kedua tiba di Amerika sekira pertengahan abad ke-16 Masehi. Tahun 1539, Raja Spanyol, Carlos V, melarang bagi Muslim Spanyol hijrah ke Amerika.

Menurut prasasti berbahasa Arab yang ditemukan di Mississipi Valey dan Arizona, dikatakan jika orang-orang Islam yang datang ke daratan ini juga membawa gajah dari Afrika.

Colombus sendiri datang ke Amerika lima abad kemudian. Dalam ekspedisi pertamanya, Colombus dibantu dua nakhoda Muslim bersaudara bernama Martin Alonzo Pizon yang memimpin kapal Pinta dan Vicente Yanez Pizon yang ada di kapal Nina. Kedua bersaudara ini masih kerabat dari Sultan Maroko dari Dinasti Marinid, Abuzayan Muhammad III (1362-1366).

Catatan harian Colombus menyatakan jika pada hari Senin, 21 Oktober 1492, ketika berlayar di dekat Gibara di tenggara pantai Kuba, mereka mengaku telah melihat sebuah masjid dengan menaranya yang tinggi yang berdiri di atas puncak bukit yang indah.

Doktor Barry Fell dari Oxford University juga menemukan jika berabad sebelum Colombus tiba di Amerika, sekolah-sekolah Islam sudah tersebar di banyak wilayah. Antara lain di Valley of Fire, Allan Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon, Washoe, Mesa Verde di Colorado, Hickison Summit Pass di Nevada, Mimbres Valley di Mexico, dan Tipper Canoe-Indiana. Di berbagai kota besar Amerika Serikat. Di tengah kota Los Angeles, terdapat daerah bernama Alhambra, juga nama Teluk El-Morro dan Alamitos. Juga nama-nama seperi Andalusia, Aladdin, Alla, Albani, Alameda, Almansor, Almar, Amber, Azure, dan La Habra. Semuanya nama Islam.

Di tengah Amerika, dari selatan hingga Illinois, terdapat nama-nama kota kecil seperti Albany, Atalla, Andalusia, Tullahoma, dan Lebanon. Di negara bagian Washington juga ada nama daerah Salem. Di Karibia yang juga berasal dari kata Arab, terdapat nama Jamaika dan Kuba, yang berasal dari bahasa Arab “Quba”. Ibukota Kuba, Havana juga berasal dari bahasa Arab “La Habana”.

Seorang sejarawan bernama Dr. Yousef Mroueh menghitung, di Amerika Utara ada sekurangnya 565 nama Islam pada nama kota, sungai, gunung, danau, dan desa. Di Amerika Serikat sendiri ada 484 dan di Canada ada 81.

Dua kota suci umat Islam, Mekkah dan Madinah, nama keduanya juga telah ditorehkan para pionir Muslim di tanah Amerika jauh sebelum Colombus lahir. Nama Mecca ada di Indiana, lalu Medina ada di Idaho, New York, North Dakota, Ohio, Tenesse, Texas, Ontario-Canada. Bahkan di Illinois ada kota kecil bernama Mahomet yang berasal dari nama Muhammad.

Suku-suku asli Amerika ternyata juga banyak yang berasal dari nama Arab, antara lain Suku Apache, Anasazi, Arawak, Cherokee, Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mohigan, Mohawk, Nazca, Zulu dan Zuni. Bahkan kepala suku Indian Cherokee yang terkenal, Se-quo-yah yang menciptakan silabel huruf Indian yang disebut Cherokee Syllabari pada 1821 ternyata seorang Muslim dan senantiasa mengenakan sorban, bukan ikat kepala dari bulu burung seperti yang ada di film-film wild-west ala Hollywood.

Beberapa kepala suku Indian yang juga selalu mengenakan sorban di antaranya Sioux, Chippewa, Yuchi, Iowa, Sauk, Creek, Kansas, Miami, Potawatomi, Fox, Seminole, dan Winnebago. Foto-foto para kepala suku Indian tersebut yang bersorban saat ini masih disimpan di berbagai museum dan arsip nasional Amerika, antara lain yang ada di Philadelphia. Foto-foto itu berasal dari tahun 1835 dan 1870.

Saya yakin, bukan karena mereka sudah Islam maka Colombus datang dan membantai mereka. Tapi lebih didorong motivasi lain, yakni EMAS. Sama seperti kedatangan penjajah Eropa-Kristen ke Nusantara yang didorong 3G (Triji, bukan dua-ji, he he he) yaitu Gold (Emas), Glory (Kekuasaan), dan Gospel (Kejayaan Agama Kristen). Demikian paparan saya.

Wallahu’alam bishawab. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Komite Fatwa Saudi: Ikhwan Gerakan Paling Dekat dengan Da’wah Nabi Muhammad SAW

Sebuah halaman fatwa mengenai kebenaran organisasi Ikhwanul Muslimin yang di keluarkan oleh Komite Fatwa Saudi beredar luas di situs jejaring sosial.

Dalam fatwa bernomo 6250 tersebut, Komite Fatwa Saudi menyatakan bahwa Ikhwanul Muslimin adalah salah satu komunitas pergerakan paling dekat dengan hak dan kebenaran sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw.

Fatwa masa lampau ini sekaligus membuktikan bahwa pelarangan organisasi Ikhwanul Muslimin di Arab Saudi lebih bersifat karena urusan politik.

Akan tetapi perlu dicatat bahwa fatwa ini masih belum ada di website resmi Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Ifta, Saudi Arabia. (Rassd/Ram)

Begitulah:
 

MUI sebut Pengobatan "Ustadz Guntur Bumi" Menyimpang

Susilo Wibowo atau dipanggil Guntur Bumi
mengklarifikasi kegiatannya di MUI
Hidayatullah.com–Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dr H. Amirsyah Tambunan, mengatakan Ustad Guntur Bumi terbukti melakukan penyimpangan dalam praktik pengobatan alternatifnya.

Setelah dilakukan investigasi, terbukti UGB (Ustad Guntur Bumi) melakukan penyimpangan yakni dalam hal persyaratan infaq, sedekah, dan zakat,” ujar Amirsyah usai temu media di Jakarta, Rabu (13/03/2014) dikutip Antara.

Prinsip syariah tidak membebani pasien, berbeda dengan praktik pengobatan Guntur Bumi yang mensyaratkan sejumlah uang.

Tidak boleh dibebankan, semuanya harus secara sukarela,” tambah dia.

Amirsyah mengatakan sejumlah pasien dari Guntur Bumi telah melapor kepada MUI, oleh karena itu MUI segera mengambil tindakan dengan melakukan investigasi.

MUI akan melakukan pengawasan terhadap pengobatan ruqyah yang dilakukan UGB selama enam bulan ke depan,” kata dia.

Adapun Guntur Bumi mengakui ada stafnya yang khilaf, oleh karenanya dia akan segera melakukan pembenahan.

Guntur Bumi yang nama aslinya Susilo Wibowo juga melakukan penandatangan pernyataan dengan MUI yang salah satu poinnya hanya menerima sedekah dari orang yang berobat melalui cara-cara yang diperbolehkan agama dan tanpa paksaan.

Sebelumnya, UGB dituding melakukan penipuan dalam praktik pengobatan alternatifnya. Seorang korban yang bernama Hans Suta mengaku rugi puluhan juta.

Hans juga mengaku ibunya telah menjual beberapa perhiasan miliknya untuk mengobati sang nenek. Tapi penyakit yang dialami neneknya tak kunjung sembuh.*

Dugaan Pemurtadan melalui Adopsi, Hadi ingin Kembali Asuh Anaknya

Ilustrasi: anak-anak di sebuah panti asuhan
Hidayatullah.com–Sebuah kabar terbaru adanya dugaan kasus pemaksaan adopsi anak di Kota Depok, Jawa Barat. Tragisnya, selain memaksakan melakukan adopsi, anak korban adopsi tersebut juga dimurtadkan dari agama Islam.

Hal ini dialami oleh warga Depok bernama Hadi Kurniawan, yang memiliki anak bernama Fadhillah Kurniawan Hadi dan diadopsi adik kandungnya sendiri bernama Rahmat Darmawan dan istrinya Wenni Rosiana yang sebelumnya muallaf namun kembali murtad.

Tahun 2006 telah terjadi adopsi terhadap anak saya dengan latar belakang anak diajak menginap oleh adik kandung dengan istrinya yang muallaf,” sebut Hadi Kurniawan dalam keterangannya kepada hidayatullah.com, Kamis (13/03/2014).

Awalnya, adopsi terhadap anak Hadi dengan dalih untuk memberi pengobatan untuk masalah saluran pernapasan anaknya. Mereka mengajukan asuransi di tempat Wenni Rosiana, istri Rahmat Darmawan, bekerja, namun mengisyaratkan harus ada surat pengangkatan anak.

Kami menolak karena selama ikut mereka kami seperti dipersulit bertemu dengan anak kami,” aku Hadi.

Hadi mengaku terus berupaya bertemu anak kandungnya namun mendapat jawaban dari Rahmat yang intinya pihak keluarga Wenni meminta Hadi mengembalikan apa yang pernah diberikan keluarga Wenni kepada anaknya.

Sampai akhirnya kami berkesimpulan menandatangani surat pernyataan tidak keberatan dan pada surat tersebut menyatakan bahwa pihak Rahmat tetap harus menjaga hubungan baik antara anak kandung dengan orangtua kandungnya” imbuhnya.

Pernyataan yang menyertakan klausul tetap menjaga hubungan baik antara orangtua dan anak kandung tersebut, diharapkan Hadi agar dapat selalu bertemu dengan baik dengan anak kandungnya sendiri.

Kasus ini telah bergulir sejak 2011 namun hingga 2014 ini belum juga tuntas.

Pada awalnya Hadi mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Depok dengan nomor 122/PDT.G/2011/PN.DPK dengan salah satu bukti adalah Kartu Keluarga (KK) Rahmat Darmawan tertanggal 29 April 2011 dan tertera nama anak kandung Hadi yakni Fadhillah Kurnaiwan Hadi diubah menjadi Fadhel Juan Darmawan.

Bahkan, agama Fadhillah yang sebelumnya Islam dalam KK itu diubah dengan nama ayah yang juga dipalsukan yaitu Rahmat Darmawan sebagai ayah dan Weeni Rosiana sebaga ibu. Padahal nama ayah kandung sebenarnya adalah Hadi Kurniawan dan ibu kandung Yuyun Asmoro Prihatini.

Hingga saat ini Hadi terus berjuang mendapatkan hak asuh anaknya. Karena rupanya adopsi yang coba dilakukan oleh kerabatnya sendiri itu membuat kepengasuhan dari agama anak tersebut terbengkalai sehingga diduga keras telah dimurtadkan.

Sekedar diketahui, pihak Rahmat dan Wenni mengajukan permohonan adopsi ke Pengadilan Negeri Depok No.: 23/PDT.P/2006/PN.DPK yang kemudian dikabulkan PN Depok. Pihak Hadi lalu mengajukan gugatan pembatalan Hak Asuh Anak/Adopsi ke Pengadilan Negeri Depok No.: 122/Pdt.G/2011/PN.Dpk yang dimenangkan Hadi dan menghukum para tergugat menyerahkan anak dan membatalkan adopsi, dan membayar ongkos perkara.

Pihak Rahmat dan istrinya Wenni lalu mengajukan banding atas gugatan Hadi ke Pengadilan Tinggi Bandung No.: 389/Pdt/2012/PT.BDG. Tetapi Hadi tetap menang dan menguatkan putusan Gugatan N. : 122/Pdt.G/2011/PN.Dpk.

Tahun 2013 lalu pihak Rahmat Wenni kembali bersikeras mengadopsi anak kandung Hadi dengan mengajukan Kasasi atas gugatan dan banding yang telah dimenangkan Hadi. Rahnat kasasi ke Mahkamah Agung No.: 934K/PDT/2013.

Kami masih menunggu hasil,” kata Hadi seraya berharap ia dapat kembali mengasuh anaknya dan kembali pada agama Islam sebelum sang anak tumbuh besar yang bisa saja membuat masalah jadi lebih pelik.

Hadi telah mendapat surat dukungan dari FPI DPW Depok, MUI Kota Depok dan juga FKUB Kota Depok. Namun dia menyayangkan penyidikan sampai sekarang tidak berjalan semestinya.

Sejumlah laporannya beserta bukti-bukti ke institusi resmi diharapkan dapat menyelesaikan kasus ini seperti ke PPA Polres Depok, Kompolnas, Divpropam Mabes Polri, Polda Metro Jaya, dan Komisi Nasional Perlindungan Anak (KPAI), ternyata belum mendapat respon yang seharusnya.

(Ini, red ) karena faktor keuangan yang tidak memadai dan tidak ada faktor media yang saya dengar harus mengeluarkan uang pula,” tandas Hadi.*