30.12.13

Jangan Marah!!!

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat.” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, Jangan marah! Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, Jangan marah! (HR. Bukhari).

Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan, “Makna jangan marah yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu. Larangan ini bukan tertuju kepada rasa marah itu sendiri. Karena pada hakikatnya marah adalah tabi’at manusia, yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan manusia.”

Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga pernah menasihatkan, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring.” (HR. Ahmad, Shohih)

Dahulu ada juga seorang lelaki yang datang menemui Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan, “Wahai Rosululloh, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka.” Maka beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan.” (HR. Thobrani, Shohih)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rohimahulloh juga mengatakan, “Bukanlah maksud beliau adalah melarang memiliki rasa marah. Karena rasa marah itu bagian dari tabi’at manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah kuasailah dirimu ketika muncul rasa marah. Supaya kemarahanmu itu tidak menimbulkan dampak yang tidak baik. Sesungguhnya kemarahan adalah bara api yang dilemparkan oleh syaithan ke dalam lubuk hati bani Adam. Oleh sebab itulah anda bisa melihat kalau orang sedang marah maka kedua matanya pun menjadi merah dan urat lehernya menonjol dan menegang. Bahkan terkadang rambutnya ikut rontok dan berjatuhan akibat luapan marah. Dan berbagai hal lain yang tidak terpuji timbul di belakangnya. Sehingga terkadang pelakunya merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia lakukan.”

Tips Menanggulangi Kemarahan

Syaikh Wahiid Baali hafizhohulloh menyebutkan beberapa tips untuk menanggulangi marah. Diantaranya ialah:
  1. Membaca ta’awudz yaitu, “A’udzubillahi minasy syaithanir rajiim”.
  2. Mengingat besarnya pahala orang yang bisa menahan luapan marahnya.
  3. Mengambil sikap diam, tidak berbicara.
  4. Duduk atau berbaring.
  5. Memikirkan betapa jelek penampilannya apabila sedang dalam keadaan marah.
  6. Mengingat agungnya balasan bagi orang yang mau memaafkan kesalahan orang yang bodoh.
  7. Meninggalkan berbagai bentuk celaan, makian, tuduhan, laknat dan cercaan karena itu semua termasuk perangai orang-orang bodoh.
Syaikh As Sa’di rohimahulloh mengatakan, “Sebaik-baik orang ialah yang keinginannya tunduk mengikuti ajaran Rasul shollallohu ‘alaihi wa sallam, yang menjadikan murka dan pembelaannya dilakukan demi mempertahankan kebenaran dari rongrongan kebatilan. Sedangkan sejelek-jelek orang ialah yang suka melampiaskan hawa nafsu dan kemarahannya. Laa haula wa laa quwwata illa billaah” (lihat Durrah Salafiyah).

Sumber: Buletin At-Tauhid
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel di www.muslim.or.id


Bersucilah!
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang bersuci” (Al Baqarah :222)

Buang Jimat Untuk Hindari Gangguan Jiwa!

Jumat, 13 Nopember 09

JAKARTA -- Jamaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci diminta untuk menanggalkan semua jimat beraroma syirik yang dimilikinya. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari gangguan jiwa yang biasanya diderita pemilik jimat ketika di Tanah Suci.

Demikian dikatakan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan, Dr Firdaus Yusuf Rusdi, saat dimintai tanggapannya mengenai banyaknya jamaah haji Indonesia yang mengalami gangguan jiwa di Tanah Suci. Menurut dia, jamaah yang memiliki jimat, biasanya memang akan mengalami gangguan jiwa ketika berada di Mekah ataupun Madinah.

''Tapi kalau sudah keluar (dari Mekah atau Madinah), mereka sembuh dengan sendirinya,'' ujar Firdaus.

Firdaus menjelaskan, fenomena itu diketahuinya berdasarkan pengalamannya memimpin petugas kesehatan jiwa para jamaah haji selama empat tahun. Setiap tahun, imbuh dia, ditemukan sekitar 20 jamaah haji pengguna jimat yang akhirnya mengalami gangguan jiwa. ''Itu bukan tergolong kelainan jiwa secara medis,'' kata Firdaus.

Karenanya, lanjut Firdaus, pengobatan terhadap pasien tersebut tidak bisa dilakukan oleh dokter secara medis. Dia menyatakan, pasien hanya bisa diobati dengan bantuan seorang pembimbing ibadah yang akan membimbing pasien melepaskan diri dari pengaruh jimat yang dimilikinya.

Caranya, lanjut Firdaus, dengan melakukan taubat yang sebenar-benarnya karena penggunaan jimat mengandung unsur syirik. Setelah itu, imbuh dia, pasien diperintahkan untuk minum air zam-zam. ''Dengan cara pengobatan tersebut, pasien akan langsung sembuh,'' tandas Firdaus.

Firdaus mengakui, selain disebabkan pengaruh jimat, gangguan jiwa juga bisa disebabkan karena alasan medis yang memang diidap jamaah sejak di Tanah Air. Untuk mengatasi hal tersebut, imbuh dia, para petugas kesehatan telah menyiapkan obat-obatan dan penanganan medis yang tepat.

Firdaus menambahkan, perbedaan sosio-kultural antara Indonesia dan Arab Saudi juga bisa memicu kepanikan hingga syok yang tinggi di kalangan jamaah terutama yang berasal dari daerah terpencil. Meski belum dikategorikan gangguan jiwa, namun jamaah tersebut biasanya disangka menderita gangguan jiwa.

Lebih lanjut Firdaus mengatakan, untuk menghindari gangguan jiwa di Tanah Suci, para jamaah harus mengikuti pembinaan spiritual yang digelar pihak Departemen Agama (Depag) ketika latihan manasik haji. Dengan demikian, para jamaah akan memiliki kesiapan mental untuk menghadapi situasi sulit di Tanah Suci.

Seperti diberitakan, banyak jamaah Indonesia yang mengalami gangguan jiwa saat berada di Tanah Suci. Pekan lalu misalnya, Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Madinah merawat belasan jamaah yang mengalami gangguan jiwa, tiga di antaranya mengalami gangguan jiwa berat. (http://www.republika.co.id/koran)

Mukjizat Coccyx (Tulang Sulbi atau Tungging)

Oleh: Dr. Mohamad Daudah

Coccyx (tulang sulbi) adalah tulang terbawah dari vertebral column (tulang punggung). Disebutkan dalam banyak hadits bahwa tulang ini adalah asal mula manusia, bahwa dari tulang inilah mereka akan dibangkitkan pada hari Kiamat, dan bahwa tulang ini tidak hancur di dalam tanah.

Hadits-Hadits Nabi Saw

1. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasul saw bersabda, ‘Semua bagian tubuh anak Adam akan dimakan tanah kecuali tulang sulbi yang darinya ia mulai diciptakan dan darinya dia akan dibangkitkan.’ (HR Bukhari, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad in Musnad-nya, dan Malik in kitab al-Muwaththa’).

2. Diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasul saw bersabda, ’Ada satu tulang pada anak Adam yang tidak dimakan tanah.’ Mereka bertanya, ‘Apa itu, ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Tulang sulbi.’ (HR Bukhari, Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad dalam kitabnya al-Musnad, and Malik dalam kitabnya al-Muwaththa’).

Jadi, hadits-hadits tersebut jelas dan memuat fakta-fakta sebagai berikut:
  1. Manusia diciptakan mulai dari tulang sulbi
  2. Tulang sulbi tidak hancur
  3. Pada hari Kiamat, kebangkitan manusia bermula dari tulang sulbi.

Tahap-Tahap Pembentukan Janin 

Ketika sperma membuahi ovum, maka pembentukan janin dimulai. Ovum yang telah terbuahi atau disebut zigot itu terbelah menjadi dua sel, dan masing-masing sel itu membelah menjadi dua sel lagi. Pembelahan dan perkembangan sel itu berlangsung hingga terbentuknya embryonic disk (lempengan embrio) yang memiliki dua lapisan.


Tulang Punggung dan Tulang Sulbi:

External Epiblast yang terdiri dari cytotrophoblasts yang menyuplai makanan embrio pada dinding uterus, dan menyalurkan nutrisi dari darah dan cairan kelenjar pada dinding uterus.
Internal Hypoblast. Dimulai sejak janin terbentuk dengan ijin Allah. Pada hari ke-15, lapisan sederhana muncul pada bagian belakang embrio dengan bagian belakang yang tirus, dan disebut primitive node (gumpalan sederhana).
Sisi unsur primitif yang muncul itu diketahui sebagai bagian belakang dari embrio. Dari unsur primitif dan gumpalan sederhana ini seluruh jaringan dan organ janin terbentuk sebagai berikut:
Ectoderm, membentuk kulit dan sistem syaraf pusat.
Mesoderm, membentuk otok halus sistim digestive (pencernaan), otot skeletal (kerangka), sistem sirkulasi, jantung, tulang pada bagian kelamin, dan sistem urine (selain kandung kemih), jaringan subcutaneous, the sistem limpa, limpa, dan kulit luar.
Endoderm membentuk lapisan pada sistim digestive, sistem pernafasan, organ-organ yang berhubungan dengan sistim digestive (seperti liver and pankreas), kandung kemih, kelenjar thyroid (gondok), dan saluran pendengaran.

Jadi, lapisan dan gumpalan sederhana itu merupakan tulang sulbi yang dijelaskan Nabi saw kepada kita. Cacat pada janin merupakan bukti bahwa tulang sulbi itu mengandung sel-sel induk bagi seluruh jaringan manusia.

Kesimpulannya, tulang sulbi itu merupakan gumpalan sederhana, dan ia bisa berkembang dengan menghasilkan tiga lapisan yang membentuk janin: ectoderm, mesoderm and endoderm. Ia juga membentuk seluruh organ tubuh.


Tulang Sulbi tidak Bisa Hancur

Berbagai riset menemukan bahwa pembentukan dan pengorganisasian sel-sel janin itu ditopang sepenuhnya oleh lapisan dan gumpalan sederhana, dan sebelum pembentukannya tidak ada diferensiasi sel-sel. Salah seorang peneliti terkemuka yang membuktikan hal ini adalah ilmuwan Jerman yang bernama Hans Spemann.

Setelah melakukan eksperimen-eksperimen terhadap lapisan dan gumpalan sederhana yang mengatur penciptaan janin, dan karena itu ia menyebutnya ‘primary organizer’, maka ia memotong bagian ini dari satu janin dan mengimplantasinya (cangkok) pada janin lain pada tahapan permulaan embrio (minggu ketiga dan keempat). Upaya ini membawa kepada pembentukan janin skunder pada guest body (organ tamu) segera sesudah pencampuran dan pembentukan yang ditopang oleh sel-sel tamu pada implantasi itu.

Ilmuwan Jerman tersebut memulai eksperimennya pada ampibi dengan melakukan implantasi primary organiser pada janin kedua, yang mengakibatkan perkembangan embrio skunder.

Pada tahun 1931, ketika Spemann memotong ‘primary organiser’ dan mengimplantasinya, maka potongan itu tidak memengaruhi eksperiman lagi, sementara embrio skunder itu tetap berkembang.

Pada tahun 1933, Spemann dan ilmuwan lain mengadakan eksperimen yang sama, tetapi kali ini primary organiser itu dipanaskan. Embrio sekunder itu tetap berkembang meskipun primary organiser itu dipanaskan, dan itu menunjukkan bawha sel-sel tersebut tidak terpengaruh. Pada tahun 1935, Spemann dianugerahi Nobel atas penemuannya tentang Primary Organiser tersebut.

Dr Othman Al Djilani dan Syaikh Abdul Majid melakukan beberapa eksperimen terhadap tulang sulbi pada bulan Ramadhan 1423 di Rumah Sheikh Abdul Majid Azzandani, di Sanaa, Yaman.

Keduanya memanggang tulang punggung berikut tulang sulbi dengan gas selama sepuluh menit hingga benar-benar terbakar (tulang-tulang berubah merah lalu hitam). Kemudian keduanya meletakkan potongan-potongan yang telah gosong itu pada kotak steril, dan membawanya ke laboratorim analisa terkenal di Sanaa (Al Olaki Laboratory). Dr al Olaki, the professor bidang histologi dan pathologi di Sanaa University, menganalisa potongan-potongan tersebut dan menemukan bahwa sel-sel pada jaringan tulang coccyx tidak terpengaruh, dan ia dapat bertahan terhadap pembakaran (hanya otot, jaringan lemak, dan sel-sel sumsum tulang saja yang terbakar, sementara sel-sel tulang tidak terpengaruh).

Alt. Bukti Kebesaran Allah pada Tulang Ekor

 

Pandai-pandai Menata Niat!

Niat inilah yang akan membawa konsekuensi pada diterima atau tidaknya suatu ibadah yang kita lakukan kepada Allah SWT

Hidayatullah.com--Dahulu ada seseorang dari Bani Israil yang alim dan rajin beribadah kepada Allah SWT. Suatu ketika ia didatangi sekelompok orang. Mereka berkata, "Di daerah ini ada suatu kaum yang tidak menyembah Allah, tapi menyembah pohon." Mendengar hal itu ia segera mengambil kampak dan bergegas untuk menebang pohon itu.

Melihat gelagat tersebut, iblis mulai beraksi dan berusaha menghalangi niat orang alim itu. Ia mengecohnya dengan menyamar sebagai orang tua renta yang tak berdaya. Didatanginya orang itu setelah ia tiba di lokasi pohon yang dimaksud.

"Apa yang hendak kau lakukan?" tanya iblis. Orang alim itu menjawab, "Aku mau menebang pohon ini!"

"Apa salahnya pohon ini?" tanya iblis lagi.

"Ia menjadi sesembahan orang-orang selain Allah. Ketahuilah ini bukan termasuk ibadahku." Jawab orang alim itu.

Tentu saja iblis tidak menginginkan niat orang itu terlaksana dan tetap berusaha untuk menggagalkannya.

Karena iblis berusaha menghalang-halanginya, orang alim itu membanting iblis dan menduduki dadanya. Di sinilah iblis yang licik mulai beraksi. "Lepaskan aku supaya aku dapat menjelaskan maksudku yang sebenarnya," kata iblis.

Orang alim itu kemudian berdiri meninggalkan iblis sendirian. Tapi ia tidak putus asa. "Hai orang alim, sesungguhnya Allah telah menggugurkan kewajiban ini atas dirimu karena engkau tidak akan menyembah pohon ini. Apakah engkau tidak tahu bahwa Allah mempunyai Nabi dan Rasul yang harus melaksanakan tugas ini."

Orang alim tersebut tak mempedulikannya dan tetap bersikeras untuk menebang pohon itu. Melihat hal itu, iblis kembali menyerang. Tapi orang alim itu dapat mengalahkanya kembali. Merasa jurus pertamanya gagal, iblis menggunakan jurus kedua. Ia meminta orang alim itu untuk melepaskan injakan di dadanya.

"Bukankah engkau seorang yang miskin. Engkau juga sering meminta-minta untuk kelangsungan hidupmu," tanya iblis.

"Ya, memang kenapa," jawab orang itu tegas, menunjukkan bahwa ia tak akan tergoda.

"Tinggalkan kebiasaan yang jelek dan memalukan itu. Aku akan memberimu dua dinar setiap malam untuk kebutuhanmu agar kamu tidak perlu lagi meminta-minta. Ini lebih bermanfaat untukmu dan untuk kaum muslimin yang lain daripada kamu menebang pohon ini," kata Iblis merayu.

Orang itu terdiam sejenak. Terbayang berbagai kesulitan hidup seperti yang didramatisasi iblis.

Rupanya bujuk rayu iblis manjur. Ia pun mengurungkan niatnya. Akhirnya ia kembali ke tempatnya beribadah seperti biasa. Esok paginya ia mencoba membuktikan janji iblis. Ternyata benar. Diambilnya uang dua dinar itu dengan rasa gembira. Namun itu hanya berlangsung dua kali. Keesokan harinya ia tidak lagi menemukan uang. Begitu juga lusa dan hari-hari selanjutnya. Ia pun marah dan segera mengambil kapak dan pergi untuk menebang pohon yang tempo hari tidak jadi ditebangnya.

Lagi-lagi iblis menyambutnya dengan menyerupai orang tua yang tak berdaya.

"Mau ke mana engkau wahai orang alim?"

"Aku hendak menebang pohon sialan itu," jawabnya emosi.

"Engkau tak akan mampu untuk menebang pohon itu lagi. Percayalah! Lebih baik engkau urungkan niatmu," jawabnya melecehkan.

Orang alim itu berusaha melawan Iblis dan berupaya untuk membantingnya seperti yang pernah dilakukan sebelumnya.

"Engkau tak akan dapat mengalahkanku," sergah iblis.

Kemudian iblis melawannya dan berhasil membantingnya.

Sambil menduduki dadanya, iblis berkata, "Berhentilah kamu menebang pohon ini atau aku akan membunuhmu."

Orang alim itu kelihatannya tidak punya tenaga untuk mengalahkan iblis seperti yang pernah dilakukannya sebelum itu.

"Engkau telah mengalahkan aku sekarang. Lepaskan dan beritahu aku, mengapa engkau dapat mengalahkanku," tanya orang alim.

Iblis menjawab, "Itu karena dulu engkau marah karena Allah dan berniat demi kehidupan akhirat. Tetapi kini engkau marah karena kepentingan dunia, yaitu karena aku tidak memberimu uang lagi."

Kisah yang diuraikan Imam Al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub itu memberi pelajaran bahwa betapa pentingnya nilai sebuah keikhlasan, yakni berbuat kebajikan tanpa pamrih kecuali hanya mencari ridho Allah SWT. Ikhlas ini merupakan ruh ibadah kepada Allah SWT. Karena itu untuk mewujudkan ibadah yang berkualitas kepada Allah SWT kita harus pandai-pandai menata niat. Niat inilah yang akan membawa konsekuensi pada diterima atau tidaknya suatu ibadah yang kita lakukan.

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya perbuatan itu tergantung pada niatnya, seseorang itu akan memperoleh apa yang telah diniatkannya. Barang siapa hijrahnya itu karena Allah dan rasulnya, maka ia akan memperoleh pahala dan barang siapa hijrahnya itu karena harta atau wanita, maka ia akan memperoleh apa yang telah diniatkanya itu."

Asal muasal hadits ini adalah ketika Rasulullah SAW berdakwah di negeri Mekah merasa sulit karena selalu mendapatkan perlawanan hebat dari kaum Quraisy. Beliau akhirnya mendapat perintah untuk hijrah ke Yatsrib (Madinah). Beliau pun memerintahkan para sahabat untuk berhijrah. Tapi para sahabat ternyata punya motivasi yang berbeda-beda dalam melakukan hijrah. Mulai dari sahabat yang ikhlas mencari keridhoan Allah SWT hingga alasan wanita, harta, dan benda. Karena itu Rasulullah menginstruksikan kepada para sahabat untuk menata niat mereka melalui hadits itu.

Memang niat mudah diucapkan namun sukar untuk dipraktikkan. Saat kita punya niat baik, maka saat itu juga iblis telah bersiap siaga untuk menjerumuskan dan merusaknya. Padahal awalnya niat itu murni karena Allah. Itulah sebabnya, Ibnu Qoyim mengatakan bahwa ikhlas itu membutuhkan keikhlasan (al-ikhlashu yahtaju ilal ikhlash).

Niat itu bersarang dalam hati. Agar ia tetap terjaga utuh, seseorang harus menata niatnya sebelum melakukan amal, ketika melakukannya, dan sesudah selesai. Dan hal itu bisa dimiliki dengan melalui berbagai latihan (riyadhah) mental yang intensif, yakni berusaha menata niat, karena ia tidak akan serta merta bersih dengan sendirinya.

Yang perlu diwaspadai, iblis menggoda manusia sesuai dengan kualitas ketaatannya kepada Allah. Semakin berkualitas seseorang kepada Allah, maka akan digoda oleh iblis kelas berat. Di sinilah pentingnya kita selalu memohon perlindungan kepada Allah SWT untuk menjaga niat.

Apalagi manusia memiliki nafsu yang cenderung mengarahkan kepada hal-hal yang buruk dan jahat. Bila ia tidak diarahkan sebagaimana mestinya, maka ia akan bekerja sama dengan iblis untuk merusak niat seseorang, baik itu lewat penyakit ujub, riya, dan sum'ah.

Kunci ibadah adalah ikhlas. Dan ikhlas itu ada di dalam hati orang yang melakukan amal tersebut. Maka sah atau tidaknya pahala amal itu, tergantung pada niat ikhlas atau tidak hati pelakunya. Jika dalam melakukan amal itu hatinya bertujuan untuk mendapat pujian dari manusia, maka hal itu berarti tidak ikhlas. Akibatnya amal ibadah yang diusahakannya tidak menerima pahala dari Allah.

Kita benar-benar diperintahkan oleh Allah untuk memasang niat dengan ikhlas dalam setiap ibadah kita. Jangan dicampuri niat itu dengan hal yang lain, yang nantinya akan merusak pahala amal ibadah tersebut. Allah berfirman:

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus." (Q.S Al-Bayyinah: 5)

Sebagai seorang muslim, kita harus bercermin dari kisah antara iblis dan orang alim dari Bani Israil di atas. Semoga Allah SWT melindungi kita dari iblis si perusak amal.
[Kiriman Ali Murtadho /www.hidayatullah.com][ Ilustrasi: http://www.ilmfruits.com]

Peliharalah Rasa Malumu!

Berbeda dengan malu dalam pengertian umum, Al-haya’, adalah malu yang didorong oleh perasaan terhina atau melanggar prinsip syariat

Hidayatullah.com--Seorang teman, sedang memamerkan foto bersama sang kekasihnya di laman Facebook dan jejaring sosial. Foto-fotonya yang nampak mesra ditampilkan begitu sangat terbuka dan bisa dilihat atau diakses pihak lain. “Aku jika punya pacar selalu aku publish, “ujarnya suatu ketika ditanya alasannya. Padahal, mereka belum terikat sebagai pasangan suamu istri yang sah.

Suatu kali seorang pejabat tinggi di Jawa Timur pernah berangkat haji dengan rombongan besar. Bersama istri, anak, keluarga dan kerabatnya mengunjungi tanah suci, ia tanpa malu menggunakan fasilitas negara yang diambil dari pajak rakyatnya.

Di TV masyarakat sering menyaksikan, di ruangan rapat anggota DPR (DPRD) banyak yang kosong. Sebagian sering menguap karena ngantuk, bahkan ada yang tidur-tiduran. Sedih juga melihatnya. Padahal digaji besar dari uang rakyatnya, namun ia tak merasa malu disaksikan jutaan orang.

Masih di TV, seorang terdakwah koruptor kelas kakap, yang telah menilap dan merugikan uang negara masih bisa tersenyum ketika para wartawan TV menyorot wajahnya.

Di akhir zaman seperti ini, istilah malu mungkin hanya slogan. Orang yang masih memiliki rasa malu mungkin sangat langka. Yang ada justru sebaliknya. Yang dapat kita jumpai di hampir semua lapisan sosial, baik, individu, keluarga, masyarakat atau institusi sosial atau dalam hidup bernegara.

Tiap hari, kita disuguhkan dengan cerita, pemandangan dan laporan yang seolah telah menguras habis naluri dan perasaan kita.

Karyawan yang sudah memiliki pasangan suami-istri tugas berdua dengan teman sekantor, kakek melecehkan cucunya, ayah menghamili anaknya, kakak bersingkuh dengan adik iparnya, Bupati atau mantan ketua organisasi besar melakukan korupsi, anak-anak para pejabat mabuk harta ketika orantuanya sedang berkuasa, para penegak hukumnya mudah disuap, semua telah ada nyata di depan mata kita.

Boleh dikata, kejahatan moral berjalan secara sistematis dari kamar-kamar keluarga hingga ke ruang-ruang Istana.

***

Rasa malu (al haya’) dalam Islam adalah salah satu cabang iman. Dalam sebuah hadits Rasulullah Muhammad mengatakan, “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan 'La ilaha illallah' (tauhid), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang iman." [HR. Bukhari, Muslim]

Dari sa’id bin Zaid ra bahwa seorang lelaki berkata: “Wahai Rasulullah berilah aku wasiat. Rasulullah saw bersabda: "Aku berwasiat kepadamu agar kamu malu kepada Allah sebagaimana engkau malu kepada seorang lelaki shaleh dari kaummu”. [Al-Zuhd, Imam Ahmad hal: 46 dan Al-Syu’ab karangan Al-Baihaqi: 6/145-146 no: 7738]

Al-haya’, sangat berbeda dengan pengertian malu dalam kamus umum atau kamus psikologi yang mengambil istilah dari Barat, di mana mengartikan malu sebagai sesuatu rasa bersalah.

Al-haya’ adalah malu yang didorong oleh rasa hormat dan segan terhadap sesuatu yang dipandang dapat membuat dirinya terhina atau melanggar prinsip syariat. Jika seseorang hendak melakukan sesuatu perbuatan tetapi kemudian mengurungkan niatnya karena terdapat akibat jelek yang bisa menurunkan harkat dirinya dimata orang yang dihormati, maka dia telah memiliki sifat Al-haya’.

Dalam Islam, rasa malu termasuk dalam katagori akhlaq mahmudah (akhlaq terpuji). Karena itulah Nabi mengatakan, malu adalah sebagian dari iman. Rasulullah mengatakan, “Seseorang tidak akan mencuri bila ia beriman, tidak akan berzina bila ia beriman.” Bahkan Rasulullah juga menjelaskan qalilul haya’ (sedikit dan kurangnya malu), menyebabkan nilai ibadah menjadi hilang dan hapus.

Dalam kajian akidah-akhlaq malu itu dibagi tiga. Pertama, malu terhadap diri sendiri. Merasa malu bila tidak menjalankan perintah dan tidak menjauhi larangan Allah swt. Kedua, malu terhadap masyarakat. Merasa malu bila melakukan kemaksiatan atau kemungkaran. Ketiga, malu kepada Allah. Di manapun kita berada, kita malu tidak menaati-Nya. Sebab di manapun semua kita yakin Allah pasti melihat dan mengawasi hamba-Nya.

Dr. Amin Abdullah Asy-Syaqawy dalam kitabnya “Al-Haya’ ” (Rasa Malu) mengatakan, di antara sifat terpuji yang diseru oleh syara’ adalah sifat malu.

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata: “Dan akhlak malu ini termasuk akhlak yang paling baik mulia, agung., lebih banyak manfaatanya, sifat ini merupakan sifat khsusus bagi kemanusiaan, maka orang yang tidak memiliki rasa malu berarti tidak ada bagi dirinya sifat kemanusiaan kecuali dagingnya, darahnya dan bentuk fisiknya. Selain itu, dia tidak memiliki kebaikan apapun, dan kalaulah bukan karena sifat ini, yaitu rasa malu maka tamu tidak akan dihormati, janji tidak ditepati, amanah tidak ditunaikan dan kebutuhan seseorang tidak akan pernah terpenuhi, serta seseorang tidak akan berusaha mencari sifat-sifat yang baik untuk dikerjakan dan sifat-sifat yang buruk untuk dijauhi, aurat tidak akan ditutup dan seseorang tidak akan tercegah dari perbuatan mesum, sebab faktor utama yang mendorong seseorang melakukan hal ini baik faktor agama, yaitu dengan mengharapkan balasan dan akibat yang baik (dari sifat yang mulia ini) atau faktor duniawi yaitu perasaan malu orang yang melakukan keburukan terhadap sesama makhluk. Sunnguh telah jelas bahwa kalaulah bukan karena rasa malu terhadap Allah, Al-Khalik dan sesama makhluk maka pelakunya maka kebaikan tidak akan pernah tersentuh dan keburukan tidak akan pernah dijauhi…..dan setererusnya.” [Dikutip dari kitab Al-Haya’ Dr. Amin Abdullah Asy-Syaqawy, dari Darus sa’adah, Ibnul Qoyyim halaman: 277 di kitab: Nudhratun Na’im: 5/1802]

Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: "Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang menampakkan kemaksiatannya, termasuk menampakkan kemaksiatan adalah bahwa seseorang berbuat mesum pada waktu malamnya lalu pada waktu paginya padahal Allah telah menutupi kemaksiatannya, namun dia mengatakan: Wahai fulan tadi malam aku telah berbuat ini dan ini, kemaksiatannya telah ditutupi oleh Allah lalu pada waktu pagi dia menyingkap apa yang telah disembunyikan oleh Allah”. [Shahih Bukhari]

Mereka ini mendapatkan bagian dari apa yang disebutkan oleh firman Allah swt:

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat, dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” [QS. Al-Nur: 19]

Jenis Malu

Dalam kitab “Madarijus Saalikin”, Ibnul Qayyim membagi malu menjadi 10 kriteria malu.

Pertama, malu karena berbuat salah, sebagaimana malunya Nabi Adam As yang melarikan diri dari surga, seraya ditegur oleh Allah SWT: "Mengapa engkau lari dari-Ku wahai Adam?" Adam kemudian menjawab: "Tidak wahai Rabbi, hanya aku malu terhadap Engkau."

Kedua, malu karena keterbatasan diri seperti malunya para malaikat yang senantiasa bertasbih siang dan malam. Pada hari kiamat mereka berkata: "Maha suci Engkau, kami tidak menyembah kepeda-Mu sebenar-benarnya."

Ketiga, malu karena ma'rifah yang mendalam kepada Allah SWT karena keagungan Allah SWT atas seorang hamba seperti malunya Nabi Nuh As ditegor Allah karena meminta keselamatan anaknya yang kafir.

Keempat, malu karena kehalusan budi, seperti malu Rasulullah Saw kepada para Sahabat dalam walimahnya dengan Zainab.

Kelima, malu karena kesopanan, seperti Ali bin Thalib malu bertanya kepada Rasulullah tentang hukum madzi.

Keenam, malu karena merasa hina kepada Allah SWT, seperti malunya para Rasul ulul azhmi untuk meminta syafaat kubra di padang mahsyar karena kebijakan / kesalahan yang pernah diperbuatnya.

Ketujuh, malu karena cinta kepada Allah SWT, bahkan ketika sendirian tidak ada seorangpun, sehingga ia selalu melakukan muraqabah, seperti kisah Nabi Musa As untuk tidak mandi dalam keadaan telanjang.

Kedelapan, malu karena 'ubudiyah yang bercampur antara cinta, harap, dan takut. Seorang hamba akan malu karena yang disembahnya terlalu Agung padahal dirinya terlalu hina, sehingga mendorongnya untuk selalu ibadah.

Kesembilan, malu karena kemulian seorang hamba yang wara' dan muru'ah sehingga biarpun ia telah memberi dan berkorban dengan mengeluarkan sesuatu yang baik, toh ia masih marasa malu kerena kemuliaan dirinya. Seperti malunya Umar bin Khattab melihat kedermawanan Abu Bakar.

Kesepuluh, malu terhadap diri sendiri karena keagungan jiwa seorang hamba atas keridhaan perbuatan baik dirinya dan merasa puas terhadap kekurangan orang lain. Seolah-olah mereka mempunyai dua jiwa, yang satu malu dengan yang lainnya.

Tip Menjaga Sifat Malu

Dari Abu Mas'ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry r.a dia berkata, Rasulullah SAW bersabda; “Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal orang-orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu adalah: Jika engkau tidak malu perbuatlah apa yang engkau suka.” [HR Bukhori]

Hadits di atas mengisyaratkan bila rasa malu telah hilang dalam hati seseorang, maka alamat dia telah terjerumus menjadi manusia yang hilang akalnya, sehingga berbuat sesuka hatinya tanpa mengindahkan lagi aturan Allah SWT maupun kehormatan dirinya.

Di bawah ini beberapa cara agar sifat malu masih tertanam dalam diri kita.

1. Berdoa tiap saat agar Allah terus memberi hidayah dan taufiq nya. Serta berharap agar terus-menerus dalam pengawasan dan lindungan Allah

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda: ''Sesungguhnya Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung, bila berkehendak menjatuhkan seseorang maka Allah cabut dari orang itu rasa malunya. Ia hanya akan menerima kesusahan (dari orang banyak yang marah kepadanya). Melalui ungkapan kemarahan itu, hilang pulalah kepercayaan orang kepadanya.”

Mudah-mudahan diri dan keluarga kita terhindar dari tercerabutnya rahmat Allah, sehingga Allah tidak mencabut rasa malu yang kita miliki.

2. Munculkanlah setiap saat perasaan malu jika ingin melakukan hal-hal yang dilarang Allah

Rasa malu pada sesama akan mencegah seseorang dari melakukan perbuatan yang buruk dan akhlak yang hina. Sedangkan rasa malu kepada Allah akan mendorong untuk menjauhi semua larangan Allah dalam setiap kondisi dan keadaan, baik ketika bersama banyak orang ataupun saat sendiri tanpa siapa-siapa menyertai.

Hendaklah tertanam setiap saat perasaan malu kepada Allah Ta’ala, dan kalau pun sudah tidak malu kepada Allah Ta’ala, setidaknya malul kepada malaikat yang tiap saat mencatat amal pebuatan kita. Jika tidak malu kepada malaikat, malulah kepada manusia, atasn kita, teman-teman kita. Jika tidak malu kepada manusia, malulah kepada keluarga di rumah, kalau pun tidak malu kepada keluarga, maka malulah kepada diri sendiri dan hendaklah jujur bahwa apa yang dilakukannya adalah kesalahan, minimal meragukan. Namun malu yang benar, pamrihnya hanya kepada Allah, bukan pada yang lain.

3. Pupuklah iman dalam hati dan diri kita. Sebab antara iman dan rasa malu itu saling bergandengan

Nabi bersabda, "Rasa malu dan iman itu terikat menjadi satu. Jika yang satu hilang maka yang lain juga akan hilang.” [HR. Hakim]

4. Ingatlah kematian jikan akan melakukan maksiat

Nabi menjelaskan bahwa tanda memiliki rasa malu kepada Allah adalah menjaga anggota badan agar tidak digunakan untuk bermaksiat kepada Allah. Mengingat kematian, adalah cara tepat mencegah perbuatan maksiat.

"Hendaklah kalian malu kepada Allah Azza wajalla dengan sebenar-benarnya malu. Barangsiapa malu kepada Allah Azza wajalla dengan sebenar-benarnya malu, maka hendaklah ia menjaga kepala dan apa yang ada padanya, hendaklah ia menjaga perut dan apa yang dikandungnya, dan hendaklah ia selalu ingat kematian dan busuknya jasad. Barangsiapa menghendaki kehidupan akhirat hendaklah ia meninggalkan perhiasan dunia. Dan barangsiapa yang mengerjakan yang demikian, maka sesungguhnya ia telah malu kepada Allah Azzawajalla dengan sebenar-benarnya malu." [HR. at-Tirmidzi, Ahmad, al-Hakim].

Semoga, kita termasuk diantara segelintir manusia yang masih memilih rasa malu. [cha, berbagai sumber/www.hidayatullah.com]

http://www.hidayatullah.com/kajian-a-ibrah/gaya-hidup-muslim/10424-2010-01-18-20-52-39.html

Tidur Ala Nabi, Selain Sehat juga Berkah!

SUNGGUH suatu kenikmatan luar biasa menjadi seorang Muslim. Semua aktivitasnya bernilai pahala dan membawa keberkahan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan hal-hal yang dianggap biasa pun oleh manusia pada umumnya, dalam Islam tetap terdapat teladan dan aturan-aturan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Satu di antaranya adalah perihal tidur. Dalam Islam, aktivitas tidur menandakan tanda-tanda kekuasaan Allah yang begitu agung. Allah menciptakan malam untuk istirahat, dan siang untuk beraktivitas (‘jihad’). Maka bagi seorang Muslim, malam dan siang juga menjadi kesempatan istimewa untuk khusyuk beribadah kepada-Nya serta bekerja dengan penuh kesungguhan.

Tetapi bagaimana tidur yang berkualitas, tidur yang benar-benar memberikan manfaat langsung baik pada fisik maupun psikis, inilah yang banyak belum diperhatikan oleh kebanyakan umat Islam.


Hakikat dan Fungsi Tidur

Tidur sangat membantu terciptanya keseimbangan dalam kehidupan individu. Dengan demikian tidur tentu bukan perkara yang sepele. Justru ketika melihat fungsi dan peran tidur bagi kehidupan dan kesehatan manusia, sudah sewajarnya kita memperhatikannya dengan seksama.

Al-Qur’an sendiri menjelaskan bahwa tidur itu perlu dan penting, utamanya untuk kesehatan.

Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.” (Q78.9).
Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.” (Q25.47) 

Pernyataan Allah SWT ini jauh melebihi batas perkembangan ilmu pengetahuan. Di mana setelah itu, dalam perkembangan ilmu medis ikut menyebutkan, salah satu cara paling efektif dalam menjaga kesehatan adalah tidur (istirahat) yang cukup. Menurut medis, tidur yang cukup sangat membantu penguatan sistem kekebalan tubuh pada manusia.

Bahkan Dr. Tauhid Nur Azhar dalam bukunya, “Jangan ke Dokter Lagi!” menyatakan bahwa, yang terpenting dan harus diperhatikan secara seksama ialah sistem kekebalan tubuh. Sebab dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat fisik akan terjamin bebas dari berbagai penyakit.

Oleh karena itu tidur adalah perkara penting dalam keseharian kita. Kurang tidur yang terus-menerus kita alami akan menjadikan sistem imun manusia mengalami pelemahan. Khusus pada orang dewasa, kurang tidur bisa menyebabkan lemahnya kinerja sistem kekebalan tubuh (imun).

Sementara itu tidur yang cukup selain akan sangat membantu kita mengurangi rasa letih dan lesu juga akan mengurangi perasaan jengkel, kesal. Sebaliknya akan menstimulasi munculnya perasaan dan pikiran yang positif.

Tidurnya kaum Muslim

Kapan saat tepat kita harus tidur? Dan bagaimana cara kaum Muslim tidur?


Jika mengacu pada sistem kerja organ vital tubuh maka tidur yang baik adalah pada awal-awal malam, sekitar jam 8 malam. Sebab empedu aktif bekerja antara jam 11 malam hingga jam 1 dini hari. Sementara hati, mulai aktif bekerja mulai jam 1 malam.

Apabila pada jam-jam tersebut kita masih belum tidur, apalagi masih asyik makan-makan maka sebenarnya kita telah merusak alur tubuh kita sendiri.

Jadi upayakan untuk tidak tidur larut malam, apalagi begadang. Selain akan mengurangi kualtias tidur juga berpotensi merusak sistem kerja tubuh kita sendiri. Fakta ini berkorelasi positif dengan hadis nabi yang memerintahkan umat Islam untuk bersegera tidur setelah sholat Isya.

Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya (begadang).” [HR Bukhari dan Muslim)

Salah satu tanda kecintaan kita kepada Nabi kita adalah mencintai dan melakukan apa yang telah dikerjakan, termasuk tidurnya Rasulullah.

Semua perilaku Nabi dalam kesehariannya adalah teladan (uswah) yang baik. Berarti semua itu memberikan banyak manfaat dalam kehidupan kita.

Salah satu yang utama yang perlu kita ketahui dan kita teladani adalah perkara tidurntya Rasulullah saw.

Pertama, Rasulullah senantiasa berwudhu dahulu sebelum tidur.

Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari)

Kedua, Berdoa sebelum tidur. 
Doa adalah senjata seorang Muslim. Oleh karena itu dalam segala hal, termasuk tidur hendaklah diawali dengan doa dan dzikir.

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa tidur di suatu tempat tanpa berdzikir kepada Allah, maka ia pun akan mendapatkan hal yang dia sesali dari Allah.” (HR. Abu Dawud).

Aisyah ra juga meriwayatkan bahwa, ‘Apabila Rasulullalh menuju pembaringannya setiap malam, beliau mempertemukan kedua ltelapak tangannya, lalu meniupnya sambil membaca: “Qul huwallahu Ahad,” “Qul A’uudzu bi Rabbil falaq,” dan “Qul A’udzu birabbinnas,” kemudian mengusapkan kedua telapak tangannya ke sekujur tubuhnya, dimulai dari kepala dan wajahnya serta tubuh bagian depan. Demikian beliau mengulanginya sebanyak tiga kali. (HR. Bukhari Muslim, Tirmidzi, Ibn Majah, dan Abu Dawud).

Ketiga, miring ke kanan dengan menghadap qiblat.

Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR Bukhari).

Riset ilmiah dunia medis menjelaskan bahwa ada keuntungan besar yang didapat ketika seseorang tidur miring ke kanan. Di antaranya ialah menghalangai tekanan hati yang berlebihan pada lambung. Dapat mempercepat pengeluaran cairan di usus dan usus dua belas jari, berkat adanya gaya gravitasi, sebab mulut lambung menghadap ke bawah.

Selain itu juga mempermudah proses kerja batang tenggorokan sisi kiri, dimana organ ini dapat dengan cepat menghasilkan cairan lendir. Juga membuat rileks gerak jangung dan lambung, atau mengurangi tekanan pada keduanya.

Keempat, meletakkan tangan kanan di bawah pipi kanan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR Abu Dawud).

Jadi, saatnya kita kembali memperhatikan tauladan kita dalam segala hal, terkhusus dalam hal tidur. Sebab tidur dalam Islam bukan sekedar memejamkan mata dan lelap dalam kelelahan tanpa nilai tambah atau keunggulan. Tidur dalam Islam adalah satu fase yang harus memberikan spirit baru untuk lebih produktif dalam berkarya untuk mewujudkan kesejahteraan umat manusia.

Dan pasti, tidak ada yang dicontohkan nabi kecuali terjamin dan terbukti unggul dan berpahala. Tidur seperti nabi adalah tidur yang sehat dan berpahala. Oleh karena itu, marilah kita teladani cara beliau dalam tidur. Semoga tidur kita adalah tidur yang bernilai pahala membawa berkah dalam kehidupan kita sehari-hari.

Hanya perlu diingat, meski tidur (istirahat) itu penting, Rasulullah dan ulama-ulama salaf berbeda dengan kita. Rasulullah dan para ulama sedikit makan, sedikit bicara dan sedikit tidur. Sementaranya bedanya dengan kita semua “sedikit-sedikit, makan...”, “sedikit-sedikit, bicara...” dan “sedikit-sedikit, tidur...”.  

Wallahu a’lam./Iman Nawawi

http://hidayatullah.com/read/19408/19/10/2011/tidur-ala-nabi,-selain-sehat-juga-berkah!.html

Riset: Makin Bersyukur, Makin Sehat!

Tahukah Anda bahwa ada komponen penting dari kebahagiaan yang sering diabaikan? Secara ilmiah, bersyukur secara teratur justru dapat meningkatkan kebahagiaan sebanyak 25 persen, demikianlah salah satu hasil studi yang dilakukan Robert A. Emmons, Ph.D., dari University of California.

Robert Emmons yang juga editor-in-chief of the Journal of Positive Psychology mengungkap rahasia apa arti penting harus merasa bersyukur.

Hasilnya menunjukkan, banyak bersyukur dan berpikir positif justru dapat membawa pengaruh baik bagi kesehatan, mood, hingga hubungan dengan pasangan.

Dalam studinya, ia mengamati hubungan antara kebahagiaan dengan kondisi kesehatan seseorang. Dalam riset ini, tim peneliti meminta para respondennya untuk mengisi buku harian selama 10 minggu. Buku harian ini berisi lima hal yang mereka syukuri yang terjadi minggu lalu. Hasilnya, para responden terbukti 25 persen lebih bahagia dari sebelumnya. Mereka juga menunjukkan kondisi tubuh yang lebih bugar ketimbang orang-orang yang kurang bersyukur atas apa yang dialaminya.

Riset ini menunjukkan bahwa rasa bersyukur dapat membawa efek yang luar biasa dari segi fisik dan psiko-sosial,” tutur Rita Justice dari University of Texas Health Science Center, seperti dikutip Huffington Post. 

Praktik menulis harian syukur dan praktek-praktek lainnya sering tampak begitu sederhana dan mendasar; dalam studi kami, kita sering memiliki orang-orang menyimpan catatan harian rasa syukur sekitar tiga minggu. Namun hasilnya sudah luar biasa. Kami telah mempelajari lebih dari seribu orang, dari usia 8 – 80 tahun, dan menemukan bahwa orang yang berlatih dengan konsisten perasaan rasa syukur dilaporkan banyak membawa manfaat,” tulis Robert A. Emmons dalam artikelnya yang dimuat di www.dailygood.org. 

Menurut Emmons, tiga kekuatan sebagai bagian dampak rasa syukur pada tiap orang. Pertama dampak fisik, psikologi dan sosial.

Secara fisik, orang yang banyak bersyukur akan memiliki; sistem kekebalan tubuh yang kuat, kurang terganggu oleh sakit dan nyeri, dapat menurunkan tekanan darah, dan tidur bisa lebih lama dan merasa lebih segar setelah bangun.

Sedang secara psikologis, orang yang banyak bersyukur memiliki tinggi tingkat emosi positifnya, lebih waspada, hidup, dan terjaga, lebih bersukacita dan senang juga lebih optimis dan mudah bahagia.

Secara sosial; ia lebih mudah membantu, murah hati, dan penuh kasih pada orang lain dan sedikit memiliki rasa kurang kesepian dan terisolasi.

Menurut Emmons, ada dua komponen sebagai dampak rasa syukur. Pertama, merupakan penegasan dari kebaikan. Kedua, dengan syukur bisa mencari tahu dari mana kebaikan datang.

Ini tidak berarti bahwa kehidupan sempurna, tetapi tidak mengabaikan keluhan, beban, dan kerepotan. Tetapi ketika kita melihat kehidupan secara keseluruhan, syukur mendorong kita untuk mengidentifikasi beberapa jumlah kebaikan dalam hidup kita.”

Sebelumnya, tahun 2008, studi 2008 yang dilakukan psikolog Alex Wood yang ditulis dalam Journal of Research in Personality, menunjukkan rasa terima kasih dan stukur dapat mengurangi frekuensi dan durasi episode depresi. Sedang penelitian yang dilakukan Michael McCullough dan Jo-Ann Tsang telah menyarankan bahwa orang yang memiliki tingkat rasa syukur memiliki tingkat rendah menyangkut perasaan benci dan iri hati.

Ini masuk akal. Anda tidak bisa merasa iri dan bersyukur pada saat yang sama. Mereka perasaan yang tidak kompatibel. Jika Anda bersyukur, Anda tidak dapat membenci seseorang untuk memiliki sesuatu yang Anda tidak miliki,” ujar Emmons.*

Janji Allah subhanahu wa ta'ala bagi mereka yang bersyukur...
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami (Allah) akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim 7).

Rep: Panji Islam, Hidayatullah.com

Nasehat Ibu kepada Putrinya: Jadilah Engkau Bidadari di Sisinya

Perceraian pada saat ini menunjukkan angka statistik yang cukup tinggi, apa sebenarnya yang menjadikan perceraian cenderungan mudah terjadi akhir-akhir ini? Masalah gender kah... maklum jika kaum wanita semakin pintar saat ini karena pendidikan yang terbuka luas... (seluas-luasnya hingga keluar batas dien kita?) Mungkin pemaparan berikut ini bisa kita kaji.

Ada beberapa kemungkinan yang menjadi pemicunya. Antara lain istri yang tidak memahami hak-hak suaminya atau suami yang tidak memahami hak-hak istrinya hingga terjadi sikap saling tidak memahami di antara keduanya. Ketidak-fahaman seorang istri bisa jadi disebabkan kurangnya bekal ilmu dan pengarahan membina rumah tangga yang diberikan ibunya sebelum menikah.

Selain itu, kita sering membaca dan mendengar, faktor orang tua (ibu) bisa jadi turut membantu menghancurkan rumah tangga anak putrinya. Saat terjadi perselisihan kecil antara sang putri dengan suaminya, sang ibu langsung memanggil putri ke rumahnya. Kemudian tanpa kesadaran dari sang ibu pun memenangkan hati dan keinginan putrinya secara sepihak.

Bagaimana seharusnya sikap ibu yang dianjurkan terhadap putrinya yang akan menginjak jenjang rumah tangga? Diperlukan sikap bijak yaitu dengan memperhatikan kemaslahatan secara utuh bagi kedua belah pihak. Karenanya mereka membantu putrinya dengan memberi nasehat tulus unutk membantunya mewujudkan kebahagiaan, ketenangan, dan kemapanan rumah tangga putrinya.

Simak kisah berikut ini. Sang Ibu yang memberikan bekal kepada putrinya yang akan menikah,
”Wahai putriku, andaikan nasihat sudah tidak dibutuhkan karena kemajuan sastra, tentu ibu tidak akan memberikan nasihat ini. Akan tetapi, nasihat itu dapat mengingatkan orang yang lalai dan membantu orang yang sedang sadar. Andaikata wanita tidak butuh suami karena merasa cukup dengan kedua orang tuanya, tentu ibumu adalah orang yang merasa cukup tanpa suami. Akan tetapi, kaum wanita dicipta untuk kaum laki-laki dan kaum laki-laki dicipta untuk wanita.

Wahai putriku, sesungguhnya engkau akan meninggalkan rumah tempat kamu dilahirkan dan kehidupan yang telah membesarkanmu, untuk berpindah kepada seorang laki-laki yang belum kamu kenal dan teman hidup yang baru. Karena itu jadilah budak wanita baginya, tentu ia juga akan menjadi budak bagimu. Pelihara sepuluh sifat terhadapnya… tentu ia akan menjadi perbendaharaan yang baik untukmu.

Pertama dan kedua adalah khidmat dengan rasa puas serta taat dan baik kepadanya.

Yang ketiga dan keempat adalah memperhatikan tempat pandangannya, penciumannya, jangan sampai memandang yang buruk darimu dan yang kurang sedap aroma darimu.

Yang kelima dan keenam adalah memperhatikan waktu makan dan tidurnya. Sebab lapar yang berlarut dan tidur yang terganggu dapat menimbulkan serta mengobarkan amarah.

Ketujuh dan kedelapan adalah menjaga hartanya dan memelihara kehormatan serta keluarganya. Pokok persoalan dalam harta adalah baik dalam membuat anggaran, sedang pokok persoalan dalam keluarga adalah manajemen yang baik.

Kesembilan dan kesepuluh adalah jangan membangkang perintahnya dan jangan membuka rahasianya. Sebab bila kamu tidak menaati perintahnya berarti kamu telah melukai hatinya. Bila kamu membuka rahasianya maka kamu tidak akan merasa aman dari penghianatannya.

Kemudian jauhilah olehmu bergembira di hadapannya saat ia sedang dan bersedih, dan bersedih di hadapannya saat ia sedang bergembira. Sebab sikap yang pertama kelengahan terhadap kewajiban, sedang sikap kedua adalah termasuk pengacau. Jadilah kamu orang yang sangat menghormatinya, tentu ia akan sangat memuliakanmu. Jadilah kamu orang yang selalu sepakat dalam kebaikan dengannya, tentu ia akan sangat belas kasihan dan sayang kepadamu.

Ketahuilah, sesungguhnya kamu tidak akan sampai pada yang diinginkan, hingga kamu mendahulukan keridhaannya dari keridhaanmu, dan mendahulukan kesenangannya dari kesenanganmu. Baik itu dalam hal yang kamu sukai atau kamu benci dan Allah akan memberkahi dirimu.”

Sungguh, ini merupakan nasihat yang menyimpan nilai-nilai mulia. Sekarang, saya persembahkan nasihat ini kepada para ibu yang menginginkan kebahagiaan dan kedamaian bagi putri-putri mereka yang akan menikah.

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah oleh mu Kufrul Mun’amin." Saya bertanya, ”Wahai Rasulullah apakah Kufrul Mun’amin itu?" Beliau menjawab, ”Mungkin salah seorang dari kalian lama beriman saat di sisi kedua orangtuanya. Kemudian Allah mengkaruniakan suami kepadanya dan mengkaruniakan putra kepadanya dari suami terebut, lantas ia marah dengan kemarahan yang menyebabkan ia kufur, ia mengatakan kepada suaminya, ”Saya tidak mengetahui satu kebaikan pun darinya...” (Silsilah Hadits Shahih, jilid 2. No. Hadits: 823)

Wahai putriku… Jadilah engkau bidadari di sisinya… (Najib Khalid Al Amir)

Tanah Itu adalah Zat Pembersih Mengungguli Fungsi Sabun Terbaik dan Antibiotik

Oleh: Khairul Amri Hatta

Hingga sekarang sebagian ilmuwan mengatakan bahwa di planet Mars terdapat jejak air dan hal ini mendorong mereka untuk percaya bahwa di planet tersebut terdapat kehidupan, karena sudah menjadi fakta ilmiah bahwa di mana ada air di situ ada kehidupan, seperti pada tubuh manusia misalnya, terdiri dari zat-zat air, logam dan semi-logam, dua sepertiga dari tubuh manusia tersusun dari unsur cairan dan sepertiga lainnya terdiri dari bahan kering yang keseluruhannya dapat ditemukan pada Tanah dan Air atau Tanah liat.

Dari Berbagai analisa tentang komponen tubuh manusia beserta elemen dasarnya, telah disimpulkan bahwa komponen utama dari tubuh manusia dua sepertiganya terdiri dari cairan hal tersebut mengingatkan kita kepada Firman-Nya: “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup” (Al-Anbiyaa: 30), Tapi bagaimana dengan komponen lainnya? Sesungguhnya selain cairan, Sisa Komponen lainya persis dengan unsur yang terkandung dalam tanah, di mana tubuh manusia terdiri dari zat karbon, klorin, sulfur, fosfor, kalsium dan zat besi…dan zat lainnya, yang serupa dengan kandungan yang terdapat pada tanah, maka hal ini menjadi bukti ilmiah bahwa Manusia diciptakan dari tanah.

Allah Swt menentang keraguan orang-orang yang tidak meyakini adanya kehidupan setelah kematian dengan fakta kebenaran penciptaan manusia dalam Firman-Nya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah…” (Al-Hajj: 5), dengan bukti kebesaran-Nya dalam ciptaan- Nya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah..” (Ar-Rum: 20) Dan ketika air bertemu dengan tanah dan menjadi tanah liat Allah Swt berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu (cairan) saripati (berasal) dari tanah” (Al-Mu`minun: 12), dan kita mendapatkan ayat tentang penciptaan manusia dari air: “Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air…” (Al-Furqon: 54).

Jadi dalam tubuh manusia terdapat dua pertiga dari unsur air yang menjadi komponen utama tubuh serta hampir sepertiga kandungan lainnya tersusun dari zat-zat tanah. Dan ayat-ayat Alquran telah mengkonfirmasi fakta-fakta tesebut sejak 14 abad yang lalu.

Teori terbaru tentang Tanah

Semua Sabda yang dituturkan oleh baginda Rasulullah Saw merupakan Kebenaran yang berasal dari Allah Swt, tatkala berbagai penemuan-penemuan Ilmu pengetahuan Modern turut menjustifikasikan dan membenarkan tutur kata dari Sebaik-baik Manusia yang bersumberkan wahyu Ilahi, yang sama sekali belum diketahui dan terbayang dalam benak Manusia sebelumnya, disebebkan keterbatasan Ilmu dan Sarana mutakhir. Dan di antara keajaiban-keajaiban Ilmiah yang telah beliau sampaikan kepada Ummatnya, yaitu mengenai keistimewaan Tanah.

جعلت لي الأرض مسجداً وطَهوراً

“bumi dijadikan untukku sebagai tempat sujud (masjid) dan alat bersuci”(1)

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Hadist bahwa tanah merupakan unsur yang bersih (طهور), dan Allah Swt juga menerangkan bahwa Air yang turun dari langit merupakan cairan yang bersih, jika kita merenungkan kandungan Makna kata (طهور) dalam literature Arab, menunjukkan kepada sesuatu materi yang digunakna untuk bersuci atau membersikan sesuatu seperti yang dijelaskan dalam Kamus Mujam Muhith (2), maka (طهور) atau sesuatu yang dipakai untuk bersuci merupakan Isim Masdhar (dalam Kaedah bahsa Arab) yang berarti Sesuatu yang suci dan Mensucikan.

Beranjak dari Hadist- Hadist Rasulullah Saw, mungkin bisa dipahami bahwa tahan memiliki element yang steril dan dapat membasmi kuman (desinfektan).

Tetapi tahukah kita bagaimana pandangan terbaru para Ilmuwan seputar tanah yang terdapat di pelanet kita, apakah bertentangan dengan teori yang terdapat dalam ajaran Agama islam?

Jika kita mengambil segenggam tanah ukuran sendok teh, sesungguhnya dalam ukuran tanah tersebut terdapat sejumlah organisme yang jumlahnya lebih besar dari jumlah penduduk bumi, maka tanah diibaratkan materi yang hidup dengan berbagai organisme di dalamnya meskipun kita tidak melihatnya, para ilmuwan juga mengatakan tanah merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh benda hidup yang ada di muka Bumi ini, seandainya jika tanpa tanah mungkin kehidupan tidak akan muncul di planet ini.


Tanah merupakan unsur terpenting untuk kehidupan di bumi seteleh air, tanah yang kita lihat awalnya berasal dari sisa-sisa dari serpihan bebatuan yang hancur hingga pada akhirnya membentuk tanah selama jutaan tahun. Dalam segenggam tanah terdapat ratusan jutaan spesies makhluk hidup, dan dari komponen dasar itu terdapat bakteri yang bersel tunggal yang kompeten memakan daun dan akar mati. Terdapat bakteri lain yang hidup di akar yang mengambil nitrogen dari udara dan memberikannya ke tanaman. Juga kita melihat cacing yang hidup di sisa-sisa bangkai.

Sifat tanah seperti yang disimpulkan oleh para ilmuwan
  1. Materi steril terbaik yang terdapat di alam
  2. Sanggup menghilangkan bakteri yang tidak dapat dihilangakan oleh bahan kimia
  3. Merupakan sarana terbaik untuk membersihkan air
  4. Bahan alami yang dimurnikan air
  5. Ada lebih dari sepuluh ribu jenis tanah yang baru ditemukan di Eropa
  6. Berbagai jenis piring dan pot buatan Cina yang paling terbaik terbuat dari tanah
  7. Zat yang tidak beregenerasi dengan berlalunya waktu
  8. Ruang yang terdapat di antara butiran-butiran tanah berukuran 50% dari ukurannya
  9. Antibiotik yang kita gunakan untuk mengobati penyakit, sebagian besar berasal dari mikro-organisme dalam tanah
  10. Merupakan bahan yang sangat baik untuk membersihkan pori-pori kulit.


Tanah menyimpan 10% dari emisi karbon CO2 di dunia. Termasuk setiap hektar lahan pertanian yang mengandung beberapa ton mikro-organisme, jika tanpa organisme ini, lingkungan yang kita rasakan sekarang tidak akan ada. Semua mikro-organisme ini sangat berperang penting dalam produksi nutrisi untuk tanaman, serta produksi bahan steril untuk akar tanaman dan biji-bijian dalam tanah. Ada keseimbangan yang sangat mendetail dalam dunia organisme yang hidup di tanah, maka dari itulah Allah Swt berfirman: “…dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran” (Al-Hijr: 19)

Fakta ilmiah baru tentang tanah

Dalam sebuah studi baru, para ilmuwan mengatakan bahwa salah satu fungsi tanah dan terkhusus lagi pada tanah dari gunung berapi dapat menghapus kuman yang lebih ganas, oleh karena itu saat ini mereka memproduksi antibiotik pembunuh bakteri berbahaya, yang diambil dari jenis tanah tertentu.

Setelah memalui penelitian panjang di laboratorium, mereka menemukan bahwa tanah liat dapat menghapus seluruh bakteri yang pada suatu bagian dalam waktu 24 jam!

Beberapa tahun yang lalu seorang Dokter Perancis Line Brunet de Course menemukan spesifik dari tanah hijau Perancis, yang dapat digunakan sebagai antibiotik untuk pengobatan di Pantai Gading dan Kenya, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengganggap hal tersebut sebagai penemuan yang mengagumkan.

Setelah itu Dr Linda Williams juga mengkonfirmasi bahwa tanah merupakat zat yang sangat bersih, di mana zat-zat tersebut mengendalikan aktivitas mikroba, yang pada akhirnya dapat melemahkan dan menghilangkannya.

Salah seorang ahli biologi Dr Haydel berkata: sekarang kita harus mencari tahu hubungan antara ilmu bumi dan sel-sel hidup, setahun yang lalu saya hanya memandang tanah sebagai materi kotor, dan sekarang saya menganggapnya sebagai materi yang steril !.

Para peneliti menemukan bahwa beberapa jenis tanah di Afrika Selatan dapat menghasilkan suatu jenis antibiotik yang bisa membunuh bakteri yang tidak dapat dibunuh dengan antibiotik lainnya. penemuan ini diterbitkan dalam jurnal “New World” di tahun 2006, kata peneliti Juni Wang di laboratorium Merck Research di New Jersey yang menemukan Penemuan ini: sekarang kesempatan baru telah muncul, dalam rangka untuk menghasilkan antibiotik dari tanah!

Sebagai kaum Muslim hal tersebut bukanlah sesuatu yang aneh, sebelum 14 abad yang lalu kita sudah mengetahui bahwa tahan adalah benda suci, sebagaimana kita mengetahui hubungan langsung antara sel-sel dan tanah, Karen kita meyakini manusia diciptakan dari tanah dan akan kembali menjadi tanah.

Mungkin kita telah mengetahui mengapa islam menyuruh kita Bertayamum dengan debu tanah, Rasulullah Saw bersabda:

جعلت لي الأرض مسجداً وطَهوراً

“Bumi dijadikan untukku sebagai tempat sujud (masjid) dan alat bersuci”

Serta rahasia dibalik kewajiban bembersihkan bekas jilatan anjing dengan tanah dan Air (3).

Oleh karena itu, termasuk dari hikmah ilahiyah bahwa kita mendapatkan anak-anak kecil suka bermain dengan tanah!, Dan selalu mencoba menggenggam tanah yang tampak kotor itu, Allah Swt memberi mereka naluri yang mengetahui bahwa tanah adalah materi yang steril yang mengungguli fungsi sabun dari jenis terbaik! Maka segala Kebesaran bagi Allah swt yang mengajarkan manusia apa yang ia tidak ketahui.


Sumber: www.kaheel7.com


Catatan kaki:
(1) HR.Muslim dalam shohihnya
(2) Mu`jam Kamus Muhith, hal 815, penerbit Darul ma`rifah 2005
(3) HR.Muslim, Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sucinya tempat air seseorang diantara kamu jika dijilat anjing ialah dengan dicuci tujuh kali, yang pertamanya dicampur dengan debu tanah.”
Refrensi:
  1. Yogesh Chander, Kuldip Kumar, Sagar M. Goyal and Satish C. Gupta, Antibacterial Activity of Soil-Bound Antibiotics, American Society of Agronomy, Crop Science Society of America, and Soil Science Society of America, 2005.
  2. Could mud from a volcano kill 99 per cent of superbugs? daily mail, 29th October 2007.
  3. Superbugs slain by soil antibiotic, New Scientist magazine, 17 May 2006.
  4. Peter Tompkins, Secrets of the Soil, Earthpulse Press, 1998. 5- European Soil Data Center.

28.12.13

Kilas Balik Fakta BOM BALI I (12 Oktober 2002)

Bagian 1/2
Oleh: Fauzan Al-Anshari *

Hakim yang memvonis mati Amrozi cs telah mati duluan. Jaksa yang menuntut (Urip Tri Gunawan) kini dipermalukan kasus suap Rp6 M. Siapa yang akan menyusul terhina berikutnya?

Tiga terpidana mati Amrozi cs telah dipanggil Allah SWT. Tapi masih banyak orang belum mencermati secara jeli peristiwa itu. Tulisan berupa kilas balik ini sekedar mengingatkan Anda semua atas peristiwa itu.

Pulau Bali mempunyai nama lain sebagai pulau Dewata, karena memang dikaruniai oleh Alloh SWT memiliki keindahan panorama alam, khususnya panorama di pantai Kuta.

Karena keindahannya, tidak mengherankan jika para wisatawan selalu berdatangan silih berganti, baik wisatawan lokal (domestik) maupun turis asing. Karena banyaknya wisatawan asing, sampai-sampai ada tempat hiburan yang dikhususkan untuk para turis asing; Paddy's Bar dan Sari Club.

Pada hari sabtu tanggal 12 Oktober 2002 menjelang tengah malam tiba-tiba sebuah bom meledak di Paddy's Bar tempat para turis asing berpesta pora.

Seketika itu juga aliran listrik padam, sehingga sepanjang jalan Legian Kuta gelap gulita. Dalam hitungan detik sesaat kemudian muncul cahaya terang yang memancar membentuk awan, semburan api raksasa terlihat hampir bersamaan dengan terdengarnya ledakan dahsyat. Disusul dengan bom kedua di Sari Club, yang efeknya terdengar sampai radius puluhan kilometer, dan jaring-jaring bangunan berhamburan ke udara sampai 50 meter tingginya.

Indonesia tersentak, tak menyangka akan terjadi targedi Bom Bali I tersebut, sementara pemerintah Amerika, Israel, Australia dan pemerintah barat lainnya tidak kaget atau pura-pura kaget atas kejadian yang mengakibatkan sebagian warganya jadi korban. Sangat disayangkan, pemerintah Indonesia tidak segera mengambil sikap, tidak seperti pemerintah Amerika yang cepat membuat pernyataan "Amerika under Attack" (Amerika sedang diserang) yang langsung diikuti penutupan akses keluar dari Amerika, baik yang lewat udara maupun laut.

Sementara pemerintah Indonesia bingung, tidak tahu apa yang harus dan cepat dilakukan untuk melindungi rakyatnya. Pintu ke luar masuk, baik jalur udara maupun laut dibiarkan terbuka lebar, sehingga kalau ada dugaan keterlibatan pihak asing, maka barang-barang bukti akan lenyap dibawa lari ke luar negeri. Yang tersisa hanya bukti lokal, yang menyebabkan rakyatnya sendiri jadi korban tuduhan.

Bom jenis apa yang meledak di kedua tempat hiburan Paddy's Bar dan Sari Club? Siapa yang pantas tertuduh sebagai pelaku utamanya? Para pembaca dipersilahkan untuk mengambil kesimpulan sendiri setelah membaca berita dan cara penanganannya.

Setelah bom meledak, dalam tempo 5 mikro-detik detonasi yang sangat dahsyat berupa gelombang tekan (shock wave) berkekuatan satu juta kaki perdetik membongkar jalan yang berada di depan Sari Club. Aspal, batu dan tanah dengan berat dua ton-an terlempar berhamburan ke udara, sementara tanah dan pasir berputar ke segala arah bak angin putting beliung, mampu memotong tubuh para turis.


Potongan-potongan tubuh manusia terserak sampai beberapa blok jauhnya, sedang yang berada pada radius demosili yang panjangnya 200-an meter akan tewas meski dengan tubuh utuh, tapi tulang belulangnya patah dan remuk.

Ledakan bom tersebut menewaskan 202 orang, melukai sekitar 300 orang, menghancurkan 47 bangunan, beberapa mobil terlempar ke udara sampai enam meter dan membakar ratusan mobil dari berbagai merk dan jenis. Potongan-potongan besi bangunan juga patah-patah dan bengkok oleh kuatnya tekanan ledak, kaca bangunan beterbangan ke segala arah, getaran akibat ledakan bom bisa dirasakan sampai radius 12 kilometer.

Belum juga pihak kepolisian Indonesia selesai mengadakan penyelidikan, tiba-tiba keluarlah beberapa pernyataan dan tuduhan dari pihak pemerintahan Barat. Presiden AS George Walker Bush sudah mendahului menuduh Al-Qaidah sebagai dalangnya, yang akan diamini oleh negara-negara barat yang lainnya. Sementara, Lembaga Studi Pentagon dan Israel menuduh Jamaah Islamiyah yang melakukannya.

Dengan munculnya beberapa pernyataan dari negara-negara kuat yang mendahului hasil penyelidikan pihak kepolisian, sudah barang tentu sangat mempengaruhi independensi dan obyektifitas proses penyelidikan kepolisian Indonesia. Cecaran negara-negara barat tersebut jelas membuat kepolisian Indonesia ketar-ketir dan ketakutan, karena merasa mendapat intervensi. Walau masih tetap melakukan proses penyidikan dan penyelidikan, tapi sudah tidak bisa mandiri lagi.

Pernyataan-pernyataan yang disampaikan pihak yang berkompenten.
  1. Pada hari awal pasca ledakan Tim Mabes Polri mengadakan kajian bersama dengan Tim FBI, sudah berani membuat pernyataan: "Berdasarkan efek ledakan bom, besar kemungkinan material yang digunakan dari jenis C-4," kata Kabag Humas Polri Irjen Polisi Saleh Saaf. Pernyataan tersebut diperkuat oleh keterangan Kepala BIN AM Hendropriyono, "Ya, salah satu dari bom yang dipakai adalah C-4," disampaikan saat berkunjung ke TKP tanggal 19 Oktober 2002.
  2. Mark Ribband seorang ahli dan praktisi eksplosif Inggris mengatakan kepada AFP (15/10/02): "Bom C-4 memang diproduksi oleh beberapa negara, tetapi produsen utamanya adalah AS dan Israel". Dia menambahkan: "Meskipun relatif gampang dibawa dan mudah diselundupkan, bom plastik ini tak bisa diperoleh sembarangan pihak, selain amat sulit juga mahal". Melihat dampaknya, dia percaya bom di Bali itu punya daya ledak yang luar biasa, kalau benar itu C-4, tentu itu C-4 yang amat powerfull.
  3. Joe Vialls, ahli bom dan investigator independen yang bermukim di Australia punya pendapat yang berbeda. Menurut hasil investigasi dan analisanya, bom yang meledak di Bali itu lebih dari C-4. Menurutnya, C-4 itu hanya hebat di film-film Hollywood yang dibintangi Sylvester Stallone atau Bruce Willis. C-4 itu sebenarnya hanya lebih baik dari TNT. C-4 yang standar terbuat dari 91% RDX dan 9% Polyisobotciser dan daya ledaknya 1,2 kali lebih baik dari TNT. Yang pasti kata Joe Vialls: "Skenario bom C-4 tak bisa menjelaskan mengapa bom Bali menimbulkan cendawan panas dan kawah yang cukup besar. Adanya cahaya dan cendawan panas setelah lumpuhnya aliran listrik serta munculnya kawah, bisa menjadi indikasi yang spesifik dari hadirnya senjata micronuclear. Sejumlah kalangan mempertanyakan tidak adanya radiasi sinar gamma dalam kasus tersebut. Karena radiasi gamma dan neutron tidak terdeteksi, mereka menyimpulkan tak mungkin ada mikronuklir di Bali. Sanggahan itu sekilas masuk akal, tapi sebenarnya menunjukkan kurangnya wawasan akan khasanah senjata nuklir".
  4. Nuklir konvensional memang selalu menghasilkan radiasi radio aktif, sementara yang dipakai di Bali adalah mikronuklir non konvensional yang disebut SDAM (Special Demolition Atomic Munition). Dilengkapi reflector neutron, mikronuklir ini didesain sedemikian rupa hingga tidak sampai menghasilkan sinar gamma dan neutron yang gampang disidik oleh alat Geiger Counter, limbah yang dihasilkan SDAM itu berupa awan panas dan sedikit sinar alpha. Maka jika mendeteksi radiasi mikronuklir SDAM dengan menggunakan alat itu jelas salah alamat, pasti tak akan terukur adanya radiasi gamma dan neutron, kecuali memang di TKP terdapat bahan radioaktif Uranium.
    Sedangkan bahan yang dipakai untuk membuat SDAM umumnya adalah Uranium 238 dan Plutonium 239. SDAM tidak meninggalkan jejak radiasi neutron dan atau sinar gamma, hanya menghasilkan panas dan sedikit pertikel alpha. Partikel itu tersedia dalam jumlah amat sedikit, sekitar satu partikel dalam radius dua meter. Itu pun bisa hilang atau tidak terdeteksi setelah TKP kena hujan, atau partikel terhirup oleh para korban yang telah dievakuasi dan diabukan di Australia. Persoalannya, para petugas kepolisian sudah kehilangan momen dan kesempatan untuk menjejak partikel alpha yang menjadi ciri khasnya.
  5. Kepala Staf TNI Angkatan Bersenjata (KSAD) Jenderal Ryamizard Riyacudu (kini sudah pensiun) mengatakan: "Saya yakin bahwa bom yang meledak di Bali adalah buatan luar negeri, dan bukan buatan orang Indonesia. Bom yang begitu dahsyat seperti itu tidak mungkin produk dalam negeri, itu pasti produk luar negeri", ujarnya usai memberikan pengarahan kepada prajurit Kopassus Grup 2 dan Brigif 413 Kostrad di Markas Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan Solo (12/11/02). Menurut Ryamizard, "Indonesia sampai saat ini belum mampu membuat bom Atom, bom Napalm, Mikronuklir atau sejenisnya. Tapi kalau ada orang kita yang disuruh saya tidak tahu, serahkan saja pada polisi. Tapi saya yakin ada orang luar yang terlibat," jelasnya.
  6. Kapten Rodney Cox, seorang tentara Australia mengomentari kejadian meledaknya bom Bali. Dia menyaksikan langsung dahsyatnya bom tersebut, karena berada di dekat TKP, katanya: "Saya pernah mengikuti kursus Demosili, tapi tak pernah menyaksikan efek ledakan yang begitu hebat".
    Kesaksiannya yang cukup detail itu mengundang analisis lebih jauh terhadap identitas bom Bali. "Pernyataan listrik mati sebelum adanya kilatan cahaya pra ledakan telah menjadi petunjuk kuat dan tak terbantahkan, bahwa masa kritis dari suatu senjata mikronuklir telah tercapai" kata Joe Vialls.
Rongsokan besi beton yang berantakan pada bangunan yang bertanda merah, menunjukkan betapa dahsyatnya effect bom tersebut... (Bom TNT? No way..!)

Bom kecil di Paddy's Bar hanya menimbulkan kerusakan lokal, 10 detik kemudian meledaklah bom ke-2 di Sari Club yang sangat dahsyat, menyebabkan seluruh aliran dan jaringan listrik di kota saat itu lumpuh total oleh pengaruh gelombang elektromagnetik SREMP (Source Region Electromagnetic Pulsa) yang dipancarkan mikronuklir pada titik kritisnya. Pulsa Elektromagnetik itu merambat melalui semua medium pada kecepatan cahaya (300.000 km/jam). Karena itu Kapten Cox menyatakan, bahwa listrik mati sebelum dia menyaksikan semburan api dan awan panas di atas permukaan jalan. Laporan yang disusun oleh Kapten Jonathan Garland, wartawan koran resmi Angkatan Bersenjata Australia itu rupanya telah membuat keki dan blingsatan pemerintah dan petinggi militer Australia. Mereka khawatir kesaksian itu akan menjadi blunder bagi Australia di masa depan, maka dengan memo seorang menteri, laporan dan kesaksian penting itu kemudian dihapus dari situs ARMY.

Polri Kurang Mandiri dan Tidak Konsisten Pada hari pertama pihak kepolisian Indonesia menduga kuat bahwa bom yang meledak di Bali dari jenis C-4, dugaan itu didasarkan pada efek ledakan yang dahsyat. Akan tetapi setelah kedatangan Tim Polisi Federal (Austalia Federal Police) Australia dan ASIO (Australia Secret Intelligent Organization) , pernyataannya jadi berubah-ubah. Katanya, bom yang meledak dari jenis RDX. Lalu berubah lagi, kata polisi dari jenis TNT. Bahkan Polda Jatim sempat keceplosan bicara, bahwa bom yang meledak di Bali itu mungkin bom karbit, hanya karena di sekitar TKP ditemukan bubuk potasium khlorat. Sungguh menggelikan.

Kalau saja Polri mampu mandiri dan tidak takut dengan tekanan dari pihak manapun, bekerja profesional, tidak terpengaruh (yang negatif) walau ada pihak luar ikut membantu menyelidiki, maka haqqul yakin kepolisian Indonesia akan mempunyai wibawa tinggi di mata dunia, dihormati dan dicintai rakyat karena mereka merasa terlindungi.

Lubang besar di lokasi ledakan dengan radius kerusakan yang mengakibtakan ratusan turis tewas terpanggang.

Mengapa TNI dicurigai terlibat?

Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu dan mantan staf Bakin Soeripto. Mereka secara tegas menyatakan tak percaya bom Bali itu rakitan Amrozi

Koran Singapura The Straits Times dan koran Australia The Sydney Morning Herald melansir berita, bahwa TNI mungkin terlibat dalam pengeboman di Bali. Berdalih pengakuan paling mutakhir dari Umar al-Faruq (mudah-mudahan syahid) di penjara Baghram Afganistan. Mereka menuduh Abubakar Ba'asyir telah membeli C-4 dari TNI dengan dana kiriman uang dari tokoh Al-Qaidah Usama bin Ladin.

Berita fitnahan tersebut cepat direspon oleh KSAD Jenderal Ryamizard Riyacudu, dengan mengatakan bahwa TNI sampai saat ini belum mampu membuat bom Atom, bom Napalm, Mikronuklir dan atau yang sejenisnya. Lalu diadakanlah demo bom TNT (kemampuan yang dimiliki PT Pindad) di Cibodas pada akhir Oktober 2002. 2 kg bom TNT disiapkan, 2 meter darinya diletakkan 2 botol aqua berisi bensin, di sampingnya lagi ada gubuk kecil dari bahan kayu. Setelah bom TNT tadi diledakkan, maka menimbulkan suara cukup keras dan tanahnya pun bergetar, pohon dan tanaman di sekitarnya rusak. Tapi anehnya 2 botol aqua yang berisi bensin tidak tumbang apalagi terbakar, begitu juga gubuk kayunya juga masih tegak berdiri. Uji coba tersebut dilakukan oleh Pusdik Zenit TNI AD yang dipimpin oleh Kol. C2i Puguh Santoso. Keterusterangan dari pihak TNI akan batas kemampuan PT Pindad sebenarnya sangat disayangkan, karena rahasia batas kemampuannya akan diketahui pihak lawan. Tapi keterusterangan tadi bisa dimaklumi, apa sebabnya?

Nah kalau berita dari dua koran Singapura dan Australia itu di-blow up dan dilansir oleh mass media dunia, maka TNI dan juga negara Indonesia bisa terancam diserang oleh pihak luar, mungkin akan mengalami nasib seperti Iraq.

Beberapa kejadian sebelumnya...

Paska runtuhnya gedung WTC tanggal 11 September 2001, Presiden AS George Walker Bush menabuh genderang perang dunia melawan para pejuang dan aktivis muslim dengan julukan "TERORIS" (the Global War On Terrorism atau G-WOT). Dia mengajak kepada masyarakat internasional untuk mendukung langkahnya, dengan dua opsi: "Carrot or Stick"; bersama kami (AS) memerangi para teroris akan mendapat hadiah carrot/wortel/ dollar, tidak mau mendukung AS akan menerima pukulan stick/tongkat/ rudal.

Presiden Megawati pernah mengatakan bahwa, jika AS menyerang Indonesia, maka tak akan mampu melawan tentara George Walker Bush dan tidak akan bertahan walau hanya sepekan. Mengapa Presiden Megawati sampai mengatakan demikian? Bisa jadi karena kemampuan militer Indonesia memang sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan tentara AS. Apakah George Walker Bush serius dengan ancamannya, bila Indonesia tidak mau mendukungnya akan diserang?

Jawabnya: Sangat mungkin! Tapi, dari dua pilihan tersebut, carrot-lah yang dipilih Megawati. Ia menyeret bangsa Indonesia menjadi sekutu Bush, menjadi "Proxy Forces" atau agen perantara untuk menangkapi rakyatnya sendiri. Masya Alloh tega nian bunda!

Karenanya, ia langsung mendapatkan upah di depan (down payment) sebesar US$ 500 juta. Katanya, untuk menstimulir perekonomian nasional. Terbuktilah sekarang. Ujian harta ini lebih berbahaya daripada kenaikan BBM.

Sabda Nabi saw:
"Sesungguhnya aku sudah memohon kepada Robbku untuk umatku, janganlah Dia membinasakan mereka dengan paceklik yang merajalela, jangan menundukkan mereka kepada musuh dari luar kelompok mereka yang menodai kedaulatan mereka. Sesungguhnya Robbku berfirman: 'Wahai Muhammad, sungguh jika Aku telah menetapkan suatu ketetapan, maka tidak bisa lagi ditolak. Aku berikan kepadamu untuk umatmu agar mereka tidak dibinasakan oleh paceklik yang merajalela, dan agar mereka tidak dikuasai musuh dari luar mereka yang akan menodai kedaulatan mereka, sekalipun musuh itu berkumpul dari seluruh penjuru dunia, kecuali jika sebagian mereka membinasakan sebagian yang lain, dan mereka saling manahan satu sama lain'"


Frederick Burks, mantan penerjemah Departemen Luar Negeri AS mengatakan: "Pada tanggal 16 September 2002 ada pertemuan rahasia di rumah Presiden Megawati, di jalan Teuku Umar Jakarta. Pertemuan itu diikuti lima orang: Megawati, Karen Brooks, (Direktur National Security Council wilayah Asia Pasific), Ralph Boyce (Dubes AS untuk Indonesia), Frederich Burks dan seorang wanita agen khusus CIA sebagai utusan spesial Presiden Bush". Dalam pertemuan berdurasi 20-an menit itu, utusan khusus Bush meminta Mega agar me-render (menyerahkan secara rahasia) ustadz Abu Bakar Ba'asyir kepada pemerintahan AS, sebagaimana kasus Umar al-Faruq. Mega menolak, dengan alasan, Umar al-Faruq bisa di-render karena tidak dikenal oleh publik Indonesia dan tak mempunyai pendukung, sedangkan ustadz Abu Bakar dikenal publik dan banyak pengikutnya.

Sehingga jika di-render bisa menimbulkan instabilitas politik dan agama, yang tidak mungkin ditanggungnya. Akhirnya agen CIA itu mengancam.

Jika ustadz Abu tidak diserahkan sebelum pertemuan APEC, maka "Situasinya akan bertambah buruk..." Benar saja, ancamannya dibuktikan sebulan kemudian, yaitu dengan peledakan Bom Bali I pada tanggal 12 Oktober 2002 pukul 00.00.


Jadi siapa yang berada di balik peristiwa Bom Bali I? Apakah Amrozi cs pelaku utamanya? Amrozi hanya membawa karbit 1 ton dengan mobil L300. Mengapa polisi takut melakukan rekonstruksi? Jika Anda ragu, jangan sekali-kali mengeksekusi mereka, karena jika Anda muslim, maka akan murtad!

Ingatlah hakim yang memvonis mati mereka tela mati duluan, jaksa yang menuntut hukuman mati (Urip Tri Gunawan) mereka kini dipermalukan dengan terbongkarnya suap Rp6 M, apakah Anda mau menyusul terhina seperti mereka? (hidayatullah)

* Penulis adalah Direktur Lembaga Kajian Strategis Islam (LKSI)


Bagian 2/2
"WAR ON TERRORISM"

Meminjam judul makalah "Akhirnya Fitnah itu Terungkap" oleh Z.A. Maulani (Mantan Kepala Badan Intelijen Negara/KABAKIN), pada bagian ke 2/2 akan kami hadirkan halaman ini galeri khusus yang kami buat dari koleksi kumpulan berita, artikel, laporan investigasi dan temuan temuan atas berbagai peristiwa "Terror Bom" yang terus terjadi sejak berkuasanya George Walker Bush sebagai Presiden Amerika. Sejak terjadinya peristiwa 911, agenda "War on Terrorisme" terus dilancarkan oleh America dan bahkan sudah melintas kedaulatan sebuah negara seperti Irak, Afghanistan dll yang sudah menelan jutaan nyawa rakyat sipil.

Anda akan saksikan hasil investigasi "Ultimate Explosion Party" yang dipublikasikan oleh seorang korban bom Bali, Steve Johnson yang membuktikan peristiwa Bom Bali adalah sebuah "Inside Job" yang semakin menguatkan dugaan Jendral Ryamizard Riyacudu dan yang lainnya yang menyatakan bahwa, "...mustahil proyek tersebut dilakukan oleh teroris lokal"...

MORE on YouTube...
THE TRUTH ABOUT BALI BOMBINGS

Baca juga:
Fitnah itu Akhirnya Terungkap


Fitnah itu Akhirnya Terungkap

Z.A. Maulani
(Mantan Kepala Badan Intelijen Negara/KABAKIN)

Pendahuluan

Bagian pertama dari makalah ini - `Perang Membasmi Terorisme Ternyata Fitnah' - mengungkap berbagai fakta yang menjadi dasar ditulisnya E-book Prof. Dr. Alberto D. Pastore Ph.D., berjudul ‘Stranger than Fiction’, yang menceritakan bagaimana peran secara sangat detil dari dinas rahasia Israel Mossad, yang menggarap sejak perencanaan sampai dengan pelaksanaan aksi serangan atas gedung-kembar WTC di New York dan gedung Pentagon di Washington DC. pada tanggal 11 September 2001. Perbuatan keji itu dinisbahkan kepada 19 orang "teroris Islam" dari Al-Qaidah dan para pendukungnya yang tersebar di seluruh dunia, termasuk konon menurut fitnah itu, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, sebagai pimpinan organisasi teroris regional Jama’ah Islamiyyah (JI). Sampai dengan hari ini para “teroris Islam” itu tidak satu pun yang berhasil diajukan ke depan pengadilan oleh pemerintah Amerika Serikat, karena mereka memang tidak ada.

Dua orang pejabat negara yang melakukan invasi ke Afghanistan (2002) dan Iraq (2004), mantan menteri lingkungan hidup dalam kabinet Tony Blair, Michael Meacher, dan mantan menteri keuangan pemerintah Bush, Paul O’Neill mengungkapkan fakta, berdasarkan kejujuran mereka, tentang apa yang menjadi motivasi sebenarnya sampai Afghanistan dan Iraq diserbu dan dijadikan jajahan oleh Amerika, dan apa dan bagaimana cerita kejadian sebelum, pada tanggal 11 September 2001, dan sesudahnya, yang telah dijadikan alasan untuk melakukan stigmatisasi negatif terhadap Dunia Islam dan kaum muslimin.

Pada bagian kedua makalah ini, diturunkan kutipan tulisan dari Michael Meacher, mantan menteri lingkungan hidup dalam kabinet Tony Blair dari Mei 1997 sampai Juni 2003 (6 tahun). Meacher menurunkan segenap pengetahuannya dalam sebuah kolom 'This War on Terrorism is Bogus', di koran Guardian, London, edisi 6 September 2003, dalam rangka memperingati dua tahun kejadian 11 September 2001, yang oleh mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohammad disebut sebagai “musibah (fitnah) yang sempurna atas kaum muslimin”.

Sedang pada bagian ketiga adalah hasil wawancara wartawati Margaret Neighbour dari koran The Scotsman, dengan artikel, ’Bush Admits He Wanted Regime Change Before 11 September’ (Bush Mengakui Ia Memang Menginginkan Penumbangan Rejim Sebelum 11 September 2001), yang terbit pada tanggal 13 Januari 2004, yang diilhami oleh buku Paul O'Neill "The Price of Loyalty" (2003). Selain itu, atas pertanyaan wartawati Margaret Neighbour, terungkap bahwa Bush mengakui serangan terhadap Afghanistan dan Iraq dengan menjadikan peristiwa 11 September 2001, serangan terhadap gedung-kembar WTC di New York dan gedung Pentagon di Washington DC. sebagai dalih, telah direncanakan oleh pemerintah Amerika Serikat jauh sebelumnya.

Perang Membasmi Terorisme Ternyata Fitnah

Tanpa ambil pusing untuk melakukan pembuktian tuduhannya, dengan dalih “perang membasmi terorisme”, Amerika Serikat menempatkan kaum muslimin di seluruh dunia menjadi sasaran pendzaliman. Afghanistan, negeri muslim yang miskin, diratakan jadi arang dengan “carpet bombing”, karena dosa Afghanistan “menampung kelompok teroris Al Qaidah”. Publik dipaksa untuk melupakan kenyataan bahwa yang mendukung Al Qaidah, melatih dan membiayai, dan menempatkan mereka di Afghanistan sejak tahun 1979, adalah Amerika Serikat sendiri, persisnya Central Intelligence Agency (CIA), dalam rangka memerangi Uni Sovyet di negeri miskin tersebut.

Sesudah Afghanistan, kemudian Iraq menyusul dihabisi dan dijajah dengan dalih Iraq mengembangkan dan menyimpan “senjata-pemusnah-massal”, berdiri di belakang serangan 11 September 2001, dan mendukung serta melindungi Al-Qaidah. Pada tanggal 28 Januari 2002, di depan Kongres Amerika Serikat, presiden Bush melaporkan, “The British government has learned that Saddam Husein recently sought significant quantities of uranium from Africa” (Pemerintah Inggeris telah berhasil mengetahui bahwa Saddam Hussein baru-baru ini telah mengusahakan (untuk mendapatkan) sejumlah besar uranium dari Afrika). Enambelas butir kata yang kini menjadi gunjingan orang banyak itu kini ternyata didasarkan pada dokumen yang palsu, atau dipalsukan, yang digunakan sebagai dalih oleh Presiden Bush untuk mengelabui rakyat dan Kongres Amerika Serikat untuk mendapatkan persetujuan melibas Iraq. Perdana Menteri Inggris Tony Blair dalam pidatonya di depan Parlemen Westminster sebelum serangan ke Iraq dilancarkan pada medio Maret 2003, bahkan mengintimidasi, bahwa “dalam tempo 45 jam setelah perintah Saddam Hussein dikeluarkan Iraq akan mampu melancarkan serangan dengan senjata-senjata nuklir, kuman dan biologis”. Kalau sekiranya tuduhan itu benar, maka serangan terhadap Iraq memang harus segera dilaksanakan, sebagaimana alasan Bush, “sebelum Iraq dapat menyerang kita”. Hanya saja ternyata pernyataan itu bohong dan seratus persen fitnah, yang digunakan sebagai dalih untuk menyerang Iraq.

Sebenarnya direktur CIA, George Tenet, empat bulan sebelumnya pada bulan Oktober 2003, secara pribadi pernah dua kali mengirimkan memo kepada Gedung Putih agar menghapus “16-kata” itu dari konsep pidato Presiden Bush yang menuduh Iraq telah mengusahakan untuk “membeli lima ratus ton uranium-oksida” dari Niger. Ketika usaha Tenet itu gagal, CIA menyatakan tidak ikut bertanggung jawab dengan “informasi intelijen” itu, karena diketahui didasarkan pada dokumen dan informasi palsu. Tetapi para pembantu dekat presiden Bush tetap menekan CIA agar mengeluarkan analisis yang nadanya mendukung “temuan” Presiden Bush itu. (‘The Amazing Stories of Condoleezza Rice', http://www.buzzflash.com, July 3, 2003).

Dewan Keamanan PBB, ketika mendengar laporan menteri luar-negeri Collin Powell, menolak informasi tentang upaya Iraq membeli uranium-oksida itu, karena diketahui isi dokumen itu memuat banyak ketidakcermatan yang mencurigakan. Antara lain sebagai contoh, presiden Niger yang disebut-sebut dalam dokumen intelijen presiden Bush itu ternyata adalah tokoh yang telah lama meninggal dunia. Tidak heran kalau dokumen semacam itu ditolak mentah-mentah oleh duta-besar Niger di PBB (Ibid.)

Karena kecaman yang bertubi-tubi terhadap kesemberonoan Presiden Bush menggunakan intelijen yang tidak akurat, maka untuk mengatasi serangan itu pada bulan Mei 2003, menjelang dinyatakan berakhirnya operasi di Iraq, kembali Bush mengumbar kebohongan, “We’ve found the weapons of mass destruction. You know, we found biological laboratories. And we’ll find more weapons as time goes on. But for those who say we haven’t found the banned manufacturing devices or banned weapons, they’re wrong. We found them” (Kita telah menemukan senjatasenjata pemusnah massal itu. Kita telah menemukan laboratorium senjata-senjata kimia. Dan kita akan menemukan lebih banyak lagi senjata dengan berjalannya waktu. Mereka yang mengatakan kita belum menemukan pabrik alat-alat atau senjata terlarang itu, mereka keliru. Kita telah menemukannya). Sampai hari ini nyatanya pasukan Amerika dan Inggeris di Iraq belum juga berhasil menemukannya (The Independent Institute, ‘Preemptive War Strategy: A New US Empire?’, http://www.independent.org , July 26, 2003).

Kini fitnah busuk itu terungkap satu per satu. Dari lembaga resmi militer Amerika Serikat, The Armed Forces Institute of Pathology (AFIP), berdasarkan hasil pemeriksaan mereka atas daftar manifes penumpang pesawat, yang konon “dibajak oleh 19 orang teroris Arab”, dan dari hasil otopsi pada tanggal 16 Nopember 2001 terhadap 189 korban para penumpang pesawat, ternyata baik dari daftar manifes penumpang maupun dari otopsi jenazah para korban, AFIP menyatakan tidak menemukan satu pun nama orang Arab, atau jenazah orang Arab. Satu-satunya yang ada kaitannya dengan orang Arab, mereka adalah kambing-hitam pemerintah Amerika Serikat (The Prince George's Journal, Maryland, ‘Operation 911: No Suicide Pilots’, edisi September 18, 2001, dikutip oleh http://www.serendipity.li/wtc.html, July 14, 2003)

Cerita tentang 19 orang “teroris Islam” Al-Qaidah yang oleh intelijen Amerika Serikat disebut-sebut berhasil menyusup dan menguasai pesawat dan menghunjamkannya ke gedung-kembar WTC itu, kini seluruhnya ternyata cerita isapan jempol, yang digunakan untuk menghasut kecurigaan terhadap kaum muslimin sedunia tanpa kecuali, termasuk terhadap kaum muslimin di Indonesia.

Nama Muhammad Atta, Marwan Al-Sehhi, dan Hani Hanjour, yang konon dikatakan sebagai para pilot berkebangsaan Saudi yang berhasil membajak, kemudian mengemudikan dan menabrakkan pesawat-pesawat Boeing 767 ke gedung-kembar WTC di New York dan Pentagon di Washington DC., menurut Marcel Bernard, instruktur pada pusat pendidikan penerbangan dimana ketiga “pilot” itu pernah menjalani latihan mereka, konon dikatakan, jangankan menerbangkan pesawat jet berbadan lebar dan canggih seperti Boeing-767, mereka itu untuk menerbangkan pesawat kecil tipe Cessna 172 saja secara solo, oleh para instukturnya dinilai tidak mampu (“... they had received pilot training -with courtesy of the CIA (?)- but were considered by their flying instructors to be incompetent to fly even light single-engine planes”) (Ibid.)

Para analis yang meneliti kasus peristiwa serangan dan hancurnya gedung-kembar WTC itu mencurigai pesawat-pesawat nahas itu kemungkinan dikemudikan dengan alat ‘remote control’ dan diledakkan secara otomatis dengan alat yang memang telah terpasang pada setiap pesawat komersial oleh aparat keamanan penerbangan federal sebagai tindakan berjaga-jaga menghadapi kemungkinan kontinjensi bilamana sewaktu-waktu pesawat dibajak. Kesimpulan itu makin memperkuat analisis bahwa serangan terhadap gedung-kembar WTC di New York dan gedung Pentagon di Washington DC., melibatkan “orang dalam”, yang mencakup personel angkatan udara Amerika Serikat, Pentagon, CIA, dan Mossad.

Bersamaan dengan itu para ahli demolisi Amerika juga menengarai gedung WTC New York tersebut tidak mungkin akan runtuh sedemikian rapi tanpa merusak gedung-gedung di sekitarnya sebagaimana dinyatakan oleh pemerintah Amerika Serikat, yaitu disebabkan oleh tabrakan pesawat. Bila hanya oleh tabrakan pesawat, para ahli demolisi itu menyimpulkan gedung-kembar WTC itu sebagian masih akan tersisa, meskipun mereka mempercayai gedung-kembar berlantai 110 setinggi 415 meter itu telah didesain dan dibangun oleh para arsitek Minoru Yamasaki, John Skilling, dan Leslie Robertson sebagai bangunan tahan gempa, tahan tornado, dan diilhami novel Tom Clancy yang mengisahkan hancurnya sebuah gedung pencakar langit karena ditabrak oleh sebuah pesawat teroris, maka ketiga arsitek kondang itu mendesain gedung-kembar WTC juga tahan tabrakan pesawat.

Menurut para ahli demolisi itu, cara runtuhnya dan habisnya gedung-kembar WTC itu memperlihatkan ciri-ciri, apa yang mereka sebut ‘controlled demolition’ dari dalam, oleh orang-orang yang paham benar tentang konstruksi bangunan WTC, dengan memakai teknik yang digunakan untuk menghancurkan gedung-gedung tua tanpa perlu membahayakan lingkungan di sekitarnya. Gedung Pentagon yang konon disebut-sebut ditabrak pesawat Boeing 767 juga tidak memperlihatkan adanya puing-puing pesawat, atau isi perut pesawat yang berserakan berupa barang-barang penumpang dan sebagainya sebagaimana layaknya bila ada pesawat yang jatuh. Pendek kata, semua itu dalam bahasa Amerika, cerita tentang ulah teroris Arab itu, “too good to be true” (Ibid.)

Hasil dari Komisi Penyelidikan Gabungan Kongres (Joint Congress Inguiry) yang dikeluarkan pada tanggal 24 Juli 2003 baru-baru ini menyatakan, penyelidikan mereka tiba pada kesimpulan -“tidak ada kaitan apa pun antara Iraq dengan Al Qaidah, dan tidak ada kaitan apa pun antara Iraq dengan peristiwa serangan tanggal 11 September 2001”. Nasi telah menjadi bubur Iraq sejak 19 Maret 2003 telah menjadi negeri jajahan Amerika.

Dan tentang fitnah keempat, tuduhan Washington bahwa Iraq memiliki seabreg senjata-pemusnah-massal yang menjadi dasar alasan invasi Amerika menghabisi Iraq, ketika Richard Perle, tokoh Yahudi dan mantan ketua dan masih menjadi anggota dari the Defense Policy Board Pentagon, bersama tokoh Yahudi lain, Paul Wolfowitz, deputi menteri pertahanan -keduanya disebut-sebut berdiri di belakang pencetus keputusan untuk menyerang Iraq- ketika ditanya pers tentang senjata-senjata Iraq itu pada 24 Juli 2003, dengan enteng menjawab, “Well, kami tidak tahu kemana mencarinya, dan tidak akan pernah tahu dimana barang itu.” (William Pitt, ‘Though Heavens Fall’, July 25, 2003)

Perang Membasmi Terorisme Hanya Omong-Kosong *

Perhatian besar tengah disorotkan kepada pertanyaan -mengapa Amerika Serikat melancarkan perang terhadap Iraq, dan pertanyaan itu juga ditujukan kepada Inggeris. Penjelasan resmi selama ini ialah bahwa setelah gedung-kembar World Trade Center di New York dihantam dan dihancurkan oleh dua buah pesawat bunuh-diri pada 11 September 2001, maka tindak balasan terhadap Al Qaidah yang berpangkalan di Afghanistan merupakan langkah pertama yang dinilai wajar dalam rangka perang global membasmi terorisme. Kemudian, karena Saddam Hussein oleh Amerika Serikat dan Inggeris dituduh menyimpan senjata-pemusnah-massal (WMD), maka perang tentu saja harus diperluas ke Iraq. Namun teori tersebut tidak cocok dengan kenyataan yang ada. Kebenaran barangkali akan jauh lebih kelam.

Masyarakat dunia kini telah mengetahui bahwa sebuah cetak-biru untuk pembentukan Pax Americana yang mengglobal telah disiapkan untuk (waktu itu) menteri pertahanan Dick Cheney (sekarang wakil presiden), Donald Rumsfeld (sekarang menteri pertahanan), Paul Wolfowitz (deputi menteri pertahanan), Jeb Bush (adik Presiden Bush), dan Libby Lewis (kepala staf wakil presiden). Dokumen itu, yang diberi judul ‘Membangun Kembali Pertahanan Amerika’, selesai ditulis pada bulan September 2000 (satu tahun sebelum peristiwa 11 September 2001)oleh kelompok think-tank neo-kon, Project for the New American Century (PNAC).

Rencana dalam dokumen itu memperlihatkan niat dari kabinet Bush untuk menguasai kawasan Teluk secara militer tidak penting apakah Saddam Hussein masih berkuasa atau tidak. Dokumen itu menyatakan “sementara konflik di Iraq yang tak terselesaikan memberikan pembenaran, kebutuhan akan kehadiran dengan kekuatan yang memadai dari pasukan Amerika di kawasan Teluk melahirkan persoalan tentang rejim Saddam Hussein”.

Cetak-biru dari PNAC itu mendukung dokumen sebelumnya yang dipersiapkan oleh Paul Wolfowitz dan Libby Lewis, ‘To Rebuild America’s Defense’, yang menyatakan, Amerika Serikat harus “mencegah negara-negara industri maju sampai menantang kepemimpinan kita atau bahkan mencita-citakan untuk menjalankan peran regional atau global yang lebih besar”. Dokumen itu menjelaskan tugas-tugas pemeliharaan perdamaian dunia “menuntut kepemimpinan politik Amerika Serikat ketimbang kepemimpinan PBB”.

Dokumen itu selanjutnya menyatakan “bahkan kalaupun Saddam Hussein tidak lagi berperan di arena”, pangkalan-pangkalan militer di Saudi Arabia dan Kuwait harus tetap dipelihara .. karena “Iran akan menjadi ancaman besar terhadap kepentingan Amerika Serikat seperti yang pernah dilakukan oleh Iraq”. Dokumen itu juga menyoroti Cina untuk dilakukan “perubahan rejim”, dengan menyatakan bahwa “sekarang sudah tiba waktunya untuk meningkatkan kehadiran militer Amerika Serikat di Asia Tenggara”, yang kemudian menjadi dasar untuk membuka apa yang disebut oleh Presiden Bush “front kedua perang membasmi terorisme di Asia Tenggara”, yang menjadi pretext untuk masuk ke Asia Tenggara. Dalih “front kedua” itu disebutkan untuk menghancurkan organisasi teroris regional Jama’ah Islamiyyah. Guna memperkuat tuduhan itu lalu “Bom Bali” dipasang, seperti halnya modus serangan WTC New York oleh “teroris”.

Dokumen itu juga menyerukan perlunya pembentukan “kekuatan ruang-angkasa” untuk mendominasi ruang-angkasa, dan penguasaan mutlak atas ruang-cybernet dalam rangka mencegah “musuh-musuh Amerika” memanfaatkan internet terhadap kepentingan Amerika Serikat. Dokumen itu kemudian menyarankan agar Amerika Serikat mempertimbangkan untuk mengembangkan senjata kuman “yang dapat menyerang sasaran jenis gen tertentu (dan) barangkali dapat mengubah peperangan kuman dari senjata teror menjadi alat politik yang bermanfaat”.

Akhirnya, dokumen yang disiapkan setahun sebelum peristiwa 11 September 2001, menunjuk Korea Utara, Suriah, dan Iran, sebagai rejim yang berbahaya -‘axis of evil’- dan menyatakan adanya rejim-rejim itu membenarkan akan kebutuhan “sistem komando dan kendali yang mendunia”. Dokumen itu benar-benar memuat cetak-biru penguasaan dunia oleh Amerika Serikat. Namun sebelum dokumen itu kita tepis sebagai mimpi fantasi kaum sayap kanan yang sebagian besarnya orang Yahudi, dokumen itu secara jelas menjadi sumber keterangan yang baik tentang apa sebenarnya yang terjadi sebelum, selama, dan sesudah 11 September 2001 tentang thesis perang global terhadap terorisme yang digembar-gemborkan selama ini. Hal ini akan terlihat dengan gamblang dalam beberapa tahun mendatang ini.

Pertama, sudah jelas para pejabat berwenang Amerika Serikat sama sekali, atau tidak banyak bertindak, untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu sebelum terjadinya peristiwa 11 September 2001. Telah diketahui paling tidak ada 11 negara yang pernah memberikan peringatan dini kepada pemerintah Amerika Serikat tentang akan adanya serangan pada tanggal 11 September 2001. Yang lebih aneh lagi -dilihat dari kaca-mata perang terhadap terorisme- pada hari dimana terjadi serangan 11 September 2001 itu, tampak reaksi yang sedemikian lambannya dari pemerintah dan pejabat berwenang Amerika Serikat. Pembajakan pesawat pertama diduga terjadi pada pukul 08.20 pagi, dan pesawat bajakan terakhir yang jatuh di Pennsylvania pada pukul 10.06 pagi. Terhadap kenyataan tersebut tidak satu pun pesawat buru-sergap yang menyambang dari pangkalan angkatan udara Andrews, yang jauhnya hanya 15 kilometer dari ibukota Washington DC., sampai pesawat ketiga menabrak Pentagon pada pukul 09.38 pagi. Mengapa tidak pernah ada reaksi? Ada prosedur standar dari FAA (Federal Aviation Agency -Badan Penerbangan Federal AS) keharusan menyergap setiap pesawat yang dibajak. Antara bulan September 2000 sampai dengan bulan Juni 2001 saja tidak kurang dari 67 kali pesawat-pesawat buru-sergap dari NORAD (komando pertahanan udara Amerika Utara) menyergap dan menggiring pesawatpesawat yang mencurigakan, atau terbang melenceng dari jalur terbang yang telah ditetapkan. (AP, August 13, 2002)

Apakah kelambanan itu hanya karena ada tokoh-tokoh kunci yang mengabaikan, atau bersikap masa bodoh? Atau apakah operasi pertahanan udara Amerika Serikat secara sengaja lengah pada tanggal 11 September 2001 itu? Kalau demikian halnya, mengapa dan atas perintah siapa ? Mantan jaksa federal Amerika Serikat, John Loftus, mengatakan, “Informasi yang disampaikan oleh badanbadan intelijen Eropa sebelum tanggal 11 September 2001 demikian luasnya, sehingga sebenarnya tidak mungkin FBI atau pun CIA berlindung di belakang dalih bahwa hal itu sampai bisa terjadi karena ketidak-mampuan mereka”.

Juga tanggapan pemerintah Amerika Serikat terhadap peristiwa 11 September 2001 tidaklah lebih baik. Tidak telihat ada usaha yang sungguh-sungguh dari pemerintah Amerika Serikat untuk menangkap Osamah bin Ladin. Pada akhir bulan September atau awal Oktober 2001 pimpinan dari dua partai Islam Pakistan telah merundingkan ekstradisi Osamah bin Ladin ke Pakistan untuk diadili sehubungan dengan kasus 11 September 2001. Namun seorang pejabat pemerintah Amerika Serikat dengan ketus berucap, “Tindakan sembrono dapat menimbulkan resiko buyarnya usaha internasional sekiranya Osamah bin Ladin sampai tertangkap”. Ketua Gabungan Kepala Staf Amerika Serikat, Jenderal Myers, berkata lebih lanjut, “tujuan kita bukan untuk menangkap Osama bin Ladin” (AP, April 5, 2002). Pernyataan itu dikuatkan oleh seorang agen FBI dalam wawancara dengan teve ABC News, bahwa “FBI headquarters wanted no arrests” (FBI tidak berniat untuk menangkap siapa pun) (ABC News, December 19, 2002). Dan pada bulan November 2001 angkatan udara Amerika Serikat mengeluh mereka telah 10 kali menemukan tempat bersembunyi pimpinan Taliban dan AI-Qaidah, tetapi mereka tidak bisa melakukan serangan karena izin untuk itu tidak dapat diperoleh pada waktunya (Majalah TIME, May 13, 2002). Tidak satu pun dari bukti-bukti yang terkumpul ini, yang semuanya berasal dari para pejabat pemerintah sendiri, seperti gemuruhnya gembar-gembor tentang “perang membasmi terorisme”.

Daftar bukti itu sesuai benar dengan cetak-biru dari PNAC. Dari gambaran di atas tadi nampaknya apa yang disebut “perang membasmi terorisme” itu digunakan sebagian besar hanya sebagai isapan jempol untuk menutup-nutupi tujuan strategis geopolitik Amerika Serikat yang sesungguhnya. Tony Blair sendiri tentang hal itu mengisyaratkan ketika ia memberikan kesaksian di depan Komisi Hubungan Majelis Rendah Inggeris, “Sejujurnya saja, kita tidak akan mungkin memperoleh persetujuan rakyat secara mendadak untuk melancarkan kampanye militer di Afghanistan, terkecuali dengan mengkaitkan alasannya dengan apa yang terjadi pada tanggal 11 September 2001” (Sk. The Times, London, Juli 17, 2002). Menteri pertahanan Donald Rumsfeld sama gigihnya mencari-cari alasan tentang invasi ke Iraq, sehingga pada 10 kali peristiwa terpisah meminta kepada CIA untuk menemukan bukti yang dapat menghubungkan Iraq dengan perisitwa 11 September 2001. CIA kembali setiap kali dengan tangan hampa (Majalah TIME, May 13, 2002).

Peristiwa 11 September 2001 menciptakan dalih yang sangat pas bagi pelaksanaan rencana PNAC. Bukti yang kini terungkap sangat jelas bahwa rencana tindakan militer atas Afghanistan dan Iraq, bahkan negara-negara di Timur Tengah lainnya, telah dirancang jauh sebelum terjadi peristiwa 11 September 2001. Sebuah laporan yang disiapkan untuk pemerintah Amerika Serikat oleh Baker Institute of Public Policy yang diterbitkan pada bulan April 2001 menyatakan, “Amerika Serikat terperangkap oleh dilemma enerjinya. Iraq menjadi faktor yang berpengaruh mendestabilisasi ... aliran minyak ke pasar-pasar internasional dari Timur Tengah”. Dokumen itu diserahkan kepada kelompok tugas untuk penanggulangan enerji pada kantor wakil presiden Dick Cheney, laporan itu merekomendasikan, bahwa bila aliran minyak itu sampai terganggu, maka hal itu akan dapat menjadi resiko yang tidak bisa dipikul oleh pemerintah Amerika Serikat, karena itu “intervensi militer” adalah sesuatu yang diperlukan (Tabloid Sunday Herald, October 6, 2002).

Bukti lainnya sehubungan dengan rencana invasi ke Afghanistan juga ada. BBC melaporkan (September 18, 2001) bahwa Niaz Niak, mantan menteri luar-negeri Pakistan dibisiki oleh seorang pejabat Amerika Serikat dalam sebuah pertemuan di Berlin pada medio-Juli 2001 (dua bulan sebelum terjadinya peristiwa 11 September 2001) bahwa “tindakan militer terhadap Afghanistan akan dilakukan pada medio-Oktober”. Sampai dengan bulan Juli 2001 pemerintah Amerika Serikat masih memandang Taliban sebagai sumber stabilitas di Asia Tengah yang memungkinkan untuk membangun jalur pipa hidro-karbon dari ladang-ladang minyak dan gas bumi di Turkmenistan, Uzbekistan, Kazakhstan, melalui Afghanistan dan Pakistan, menuju pantai Lautan Hindia. Tetapi ketika Taliban menolak syarat-syarat yang disorongkan, wakil Amerika Serikat dalam perundingan itu mengancam dengan angkuh, “atau anda menerima tawaran kami berupa karpet emas, atau kami akan kubur anda dengan karpet bom” (Inter Press Service, November 15, 2001).

Dengan latar-belakang semacam ini, tidaklah mengagetkan bila beberapa kalangan memahami mengapa Amerika Serikat tidak terlalu bergairah mencegah terjadinya peristiwa 11 Septeber 2001 yang memang diciptakan sebagai dalih yang dianggapnya paling pas untuk menghukum Afghanistan dalam sebuah perang yang telah dipersiapkan jauh hari sebelumnya. Sebenarnya telah ada preseden sebelum ini. Arsip nasional Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Presiden Franklin D. Roosevelt pernah menggunakan pendekatan persis seperti ini dalam hubungan dengan peristiwa Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. Beberapa peringatan pendahuluan akan adanya serangan terhadap Pearl Harbor telah diterima oleh pemerintah di Washington, tetapi informasi itu tidak pernah diteruskan kepada armada Amerika Serikat di Pasifik. Kemarahan nasional yang timbul akibat peristiwa tersebut berhasil menggerakkan rakyat Amerika yang sebelumnya enggan terjun ke dalam Perang Dunia ke-2 yang terjadi di Eropa. Cetak-biru PNAC yang disiapkan pada bulan September 2000 menegaskan bahwa proses mentranformasi Amerika Serikat menjadi “kekuatan masa depan yang dominan” hanya bisa terjadi dalam tempo yang lama, kecuali bilamana ada “suatu bencana dan peristiwa yang menjadi katalisator -layaknya sebuah Pearl Harhor yang baru”. Serangan pada 11 September 2001 memungkinkan pemerintah Amerika Serikat menekan tombol “go” melaksanakan strategi sesuai agenda PNAC yang secara politik yang normal mustahil bisa diimplementasikan.

Motivasi yang mendorong tabir-asap politik itu ialah baik Amerika Serikat maupun Inggeris telah mulai kehabisan suplai enerji hidro-karbon yang aman. Menjelang tahun 2010 Dunia Islam akan menguasai sebanyak 60% dari produksi minyak dunia, dan yang lebih penting lagi mereka menguasai 95% dari kapasitas cadangan minyak bumi dunia yang tersisa untuk ekspor. Sejak dasawarsa 1960-an kebutuhan kian meningkat sementara suplai kian tipis.

Keadaan ini membuat Amerika Serikat dan Inggeris makin tergantung dari suplai minyak luar-negeri. Amerika Serikat yang pada 1990 produk minyak dalamnegerinya hanya mampu menutup 57% dari tuntutan kebutuhan, sementara ladang-ladang dalam-negerinya hanya menghasilkan tidak lebih dari 39% kebutuhan pada 2010. Menteri enerji Inggeris menyatakan negeri itu akan menghadapi masalah suplai yang lebih parah, bahkan telah dimulai pada tahun 2005. Pemerintah Inggeris telah menyiapkan kebijakan dimana 70% dari kebutuhan listriknya terpaksa akan menggunakan gas bumi sebagai pengganti minyak mulai tahun 2020, dan 90% dari gas bumi tersebut harus diimpor dari luar. Dalam hubungan itu patut disimak Iraq menyimpan 110 trilyun cubic-feet cadangan gas bumi di luar cadangan minyaknya.

Sebuah laporan dari komisi Kongres untuk urusan kepentingan nasional Amerika Serikat melaporkan pada bulan Juli 2000, yang menjadi dasar ditulisnya dokumen PNAC, bahwa sumber baru untuk suplai dunia yang paling menjanjikan ada di kawasan Cekungan Kaspia, dan sumber ini akan memungkinkan Amerika Serikat melepaskan diri dari ketergantungannya pada minyak Saudi Arabia.. Dalam rangka melakukan diversifikasi rute untuk kepentingan pengamanan dan pemasaran minyak Kaspia, sebuah jalur pipa diusulkan untuk dibangun ke arah barat dari Turkmenistan melalui Azerbaidjan dan Georgia menuju pelabuhan laut Turki di Ceyhan. Sedang sebuah jalur lagi diusulkan ke arah timur dari Turkmenistan melalui Afghanistan dan Pakistan dan berakhir di perbatasan India-Pakistan. Jalur ini dapat diperpanjang terus ke India yang juga kelaparan akan minyak, terutama untuk menyelamatkan pusat tenaga listrik milik Enron -yang modalnya dimiliki keluarga Bush- di Dabhol terletak di pantai barat India, dimana Enron telah menanam modal yang cukup besar $3 milyar, yang nasibnya ditentukan oleh tersedianya minyak bumi dengan harga yang murah.

Inggeris juga tidak lepas dari ramai-ramai ikut keroyokan untuk menguasai cadangan hidro-karbon dunia yang masih tersisa, dan hal ini menjelaskan sebagiannya mengapa Inggeris dengan bersemangat mendukung aksi-aksi militer Amerika Serikat di Asia Tengah dan Timur Tengah. Lord Browne, bos BP (dulu namanya British Petroleum, sekarang berganti menjadi “Beyond Petroleum”, karena Inggeris untuk kebutuhan masa depannya tidak hanya membutuhkan minyak, tetapi juga gas bumi, batu-bara, dan apa saja yang dapat dijadikan substitusi enerji minyak bumi), memperingatkan Washington agar jangan mengangkangi Iraq hanya untuk perusahaan-perusahaannya sendiri bila Perang Iraq berakhir (Sk. The Guardian, London, October 30, 2002). Ketika menteri luarnegeri Inggeris menemui Kolonel Ghaddafi di khaimahnya di Lybia pada bulan Agustus 2002, ia dilaporkan berkata, “Inggeris tidak menghendaki kalah dengan negara-negara Eropa lainnya yang tengah berebut bilamana saatnya tiba untuk mendapatkan kontrak pembagian ladang-ladang minyak yang menjanjikan keuntungan besar” dengan Lybia (BBC Online, August 10, 2002).

Kesimpulan dari seluruh analisis yang diangkat dari artikel tulisan mantan menteri Inggeris Michael Meacher di atas ialah bahwa apa yang disebut sebagai “perangglobal untuk menghabisi terorisme” mengusung ciri-ciri sebuah mitos politik yang diprogandakan untuk melicinkan jalan bagi sebuah agenda yang lain sama sekali -yakni, aspirasi Amerika Serikat untuk membangun hegemoni mendunia, dilakukan dengan cara kekerasan dalam rangka menguasai segenap pasokan minyak dan gas bumi yang dibutuhkan bagi hegemoninya tersebut. *(Michael Meacher, ‘This War on Terrorism is Bogus’, kolom yang ditulisnya dalam koran The Guardian, London, edisi September 6, 2003)

Presiden Bush Mengakui Merancang Invasi ke Afghanistan dan Iraq Jauh Sebelum Peristiwa 11 September *

Mantan menteri keuangan dan ketua tim ekonomi pemerintahan Bush, Paul O’Neill, pada awal tahun 2004 menulis sebuah buku memoar, ‘The Price of Loyalty’, tentang masa jabatannya dalam pemerintahan George W. Bush. Tidak terlalu mengejutkan ketika ia menyebut bahwa Presiden Bush telah mengeluarkan berbagai perintah kepada anggota dewan keamanan nasionalnya nyaris begitu ia dilantik pada bulan Januari 2001 (kurang lebih delapan bulan sebelum terjadinya peristiwa 11September 2001 yang dijadikan alasan untuk menghancurkan Afghanistan dan menjajah Iraq) agar mengambil apa yang disebutnya “tindakan” yang perlu. Ternyata perintah itulah yang kemudian dijual kepada publik Amerika dan dunia sebagai “tindakan balasan” terhadap para “teroris” dan “negara-negara yang membahayakan” keamanan nasional Amerika. Dalam kesempatan wawancara Paul O'Neill dengan koresponden teve CBS, Lesley Stahl, dalam acara 60 Minutes pada tanggal 11 Januari 2004 mengulang kembali pernyataannya berkenaan dengan perintah Presiden Bush untuk menggulingkan Saddam Hussein sebagai prioritas pertama kebijakan nasional Amerika jauh sebelum peristiwa 11 September 2001. Menurut Paul O’Neill, dalam sidang tersebut Bush menyatakan, “Dari awal kita meyakini Saddam Hussein itu orangnya jahat, karenanya ia harus dienyahkan”. Presiden Bush selanjutnya menegaskan, “Bagi saya, berdasarkan pemahaman tentang tindakan pre-emptif, Amerika Serikat memiliki hak unilateral untuk memutuskan apa saja yang dianggap perlu, hal itu merupakan lompatan besar”.

Juru-bicara Presiden Bush, Scott McClellan, menyanggah laporan dan kecaman O’Neill, katanya, “Presiden telah berusaha mencari segala jalan yang mungkin untuk memecahkan situsi di Iraq secara damai. Tetapi...” kata McClellan selanjutnya, “Saddam Hussein memang orang berbahaya sejak lama”.

Ternyata atas tuduhan yang dicoba diredam oleh para pejabat Gedung Putih, oleh Presiden Bush malah diakui sendiri ketika bertemu dengan Presiden Mexico Vincente Fox pada tanggal 12 Januari 2004. Kata Bush, “Seperti halnya pemerintahan sebelum saya, kami memang bertekad untuk menggulingkan rejim (Saddam Hussein)… Kami hanya menyempurnakan kebijakan sebelumnya, dan kemudian peristiwa 11 September terjadi, dan sebagai Presiden Amerika Serikat, kewajiban saya yang paling mulia adalah bagaimana melindungi keamanan bagi rakyat Amerika. Saya memikul tugas itu dengan sangat sungguh-sungguh dan kami bukan hanya berurusan dengan Taliban, kami bekerja-sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan masyarakat internasional, dan membuat jelas Saddam Hussein harus dilucuti”. Ketika ia ditanya bahwa Amerika Serikat justeru melucuti Saddam tanpa menggubris peringatan dari dunia internasional, Bush menjawab, “Bukankah sekarang ia sudah tidak lagi berkuasa dan dunia kini merasa lebih aman”.

Paul O’Neill menyamakan sidang kabinet Presiden Bush laksana “orang tuli dalam ruangan yang penuh dengan orang tuli”. Kecaman Paul O’Neill memang membuat kaget Washington yang selama ini menyangka orang-orang dekat Bush terdiri dari mereka yang kesetiaannya kepada Bush tidak diragukan. O’Neill diberhentikan pada bulan Desember 2002 sebagai dalam rangka reshuffle tim ekonomi yang berbeda pendapat mengenai kebijakan ekonomi yang dijalankan Presiden Bush (Margaret Neighbour, ‘Bush Admits He Wanted Regime Change Before 11 September’, The Scotsman, January 13, 2004).

KESIMPULAN

Apa yang selama ini menjadi keragu-raguan telah dibuat jelas oleh berbagai tokoh dan Joint Senate Investigation Commission, bahkan oleh Presiden Bush sendiri yang menjadi sumber kemelut yang berasal dari pernyataannya sendiri “perang membasmi terorisme” -bisnis minyak dan terorisme oleh sebuah negara yang mengklaim diri sebagai imperium dunia yang baru, ternyata saling berkait satu dengan lain seperti benang dengan kelindannya. Bagi kalangan yang selama ini membuta-tuli mengekor kepada Bush karena takut dengan ancaman “If you’re not with us, you’re against us”, atau mereka yang memanfaatkan kesempatan untuk menangguk di air keruh, melalui berbagai sumber yang merupakan tokoh-tokoh negara dari Inggeris dan Amerika Serikat sendiri yang sepenuhnya dapat dipercaya, kini menjadi jelas, bahwa selama ini Dunia Islam dan kaum muslimin hanyalah menjadi korban fitnah dari suatu persekongkolan yang keji.

Artikel ditulis oleh ZA Maulani dalam bedah buku Stranger than Fiction, Independent Investigation of 9-11 and The War on Terrorism karya DR. Albert D. Pastore, Ph.D. pada tanggal 8 April 2004 di musholla Al Barokah Gd. Cyber.