13.1.14

Sekilas tentang Dosa Sharon : Dick Cheney dan Ariel Sharon, Dalang Pembunuhan di Libanon

Wartawan investigasi terkenal Wayne Madsen mengungkap keterlibatan mantan Wakil Presiden AS, Dick Cheney dalam kasus pembunuhan tokoh-tokoh politik di Libanon, diantaranya pembunuhan mantan menteri dan mantan kepala angkatan bersenjata Libanon Eli Hobeika tahun 2002 dan mantan Perdana Menteri Libanon Rafik Hariri tahun 2005.

Dalam sebuah acara di stasiun televisi Russia Today, Madsen mengatakan bahwa Cheney memiliki tim pembunuh di CIA yang dikendalikannya dari Gedung Putih dan Cheney-lah yang memerintahkan tim pembunuhnya untuk “menghabisi” kedua tokoh penting di Libanon itu. Cheney berkolaborasi dengan mantan Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon dalam melakukan operasi pembunuhan tersebut.

Saya mendapatkan informasi itu dari sumber-sumber di CIA sejak lima tahun yang lalu. Antara tahun 2004-2005, saya membuat laporan bahwa unit khusus di CIA yang punya hubungan dengan Gedung Putih, bertanggung jawab atas pembunuhan Elie Hobeika dan Rafik Hariri. Dan operasi pembunuhan itu dilakukan berkordinasi dengan unit serupa yang melakukan operasinya dari kantor Ariel Sharon di Yerusalem,” papar Madsen.

Hobeika adalah tokoh Kristen Libanon yang pada tahun 2002 memberikan kesaksian di pengadilan internasional The Hague atas keterlibatan Sharon dalam peristiwa pembantaian warga Palestina di kamp pengungsian Sabra dan Shatila di Beirut, yang terjadi tahun 1982. Tapi pada tahun itu pula, Hobeika tewas akibat pembunuhan.

Sementara kasus pembunuhan Rafik Hariri memicu ketegangan antara Libanon dan Suriah. Libanon menuding Suriah dibalik pembunuhan Hariri. Madsen mengatakan, tujuan Cheney dan Sharon membunuh Hariri memang menimbulkan ketidakstabilan politik dan keamanan di Libanon dan Suriah, mewujudkan ambisi AS membangun pangkalan militernya di Libanon Utara.

Dalam acara tv Rusia itu, Madsen menyatakan yakin Cheney dan Sharon adalah dalang pembunuhan para pejabat Libanon setelah mendengar pemaparan wartawan investigasi AS, Seymour Hersh. Dalam sebuah acara di Minnesota bulan Maret kemarin, Hersh mengungkap adanya unit rahasia di Komando Delta Force yang dikenal dengan unit “sayap pembunuh” tokoh-tokoh penting. Selain unit rahasia itu, terdapat pula unit Frogmen yang tugasnya melakukan pembunuhan di berbagai belahan dunia tanpa sepengetahuan Menteri Pertahan maupun Pentagon. Unit pembunuh itu hanya menerima perintah dari Cheney.

Unit-unit khusus itu melakukan operasi-operasi rahasia secara independen. Mereka tidak memberikan laporan pada siapapun dan hanya memberikan laporan langsung ke kantor Cheney,” kata Hersh ketika itu.

Madsen menambahkan, ”Dari apa yang diungkapkan Hersh, jelas Dick Cheney berada di puncak paling atas struktur unit tersebut.”

Dalam artikel yang ditulisnya tahun 2005 lalu, Madsen menyebut adanya “sumber-sumber” kunci di badan intelejen AS yang membenarkan bahwa pembunuhan terhadap para tokoh penting di berbagai negara, seperti Hariri dan Hobeika di Libanon, adalah atas otorisasi dari dua tokoh kunci di Gedung Putih, yaitu Deputi Kepala Staff, Karl Rove dan Deputi Penasehat lembaga Keamanan Nasional AS, Elliot Abrams. Abrams menjadi penghubung utama antara Gedung Putih dan kantor Sharon di Israel dalam operasi-operasi rahasia itu.

Apa yang diungkapkan oleh Madsen, seharusnya menjadi bahan pertimbangan bagi kasus pembunuhan Hariri yang sudah sampai ke PBB, untuk menyelidiki para pejabat AS yang terlibat dalam pembunuhan tokoh-tokoh dunia. (lredAlManar)


Sutradara Belanda: "Saya Saksikan Sendiri Sharon Bantai Dua Balita Palestina"

Volkskrant, surat kabar terbesar ketiga di Belanda telah melaporkan kesaksian dari seorang sutradara Yahudi-Belanda yang terkenal, George Sluizer.

Dalam kesaksiannya tersebut Sluizer (yang saat ini berusia 78 tahun) menyatakan bahwa ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri dua balita Palestina ditembak mati dengan pistol dari jarak dekat oleh Ariel Sharon pada tahun 1982 di dekat kamp pengungsi Sabra-Shatilla.

Saya bertemu dengan Sharon dan melihat dia membunuh dua anak dalam jarak hanya 10 meter di depan mata saya,” katanya.

Sluizer mengingat bahwa kejadian ini terjadi pada bulan November tahun 1982, ketika Sharon menjadi menteri pertahanan Israel.

Sebelum menduduki pos menteri, Sharon juga komandan di Angkatan Darat Israel sejak awal negara Yahudi berdiri pada tahun 1948.

Sluizer mengatakan kepada surat kabar Israel Haaretz, bahwa juru kameranya Fred van Kuyk, yang meninggal beberapa tahun yang lalu, juga menyaksikan penembakan sadis yang dilakukan Sharon tersebut.

Pada tahun 1983, Sluizer sempat mengajukan dua gugatan terhadap Sharon, satu gugatan ke Mahkamah Internasional di Den Haag dan yang lainnya ke Pengadilan Eropa tentang Hak Asasi Manusia di Strasbourg.

Yossef Levy, juru bicara senior Kementerian Luar Negeri Israel, menyebut tuduhan Sluizer adalah bohong dan memalukan. “Hal ini sulit untuk dipercaya bahwa setiap orang yang waras akan menganggap tuduhan serius semacam ini hanyalah fitnah modern berdarah, yang tidak didukung oleh bukti yang kuat,” bantah Levy.

Sharon menjadi perdana menteri Israel pada tahun 2001, 18 tahun setelah Sluizer mengatakan dia mengajukan gugatan hukum terhadapnya.

Sluizer telah membuat beberapa dokumenter tentang konflik Israel-Palestina, dan ia terkenal setelah menyutradarai film bertajuk The Vanishing dengan Jeff Bridges dan Kiefer Sutherland pada tahun 1992.

Sebagai akibat kekejaman Sharon pada masa lalu, sebagai hukuman dari Allah, Sharon sebelum.wafatnya alami antara hidup dan mati alias menjadi mayat hidup dan mengalami kondisi koma . (Red/aby)

No comments:

Post a Comment