31.12.12

Gerakan Islam Akan Selalu Difitnah, Maka Kenalilah Mereka di Wilayahmu..!

Sebenarnyalah pergerakan Islam modern merupakan pelopor utama dalam berbagai lapangan, terutama dalam medan perang dalam mengusir musuh-musuh Islam dari luar dan menghadang musuh dari dalam.

Dalam masa satu abad terakhir ini telah menyumbangkan kafilah panjang para Syuhada dari putra putri pilihan. Kiranya sejarah akan memelihara kecemerlangannya dan kemurnian perjuangan dan pengorbanannya dari tangan tangan jahil yang hendak mengaburkannya dengan tulisan dan ucapan yang mengandung kebohongan, pemutarbalikan fakta dan pencemaran.

Umat Islam sedang mengalami masa masa gelap pekat karena musuh musuh Islam yang memiliki alat propaganda dan komunikasi, berhasil mengelabui masyarakat dan menyesatkan pendapat umum. Mereka berhasil memburuk burukkan kaum mukminin yang tidak bersalah dan berdosa dengan berbagai fitnah dan pencemaran nama baik para mujahidin yang takwa dan patriotik. Mereka berhasil merusak nama baik para mujahidin dengan cerita sensasi, tanpa mengenal etika dan tanpa takut terhadap pembalasan Allah Yang Maha Pembalas dan Maha Perkasa.

Musuh musuh Islam, baik di barat maupun di timur, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, baik secara terpisah, sendiri sendiri maupun secara bersama sama telah memerangi Islam dan para Dai Islam dengan ganas. Mereka diperangi oleh semua kaum kolonial, mereka diperangi oleh gerombolan orang orang feodal, mereka diperangi oleh komplotan kaum kapitalis dengan zalim, mereka diperangi oleh kefasikan, oleh kejahatan, oleh tiran di mana mana.

Maka, menjadi kewajiban masyarakat Islam untuk mengenali pergerakan Islam yang sebenarnya, agar jangan sampai termakan propaganda jahat dan fitnah dengki musuh Islam.
Akhir kata, hendaknyalah kaum muslimin di mana saja mereka berada, menyadari benar bahwa peperangan terhadap pergerakan Islam pada hakikatnya adalah peperangan terhadap Islam itu sendiri, bahwa musuh-musuh Islam, baik dari kelompok atheis, komunis, barat dan para antek dan pendukungnya, berniat membuat cerita palsu sebagai alasan untuk memukul hancur pergerakan Islam untuk pada akhirnya menghancurkan agama Islam sebagai sasaran utamanya. – Ustadz Fathi Yakan-

Hati-hati Belajar Filsafat Ilmu Sekular..!

Oleh: Dr. Adian Husaini

DI BERBAGAI perguruan tinggi, khususnya di tingkat Pasca Sarjana, para mahasiswa biasanya diajarkan mata kuliah “Filsafat Ilmu”. Sejauh ini, sudah banyak diterbitkan buku tentang Filsafat Ilmu. Sayangnya, kuatnya dominasi sekularisme – yang menolak campur tangan agama -- dalam bidang keilmuan kontemporer turut berpengaruh dalam perumusan konsep Filsafat Ilmu yang diajarkan di perguruan tinggi saat ini. Beberapa kutipan isi buku Filsafat Ilmu berikut ini bisa disimak.

Sebagai contoh, sebuah buku yang sangat terkenal berjudul “Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer”, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995, cetakan kesembilan), mengutip pendapat Auguste Comte (1798-1857) yang membagi tiga tingkat perkembangan pengetahuan manusia, yaitu religius, metafisik, dan positif. Selanjutnya, diuraikan:
“Dalam tahap pertama maka asas religilah yang dijadikan postulat ilmiah sehingga ilmu merupakan deduksi atau penjabaran dari ajaran religi. Tahap kedua orang mulai berspekulasi tentang metafisika (keberadaan) wujud yang menjadi objek penelaahan yang terbebas dari dogma religi dan mengembangkan sistem pengetahuan di atas dasar postulat metafisik tersebut. Sedangkan tahap ketiga adalah tahap pengetahuan ilmiah, (ilmu) dimana asas-asas yang dipergunakan diuji secara positif dalam proses verifikasi yang obyektif.” (hal. 25).
Karakteristik berpikir “filsafat” dijelaskan dalam buku ini, yaitu: pertama, menyeluruh; kedua, mendasar; ketiga, spekulatif. Tentang bidang telaah filsafat, ditulis dalam buku ini: “Selaras dengan dasarnya yang spekulatif, maka dia menelaah segala masalah yang mungkin dapat dipikirkan oleh manusia. Sesuai dengan fungsinya sebagai pionir dia mempermasalahkan hal-hal yang pokok: terjawab masalah yang satu, dia pun mulai merambah pertanyaan lain.” (hlm. 23-25).

Ada lagi sebuah buku berjudul “Filafat Ilmu” yang disusun Tim Dosen Filsafat Ilmu sebuah Universitas terkenal di Yogyakarta (1996, cetakan pertama). Ditulis dalam pendahuluan buku ini:
“Ada beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk memahami, mengolah, dan menghayati dunia beserta isinya. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah filsafat, ilmu pengetahuan, seni, dan agama. Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-nilainya… Filsafat berusaha untuk menyatukan hasil-hasil ilmu dan pemahaman tentang moral, estetika, dan agama. Para filsuf telah mencari suatu pandangan tentang hidup secara terpadu, menemukan maknanya serta mencoba memberikan suatu konsepsi yang beralasan tentang alam semesta dan tempat manusia di dalamnya. (Yogyakarta: Liberty, 1996), hlm. 1.)

****

Itulah beberapa contoh materi kuliah Filsafat Ilmu yang diajarkan kepada para mahasiswa. Jika ditelaah beberapa uraian pada dua buku “Filsafat Ilmu” tersebut, akan dijumpai problematika yang serius. Teori positivisme comte – dalam perspektif Islam – jelas sangat bermasalah. Sebab, ia meletakkan agama sebagai jenis pengetahuan yang paling primitif dan akan punah saat manusia memasuki era positivisme atau empirisisme, dimana yang diakui sebagai ilmu hanyalah pengetahuan yang didapat dari panca indera manusia. Teori Comte ini pun sekarang tak terbukti. Sebab, manusia – di Barat dan di Timur – di tengah perkembangan yang fantastis dari sains dan teknologi tetap memegang kepercayaan pada hal-hal yang metafisik dan juga agama. Di negara-negara Barat sendiri, banyak manusia percaya kepada “dukun ramal” (fortune teller).

Juga, faktanya, saat ini, dunia ilmu pengetahuan pun sudah menerima kebenaran di luar positivisme. Seorang mahasiswa tidak mungkin mengklarifikasi semua pernyataan keilmuan yang diajarkan kepadanya oleh dosennya. Misalnya, saat dosen menjelaskan, bahwa kecepatan cahaya adalah sekitar 270.000 km/detik, maka si mahasiswa hanya diminta untuk percaya, tanpa perlu membuktikan secara empiris. Ketika si dosen menjelaskan, bahwa suatu rumus adalah rumus buatan Phytagoras, maka si mahassiwa juga harus percaya saja, dan tidak mungkin membuktikan secara empiris.

Bahkan, seorang Profesor filsafat akan puas menjadi “muqallid” (pentaqlid); hanya percaya saja kepada segala macam penjelasan pramugari, saat bepergian menggunakan pesawat terbang. Ia begitu mudah percaya kepada orang yang mungkin sama sekali tidak pernah dikenalinya. Ia percaya kepada orang yang dikatakan sebagai pilot, meskipun ia sama sekali tidak kenal. Sang profesor tadi juga tidak minta pembuktian, apa benar pilot pesawat itu, benar-benar seorang pilot. Ia hanya percaya pada cerita orang yang mungkin tak dikenalnya. Alhasil, si professor menerima “kebenaran ilmiah”, bukan berdasarkan metode empiris, tetapi menerima kebenaran ilmiah dari jalur pemberitaan. Inilah yang dalam konsep epistemologi Islam disebut sebagai jalur kebenaran ilmiah melalui “khabar shadiq” (true report).

Bagi seorang Muslim, pengetahuan yang didapat dari jalur khabar shadiq ini juga merupakan ilmu. Sebab, ia diperoleh dari sumber-sumber terpercaya, semisal al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW. Ilmu yang diraih dari jalur khabar shadiq ini juga diterima secara universal. Misal, dalam soal pengakuan anak terhadap kedua orang tuanya. Sangat jarang terjadi, ada anak yang meminta pembuktian secara rasional dan empiris berkenaan dengan status hubungannya dengan kedua orang tuanya. Misalnya, anak meminta bukti ilmiah berupa tes DNA. Kita biasanya menerima saja cerita-cerita dari orang yang kita percayai, bahwa orang tua kita adalah A dan B. Pengetahuan semacam ini – dalam konsep epistemologi Islam – juga disebut sebagai “ilmu”, yang juga diraih dengan metode ilmiah.

Karena itu, dalam perspektif Islam, tidaklah tepat jika dikatakan, suatu ilmu hanya dapat diraih dari metode empiris dan rasional. Pengetahuan tentang Allah, tentang para Nabi, tentang akhirat, tentang keutamaan bulan Ramadhan, keutamaan ibadah haji, dan sebagainya, juga dikatakan sebagai “ilmu” sebab didapatkan dari sumber-sumber terpercaya (khabar shadiq), meskipun hal itu di atas jangkauan akal (supra rasional). Masalah “cara-cara meraih ilmu” (epistemologi) saat ini telah banyak dibahas oleh para pakar keilmuan Islam.

Prof. Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud, Direktur Center for Advanced Studies on Islam, Science, and Civilization -- Universiti Teknologi Malaysia, dalam makalahnya yang berjudul Konsep Ilmu dalam Tinjauan Islam, menjelaskan, bahwa dalam Tradisi Islam, ilmu pengetahuan tiba melalui pelbagai saluran, yaitu pancaindera (al-hawass al-khamsah), akal fikiran sihat (al-’aql al-salim), berita yang benar (al-khabar al-sadiq), dan intuisi (ilham).

Tentang akal fikiran sehat, Prof. Wan Mohd Nor menjelaskan, bahwa aspek akal manusia merupakan saluran penting yang dengannya diperoleh ilmu pengetahuan tentang sesuatu yang jelas, yaitu perkara yang dapat difahami dan dikuasai oleh akal, dan tentang sesuatu yang dapat dicerap dengan indera. Akal fikiran (al-’Aql) bukan hanya rasio. Akal adalah “fakultas mental” yang mensistematisasikan dan mentafsirkan fakta-fakta empiris menurut kerangka logika, yang memungkinkan pengalaman inderawi menjadi sesuatu yang dapat difahami. Akal adalah entitas spiritual yang rapat dengan hati (al-qalb), yaitu menjadi tempat intuisi. Dengan demikian, akal adalah perantara yang menghubungkan akal-fikiran dengan intuisi.

“Oleh sebab itu, sesiapa yang membatasi fungsi akal-fikiran sebagai aspek yang rasional dan dapat dicerap oleh indera, maka ia telah menyelewengkan akal fikiran daripada kualiti yang sebenarnya dan, dengan demikian, menjadikan akal fikirannya tidak sihat. Perlu diketahui bahwa hati yang dikatakan sebagai sumber intuisi bukanlah hati fisik, melainkan realiti yang terdapat di alam roh yang menggunakan semua daya yang lain sebagai instrument,” tulis Prof. Wan Mohd Nor.

‘Berita yang benar’, jelas Prof. Wan Mohd Nor, adalah sumber lain ilmu pengetahuan yang terdiri daripada dua jenis. Jenis yang pertama adalah berita yang terbukti secara terus-menerus dan disampaikan oleh mereka yang kebaikan akhlaknya tidak mengizinkan akal fikiran kita untuk membayangkan bahwa mereka akan melakukan dan menyebarkan kesalahan. Hadis mutawatir adalah contoh yang sangat tepat tentang jenis berita ini. Kesepakatan umum para ahli, ilmuwan, dan sarjana juga dianggap sebagai bahagian daripada jenis ini. Meskipun memiliki autoriti, kesepakatan tersebut masih dapat dipersoalkan menurut kaedah rasional dan empirikal, sebagaimana yang terjadi dalam kes laporan sejarah, geografi, dan sains. Jenis yang kedua adalah berita mutlak, yang dibawa oleh Nabi berdasarkan wahyu.

Demikian paparan Prof. Wan Mohd Nor tentang sumber-sumber ilmu dalam Islam, yang tidak membatasi hanya dari sumber panca indera (empiris) dan akal (rasional). Pandangan Islam tentang sumber ilmu – yang bisa disebut sebagai metode ilmiah – ini berbeda dengan penjelasan pada sebagian buku Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian sekular yang membatasi kategori “ilmiah” hanya pada hal-hal yang rasional dan empiris. (Dikutip dari Makalah yang pernah dibentangkan oleh Prof Wan Mohd Nor Wan Daud saat bertindak sebagai Pembicara Utama dalam Workshop Dasar-Dasar Epistemologis Dalam Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, Indonesia, 11 April 2005. Dengan sedikit editing, makalah ini telah dipublikasikan di Jurnal Ta’dibuna, Jurnal Program Doktor Pendidikan Islam, UIKA Bogor, Nomor 2, Vol. I, 2012.)

****

Konsep ilmu dalam Islam itu berbeda dengan banyak buku Filsafat Ilmu yang kini diajarkan kepada para mahasiswa. Dalam buku “Filsafat Ilmu” yang telah disebut terdahulu, dinyatakan: “Dapat disimpulkan bahwa ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan kebenarannya telah diuji secara empiris. Dalam hal ini harus disadari bahwa proses pembuktian dalam ilmu tidaklah bersifat absolut…. Ilmu tidak bertujuan untuk mencari kebenaran absolut melainkan kebenaran yang bermanfaat bagi manusia dalam tahap perkembangan tertentu.” (1995:131-132).

Jika konsep dan definisi “ilmu” itu diterapkan untuk Ilmu Ushuluddin, Ilmu Tafsir al-Quran, atau Ilmu Ushul Fiqih, maka akan menimbulkan kerancuan yang sangat serius. Sebab, pengetahuan bahwa Allah itu Satu adalah ilmu yang mutlak yang didasarkan pada sumber yang mutlak benar, yaitu al-Quran. Begitu juga ilmu tentang keharaman babi, zina, dan khamr, adalah ilmu yang mutlak juga. Penafsiran bahwa Nabi Isa a.s. tidak wafat di tiang salib, juga merupakan ilmu yang mutlak benarnya, yang tidak akan berubah sampai Akhir Zaman.

Adalah sangat keliru jika orang belajar ilmu bukan untuk meyakini kebenaran suatu ajaran, atau bahkan tidak ditujukan untuk mengenal Tuhan yang sebenarnya. Prof. Wan Mohd Nor, dalam makalahnya yang dirujuk pada bagian terdahulu, menjelaskan, bahwa dari segi linguistik, perkataan ‘ilm berasal daripada akar kata ‘ain-lam-mim yang diambil daripada perkataan ‘alamah, yaitu “tanda, penunjuk, atau petunjuk yang dengannya sesuatu atau seseorang dikenal; kognisi atau label; ciri; petunjuk; tanda”. Dengan demikian, ma’lam (jamak: ma’alim) berarti “tanda jalan” atau “sesuatu yang dengannya seseorang membimbing dirinya atau sesuatu yang membimbing seseorang”. Seiring dengan itu, ‘alam juga dapat diartikan sebagai “penunjuk jalan”. Maka bukan tanpa alasan jika penggunaan istilah âyah (jamak: ayat) dalam al-Qur’an yang secara literal berarti “tanda” merujuk pada ayat-ayat al-Qur’an dan fenomena alam.

Demikian, penjelasan Prof. Wan Mohd Nor. Dan memang, kata ilmu, alam, dan ‘ilm (‘ilm dengan makna “yakin”), memiliki akar kata yang sama. Ini menarik, karena “alam” jika dipahami sebagai ayat Allah, maka akan menghasilkan ilmu yang mengantarkan manusia kepada keyakinan pada Allah SWT. Karena itulah, Allah SWT memperingatkan bahwa nanti di akhirat, neraka jahanam akan dijejali dengan manusia-manusia dan jin yang mereka memiliki mata tetapi tidak sampai dapat memahami ayat-ayat Allah; juga telinga dan akal mereka tak sampai mengantarkan mereka kepada pemahaman dan keimanan kepada Allah. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat. (QS al-A’raf: 179).

Orang yang berilmu diletakkan pada derajat yang tinggi, karena dengan ilmunya itu dia mengenal Tuhannya dan mengenal agama Tuhan yang sebenarnya. ”Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan demikian). Tiada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan (’ilm) kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) diantara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS 3:18-19).

Tentu, agar manusia menjadi mulia, tidak boleh ia sembarangan menerima ilmu. Ilmu-ilmu yang baiklah yang perlu dipelajari. Sebab, ilmu-ilmu yang baik itulah yang akan mengantarkan manusia kepada keimanan dan kebahagiaan. Sangatlah keliru, jika manusia justru bangga dengan ilmu yang mengantarkan kepada keraguan dan pengingkaran kepada al-Khaliq. Imam Malik rahimahullah berkata: “Haqqun ‘alaa man thalaba al-ilma an-yakuuna lahuu waqaarun wa-sakiinatun wa-khasyyatun.” (Orang yang mencari ilmu seharusnya memiliki sifat ketenangan, ketenteraman, dan rasa takut kepada Allah SWT). (Dikutip dari buku, Mengapa Saya Harus Mondok, terbitan Pesantren Sidogiri, Pasuruan, 1431 H).

Karena begitu penting dan strategisnya kedudukan ilmu dalam Islam, maka seyogyanya Perguruan Tinggi tidak lagi mengajarkan mata kuliah Filsafat Ilmu yang sekular, yang menafikan wahyu sebagai sumber ilmu. Kini, menjadi tugas berat dan mulia bagi para cendekiawan Muslim untuk merumuskan mata kuliah Filsafat Ilmu yang benar. Wallaahu a’lam bil-shawab.*/Jakarta, 11 Januari 2013

Penulis Ketua Program Doktor Pendidikan Islam – Universitas Ibn Khaldun Bogor. Catatan Akhir Pekan [CAP] adalah hasil kerjasama Radio Dakta 107 FM dan hidayatullah.com

30.12.12

Janganlah Hidup hanya Berdasarkan Angka Angka dan Hitungan


Wahai saudara saudaraku,

Gambaran dari masyarakat mukmin adalah masyarakat yang tenang dengan akidah tauhid, dan mereka ridha dengan ketentuan Allah dalam soal rezeki dan ajal, sehingga mereka tidak bisa digoyahkan oleh apapun dan tidak dapat digoncangkan dengan kekuatan apapun. Sebaliknya dengan gambaran masyarakat jahiliyah, syaraf mereka selalu tegang, hati mereka selalu cemas, pikiran mereka selalu bingung. Manusia manusia yang selalu khawatir dengan penghidupan mereka, tak seorangpun diantara mereka yang mampu membebaskan diri dari belenggu kematian yang selalu membayanginya ke manapun ia berjalan, kecemasan tak memperoleh rezeki senantiasa mengusik tidur mereka dan membuat kedua kelopak mata mereka tak bisa terpejam.

Pengangguran di dunia barat hari demi hari kian meningkat. Dan kamu dapati seseorang di antara mereka dari saat ke saat mendapat surat pemberitahuan PHK, oleh karena perusahaan bangkrut atau hampir bangkrut, tak ia dapati solusi kedepannya kecuali bunuh diri dan mati, karena seluruh hidupnya hanya bertalian dengan gajinya, maka jika gajinya terputus, ia berfikir kehidupannya telah putus pula. Ia tidak mendapatkan cara untuk memutus rasa sakitnya, mengakhiri duka citanya, dan mengendurkan ketegangan syarafnya selain akhiri kehidupannya.

Beda jauh dengan kehidupan seorang muslim, apabila ditimpa bencana dan himpit kesulitan, maka ia langsung berhubungan dengan Allah, merendahkan diri dan menghiba di hadapanNya, dan memohon agar disingkirkan kesusahannya, dihilangkan kesedihannya, dan di hapuskan penderitaannya.

Berhati hatilah terhadap rencana Yahudi (Protokolat Zionis) dalam protokol ke empat:

Akan kita cabut kepercayaan kepada Allah dari benak orang orang kristiani, kemudian kita letakkan sebagai gantinya berupa angka angka hitung dan aktivitas aktivitas duniawi…

Dan Yahudi berhasil menjadikan kristiani seperti itu, dan sekarang mereka mulai merusak umat Islam…

- Abdullah azzam -

29.12.12

Ada Apa Dengan Ideologi Nasionalisme?

Semenjak runtuhnya tatanan kenegaraan Islam alias Khilafah Islamiyyah pada tahun 1924 atau 1342 Hijriyyah, maka dunia menyaksikan berdirinya berbagai Nation State atau Negara Kebangsaan. Bangsa-bangsa Muslim membangun negara di negerinya masing-masing dengan menjadikan nasionalisme sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Suatu perubahan yang sangat signifikan dan mendasar jika dibandingkan dengan tatanan kenegaraan sebelumnya dimana Khilafah Islamiyyah menjadi sebuah sistem yang mempersatukan segenap ummat Islam berdasarkan kesatuan aqidah Islamiyyah dan dengan sendirinya kesatuan fikrah Islamiyyah alias ideologi Islam.

Dalam tatanan kenegaraan Negara Kebangsaan faktor bangsa menjadi sebab persatuan dan kesatuan. Sedangkan dalam sistem Khilafah Islamiyyah faktor Islam sebagai keyakinan dan ideologi menjadi sebab persatuan dan kesatuan. Maka dengan sendirinya kita menyaksikan mengapa sejak munculnya berbagai Nation State di tengah kehidupan bernegara ummat Islam terjadilah degradasi penghayatan Islam sebagai ideologi dan peningkatan penghayatan ideologi kebangsaan di dalam diri banyak ummat Islam.

Sesungguhnya Islam tidak menafikan kehadiran bangsa dalam kehidupan ummat manusia. Hadirnya aneka jenis bangsa adalah suatu keniscayaan dalam realitas sosial masyarakat dunia. Al-Qur’an mengakui kenyataan ini.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ta’aala ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah ta’aala Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat ayat 13)

Namun Islam tidak pernah memandang bahwa mulia-hinanya seseorang atau sekelompok orang ditentukan oleh faktor bangsa. Lain halnya dengan urusan taqwa dan aqidah. Islam sangat peduli dengan beriman-tidaknya seseorang atau sekelompok orang. Suatu masyarakat yang terdiri atas kumpulan orang-orang beriman dipandang sebagai masyarakat yang mulia di mata Allah ta’aala. Sedangkan masyarakat yang ingkar alias kafir adalah masyarakat yang hina di mata Allah ta’aala, betapapun secara material dan teknologi ia merupakan masyarakat maju.

Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh keni’matan di sisi Tuhannya. Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)? Mengapa kamu (berbuat demikian): bagaimanakah kamu mengambil keputusan?” (QS Al-Qolam ayat 34-36)

Khilafah Islamiyyah merupakan tatanan kehidupan bernegara ummat Islam yang mempersatukan segenap kaum muslimin dari ujung timur hingga ujung barat bumi Allah ta’aala. Penghayatan siapa yang menjadi in-group atau out-group ummat adalah aqidah Islamiyah. Sedangkan dalam kehidupan Negara Kebangsaan maka siapa yang dianggap sebagai in-group bangsa adalah siapapun, apapun keyakinan dan agamanya, asalkan ia sebangsa dan setanah-air, maka ia dianggap sebagai saudara sebangsa. Siapapun yang di luar negaranya dan bangsanya dianggap sebagai out-group kendati ia memiliki aqidah Islamiyyah yang serupa dengan aqidahnya.

Maka wajarlah bilamana seorang Muslim yang menerima dengan sukarela apalagi dengan sungguh-sungguh faham Nasionalisme akan cenderung menjadi sulit menampilkan ideologi Islam sebagai identitas pertama dan utamanya. Ia akan cenderung mendegradasikan identitas Islamnya demi menjaga persatuan dan kesatuan dengan sesama ”anak bangsa” yang beraneka ragam latar belakang keyakinan dan agama. Dan orang seperti ini akan sulit untuk bisa memandang kaum muslimin di luar bangsanya sebagai saudara seiman yang harus lebih dia utamakan daripada saudara sebangsa dan setanah-airnya.

Padahal ketika sudah masuk liang lahat malaikat samasekali tidak akan menanyakan soal identitas bangsa jenazah. Tetapi jelas ia akan ditanya soal identitas agamanya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini:

Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya, datang dua malaikat bertanya: ”Siapa rabbmu?” Dia menjawab: ”Rabbku Allah”, lalu: ”Apa diin(agama)-mu?” Dia jawab: ”Diin-ku Islam.” (HR Ahmad)

Ya. Allah, jadikanlah kami benar-benar ridha akan Islam sebagai agama, identitas dan ideologi kami tanpa perlu di embel-embeli dengan identitas dan ideologi lainnya. Ya Allah, kami yakin bahwa ajaranMu sudah sempurna dan lengkap.

Aku ridha Allah sebagai Rabbku, Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sebagai Rasul dan Islam sebagai Agama.

[eramuslim]

Islam di Barat: Dibenci Kemudian Dicintai

Oleh: Qosim Nursheha Dzulhadi

SEORANG orientalis kontemporer, Robert Spencer, sangat jujur ketika menyatakan bahwa Islam adalah the world’s fastest growing-faith: agama (keimanan) yang paling cepat tumbuh dan berkembang di Barat. (Robert Spencer, Islam Unveiled: Disturbing Questions About the World’s Fastest-Growing Religion (San Francisco: Encounter Books, 2002). Meskipun harus dicatat, buku ini berisi banyak tuduhan tak berdasar karena dipenuhi kebencian.

Memang, sejak Perang Salib (Crusades) yang terjadi berabad-abad Islam menjadi “momok” yang sangat menakutkan bagi Barat-Kristen. Bahkan setelah runtuhnya Uni Sovyet, Islam menjadi musuh besar (the great enemy) sekaligus musuh bersama (the common enemy) bagi Barat. Ketika berbicara tentang hubungan Islam dan Barat (Islam and the West), analis Amerika Serikat, seperti Samuel P. Huntington, bahkan menyatakan bahwa konflik abad ke-21 antara demokrasi liberal dan Marxis-Leninisme bersifat permukaan (fleeting) dan superficial (tidak serius), jika dibandingkan dengan hubungan konflik yang terus-menerus dan mendalam antara Islam dan Kristianitas. (Lihat, Samuel P. Huntington, The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order (New Delhi-India: Penguin Books, 1997, hlm. 209).

Memang, kata Edward Said, selama hampir sepanjang Abad Pertengahan dan selama awal zaman Renaisans di Eropa, Islam dipercaya sebagai agama yang kejam, ingkar, busuk, dan kabur. Tampaknya tidak menjadi masalah bahwa orang Muslim menganggap Muḥammad sebagai nabi, bukan Tuhan, tetapi yang menjadi masalah bagi orang Kristen adalah: bahwa Muḥammad adalah seorang nabi palsu, seorang yang menanamkan benih-benih perpecahan, seorang pengumbar nafsu, seorang munafik, dan kaki tangan setan. (Edward W. Said, Covering Islam: Bias Liputan Barat atas Dunia Islam, Terj. A. Asnawi dan Supriyanto Abdullah (Yogyakarta: Ikon Teralitera, 2002, hlm. 5).

Bahkan, pasca runtuhnya World Trade Centre (WTC) pada 11 September 2001, Islam semakin menjadi sorotan Barat dan dicap sebagai agama teror dan teroris. Satu stigma yang berlebihan sebenarnya. Hasilnya Iraq dibumi-hanguskan dan Afghanistan yang dijadikan korban tak berkesudahan. Memang, atas nama “terorisme” dan “demokrasi”, Barat yang dipimpin Amerika Serikat benar-benar sepakat bahwa Islam adalah ancaman bagi Barat.

Islam yang Dicintai

Fenomena lain tengah terjadi di Barat hari ini. Gelombang masuknya orang-orang Barat (Kristen, Katolik, bahkan Yahudi) di Barat menjadi fenomena mencengangkan. Bahkan, bagi sebagian mereka sangat mengkhawatirkan. Memang, menurut Esposito, pada abad ke-21, Islam masih menjadi agama terbesar kedua dan agama yang pertumbuhannya tercepat di dunia. Sebagaimana pada masa lalu, begitu pula sekarang, akidah dan amaliah Islam menjiwai lebih dari 1,3 milyar Muslim dan memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat Muslim dan politik dunia. (John L. Esposito, Islam Warna Warni: Ragam Ekspresi Menuju “Jalan Lurus”, Terj. Arif Maftuhin (Jakarta: Paramadina, 2004, hlm. 319).

Sebuah sensus baru 11 Desember 2012 lalu, menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang paling cepat berkembang di Inggris, Wales, dan Amerika. Khusus di Amerika, menurut sensus yang dilaksanakan oleh Asosiasi Statistik dari Badan Keagamaan Amerika di Chicago, ditemukan bahwa Muslim Amerika hampir dua kali lipat naiknya dalam dekade terakhir. Sensus ini juga menemukan bahwa umat Islam sekarang lebih banyak daripada orang-orang Yahudi di Amerika Barat Tengah dan Selatan. Laporan tersebut menghubungkan kenaikan tajam .jumlah Muslim AS karena konversi dan migrasi. Survei ini juga memperkirakan bahwa ada lebih dari 2.000 masjid di seluruh Amerika Serikat dan 166 buah berlokasi di Texas. Penelitian, yang dirilis pada bulan Februari 2012 lalu. juga menemukan bahwa Muslim AS diperkirakan sebesar tujuh juta. (Lihat, “Islam Jadi Agama Tercepat di Inggris dan Amerika”, dalam hidayatullah.com, Jum’at, 14 Desember 2012). Bahkan, majalah New York Times menyatakan, “Setiap tahun, sekitar 25.000 orang menjadi Muslim di Amerika. Pasca 11 September, jumlah orang yang bersyahadat meningkat 4 kali lipat.” (Lihat, Anwar Holid, Seeking the Truth Finding Islam: Kisah Empat Muallaf Menjadi Duta Islam di Barat (Bandung: Mizania, 1430 H/2009 M), dalam sampul depan).

Fenomena di atas memang mencengangkan, terutama bagi Barat. Sampai-sampai Dr. Leon Moosavi, seorang dosen di University of Liverpool sekaligus spesialis dalam sosiologi ras dan agama, dengan penuh kekhawatiran bertanya, “Why Has the Number of Muslims in the UK Risen So Much?” Menurut pembacaannya terhadap sensus 2011 tercatat bahwa populasi umat islam di Inggris (United Kingdom) secara substansial berkembang pesat antara 2001 sampai 2011: dari 1.5 juta menjadi lebih dari 3 juta jiwa. Proporsinya naik, dari 2% menjadi 5%. Bahkan khusus di London dan Manchester, jumlah mereka adalah 14% dari jumlah penduduk yang ada. (Dr. Leon Moosavi, “Why Has the Number of Muslims in the UK Risen So Much?”, dalam http://www.huffingtonpost.co.uk/dr-leon-moosavi/, 13/12/2001).

Namun bagi umat Islam, apa yang melanda Barat hari ini adalah pemenuhan atas Firman Allah, karena, sesuai Kitab Suci Al-Qur’an, Islam memang menjadi karunia bagi alam semesta (raḥmatan lil-‘ālamīn, Q21.107). Tidak hanya untuk umat Islam, tapi untuk siapa saja yang ingin kembali kepada fiṭrah-nya sebagai manusia. Karena memeluk Islam sejatinya bukan ‘murtad’ dari agama lama, melainkan kembali kepada kesucian jiwanya. Seperti yang dialami oleh Régis Fayette Mikano, seorang musisi asal Prancis. Ketika memeluk Islam, ia menemukan kembali jati dirinya untuk kemudian bangkit setelah mengalami masa paling suram dalam hidupnya dengan namanya yang baru: Abd al Malik. Bahasa indahnya kemudian lahir bak pepatah: Bulan Sabit di Atas Eiffel. (Lihat, Abd al Malik (Régis Fayette Mikano, Bulan Sabit di Atas Eiffel: Perjalanan Batin Seorang Musisi Muallaf Prancis (Qu’Allah benisse la France!), Terj. Stella Melani Ismail (Bandung: Mizania, cet. II, 1429 H/2008 M).

Islam memang tidak akan dapat dihadang, dibendung, apalagi diberangus. Isu-isu miring tentang Islam (seperti: terorisme, kejam, bengis, jahat, sesat, dan lain sebagainya) tak mampu menahan laju roda agama yang fiṭrah ini. Ia akan terus menggelinding: dari Timur ke Barat. Dari Jazirah Arabia ke Eropa. Tak satu pun yang dapat memadamkan pendar-pendar cahayanya. Karena memang Islam agama untuk manusia (al-insān) dan kemanusiaan (al-insāniyyah). Karena kaum beriman akan ditolong Allah untuk menyebarkan Islam (Q30.47). Dan Rasulullah memang sudah menyatakan, seperti yang dituturkan oleh Tamīm al-Dārī bahwa Islam akan berjalan maju ke seantero jagad-raya. (HR Aḥmad, Ibn Ḥajar al-Haitsamī, dan al-Ṭabrānī). Dan yang paling penting: Islam akan kembali ke Eropa dengan jalan dibebaskannya Roma. Kemudian disusul dengan dibebaskannya Konstantinopel. Roma adalah ibu kota Italia hari ini. Dan Konstantinopel adalah Instanbul (Turki) sekarang.

Kata Syeikh al-Qaraḍāwī, setelah Islam coba dimusnahkan dua kali dari Eropa, dari Andalusia dan Balkan. Maka ia akan kembali ke sana melalui pena dan lisan, bukan pedang. Dan dunia akan membuka kedua-belah tangan dan dadanya untuk menerima Islam setelah dunia dihancurkan oleh berbagai bentuk filsafat materialisme (ideologi)-positivisme. Dunia mencari petunjuk ke langit dan hidayah Allah, dan ternya tidak ditemukan kecuali hanya dalam agama Islam. Timur dan Barat, kata Rasulullah, akan kembali menerima dan mencintai Islam. (HR Muslim, Abū Dāwūd, al-Timidzī, dan Ibn Mājah). (Lebih luas, lihat Syekh Yusuf al-Qaraḍāwī, al-Mubasysyirāt bi Intiṣār al-Islām (Cairo: Maktabah Wahbah, cet. III, 1424 H/2004 M).

Kita tinggal menunggu waktu. Dan itu tidak terlalu lama. Islam akan kembali ke Eropa atas izin Allah dan usaha kaum Muslimin. Duta-duta Islam di Barat semakin menjamur. Nilai-nilai Islam terus ditanamkan. Ruh peradaban Islam mulai kelihatan. Pandangan-hidupnya (Islamic worldview) benar-benar dipertimbangkan. Suatu saat itu memang akan menjadi satu-satunya pilihan. Dalam bahasa Murad Wilfried Hofmann: Der Islam als Alternative (Islam the Alternative), karena memang: The Truth is Only in Islam.

Wallāhu al-hādī ilā sabīl al-haqq.*

Penulis adalah pengajar di Pondok Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah (Medan) dan pengurus Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Sumatera Utara. Penulis buku “Studi Kritis Pemikiran Liberal” (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2012)

Kami (Allah) mengutusmu (Muhammad) sebagai karunia bagi alam semesta” (Q21.107)

Aceh Punya Dana Abadi Pendidikan

Bantuan pendidikan dari Gubernur Aceh Zaini Abdullah
Hidayatullah.com--Pemerintah Aceh bakal memiliki dana abadi pendidikan yang disisihkan dari dua persen total Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) setiap tahunnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Teuku Setia Budi di Banda Aceh, Rabu, mengatakan, dana abadi pendidikan tersebut digunakan untuk peningkatan sumber daya manusia.

"Penyisihan dua persen APBA untuk dana abadi ini berlangsung hingga dana otonomi khusus berakhir. Dana otonomi khusus ini dikucurkan untuk Aceh sejak 2008 hingga 20 tahun ke depan," katanya.

Ia mengatakan, dana abadi pendidikan ini diatur dalam rancangan qanun atau peraturan daerah yang sedang dibahas di DPR Aceh. Judul rancangan qanunnya adalah dana abadi pengembangan sumber daya manusia.

"Kami berharap rancangan qanun ini bisa disahkan segera, sehingga penyisihan dana sebesar dua persen bisa diterapkan dalam APBA 2013," ucap Teuku Setia Budi.

Sekretaris Komisi E DPR Aceh Tgk H Muharuddin mengatakan, dana awal dana abadi pendidikan tersebut bersumber dari dana yang dipisahkan dari APBA sejak 2002 hingga 2008.

"Dana ini ada di bilyet giro dan rekening deposito di beberapa rekening Pemerintah Aceh," kata politisi Partai Aceh tersebut.

Ia mengatakan, Komisi E DPR Aceh yang membidangi pendidikan, sains dan teknologi mendapat tugas membahas rancangan qanun tentang dana abadi pendidikan.

"Berdasarkan tugas tersebut, kami membahasnya secara intens bersama tenaga ahli dan tim asistensi Pemerintah Aceh. Hasil pembahasan ini sudah diserahkan ke pimpinan dewan," sebutnya, dalam berita Antara, Kamis (01/11/2012).

Tgk H Muharuddin menambahkan, dalam rancangan qanun itu juga diatur pembentukan badan nonstruktural yang mengelola dana abadi pendidikan tersebut.

"Badan tersebut adalah Badan Pengelola Dana Abadi Pengembangan Sumber Daya Manusia Aceh yang selanjutnya disebut Bapelda Pasdam Aceh," kata Tgk H Muharuddin.*

Vatikan Terlibat Pencucian Uang, Kartu Kredit Dilarang

Hidayatullah.com—Bank Sentral Italia melarang penggunaan seluruh kartu kredit di wilayah Vatikan, dengan alasan pusat agama Katolik itu gagal mengimplementasikan kebijakan anti-pencucian uang, lapor media Italia dikutip BBC (3/1/2013).

Tahta Suci Vatikan diwajibkan memenuhi standar keamanan keuangan Uni Eropa mulai tahun 2013 ini. Apabila gagal, maka para wisatawan yang datang ke negara kota itu harus menggunakan uang tunai di seluruh museum dan pertokoan yang ada di sana.

Seorang pejabat Vatikan mengatakan, kontak sedang dilakukan dan larangan penggunaan kartu kredit tersebut diharapkan hanya berlangsung sementara.

Paus Benediktus XVI sudah berjanji akan memberikan transparansi yang lebih luas pada lembaga keuangan dan operasional banknya, Institute for Works of Religion (IOR), yang sebelumnya terlibat dalam skandal pencucian uang.

Sekelompok pakar dari Dewan Eropa mengatakan tahun lalu bahwa Vatikan sudah membuat kemajuan dalam reformasi legislasi, guna memenuhi standar yang ditetapkan Uni Eropa. Namun kerja keras masih harus dilakukan untuk memperbaiki sistem keuangannya.

Kegagalan Vatikan dalam memenuhi standar yang ditetapkan itu, berarti Bank Sentral Italia memerintahkan agar Deutsche Bank Italia --yang menangani semua pembayaran dengan kartu redit di wilayah Vatikan-- untuk menghentikan terminal-terminalnya pada 1 Januari lalu.

Lima juta turis datang mengunjung museum-museum di vatikan tahun lalu. Mereka membelanjakan uangnnya lebih dari 90 juta euro atau US$120 juta untuk tiket museum dan suvenir.

Kebijakan larangan penggunaan kartu kredit dan wajib membayar dengan uang tunai juga diberlakukan di toko farmasi, kantor pos, dan sejumlah toko yang beroperasi di negara mungil itu.

Pengumpulan donasi di acara misa di Vatikan akan terus dilakukan dengan cara pembayaran tunai.*

28.12.12

“Apa Agama Kamu?” Pemuda-pemudi Amerika: “I Don’t Know”

Ustadz Syamsi Ali, kelahiran Sulawesi selatan, sudah 18 tahun berkelana berdakwah di Luar negeri, dan kini beliau sebagai Imam Masjid New York, pada kesempatan berkunjung ke Indonesia, beliau sempat memberikan oleh oleh pengalamannya sepanjang beliau menjadi imam Masjid di sana, berikut cerita beliau kepada para jamaah Subuh ahad pagi kemarin dibilangan Bogor.

Bila seseorang di Amerika ditanyakan apa agama mereka, biasanya mereka menjawab I don’t know (saya tidak tahu), yang jelas orang tua saya beragama Kristen …” Kisah Beliau mengawali tausiahnya.

“Ada sebuah kisah , saya memiliki seorang teman berasal dari Bangladesh, namanya Ahmad, beliau bekerja di suatu rumah keluarga Amerika berkulit putih, nah suatu hari seorang bapak kulit putih pemilik rumah tadi berkunjung ke Masjid dan datang menghampiri saya, dia jelaskan dia dapat rekomendasi dari ahmad, dan bapak tadi langsung bertanya kepada saya dan dia ceritakan."

“Pak Imam, saya punya pegawai yang bekerja dirumah saya, bernama Ahmad, beliau katanya seorang Muslim, saya mau bertanya kenapa pak ahmad tersebut selalu terlihat bergembira seolah tidak ada masalah atas dia, saya tanyakan kepada Ahmad apa alasannya, dan dia bilang karena dia Muslim. Nah saya tanyakan kepada dia apa dan bagaimana Islam itu dan dia merekomendasikan saya untuk bertanya kepada anda. Terus terang saja dahulu agama saya adalah katolik, tapi saya tidak puas, dan saya berpindah ke agama protestan…beberapa lama kemudian saya pun tidak puas, kemudian saya pindah lagi ke evangelis, hanya sebentar saya pun tidak puas, setelahnya saya pindah ke budha, saya menyenangi ketenangan dalam meditasinya, tapi setelah keluar dari meditasi tersebut kok hati saya tidak tenang lagi…nah saatnya melalui sikap Ahmad, saya ingin tanyakan apa itu Islam kepada anda?”

“Saya katakan Islam hanya sederhana, masuk Islam hanya ditandai dengan pengucapan dua kalimat syahadat, yang tersulit dalam Islam adalah proses peyakinan diri, kalau anda sudah siap untuk yakin berikutnya insyaAllah akan mudah, entah kenapa kemudian dia langsung katakan, “ Rasanya saya sudah siap yakin terhadap Islam dan dia langsung ucapkan dua kalimat Syahadat”. Allahu Akbar.

“Lain lagi cerita masuknya Islam seorang gadis kulit putih, sebutlah namanya Amanda, setiap sabtu kami memang melakukan diskusi di masjid, banyak warga Amerika non muslim biasanya berdiri dan menunggu dipintu masjid New York, biasanya mereka hadir untuk mengkritisi atau mencari informasi apa yang dilakukan oleh umat Islam New york. Salah satu dari yang menunggu ada seorang gadis kulit putih bernama Amanda, pada saat itu dia menghampiri saya dengan sejumlah pertanyaan atau kritisi tentang Islam dengan 4 halaman pertanyaan, saya sampaikan saya tidak sempat jawab saat ini, silahkan kirim email saja agar kita bisa berdiskusi lewat email. Malamnya ternyata saya temukan dalam email, dia sudah mengirim dengan 70 puluh pertanyaan terkait Nabi Muhammad, dan fitnah-fitnah tentang Beliau SAW dan pertanyaan kritisi lainnya itupun dengan seabrek referensi. Alhamdulillah saya jawab dengan kemampuan yang ada.”

“2 minggu kemudian dia datang lagi dengan lebih sopan daripada kunjungan yang pertama, dan bertanya lagi seputar Islam yang lainnya. Pekan pekan berikutnya dia lebih bertanya lagi dan jauh lebih sopan daripada sebelumnya hingga 8-9 bulan kemudian dia mengabarkan kepada saya bahwa Amanda ternyata sudah jatuh cinta dengan agama ini (Islam) dan siap bersyahadat , dan dia minta kesaksian pengucapan syahadatnya dilakukan di masjid dihari kerja didepan teman temannya yang masih menganut Kristen …Allahu Akbar. Beliau kini menjadi muslimah yang taat dan sudah menggunakan jilbab, walau tempat kerjanya sebuah universitas Yahudi terkenal di new york memaksa dia untuk melepaskan jilbabnya, dan dia memilih keluar dari tempat kerja yang ia dicintai dibanding melepas jilbabnya sebagai tanda cintanya terhadap agama ini. Tetapi Karena ia cerdas, Universitas Yahudi itu akhirnya tidak mengeluarkannya dan ia tetap diperbolehkan memakai jilbabnya walau dilingkungan Yahudi…”

“Sebelum kejadian 911, ada kesulitan kami berdakwah di amerika, karena penganut muslim di sana rata rata memang bukan buat berdakwah tetapi tujuan utamanya untuk meningkatkan taraf hidup, walaupun kisah masuknya Islam di amerika sebenarnya sudah sangat lama, bahkan ada kisah yang menjelaskan masuknya Islam di Amerika sebelum colombus tiba di benua tersebut.”

“Tapi Kejadian 911, situasi menjadi berubah drastic, sebuah situasi yang sangat berat untuk umat Islam Amerika, saat itu 80 % penganut Islam adalah imigran , yang berasal dari timur Tengah, Asia Selatan (India, Pakistan, Bangladesh) dan sebagian dari afrika. Sungguh saat saat itu sungguh mencekam. “

“Pada saat kejadian itu saya diundang di acara terkait WTC ground zero, sebagai perwakilan masjid New York, kami diberikan kesempatan berbicara , dan diberikan 3 pilihan, entah berikan sambutan, berikan doa atau membaca Al Quran, akhirnya saya memilih untuk membaca ayat Quran saja.”

“Kemudian saya pilih 3 ayat, dan ayat yang ketiga saya pilih ayat An nash ayat 1-3 … “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong bonding masuk agama Allah, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepadaNya. Sungguh Dia maha penerima taubat.” (QS 110 :1-3) …karena saya yakin setelah kejadian ini akan banyak orang amerika akan mencari tahu apa itu Islam…dan benar, setelah kejadian yang pahit itu, banyak warga Amerika ingin mengetahui apa itu Islam, dari yang berkunjung kepada kami, 80 % yang bertanya tetantang Islam, 70% darinya memilih masuk ke dalam Islam dan serius menekuninya…Allahu Akbar…” (Ikh)

http://www.eramuslim.com/dakwah-mancanegara/apa-agama-kamu-pemudai-amerika-i-dont-know.htm#.UOi3xqByxJF

27.12.12

Muslim Inggris Dihadiahi Kepala Babi

REPUBLIKA.CO.ID, LEICESTER – Warga muslim di Inggris kembali mendapatkan ancaman dan penghinaan dari sekelompok ekstremis.

Penghinaan tersebut berupa kepala babi yang diletakkan di pintu sebuah mushalla bernama As-Salam di Kota Leicester, Inggris, Rabu (26/12).

Pihak kepolisian setempat telah berhasil meringkus dua laki-laki dan seorang perempuan yang diduga pelaku tindak kriminal berbau SARA tersebut.

Sebagaimana dimuat surat kabar setempat, the Daily Mail, Sabtu (29/12), kepala babi tersebut sengaja diletakkan di depan pintu otomatis mushalla.

Mushalla tersebut memang tengah menjadi sorotan lantaran Partai Nasional Inggris menentang kelompok As-Salam menggunakannya untuk beribadah. Gedung yang dijadikan mushalla tersebut milik Dewan Kota Leicester.

Rencananya, gedung tersebut memang hendak diajukan sebagai masjid. Pengurus masjid As-Salam, Maulana Muhammad Lockhat, menemukan kepala binatang haram tersebut saat ia hendak menunaikan shalat Subuh.

Lockhat mengaku kaget sekaligus sedih dengan ulah para ekstremis yang tak henti-hentinya melakukan diskriminasi terhadap umat Islam. "Dalam budaya Britania, ini serangan," ujarnya.

26.12.12

Para Mualaf Berkulit Putih

Tiga puluh tahun lalu, publik Barat hanya mencatat beberapa nama yang memutuskan menjadi Muslim. Di antara sedikit nama itu, ada juara tinju dunia, Muhammad Ali, atau legenda basket, Karim Abduljabbar. Beberapa tahun kemudian, beberapa nama disebut-sebut menjadi mualaf, antara lain: Ice Cube, dan Snoop Dogg.

Saat ini, banyak kulit putih yang juga menjadi muallaf, seperti Cat Steven, yang memutuskan menjadi Muslim pada tahun 1977 dan mengubah namanya menjadi Yusuf Islam. Lama vakum dari dunia hiburan, tahun 2006 ia merilis album berjudul “An Other Cup” yang ditujukan untuk para pengggemar setianya.

Kini, Cat Steven bukan lagi satu-satunya pria kulit putih abad ini yang menjadi Muslim. The Sunday Times melaporkan saat ini ada sekitar 14 ribu warga Inggris kulit putih yang menjadi Muslim. Di antara mereka, tercatat sejumlah pesohor negeri itu, antara lain Yahya (semula Jonathan Birt) , anak Lord Birt, mantan petinggi BBC, dan Emma Clark, cicit mantan perdana menteri Inggris Herbert Asquith, yang membawa Inggris dalam Perang Dunia I.

Beberapa memutuskan menjadi mualaf karena terinspirasi Charles Le Gai Eaton, mantan diplomat. Eaton, penulis buku Islam and the Destiny of Man, menyatakan banyak di antara warga kulit putih merindukan agama yang tidak berkompromi terlalu banyak dengan materialisme dan carut-marut kehidupan modern’.

Namun tak sedikit mereka yang menjadi Muslim karena “tali cinta”. Rumor yang beredar dan menjadi rahasia umum, menyebut Putri Diana sebelum tewas mengenaskan karena kecelakaan juga dikabarkan telah setuju untuk menjadi Muslimah, setelah berhubungan dekat dengan anak miliarder Inggris, Mohamed Al-Fayed, mantan pemilik Harrods dan pemilik Fulham Football Club serta Hôtel Ritz Paris.

Selain itu, beberapa pengusaha terkemuka juga menjadi mualaf. Di antaranya adalah The Earl of Yarborough, yang memiliki estate seluas 28 acre (setara 11331,22 hektare) di Lincolnshire. Ia memiliki nama Muslim Abdul Mateen.

Ada juga Charles Annenberg Weingarten, direktur Annenberg Foundation di Amerika, ia merupakan putra miliarder Yahudi Walter H Annenberg.

Charles Annenberg belakangan membuat kisah dokumenter perjalanan spiritualnya ke Timur Tengah dengan temannya yang adalah seorang Muslim. Ia menulis, “Beberapa mualaf di Barat adalah para bekas hippies dan aktivis antiperang serta antikapitalisme pada era 1960-1970-an. Di suburban Philadelphia, Bahwa Muhaiyaddeen Fellowship menjadi satu Islamic Center dengan banyak menarik minat para aktivis dan Yahudi untuk bertukar keyakinan menjadi Muslim.

Pesan yang disampaikan adalah tentang kedamaian hati, kesabaran, percaya dan memasrahkan semuanya kepada kemauan Yang Maha Segalanya.” Tak dijelaskan apakah dia kemudian menjadi Muslim setelah bergabung dengan organisasi itu, atau bahkan sebelumnya.

Islam juga menyebar di antara warga AS keturunan Amerika Latin. Professor Hjamil Marta­nez-Vazquez dari Texas Christian University mengklaim ada lebih dari 100 ribu di antara mereka yang memutuskan menjadi Muslim. Kini, banyak organisasi Muslim di antara mereka, di antaranya Los Angeles Latino Muslim Association. Umumnya mereka menganggap Islam penuh pesan kesetaraan, hal yang berlawanan dengan latar belakang mereka yang penuh penindasan.

Banyak di antara wanita Latin yang menikahi pria Muslim dengan alasan pria Muslim lebih sederhana, berorientasi pada keluarga (family oriented), dan melindungi. Mereka juga anti-hura-hura, menjauhi minuman keras dan narkoba, tidak berselingkuh, dan jauh dari tindak kriminal.

Sekarang, dunia berharap pada kiprah para intelektual dan pesohor mualaf ini untuk membantu mengubah gambaran negatif tentang Muslim, terutama di media Barat.

-Dani Fitriyani-
http://www.eramuslim.com/dakwah-mancanegara/para-mualaf-berkulit-putih.htm#.UOi-faByxJG

Syiar Islam di Negeri Vatikan

Uni Komunitas Islam Italia (UCOI) menyatakan sebanyak 70 ribu warga Italia memeluk Islam. Menurut UCOI, meningkatnya jumlah warga Italia memeluk Islam karena krisis ekonomi dan nilai yang melanda mereka.

Menurut Izzedine, saat ini tercatat 150 ribu muslim berkewarganegaraan Italia dari satu juta penduduk muslim. “Dari data itu, dapat dipahami ada terjadi kejutan yang tak terduga. Alhamdulillah,” kata dia.

Bila dibanding dengan negara-negara Eropa lain, imigran Italia relatif pendatang baru, dan negara tersebut masih berjuang untuk menyesuaikan dengan populasi asing yang makin berkembang. Jika model Perancis, imigran berintegrasi melalui perilaku warga negara, dan di Inggris mengadopsi multikulturalisme dengan hasil majemuk, Italia masih terlihat tak mampu memutuskan bentuk paling sesuai.

Kebijakan pemerintah cenderung menyokong represif daripada integrasi. Setelah Senat Italia meloloskan undang-undang yang memperketat kebijakan imigrasi bulan lalu, Familia Cristiana salah satu majalah Katholik Roma berpengaruh menuduh Italia mencemplungkan diri dalam “samudera aturan berbau rasis”, tak beda dengan serangkaian aturan anti-Semit yang diloloskan pada pemerintah 1938 silam.

“Italia tidak memilih model spesifik dan juga bagaimana negara ini menghadapi Islam,” ujar Farian Sabahi, seorang guru besar sejarah negara Islam di Universitas Turin dan editor untuk Milan Daily Corriere della Sera, yang juga menulis buku Muslim di Eropa. Hal ini masih bukan prioritas utama pemerintah, dan itu sangat memalukan karena berlawanan dengan apa yang coba dilakukan negara Eropa lain,” imbuhnya.

Namun, dakwah islam di negeri vatikan tersebut juga tak terlepas dari berbagai kontra, seperti kasus pelarangan shalat Jum’at bagi umat islam. Kepolisian kota Treviso, Italia yang merupakan kota industri di bagian utara melarang sekelompok orang Islam melaksanakan shalat Jum’at di garasi mobil dengan alasan sudah ada keputusan mengenai hal itu dari walikota yang dikenal berafiliasi pada Northern League party Racial.

Sejumlah sumber mengatakan, sesungguhnya pihak pemerintah daerah sejak pagi telah mengepung garasi tersebut dengan mengerahkan aparat kepolisian dalam jumlah besar, termasuk elemen pasukan Rpiniri dan kepolisian pamong praja untuk menghalangi kaum Muslimin agar tidak dapat menuju kota itu.

Kebanyakan kaum Muslimin itu berasal dari kaum imigran yang ingin mengadakan shalat jum’at di garasi itu, setelah beberapa minggu lalu mereka juga dilarang melaksanakannya di sekitar satu-satunya mushalla kecil di kota itu.

Ratusan jemaah shalat, yang mayoritas merupakan komunitas etnis Maroko yang dilahirkan di Italia datang kembali ke tempat itu setelah sebelumnya berusaha sampai ke tempat itu. Kali ini dengan membawa bendera-bendera Italia ditemani sebagian aktifis politik untuk melaksanakan shalat di garasi San Liberaly.

Kepolisian pamong praja turun tangan beberapa menit dari dimulainya syiar shalat untuk membubarkannya. Mereka langsung mencatat identitas jemaah shalat untuk diinterogasi nantinya secara administratif dengan alasan melanggar keputusan walikota. Sebelumnya, mereka telah menjatuhkan sanksi denda kepada sejumlah jemaah shalat pada hari Jum’at yang lalu, karena mereka menggelar tempat di pinggir jalan di sekitar gudang kecil yang digunakan kaum imigran sebagai tempat shalat. Tidak sebatas itu, kepolisian itu juga menyita hamparan yang digelar jemaah dengan alasan mengganggu tanah umum. Hal itu menyebabkan sebagian mereka terpaksa hsalat di atas tanah.

Kepolisian pamong praja juga menyebutkan, pihaknya telah mengeluarkan empat surat panggilan kepada sejumlah jemaah shalat yang pada minggu lalu telah ditahan agar membayar denda administratif yang jumlahnya lebih dari 1000 euro.

Meski kontra islam terus bergulir, Islam tetap eksis di negeri Romawi. Hal ini terbukti dengan keberadaan Masjid Agung Roma yang merupakan simbol keeksisan dan kebanggaan umat muslim.

Masjid Agung Roma berada di utara kota Roma. Berjarak sekitar 5 kilometer dari inti kota yang paling bersejarah di kota Roma. Berada di distrik Parioli yang merupakan kawasan bangunan bangunan apartemen hunian menengah ke atas yang dibangun diantara tahun 1950 hingga 1970-an. Letak persisnya berada di ujung taman Villa Ada Park yang luas yang terdiri dari gunung Monte Antenne yang sangat lekat dengan legenda masa lalu terkait dengan sejarah pendirian kota Roma.

Kawasan tempatnya berdiri juga merupakan bagian dari kawasan bersejarah meskipun cukup jauh dari pusat kota. Villa Ada Park merupakan tempat tinggal keluarga kerajaan Italia di masa lalu, sedangkan gunung Monte Antenne dipercaya sebagai lokasi dari kota Sabian para Antenat yang kemudian ditaklukkan oleh pendiri kota Roma, Romulus.


Pembangunan Masjid Agung Roma merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi muslim Roma begitupun bagi para pembangunnya, mengingat signifikansi sejarah kota Roma hingga menyangkut masalah sosial dan politik disana, menjadikan pembangunan masjid ini menyita begitu banyak perhatian dari berbagai pihak baik yang pro maupun kontra.


Keseluruhan proses pembangunan masjid ini bahkan memakan waktu begitu lama hingga mencapai 20 tahun, sejak pertama digulirkan tahun 1975 sampai ahirnya benar benar berdiri di tahun 1995 lalu. Sampai sampai proses perencanaan, pembangunan hingga peresmian masjid ini menjadi salah satu bangunan yang paling banyak menyita publikasi dunia di abad ke 20.

Sebelum masjid Roma dibangun, komunitas muslim di Kota Roma melaksanakan aktivitas sholat berjama’ah di gedung gedung apartemen sewaan untuk termasuk untuk kegiatan kegiatan budaya. Sebuah cerita yang berkembang di tengah masyarakat dalam periode 1920-an ketika Mussolini di tanyakan tentang kemungkinan untuk membangun masjid di kota Roma, Mussolini yang memang biangnya rasisme itu menjawab “bila mereka mengizinkan saya membangun gereja di kota Mekah, maka saya akan setuju mereka membangun masjid di kota Roma”.

Islamic Center Roma kemudian dibentuk tahun 1959 dan upaya memberikan sarana bagi muslim yang tinggal di Roma serta berupaya mewujudkan kebutuhan tempat ibadah permanen bagi kelompok kelompok jemaah muslim disana. Menyadari begitu tingginya kebutuhan bagi kehadiran masjid di kota Roma, Tahta Suci Vatikan kemudian mengeluarkan Dekrit tahun 1963 yang menyatakan dengan tegas bahwa Vatikan tidak menentang pembangunan masjid di kota Roma sepanjang bangunan masjid tersebut dibangun dilokasi yang tidak terlihat dari Basilika Santo Petrus, serta menaranya tidak lebih tinggi dari kubah Santo Petrus. Dan kemudian Islamic Cultural Center Italia pun dibentuk secara resmi tahun 1966 disahkan dengan dekrit presiden.

Keinginan untuk membangun masjid di kota Roma semakin menguat di tahun 1972. Duta besar dan perwakilan berbagai negara islam di Italia bersama sama dengan perwakilan komunitas muslim setempat melakukan pendekatan kepada presiden Italia bagi pembangunan Masjid Agung Roma / Centro Islamico Culturale d’Italia di kota tua Roma. Tujuan utama dari pembangunan pusat kebudayaan Islam tersebut juga dimaksudkan sebagai sarana bagi forum dialog internasional yang menjembatani Islam dengan dunia barat.

Di tahun 1975, atas nama pemerintah Italia, dewan kota Roma menghibahkan lahan seluas 30 ribu meter persegi bagi pembangunan Masjid dan Pusat kebudayaan Islam kota Roma. Lahan tersebut berlokasi di kaki gunung Antenne berbatasan dengan jalur kereta api di salah satu sisi lahannya dan ruas jalan Via G Pezzana di sisi lain nya. Di tahun yang sama Dewan direktur Pusat Kebudayaan Islam menyelenggarakan Kompetisi Internasional bekerjasama dengan dewan juri yang memiliki pengalaman internasional terkait Arsitektur dan budaya Islam. Dari 42 peserta kompetisi tersebut terpilih hasil rancangan Arsitek Irak Sami Mousawi dan Firma Arsitek milik Paolo Porotgeshi / Vittorio Gigliotti.

Dewan Direktur kemudian meminta kedua firma Arsitek tersebut untuk bekerjasama merancang merancang proyek pembangunan Masjid Agung dan Pusat Kebudayan Islam Roma. Hasil rancangan kedua firma arsitek kawakan tersebut disetujui oleh Dewan Direktur Pusat Kebudayaan Islam pada bulan Oktober 1976. Di bulan Februari 1979 rancangan ahir masjid tersebut disetujui oleh dewan kota Roma dengan berbagai perubahan termasuk mengurangi luasan ruang sholat utama, mengurangi ukuran kubah utama yang ahirnya dibuat sebuah kubah utama yang dikelilingi rangkaian kubah kubah kecil.

Keseluruhan dokumentasi tender proyek pembangunan sudah diselesaikan oleh dua firma tersebut dan seyogyanya proses pembangunan dimulai pada bulan Juli 1979 namun kemudian dibatalkan karena berbagai alasan sosial dan politik. Pengajuan ulang kepada dewan kota dilakukan lagi pada tahun 1983 dengan (lagi lagi) berbagai revisi rancangan termasuk pengurangan tinggi menara dan ahirnya disetujui oleh dewan kota Roma. Proses pembangunan mulai dilaksanakan pada 11 Desember 1984 ditandai dengan upacara peletakan batu pertama oleh Presiden Italia (saat itu), Alessandro Pertini. Kontrak pembangunan diserahkan kepada kontraktor di kota Roma, Fortunato Federici.

Paolo Portoghessi/vittorio Gigliotti ditunjuk ulang sebagai pengawas pelaksanaan pembangunan sedangkan Sami Maosawi bertindak sebagai konsultan. Keseluruhan proses pembangunan selesai dilaksanakan pada bulan Januari 1995. Keseluruhan proyek pembangunan tersebut menghabiskan dana sebesar L 59 Milyar Lira Italia atau sekitar L 3 juta Lira untuk setiap meter perseginya.

Keseluruhan dana pembangunan tersebut ditanggung bersama 24 negara Islam yaitu : Algeria, Uni Emirat Arab, Bahrain, Bangladesh, Brunei, Mesir, Indonesia, Iraq, Jordania, Kuwait, Libya, Malaysia, Mauritania, Maroko, Oman, Pakistan, Qatar, Saudi Arabia, Senegal, Sudan, Tunisia, Turki, dan Yemen. Saudi Arabia memberikan kontribusi terbesar bagi pendanaan proyek pembangunan tersebut. Upacara peresmian dilaksanakan pada 23 Muhharam 1416 H atau bertepatan dengan tanggal 21 Juni 1995 dihadiri oleh Presiden Italia Oscar Luigi Scalfaro, ummat Islam dan tokoh masyarakat Roma, serta perwakilan negara negara Islam yang ada di Italia.

Berbagai Aktivitas di Masjid Agung Roma

Komplek masjid dan Islamic Cultural Center Roma ini memang sengaja dirancang bagi muslim kota Roma dari berbagai kalangan. Pada saat dibangun komplek ini disediakan bagi muslim disana yang diperkiarakan mencapai 20 ribu jiwa namun sayangnya tidak ada angka akurat terkait jumlah muslim disana, namun yang sudah terjadi di tiap pelaksanaan sholat hari Raya di komplek ini dihari oleh lebih dari 15 ribu jemaah hingga sholat terpaksa dilaksanakan dalam tiga gelombang.

Sekelompok kecil komunitas muslim kota Roma termasuk korp diplomatic dan para perwakilan Negara Negara sahabat untuk Italia dan Vatikan. Setidaknya adalah 23 negara yang turut ambil bagian dalam pendanaan pembangunan masjid ini. duta besar Negara negar Islam menempati 11 dari 13 kursi dewan administrasi Masjid dan Pusat Kebudayaan Islam tersebut, dan dua kursi sekretaris Jenderal dijabat oleh perwakilan Persatuan Mahasiswa Muslim di Italia.


Kelompok muslim kedua yang tak kalah penting adalah terdiri dari para mahasiswa dari berbagai Negara Islam yang sedang menuntut ilmu di Italia, sedangkan kelompok ketiga adalah para pekerja muslim dari berbagai Negara Islam yang bekerja di Kota Roma. Rata rata mereka berpenghasilan rendah datang dari Maroko, Mesir, Senegal, Bangladesh, Albania dan Bosnia-Herzegovina. Dengan mempertimbangkan kelompok muslim kedua dan ketiga ini yang memiliki jumlah paling banyak, sangat jelas bahwa jemaah yang datang ke Masjid Agung Roma paling banyak dari kaum muda muslim kota Roma.

Sebagai tambahan bahwa pusat kebudayaan Islam dan Masjid Agung Roma telah menjadi sebuah etalase yang dengannya warga kota Roma dapat mengerti dan memahami atau setidaknya mendapatkan imformasi tentang Islam sebagai sebuah agama dan Peradaban. Masjid dan Pusat Kebudayaan Roma terbuka untuk kunjungan umum dua kali dalam sepekan dengan tingkat kunjungan mencapai dua ribu hingga tiga ribu pengunjung perbulan. Komplek ini juga telah menjadi salah satu tujuan wisata penting kota Roma dan sudah dimasukkan dalam peta panduan Wisata resmi kota Roma seperti pada the Michelin Tourist Guide.
- Dani Fitriyani -
http://www.eramuslim.com/dakwah-mancanegara/syiar-islam-di-negeri-vatikan.htm#.UOi8pKByxJG

Gereja Mualaf di Negeri Ratu Elizabeth

Populasi umat muslim yang semakin bertambah, membuat muslim di negeri Ratu Elizabeth tersebut mengalih fungsikan tempat ibadah agama lain menjadi masjid. Masjid-masjid yang telah berdiri di sana tidak semuanya dibangun dari tanah kosong, tetapi dibangun dari tempat ibadah agama lain. Beberapa gereja yang ditinggalkan oleh umat kristiani tahluk dan dialihfungsikan menjadi Masjid. Berikut gereja di sejumlah kota di Inggris yang saat ini telah berubah menjadi Masjid.

1. Brick Lane Mosque, London

Masjid Brick Lane, merupakan masjid terbesar di London, yang mampu menampung 4000 jama’ah.terletak di Brick Lane 52. Bangunan berdinding bata merah itu, bisa menampung seluruh anggota jama’ah shalat Jumat, hingga sering kali jama’ah meluber ke jalan raya. Mayoritas anggota jama’ah merupakan keturunan Banglades, hingga wilayah tersebut disebut Banglatow.

Masjid ini memiliki sejarah yang unik dan panjang. Awalnya, bangunan yang didirikan sejak tahun 1743 ini adalah gereja Protestan yang dibangun oleh komunitas Huguenot, atau para pemeluk Protestan yang lari dari Prancis untuk menghindari kekejaman penganut Katolik. Akan tetapi, karena jama’ahnya menurun, maka gereja ini dijual.

Pada tahun 1809, bangunan ini digunakan masyarakat London untuk mempromosikan Kristen kepada para pemeluk Yahudi, dengan cara mengajarkan Kristen dengan akar ajaran Yahudi. Tapi, program ini juga gagal. Dan bangunan diambil oleh komunitas Metodis pada tahun 1819.
Komunitas Metodis cukup lama memegang gereja ini. Akan tetapi, pada tahun 1897, tempat ini diambil oleh komunitas Ortodok Independen dan berbagi dengan Federasi Sinagog yang menempati lantai dua.

Pada tahun 1960-an komunitas Yahudi menyusut, karena mereka pindah ke wilayah utara London, seperti Golders Green dan Hendon, sehingga bangunan ditutup sementara, dan hal itu berlanjut hingga tahun 1976. Setelah itu gedung itu dibuka kembali, dengan nama barunya, Masjid Jami’ London.

2. Masjid Zakarriya, Bolton

Terletak di Peace Street 20 Bolton. Masjid tersebut ramai dikunjungi warga Bolton. Bahkan tiap pekannya, ribuan umat Islam hadir di tempat ini, untuk melaksanakan shalat Jumat. Sejarah berdirinya masjid itu, bukanlah kisah yang singkat. Kala itu antara tahun 1965 hingga 1967 umat Islam Bolton dan Balckburn belum memiliki tempat permanen untuk melaksanakan shalat.

Untuk melakukan shalat Jumat saja, mereka melaksanakannya di The Aspinal, sebuah diskotik dan tempat dansa yang digunakan di malam hari, sedangkan siangnya di hari Jumat tempat itu dibersihkan para relawan guna dijadikan sebagai tempat melaksanakan shalat Jumat.

Semakin bertambahnya jumlah umat muslim di sana , maka diperlukan masjid sekaligus islamic center yang besar agar mampu menampung umat muslim yang ingin beribadah maupun mempelajari islam lebih dalam.

Maka pada tahun 1967, ada penawaran pembelian gedung bekas gereja komunitas Metodis, yang terpaksa dijual karena terbakar. Dengan dana sebesar 2750 pound sterling dari komunitas Muslim lokal, akhirnya bangunan itu menjadi milik umat Islam. Bangunan itulah yang kini disebut Masjid Zakariyya.

Tidak hanya Masjid Zakariyya, beberapa masjid Inggris pun memiliki kisah yang hampir sama dengan kisah masjid kebanggan Muslim Bolton itu, yakni sama-sama berasal dari gereja yang dijual, baik karena kehilangan pengikut, atau karena sebab lainnya.

3. Masjid Didsbury, Manchester

Masjid ini terletak di Burton Road, Didsbury Barat, Manchester. Gedung yang digunakan sebelumnya merupakan bekas gereja komunitas Metodis, yang bernama Albert Park. Gedung ini tergolong bangunan kuno, karena telah beroperasi sejak tahun 1883.

pada tahun 1962 gereja ditutup, dan beralih menjadi masjid dan islamic center. Masjid ini, kini mampu menampung 100 jama’ah, dan yang bertanggung jawab sebagai imam dan khatib hingga kini adalah Syeikh Salim As Syaikhi.

4. Brent of Mosque, London

Terletak di Chichele Road, London NW2, dengan kapasitas 450 orang, dan dipimpin oleh Syeikh Muhammad Sadeez. Awalnya, bangunan itu merupakan gereja. Hingga kini ciri bentuknya tidak banyak berubah. Hanya ditambah kubah kecil berwarna hijau di beberapa bagian bangunan dan puncak menara.

5. Masjid New Peckham, London

Didirikan oleh Syeikh Nadzim Al Kibrisi. Terletak di dekat Burgess Park, tepatnya di London Selatan SE5. Kini masjid ini berada di bawah pengawasan Imam Muharrim Atlig dan Imam Hasan Bashri. Sebelumnya, gedung masjid ini merupakan bekas gereja St Marks Cathedral.

6. Masjid Sentral Wembley

Masjid ini terletak di jantung kota Wembley, dekat dengan Wembley Park Station. Daerah ini memiliki komunitas Muslim besar dan banyak toko Muslim yang berada di sekitarnya. Gedung masjid ini sebelumnya juga merupakan bekas gereja. Walau sudah terpasang kubah di puncak menaranya, tapi kekhasan bangunan gereja masih nampak jelas. Dengan demikian, siapa saja yang melihatnya, akan mengetahui bahwa bangunan itu dulunya adalah gereja.

7. Masjid Jami, Essex

Selain masjid-masjid di atas, sebuah gereja bersejarah di Southend juga sudah dibeli oleh Masjid Jami’ Essex dengan harga 850 ribu pound sterling. Gereja dijual, karena jama’ah berkurang sehingga kegiatan peribadatan dipusatkan di Bournemouth Park Road. Konsekuensinya, gereja ini sudah tidak beroperasi sejak tahun 2006 lalu. Rancananya gereja akan dijadikan apartemen, tapi gagasan itu ditolak oleh Dewan Southend. Akhirnya, gereja kosong itu dibeli oleh komunitas Muslim yang tinggal di kota itu, yang juga sedang membutuhkan tempat untuk melaksanakan ibadah.

Saat itu jumlah komunitas ini mencapai 250 orang, “gereja bekas” itu merupakan tempat yang sesuai, karena mampu menampung 300 jamaah. Tidak banyak dilakukan perubahan pada bentuk bangunan yang telah berumur 100 tahun lebih itu, hanya perlu menambah tempat untuk berwudhu dan sebuah menara.

–Dani Fitriyani–
http://www.eramuslim.com/dakwah-mancanegara/gereja-mualaf-di-negeri-ratu-elizabeth.htm#.UOi3taByxJF

Gerakan Anti Wall Street Mendunia, Bagaimana Indonesia?

NEW YORK (voa-islam.com) – Gerakan anti- Wall Street yang dikenal dengan Duduki Wall Street (Occupy Wall Street/OWS) mendunia. Aksi unjuk rasa mereka, yang awalnya memprotes keserakahan korporasi global di Amerika Serikat (AS), menginspirasi gerakan serupa di berbagai negara, mulai dari Eropa hingga Asia.

Di Roma, Italia, aksi demonstrasi berujung kerusuhan. Demonstran merusak kantor bank serta membakar mobil dan gedung militer, Sabtu (15/10) waktu setempat. Polisi anti-huru-hara berusaha menenangkan masa, tetapi para demonstran justru semakin panas.“Hari ini (kemarin) hanya sebagai awal, kita akan melanjutkan gerakan global ini,” kata Andrea Muraro (24) mahasiswa yang ikut berdemonstrasi.

Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi mengecam aksi demonstrasi yang berujung kekerasan. “Kerusuhan ini sangat mengkhawatirkan bagi kehidupan warga sipil,” katanya. Kerusuhan akibat demonstrasi di Roma ini merupakan yang terparah dengan 70 orang terluka, 3 di antaranya dalam kondisi serius. Gerakan anti-Wall Street ini bermula di New York pada 17 September lalu. Mereka membawa pesan antikapitalis serta menyuarakan kekecewaan terhadap tingginya jumlah pengangguran dan lambatnya pemulihan ekonomi.

Awalnya, aksi hanya diikuti sekelompok kecil aktivis, tetapi belakangan terus meluas dan melibatkan banyak orang dengan beragam latar belakang. Gerakan Duduki Wall Street menargetkan aksi mereka bakal diikuti massa dari 951 kota di 82 negara, tersebar dari Amerika, Eropa hingga Asia.

Di Madrid, Spanyol, aksi unjuk rasa berlangsung meriah. Aksi diikuti puluhan ribu orang dari berbagai latar belakang ekonomi. Itu merupakan unjuk kekuatan terbesar yang dilakukan sebuah gerakan di Taman Puerta del Sol, Madrid. Mereka mengekspresikan kemarahan atas peningkatan pengangguran dan menolak keberpihakan pemerintah terhadap pemilik modal.

Di Portugal, 50.000 orang ikut berdemonstrasi. “Kita adalah korban skandal spekulasi finansial.Kita harus mengubah akar sistem ini,” ujar Mathieu Rego (25) peserta demonstrasi. Gubernur Bank Sentral Italia, Mario Draghi, yang juga mantan eksekutif di raksasa Wall Street, Goldman Sachs, memahami aksi demonstrasi yang terjadi di berbagai negara. “Anakmuda memiliki hak untuk marah,” katanya dalam pertemuan keuangan G-20 di Paris. “Mereka marah terhadap dunia keuangan. Saya paham mereka.”

Aksi protes juga terjadi di Amsterdam,Athena, Brussels, Jenewa, Paris, Sarajevo, dan Zurich. Di Toronto, Kanada, 5.000 orang berdemonstrasi di distrik keuangan di kota itu. Mereka juga mendirikan tenda di taman kota. Kota London, Inggris, juga memanas. Polisi London telah menahan lima orang yang menggelar demonstrasi di Katedral St Paul. Tiga di antaranya ditahan karena menyerang polisi, sementara dua lagi melanggar ketertiban umum. BBC melaporkan 3.000 orang ikut dalam protes ini. Aksi serupa juga digelar di Bristol,Birmingham, Glasgow,dan Edinburgh.

Para aktivis dalam aksi protes ini membawa spanduk bertuliskan “Kita ini 99%” serta “Bankir ditalangi, kita yang dihabisi”. Julian Assange, pendiri Wikileaks, sebelumnya turut memberi pidato di depan sekelompok demonstran. Dengan pengawalan ketat, Assange menegaskan dukungan terhadap “Duduki London”. “Sistem perbankan di London merupakan penerima uang korupsi,” katanya. Menteri Luar Negeri Inggris William Hague bersimpati atas aksi warga yang memprotes permasalahan ekonomi global.

Itu benar bahwa banyak hal yang dihadapi dunia Barat dan terlalu banyak utang dimiliki oleh negara dan didukung dengan sistem bank yang telanjur rusak,” katanya seperti dikutip Reuters. Namun, menurut Hague, aksi demonstrasi bukan jawabannya. “Jawabannya adalah pemerintah harus mengontrol utang mereka. Saya khawatir demonstrasi di jalanan tidak akan menyelesaikan masalah,” tegasnya.

Adapun di New York, AS, puluhan demonstran ditangkap polisi kemarin. Sebagian ditangkap di Times Square, sedangkan lainnya ditahan karena akan memasuki kantor cabang Citibank. Lima demonstran yang memakai topeng ditahan di tempat lain. Polisi sempat kesulitan menangkap para demonstran karena mereka bercampur-baur dengan para turis. “Sepanjang hari, sepanjang pekan, duduki Wall Street,” demikian teriakan para demonstran. Setidaknya terdapat 5.000 orang yang terlibat dalam aksi tersebut.

Mereka melakukan aksi unjuk rasa dengan berjalan melintasi Zanotti Park menuju Times Square. “Kami hancur, bank justru dapat dana talangan,” teriak para demonstran. Mereka juga berjalan ke arah Chase Bank demi mendukung 14.000 para pekerja yang dipecat setelah pemerintah mengucurkan dana talangan sebesar USD94,7 miliar. Para mahasiswa,aktivis serikat pekerja berdemonstrasi membawa spanduk bertuliskan “Kita adalah 99%”, “Kita adalah rakyat”, dan “Obama, kita butuh dukunganmu”.

Aksi itu tidak hanya berlangsung di kawasan Times Square, New York, tetapi juga di sejumlah kota lain seperti Los Angeles dan Pittsburgh yang diikuti ribuan orang. Di Washington, sebanyak 3.000 demonstran berkumpul di National Mall.“Kita telah memberikan dana talangan ke Wall Street. Saat ini adalah waktunya memberikan dana talangan bagi para pekerja Amerika,” kata Martin Luther King III, putra pejuang hak asasi manusia Martin Luther King, di tengah kerumunan demonstran seperti dikutip AFP.“Saya percaya jika ayah saya masih hidup, dia akan berdiri di sini bersama kita untuk ikut berdemonstrasi hari ini.”

Di Miami, sedikitnya 1.000 warga menggelar demonstrasi. Mereka terdiri atas pemuda, pensiunan, dan korban pemutusan hubungan kerja. Mereka menentang ketamakan perusahaan, bank, dan perang. Aktor Hollywood Sean Penn menjadi selebritas yang mendukung aksi itu. “Saya mendukung semangat yang terjadi saat ini di Wall Street,” katanya kepada CNN.

Asia Turut Memanas

Aksi anti-Wall Street juga menginspirasi para aktivis di Asia untuk menggelar aksi demonstrasi. Di Hong Kong, demonstrasi digelar meski tidak banyak orang yang ikut aksi itu. “Banyak orang tidak ikut ambil bagian dalam aksi ini karena krisis ekonomi belum mencapai Hong Kong saat ini,” ujar aktivis sayap kiri Napo Wong Weng-chi. Menurutnya, kondisi ekonomi Hong Kong tidak seburuk AS dan Eropa. Sementara di Kuala Lumpur, 200 orang ikut dalam aksi yang mengecam ketamakan korporasi.

“Warga yang ikut aksi masih sedikit karena mereka belum tahu bahwa kita menggelar demonstrasi di sini.Masih kurangnya publikasi menjadi penyebab,” kata Fahmi Reza (34) dari Dewan Rakyat Kuala Lumpur, sebuah organisasi sosial. Beberapa demonstran mengusung spanduk bertuliskan “Duduki Dataran”.Aksi itu dibayangi kekerasan oleh aparat keamanan Malaysia yang kerap bertindak keras jika ada aksi demonstrasi. “Anti-kapitalisme bukan penyebab saya ikut aksi ini, tetapi antiotoriter menyebabkan saya sebagai warga menyuarakan hak-hak,” kata Wong Chin Huat, 38, seorang dosen yang ikut aksi itu.

Dari Singapura, seorang yang tidak dikenal membuat akun Facebook dan Twitter yang menyerukan kepada warga Singapura untuk memprotes ketidakadilan pendapat dan kurangnya akuntabilitas dana kekayaan negara. Dalam pesan di situs sosial media itu, mereka menyerukan aksi demonstrasi pada hari ini. Namun, Singapura melarang demonstrasi dan pertemuan tanpa izin.

Jika kita melihat kondisi masyarakat dunia yang mulai marah dan bangkit melawan kezhaliman system ekonomi kapitalis, maka bagaimana dengan penduduk di negeri ini? Bukankah seharusnya masyarakat Indonesia dengan mayoritas muslim terbesar di dunia justru lebih wajib melawan system kapitalis dan menggantinya dengan system Islam? [ahmed widad/sd]

Yahudi Gagal Membunuh Nabi Isa a.s.


Berbeda sekali dengan konsep keimanan seorang Kristen yang meyakini jika Nabi Isa a.s. atau Yesus Kristus meninggal karena disalib untuk menebus dosa umat manusia, maka kitab suci Al-Qur’an yang dijaga Allah SWT kemurnian dan kesuciannya sampai dengan hari akhir menyatakan jika yang disalib bukanlah Nabi Isa a.s., melainkan seseorang yang wajahnya diserupai Isa a.s. Sedangkan Isa a.s. sendiri diselamatkan Allah SWT dengan diangkatnya ke surga (QS. An-Nisaa: 157-158).
Nabi Isa a.s. diturunkan ke tengah-tengah Bani Israil, kaumnya Nabi Musa a.s., untuk mengembalikan mereka ke jalan ketauhidan. Namun kaum Yahudi yang cenderung kepada kejahatan dan kesesatan, bahkan banyak melakukan pembunuhan terhadap para nabi Allah—Nabi Zakaria a.s. dibelah badannya, Nabi Yahya a.s. dipenggal kepalanya, dan sebagainya seperti yang dimuat dalam eramuslim digest edisi 6 “Genesis of Zionism: Jejak Berdarah Kaum Yahudi Sepanjang Masa (Bagian 1)”—malah menganggap Nabi Isa a.s. sebagai orang yang harus dibunuh karena telah menggoyahkan kedudukan istimewa mereka di tengah masyarakat yang telah berhasil ditipunya.
Para pendeta Yahudi yang tergabung dalam Dewan Pendeta Sanhendrin membujuk Raja Herodes untuk melakukan pengejaran terhadap Isa a.s. dan menangkapnya. Isa a.s. berhasil ditangkap dan hendak disalibkan. Namun Allah menolong Isa a.s. dan mengangkatnya ke surga. Dari hadist Nabi Muhammad SAW kita akan mengetahui jika menjelang akhir zaman, Isa a.s. akan kembali turun ke bumi di Menara Putih sebuah masjid di Damaskus, Syiria. Hal pertama yang dilakukan Isa a.s. ketika turun kembali ke bumi adalah sholat.

“Tidak ada seorang nabi pun antara aku dan Isa dan sesungguhnya ia benar-benar akan turun (dari langit), apabila kamu telah melihatnya, maka ketahuilah;bahwa ia adalah seorang laki-laki berperawakan tubuh sedang, berkulit putih kemerah-merahan. Ia akan turun dengan memakai dua lapis pakaian yang dicelup dengan warna merah, kepalanya seakan-akan meneteskan air waulupun ia tidak basah”. (HR Abu Dawud).

“Isa ibn Maryam akan turun di ‘Menara Putih’(Al-Mannaratul Baidha’) di Timur Damsyik”. (HR Thabrani dari Aus bin Aus)

Sekelompok dari ummatku akan tetap berperang dalam dalam kebenaran secara terang-terangan sampai hari kiamat, sehingga turunlah Isa Ibn Maryam, maka berkatalah pemimpin mereka (Al-Mahdi): “ Kemarilah dan imamilah shalat kami”. Ia menjawab;”Tidak, sesungguhnya sebagian kamu adalah sebagai pemimpin terhadap sebagian yang lain, sebagai suatu kemuliaan yang diberikan Allah kepada ummat ini (ummat Islam)”. (HR Muslim & Ahmad).

“Tiba-tiba Isa sudah berada di antara mereka dan dikumandangkanlah shalat, maka dikatakan kepadanya, majulah kamu (menjadi imam shalat) wahai ruh Allah.” Ia menjawab:”Hendaklah yang maju itu pemimpin kamu dan hendaklah ia yang mengimami shalat kamu”. (HR Muslim & Ahmad).

Hal pertama yang dilakukan Nabi Isa setelah turun dari langit adalah menuaikan shalat sebagaimana yang dijelaskan oleh hadist-hadist di atas. Nabi Isa akan menjadi makmum dalam shalat yang di imami oleh Imam Mahdi. Kedatangan Nabi Isa akan didahului oleh kondisi dunia yang dipenuhi kedzaliman, kesengsaraan dan peperangan besar yang melibatkan seluruh penduduk dunia. Setelah itu kemunculan Imam Mahdi yang akan menyelamatkan kaum muslimin, kemudian kemunculan dajjal yang akan berusaha membunuh Imam Mahdi, setelah dajjal menyebarkan fitnahnya selama 40 hari, maka Nabi Isa akan diturunkan dari langit untuk menumpas dajjal.

Turunnya nabi Isa ke bumi mempunyai misi menyelamatkan manusia dari fitnah Dajjal dan membersihkan segala penyimpangan agama, ia akan bekerjasama dengan Imam Mahdi memberantas semua musuh-musuh Allah.

Dikisahkan setelah Isa as. selesaikan menunaikan shalat, ia berkata, “Keluarlah kamu (pasukan kaum muslimin) semua bersama kami untuk menghadapi musuh Allah, yaitu dajjal.” Lalu mereka pun keluar, kemudian Ia (Isa) dilihat oleh dajjal si laknat yang baru saja mendakwa kepada manusia, bahwa ia adalah raja yang mendapat petunjuk dan pemimpin yang jenius serta bijaksana, bahkan mengaku sebagai Tuhan Yang Maha Tinggi. Begitu ‘Isa dilihat oleh dajjal, dajjal pun meleleh seperti garam yang meleleh di di air. Kemudian dajjal kabur, tetapi ia dihadang oleh Isa di pintu kota Lud di Palestina. Sekiranya Isa membiarkan saja hal ini maka dajjal akan hancur seperti garam dalam air, akan tetapi Isa berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku berhak untuk menghajar kamu dengan satu pukulan.” Lalu Isa as. menombak dan membunuhnya, maka Isa as. memperlihatkan kepada semua orang darah dajjal di tombaknya. Maka tahu dan sadarlah para pengikut dajjal dari kalangan Yahudi, bahwa dajjal bukanlah Allah. Jika benar apa yang didakwakan dajjal(dajjal mengaku sebagai tuhan) tentulah dajjal tidak akan dapat dibunuh oleh Nabi ‘Isa.
Ketika itu Nabi Isa a.s. menyeru kepada umat Kristiani untuk mengucapkan kalimat tauhid, kembali kepada jalan yang haq seperti apa yang telah disampaikannya ribuan tahun lalu sebelum agama Nasrani dirusak oleh tangan Yahudi bernama Paulus dari Tarsus.
Menurut suatu riwayat Nabi Isa, setelah turun dari langit akan menetap dibumi sampai wafatnya selama 40 tahun. Ia akan memimpin dengan penuh keadilan, sebagaimana yang diceritakan dalam hadist berikut: “Demi yang diriku berada ditangannya, sesungguhnya Ibn Maryam hampir akan turun di tengah-tengah kamu sebagai pemimpin yang adil, maka ia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menolak upeti, melimpahkan harta sehingga tidak seorangpun yang mau menerima pemberian dan sehingga satu kali sujud lebih baik dari dunia dan segala isinya” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasa’I, Ibn Majah dari Abi Hurairah).

Juga dkisahkan bahwa Nabi Isa akan melaksanakan haji: ”Demi Dzat yang diriku berada ditanganya, sesungguhnya Ibn Maryam akan mengucapkan tahlil dengan berjalan kaki untuk melaksanakan haji atau umrah atau kedua-duanya dengan serentak”.(HR Ahmad & Muslim dari Abi Hurairah).

Nabi Isa a.s. akan meninggal setelah membunuh dajjal, menjadi pemimpin yang adil, dan membenarkan risallah yang dibawa Rasulullah Muhammad SAW di akhir zaman. Hanya saja kita tidak mengetahui kapan dan bilamana ini semua akan terjadi, karena Yahudi Talmudian terus-menerus bekerja siang-malam untuk menyesatkan umat manusia dari jalan kebenaran dengan membuat berita-berita palsu.

Majalah eramuslim digest edisi 6 “Genesis of Zionism” (Bagian 1) memuat kisah tentang lahirnya Bani Israil dan kedurhakaan serta kejahatan mereka terhadap para Nabi Allah, hingga peran mereka dalam episode awal Perang Salib. Edisi 6 ini akan berlanjut sebagai satu kesatuan di eramusim digest edisi 7 “Genesis of Zionism” (Bagian 2) yang mengupas kejahatan-kejahatan, jejak berdarah Yahudi sepanjang sejarah, dari masa Perang Salib, penguasaan mereka atas Inggris dan Perancis juga seluruh Eropa, pembentukan gerakan Zionis Internasional, penghancuran khilafah Islam Turki Utsmani, Perang Dunia I dan II, aktor di belakang kekejaman Nazi, sejumlah pembantaian terhadap rakyat Palestina, hingga konspirasi mereka di hari ini. Juga Anda bisa simak keyakinan Yahudi Talmudian tentang hari akhir dan apa saja syarat-syaratnya sebelum mereka akan meruntuhkan Masjidil Aqsha dan mendirikan kembali Haikal Sulaiman ketiga di atas puing-puingnya.(Rz)



Yusha Evans, Misionaris yang Masuk Islam Setelah Menantang Khatib

Yusha Evans merupakan seorang misionaris muda yang lahir di South Carolina, Amerika Serikat. Dia dibesarkan oleh kakek (IndianAmerika) dan nenek (Irlandia) nya yang sangat konservatif dan selalu mengajarkannya berdoa sebelum makan, sebelum tidur, tidak boleh menyalakan musik keras-keras, tidak membawa perempuan ke rumah. ‘’Itu yang saya pelajari di sekolah Minggu,’’ ujar Yusha. Masa kecilnya dihabiskan bersama nenek dan kakeknya. Menginjak usia 14 tahun, neneknya mengajak Yusha ke sebuah pelayanan Sabtu yang benar-benar berbeda dengan apa yang dialaminya di sekolah Minggu.

Di sana mereka bermain bola, voli, basket. Di pelayanan Sabtu, Yusha juga menemukan banyak makanan, kue, dan permen. Di akhir pertemuan, pastor yang memimpin acara itu mulai memberikan pengajaran tentang agama. Ia sangat menyukainya, karena tempat itu seperti sekolah normal.

Ketika berumur 15 tahun, nenek Yusha meminta pastur muda yang biasa melayaninya di gereja untuk mengantarkan cucu kesayangannya itu ke sekolah. Yusha belum memiliki surat izin mengemudi (SIM), sehingga belum boleh mengendarai mobil sendirian. Pastur yang usianya tiga tahun lebih tua dari Yusha itu menjadi teman baiknya.

Bersama pastur muda itu, Yusha diajak ke sebuah perkumpulan remaja yang bernama “Kehidupan Remaja”. Perkumpulan ini tidak seperti perkumpulan biasanya. Kelompok itu seperti yang kau lihat di televisi. Ada orang bernyanyi dan bermain gitar. Khutbah yang dilakukan dalam kelompok itu tidak seperti khutbah yang ada gereja. Dalam menyampaikan khotbahnya, pastur pun berteriak-teriak dan menyampaikannya dengan lantang langsung ke orang-orang.

Hal ini sangat menarik bagi Yusha. Mereka mengajarkan Kristen dengan cara yang berbeda dari yang dipelajari saat masih kecil. Menginjak usia 16 tahun, ia sudah tahu apa yang diinginkannya. Yusha ingin menjadi seorang misionaris. Sebagai seorang yang perfeksionis, ia ingin mendalami Kristen secara utuh. Ketika ia ingin sesuatu, maka apa yang ia lakukan harus terselesaikan.

Pada Suatu hari temannya yang bernama Benjamin datang ke rumahnya, dia tidak pernah menyangka, kehadiran temannya itu bakal menggoyahkan imannya. Sebuah pertanyaan tak terduga yang dilontarkan temannyalah yang membuatnya bersyahadat dan menjadi muallaf.

‘’Apakah kau pernah membaca seluruh isi Alkitab?’’Tanya Benjamin.

‘’Apa maksudmu? Saya seorang misionaris Kristen dan bagaimana mungkin kau bertanya seperti itu padaku?’’ cetus Yusha.

‘’Apakah kau pernah membaca Alkitab seperti membaca sebuah novel, mengetahui tokoh-tokoh yang ada di dalamnya, mengetahui plot dan tempatnya serta tahu seluruh detail isinya?’’

Yusha mengaku tak pernah membaca Alkitab dengan cara itu. Lalu Benjamin menantangnya untuk membaca kembali Alkitab dari awal hingga akhir. Dia memintanya untuk membaca Alkitab selama beberapa bulan dan tidak menyentuh buku lain, kecuali Alkitab.

Maka mulailah Yusha membaca Alkitab dari (Kejadian 1:1) . Dia sangat tertarik dengan kisah para nabi. Dalam Alkitab, dikisahkan bahwa Nabi Nuh Alaihissalam menyampaikan wahyu Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tetapi tidak ada satupun umatnya yang mengikuti seruannya.

Lalu Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghukum umat Nabi Nuh dengan mendatangkan banjir besar, dan hanya Nabi Nuh Alaihissalam serta orang-orang yang naik ke kapal saja yang selamat.
Setelah banjir, seperti dikisahkan dalam Alkitab, Nabi Nuh Alaihissalam meminum anggur dan keluar dalam keadaan mabuk. Yusha mengaku sangat heran, mengapa Nabi Nuh Alaihissalam seorang utusan Tuhan bisa bersikap seperti itu.
‘’Tidak mungkin seorang nabi bersikap seperti itu. Maka saya tahu mengapa umat Nabi Nuh tidak mendengarkan apa yang ia sampaikan, karena ia mabuk,” kata Yusha kecewa.

Yusha kembali melanjutkan bacaannya. Semakin dalam membaca, kian banyak ia menemukan kesenjangan dalam Alkitab. Beberapa kisah nabi yang dibacanya justru tak mencerminkan nabi itu sebagai utusan Tuhan. Mereka malah seperti pelaku kriminal, yang justru dicari-cari polisi.

Dia sangat penasaran. Yusha kemudian bertanya kepada pendeta di gereja tempat melakukan misa. Ia mempertanyakan banyak hal. Namun Yusha tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Para pendeta yang ditemuinya berkata, ‘’Janganlah ilmu pengetahuan yang sedikit mempengaruhi keyakinanmu terhadap Yesus.’’

Yusha diminta agar tidak perlu mempelajari segala hal. Ia diminta hanya cukup percaya saja pada apa yang diajarkan. Sejumlah pendeta memintanya agar tidak membaca Perjanjian Lama. Alasannya, Alkitab tersebut sudah tidak lagi terpakai. Mereka memintanya untuk membaca Perjanjian Baru.

Di dalam Perjanjian Baru, Yusha menemukan sebuah ayat yang menyebut bahwa Yesus berkata Tuhan itu satu. Hal tersebut terus diulang pada ayat dan surat berikutnya dengan cara yang berbeda. Sama seperti ajaran Musa dalam 10 Perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala, hal pertama yang diperintahkan adalah menyembah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak ada yang lain.

Yusha lalu mencari tahu mengenai Yesus. Dia menemukan ayat yang menyebutkan bahwa Yesus memerintahkan hal yang sama, menyembah satu Tuhan. Rasa penasarannya semakin menggebu. Dia mulai mempertanyakan tentang penyaliban Yesus. Dalam ajaran yang diterimanya, Yesus dipaku pada bagian tangannya.

Dalam hatinya muncul kegamangan. Yusha berpendapat, hal tersebut sangatlah konyol. Seseorang yang telapak tangannya disalib tidak akan bertahan lama di atas tiang. Dia pun menyampaikan pendapatnya itu kepada para pendeta. Alih-alih mendapatkan jawaban, ia justru dilarang untuk melakukan khutbah Kristen di gerejanya.

Saat kondisi imannya sedang goyah, Benjamin kembali menemui Yusha. ‘’Aku telah membaca Alkitab berulang kali. Alkitab itu pula dicetak berulang kali, namun selalu masih saja ada salah penulisan. Padahal, Tuhan itu sempurna. Ciptaannya pun sempurna dan kitabnya juga haruslah sempurna,’’ ujar Benjamin.

Sejak hari itu, Yusha melepas Kristen sebagai agama yang diyakininya. Dia memutuskan meninggalkan agamanya dan memilih untuk mencari agama lain. Dia mempelajari Buddha dan beberapa agama lain, termasuk Islam. Yusha juga sempat membaca sebuah buku tentang Islam, tetapi hal itu tidak membuatnya senang. Akhirnya dia pun memutuskan menjadi atheis.

‘’Tuhan, jika Engkau tidak memberi saya petunjuk, maka saya akan mencari jalan sendiri,’’ Yusha memanjatkan sebuah doa. saat berusia 17 tahun.

Pada Suatu hari, Yusha pergi ke New York bersama beberapa temannya. Di kota terbesar di dunia itu, ia kehabisan uang dan memutuskan untuk mengambil uang dari sebuah mesin ATM. Ketika mengambil uang, ia dirampok oleh orang-orang bersenjata.

Kejadian itu membuatnya sangat takut, sehingga hari itu juga Yusha kembali ke rumah neneknya. Da tidak menceritakan peristiwa yang menimpanya kepada sang nenek. Dia menyimpannya, sampai akhirnya mendapatkan mimpi buruk.

Dalam mimpi itu, orang yang merampoknya di ATM menembaknya hingga mati. Lalu, ia melihat sesuatu tengah menantinya di sisi lain kehidupan. Ia tidak mengetahuinya. Yusha sangat ketakutan sehingga terbangun dari mimpinya sambil berteriak.

Sang nenek datang dan bertanya, ‘’Mengapa kau berteriak? Lalu, Yusha menceritakan segalanya, tentang perampokan dan mimpi yang dialaminya.

‘’Tuhan mempunyai satu rencana untukmu, percayalah,’’ ujar sang nenek.

‘’Lalu apa yang harus kulakukan?” tanyanya.

“Kau harus kembali pada-Nya. Kau harus mencari-Nya.”

Yusha pun linglung. Ia sudah mencari Tuhan kemana-mana, namun tidak menemukannya. Neneknya berkata, ‘’Tuhan tidak akan pergi kemana-mana, kau hanya perlu menemukannya.’’ Sang nenek tidak menyuruhnya untuk kembali ke gereja, hanya memintanya untuk mencari Tuhan.

Yusha mulai menjadi agnostik (mempercayai adanya Tuhan, namun tidak menganut agama apapun). Dia melakukan doa dengan caranya sendiri. Dia merasa jenuh dengan hal tersebut dan akhirnya memohon pada Tuhan, “Kalau Engkau ingin aku mengenal-Mu, maka bimbinglah aku.”

Sejak saat itu, ia tidak mau mendengar lagi apa yang harus dipercayainya. Yusha ingin melihat apa yang harus dipercayainya. Ia telah membaca banyak buku dan kitab agama lain, namun tidak satu pun yang sesuai dengan apa yang dipercayai olehnya.

Sampai pada suatu hari, Yusha berkunjung ke rumah seorang temannya bernama Musa yang beragama Islam. Selama bertahun-tahun Yusha mengenalnya, dia sama sekali tidak menyadari kalau temannya itu adalah seorang Muslim. Dalam pertemuan itu, mereka membicarakan tentang agama. Dari situlah, Yusha mengenal dengan Islam yang sebenarnya.

Karena tidak mempercayai adanya komunitas Islam di lingkungannya, teman Afro-Amerika yang Muslim itu mengajak Yusha ke masjid, sebuah tempat yang tepat untuk menanyakan tentang Islam. Yusha selama ini tidak pernah menyadari bahwa di lingkungannya terdapat masjid. Apalagi letaknya tidak jauh dari gereja.
“Dan saya tidak menyadarinya!” ujarnya.

Ia lalu berkunjung ke masjid. Saat sedang menunggu Musa, seorang lelaki mendekatinya dan bertanya, ‘’Apa sedang kau lakukan di sini?’’

‘’Aku sedang menunggu Musa.’’

‘’Musa tidak terlalu sering datang ke masjid. Namun, jika kau ingin melihat masjid, saya dengan senang hati akan mengantarkanmu.’’

Awalnya. Yusha merasa takut. Tak pernah terpikirkan dalam benaknya untuk masuk ke masjid. Selama ini, pikirannya tentang Islam sangat buruk, namun pria itu memperlakukannya dengan sangat baik.

Dia pun masuk ke dalam masjid tersebut dan mendengarkan khutbah. Awalnya, dia berpikir bahwa lafal ayat-ayat dalam bahasa Arab yang disampaikan khatib bermaksud untuk membunuhnya. Namun, ketika khatib tersebut menerjemahkan kalimat-kalimat Arabnya, Yusha menyadari apa yang dikatakan khatib itu adalah tentang menyembah Tuhan yang satu.

Usai shalat Jumat, ia menemui khatib dan bertanya,‘’Apa yang barusan kalian lakukan tadi?’’
‘’Tadi kami melaksanakan shalat, menyembah AllahSubhanahu Wa Ta’ala.’’ Ketika sang khatib hendak menjelaskan kepada Yusha tentang Islam, ia segera memotongnya, ’’Saya tidak ingin penjelasan. Saya ingin bukti. Apabila memang agama Anda benar, maka buktikanlah.’’

Kakeknya pernah berkata pada Yusha. Ketika orang mengklaim sesuatu itu benar, maka perlu pembuktian. Karena Yusha meminta bukti pada khatib, dia lalu diajak ke ruangannya. Khatib itu memberikannya Al-Quran, kitab suci umat Islam, lalu Yusha membawanya pulang dan membacanya.

Dia terperangah dan terpesona dengan Al-Quran yang dibacanya. Selama tiga hari, dia tidak dapat berhenti membacanya. Dia begitu meyakini kebenaran yang tercantum dalam Al-Quran. Yusha pun bertekad untuk menjadi seorang Muslim.

Yusha kembali ke masjid dan menemui sang khatib. Lalu ia berkata, ’’Saya ingin menjadi Muslim.” ‘’Kau harus memahami satu hal lain apabila ingin menjadi seorang Muslim. Kau harus tahu tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.’’

Yusha pun membaca tentang kisah Nabi Muhammad. Ia pun meyakini Muhammad sebagai utusan Allah. Pada Desember 1998, Yusha yang bernama asli Joshua akhirnya memeluk Islam.
‘’Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain AllahSubhanahu Wa Ta’ala. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.’’
Sejak itu, ia mempelajari Islam dari sejumlah ulama di Mesir dan Amerika Serikat. Kini, Yusha menjadi seorang dai dan penceramah. Umat Islam di negeri Paman Sam memanggilnya, Syekh Yusha Evans. Ia berkhidmat di jalan AllahSubhanahu Wa Ta’ala, dengan menyebarkan ajaran Islam. – Dani Fitriyani – / Kisahmuallaf