8.12.13

Kekuasaan Presiden Pertama Muslim di Afrika Tengah Diganggu, Milisi Kristen Tebarkan Teror Kejam

It's not Egypt!
BANGUI – Potret mengerikan di jalan-jalan ibukota Afrika tengah, Bangui , terjadi pertumpahan darah di mana ratusan orang tewas setelah milisi Kristen melancarkan beberapa serangan dari utara , memicu kekhawatiran perang sektarian yang tidak terkendali.

Pasukan penjaga perdamaian telah berpatroli di jalan-jalan utama. Hal ini membantu menjaga penjarahan di area bisnis. Tapi kekejaman telah masuk ke dalam lingkungan warga” ujar Amy Martin, kepala Petugas PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, OCHA, mengatakan kepada Reuters pada hari Sabtu, 7 Desember.

Jika mereka (pasukan penjaga perdamaian) bisa masuk ke dalam lingkungan, kita mungkin dapat melihat penurunan dalam kejahatan ini.

Menurut Palang Merah, sedikitnya 300 tewas selama akhir pekan ini setelah ketika milisi Kristen, yang setia kepada Presiden terguling Francois Bozize, meluncurkan beberapa serangan dari utara.

Serangan milisi Kristen itu memicu serangan balasan dari para pejuang bersenjata terutama dari komunitas Muslim yang loyal kepada pimpinan baru, BBC melaporkan .

Pada hari Kamis dan Jumat, warga mengatakan pertempuran senjata telah masuk dalam lingkungan mereka dan ratusan melarikan diri ke bandara mencari perlindungan dari beberapa tentara Perancis yang berbasis di sana.

Palang Merah setempat mengatakan bahwa Jumat malam telah ditemukan 281 jasad yang telah dikumpulkan dari jalan-jalan kota.

Pendeta Antoine Mbao Bogo, mengatakan serangan itu terjadi di bagian kota pada hari Sabtu. ”Kami melihat pasukan internasional, namun belum ada dampak nyata di lapangan. Ini akan butuh waktu” katanya.

Presiden yang baru, Michel Djotodia menyatakan dirinya adalah pemimpin Muslim pertama di negara itu setelah mendepak Presiden Bozize yang beragama Kristen pada tanggal 24 Maret tahun ini.

Pemberontak Rogue, yang dipimpin oleh mantan panglima perang yang beragama Kristen telah menyiapkan kesultanan kecil dan menaburkan teror di desa-desa, membunuh, menjarah dan memperkosa.

Pasukan Prancis, yang memperkuat misi penjaga perdamaian Afrika menyebarkan pasukannya ke utara dan timur negara itu pada Sabtu untuk mengamankan jalan utama dan kota-kota di luar ibukota.

Kami sudah mulai menyebarkan pasukan di luar Bangui” kata juru bicara militer Perancis Gilles Jarron.

Pasukan strategis Perancis di Kamerun telah menyeberangi perbatasan dan sudah mulai misi pengintaian di timur. (OI.Net/KH)


Perancis Berusaha Menggulingkan Presiden Muslim Pertama di Afrika Tengah

Presiden Perancis, Francois Hollande, menegaskan perlunya pemilihan umum sedini mungkin di Afrika Tengah tanpa harus menunggu tahun 2015, ini menunjukkan bahwa Jabatan Presiden Republik Afrika Tengah tidak akan berlangsung lama lagi.

Dalam pidatonya pada saluran Perancis 24, Presiden Perancis mengatakan, ”Keberadaan Michel Djotodia dalam kekuasaan tidak akan memberikan solusi bagi masalah, bahkan sebaliknya akan memperburuk masalah,” ia menekankan akan pentingnya penyelenggaraan Pemilu sedini mungkin di Afrika Tengah tanpa harus menunggu tahun 2015, yang merupakan batas akhir masa jabatan Presiden saat ini.

Dia menambahkan, ”Jumlah tentara Perancis di Afrika tengah mencapai 1600 personil, pada beberapa jam kedepan, yang akan mengamankan daerah dan melucuti milisi-milisi dan kelompok-kelompok bersenjata disana.

Pernyataan Hollande itu datang setelah meningkatnya jumlah korban bentrokan hari kamis lalu, karena penyerangan milisi Kristen terhadpa umat Islam di Ibukota Afrika Tengah, yang mencapai 281 orang meninggal dunia.

Perlu diketahui, bahwa sejak Maret lalu, telah terjadi bentrokan di Afrika Tengah, dan kekacauan serta kerusuhan setelah penggulingan Presiden Francois Bozize, yang beragama Kristen. Dimana ia telah berkuasa selama 10 tahun dengan dukungan kuat dari mayoritas Kristen di Afrika Tengah.

Kini Milisi bersenjata melakukan agresi berdarah terhadap umat Islam dalam upaya untuk menggulingkan Presiden Muslim pertama di Negara tersebut. (hr/im)

No comments:

Post a Comment