24.8.11

Adab Berbicara dan 4 Racun Hati!

ADAB BERUCAP

Sebagai kaum muslimin, kita perlu menjaga berbagai perilaku kita ketika kita berinteraksi dengan kaum muslimin di luar atau bahkan dengan orang – orang non-muslim. Karena, hal tersebut dapat menjaga nama baik kita, orang tua kita, keluarga kita bahkan hal tersebut dapat menjaga nama baik agama Islam.

Karena lisan ini sangatlah berbahaya. Apabila kita melakukan kemaksiatan, sedang hal tersebut dilihat oleh orang yang bukan beragama Islam, maka hal tersebut tentu dapat membuat orang yang melihat tadi mempunyai pemikiran buruk tentang Islam. Bahkan, tidak menutup kemungkinan apabila kemaksiatan yang dilihatnya tersebut diberitahukan kepada orang lain. Hal seperti inilah yang kita kadang tidak tahu/atau menyepelekan kemaksiatan. Karena sesungguhnya Syaitan sangatlah licik dalam menjerumuskan umat ini.

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu menerangkan, “Kaum muslimin selamat dari lisannya di mana ia tidak mencela mereka, tidak melaknat mereka, tidak mengghibah dan menyebarkan namimah di antara mereka, tidak menyebarkan satu macam kejelekan dan kerusakan di antara mereka. Ia benar-benar menahan lisannya. Menahan lisan ini termasuk perkara yang paling berat dan paling sulit bagi seseorang. Sebaliknya, begitu gampangnya seseorang melepas lisannya.”

Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR Bukhari dan Muslim)


Berikut ini adalah seputar hadist-hadist dan ayat Quran tentang Adab Berbicara:

1. Berbicaralah tentang kebaikan
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.”(QS An Nisa’ 114)

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (QS Al-Mu’minun 1-3)

Barangsiapa yang beriman pada ALLAH dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam.” (HR Bukhari dan Muslim)

2. Berbicaralah dengan jelas dan benar

Dari Aisyah ra :“Bahwasanya perkataan rasulullah SAW itu selalu jelas sehingga bisa difahami oleh semua yang mendengar.” (HR Abu Daud)

3. Menjauhi bertele-tele

Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku nanti di hari kiamat ialah orang yang banyak omong dan berlagak dalam berbicara. Maka dikatakan: Wahai rasulullah kami telah mengetahui arti ats-tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa makna al-mutafayhiqun? Maka jawab nabi SAW: “Orang-orang yang sombong.” (HR Tirmidzi dan meng-hasan-kannya)

4. Tidak terlalu banyak berbicara

Adalah Ibnu Mas’ud ra senantiasa mengajari kami setiap hari Kamis, maka berkata seorang lelaki: "Wahai abu AbduRRAHMAN (gelar Ibnu Mas’ud)! Seandainya anda mau mengajari kami setiap hari?" Maka jawab Ibnu Mas’ud: "Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku memenuhi keinginanmu, hanya aku kuatir membosankan kalian, karena akupun pernah meminta yang demikian pada nabi SAW dan beliau menjawab kuatir membosankan kami “ (HR Muttafaq ‘alaih)

5. Mengulangi kata-kata yang penting

Dari Anas ra bahwa, "Nabi SAW jika berbicara maka beliau mengulanginya 3 kali sehingga semua yang mendengarkannya menjadi faham, dan apabila beliau mendatangi rumah seseorang maka beliau pun mengucapkan salam 3 kali." (HR Bukhari)

6. Menghindari ucapan bathil

Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhai ALLAH SWT yang ia tidak mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh ALLAH SWT keridhoan-NYA bagi orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai ALLAH SWT yang tidak dikiranya akan demikian, maka ALLAH SWT mencatatnya yang demikian itu sampai hari Kiamat.” (HR Tirmidzi dan ia berkata hadits hasan shahih; juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah)

7. Menjauhi perdebatan sengit

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)

Aku jamin rumah didasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah ditengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.” (HR Abu Daud)

8. Menjauhi kata-kata keji, mencela dan melaknat


Bukanlah seorang mu’min jika suka mencela, mela’nat dan berkata-kata keji.” (HR Tirmidzi dengan sanad shahih)

9. Menghindari banyak canda

Sesungguhnya seburuk-buruk orang disisi ALLAH SWT di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa.” (HR Bukhari)

10. Menghindari menceritakan aib orang dan saling memanggil dengan gelar yang buruk 
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS Al Hujuraat 11)

Dan juga pada hadist Nabi SAW: “Jika seorang menceritakan suatu hal padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu menjadi amanah bagimu untuk menjaganya.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi dan ia menghasankannya)

11. Menghindari perkataan bohong/dusta dan juga tidak menyampaikan apa yang telah didengarkan

Tanda-tanda munafik itu ada 3, jika ia bicara berdusta, jika ia berjanji mengingkari dan jika diberi amanah ia khianat.” (HR Bukhari)

Dari Abu hurairah radiallahu ‘anhu,sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta ketika dia menyampaikan setiap apa yang dia dengarkan.” (HR Muslim dan Abu Dawud)

12. Menghindari ghibah dan mengadu domba

Berdasarkan hadist Nabi SAW: “Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling berkata-kata keji, dan janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah kalian saling meng-ghibbah satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba ALLAH yang bersaudara.” (HR Muttafaq ‘alaih)

13. Berhati-hati dan adil dalam memuji

Dari AbduRRAHMAN bin abi Bakrah dari bapaknya berkata : Ada seorang yang memuji orang lain di depan orang tersebut, maka kata nabi SAW: “Celaka kamu, kamu telah mencelakakan saudaramu! Kamu telah mencelakakan saudaramu! (2 kali)" Lalu kata beliau SAW: “Jika ada seseorang ingin memuji orang lain di depannya maka katakanlah: Cukuplah si fulan, semoga ALLAH mencukupkannya, kami tidak mensucikan seorangpun disisi ALLAH, lalu barulah katakan sesuai kenyataannya.” (HR Muttafaq ‘alaih dan ini adalah lafzh Muslim)


Dari Mujahid dari Abu Ma’mar berkata: Berdiri seseorang memuji seorang pejabat di depan Miqdad bin Aswad secara berlebih-lebihan, maka Miqdad mengambil pasir dan menaburkannya di wajah orang itu, lalu berkata: Nabi SAW memerintahkan kami untuk menaburkan pasir di wajah orang yang gemar memuji. (HR Muslim)

14. Menjauhi sifat merasa kagum pada diri sendiri, sok fasih dan terlalu memaksakan diri dalam bertutur kata

Sesungguhnya orang yang paling aku benci diantara kalian dan yang paling jauh majelisnya dariku pada hari kiamat: orang yang berlebihan dalam berbicara, sok fasih dengan ucapannya dan merasa ta’ajjub terhadap ucapannya.” (HR Tirmidzi, Ibnu Hibban dan yang lainnya dari hadits Abu Tsa’labah Al-Khusyani ra)

15. Menjauhi terlalu banyak tertawa
Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS At Taubah 82)

Dalam salah satu haditsnya Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan sedikit tertawa, …” (HR Abu Dzar ra)

Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis? Sedang kamu melengahkan(nya)? Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).” (QS An Najm 59-62)

Itu semua adalah beberapa adab dalam berbicara. Namun, apabila kita merasa tidak perlu berbicara kepada orang lain, hendaknya kita perbanyak amalan-amalan saleh seperti :

1. Membaca Al qur’an karim, menjadikanya wirid setiap hari dan juga menghafalkanya.
Dari abdullah bin ‘umar radiyallohu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, beliau bersabda: “Dikatakan pada orang yang senang membaca alqur’an: bacalah dengan tartil sebagaimana engkau dulu sewaktu di dunia membacanya dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

2. Selalu berdzikir kepada Allah

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(QS Ali Imran 191)

3. Jika mendengar bacaan Alqur’an, maka segera berhenti dari berbicara, dan segera mendengarkan dengan khusyu’
Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS Al A’raf 204)

Demikian seputar tata cara berbicara. Menjaga lisan sangatlah penting. Mu’adz pernah bertanya: “Wahai Rasulullah, amal apakah yang dapat mendekatkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka?” Rasulullah SAW menjawab: “Sesungguhnya engkau telah bertanya tentang hal yang besar dan sesungguhnya hal itu benar-benar mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah untuk melakukannya.” Selanjutnya, Rasulullah SAW menyebutkan beberapa perkara yang mendekatkannya kesurga dan menjauhkannya dari neraka, kemudian diakhir hadiutsnya beliau bersabda: “Jagalah ini olehmu”, seraya memegang lisannya sendiri.”

Lalu Mu’adz bertanya lagi: “Wahai Rasulullah SAW apakah kita dihukum karena apa yang kita katakan?” Rasulullah SAW menjawab: “Semoga ibumu kehilanganmu, hai Mu’adz. Memang tiada yang menjungkalkan manusia kedalam neraka dengan hidung atau dengan kepala mereka dibawah, melainkan karena diakibatkan oleh ulah lisan mereka.” (HR Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Selain itu di hadist yang lain:

Uqbah bin Amir ra. salah seorang sahabat, bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana cara untuk selamat? Yakni perkara apa yang dapat menyelamatkanku dari murka Allah, kemarahan, dan adzab-Nya?” Rasulullah SAW menjawab: “Jagalah lisanmu; buatlah rumahmu terasa luas olehmu; dan menangislah oleh kesalahanmu.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)

Salah seorang Tabi’in pernah mengatakan: “Aku pernah melihat Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. memegang lisannya sendiri saat dia menginstospeksi dirinya seraya menangis, lalu berkata: ‘Inilah yang menyebabkan aku terjerumus kedalam kebinasaan.’

Itulah pentingnya menjaga lisan. Semoga dengan membaca artikel ini, kita dapat berinteropeksi diri dan mulai detik ini juga kita dapat berbicara sesuai dengan Adab yang diajarkan Rasulullah SAW sehingga kita selamat dari siksa Allah di hari pembalasan nanti. Amin Ya rabbal Alamin…




4 RACUN HATI

Rasulullah pernah bersabda: "Ketahuilah, di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, maka baik pulalah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak, maka rusak pulalah seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati". (HR Bukhari dan Muslim)

Allah berfirman, “(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS Ash Shuara 88-89)

Hati yang sehat adalah hati yang selamat. Hati yang selamat didenisikan sebagai hati yang terbebas dari setiap syahwat, keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah, dan dari setiap syubhat, ketidakjelasan yang menyeleweng dari kebenaran.

Maka, barangsiapa menginginkan keselamatan dan kehidupan bagi hatinya, hendaklah ia membersihkan hatinya dari pengaruh racun-racun itu. Kemudian menjaganya, jangan sampai ada racun lain yang menggrogotinya.

Adapun jika tanpa sengaja ia mengambil salah satunya, ia mesti bersegera untuk membuangnya dan menghapus pengaruhnya dengan cara bertaubat, beristighfar dan mengerjakan amal shalih yang dapat menghapus kesalahan.

Yang dimaksud dengan empat racun hati yaitu:
  1. Banyak bicara
  2. Banyak memandang
  3. Banyak makan dan minum
  4. Banyak bergaul dengan sembarang orang

Sebagian ada yang mengatakan bahwa racun hati ada 5. Yaitu ditambah “Banyak Tidur”. Namun hal tersebut tidak dibahas disini.

1. Banyak Bicara

Dari Mu’adz, dari Rasulullah bersabda, “Dan tiadalah yang menelungkupkan wajah atau batang hidung manusia ke dalam api neraka, melainkan karena ulah lidahnya.” (HR At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim)

Dari Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqa berkata, Aku bertanya, “Ya Rasulullah, apakah yang paling anda takutkan terhadap diri saya?” Beliau bersabda, “Ini.” sambil memegang lidahnya.(HR At Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Hakim dan Ad Darimi)

Dari Uqbah bin Amir berkata, “Ya Rasulullah, apakah keselamatan itu?” Beliau bersabda, “Peliharalah lidahmu.” (HR At-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Mubarak)

Begitu juga seperti yang dikatakan pada hadist berikut,
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah, bahwasanya ia mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya, seorang hamba berbicara dengan sebuah pembicaraan yang jelas (ia anggap biasa); ternyata hal itu membuat ia tergelincir ke dalam api neraka lebih jauh dari pada jarak timur dan barat.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, Demi Allah, tiada tuhan yang pantas disembah selain Dia. Tiada sesuatu pun yang lebih pantas untuk dipenjara lebih lama, (kecuali) dari lidahku.

Beliau juga berkata, “Wahai lidah, berkatalah yang baik, kamu akan beruntung. Dan Diamlah dari yang buruk, (maka) kamu akan selamat, sebelum kamu menyesal.”

Dari Abu Darda’ berkata, “Berlakulah adil terhadap dua telinga dari lidah. Dijadikan untuk anda dua telinga dan satu lidah, supaya anda lebih banyak mendengar daripada berbicara.”

Allah Berfirman, “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”(QS Qaf 18)

2. Banyak Memandang

Allah berfirman, "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya”; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutup kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera- putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan Janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung." (QS An-Nur 30-31)

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah bersabda, “Telah ditetapkan kepada manusia bagiannya dari perzinahan, ia pasti melakukan hal itu. Kedua mata, zinanya ialah memandang. Kedua telinga, zinanya adalah mendengar. Lidah, zinanya adalah berbicara, Tangan, zinanya adalah memukul (meraba). Kaki, zinanya adalah melangkah. Hati, berkeinginan dan berangan-angan. Dan yang membenarkan atau menggagalkan semua itu, adalah kemaluan.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad)

Dari Jarir berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan yang tiba-tiba (tidak sengaja). Beliau menjawab, “Alihkan pandanganmu!” (HR Muslim, At-Tirmidzi, Ad-Darimi dan Ahmad)

Para ulama berkata, “Antara mata dan hati ada kaitan yang sangat erat. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hatipun rusak dan hancur. Hati seperti ini, ibarat tempat sampah yang berisikan segala najis, kotoran dan sisa-sisa yang menjijikkan. Ia tidak layak dihuni cinta dan ma’rifatullah, tidak akan merasa tenang dan damai bersama Allah, dan tidak akan mau inabah (kembali) kepada Allah. Yang bersemayam di dalamnya adalah yang berlawanan dengan semua itu.”

3. Banyak Makan dan Minum

Allah berfirman, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid , makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan . Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS Al A’raf 31)

Dari Miqdam bin Ma’di Karib berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Janganlah manusia memenuhi sebuah tempat yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi manusia beberapa suapan (tiga sampai sembilan), untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak bisa, maka sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk bernafas.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Al-Hakim)

Ibnu Abbas berkata, “Allah menghalalkan makan dan minum, selama tidak berlebih-lebihan dan tidak ada unsur kesombongan.”

Dari Utsman bin Za’idah berkata, Sufyan Ats-Tsauri berkirim surat kepadaku: “Apabila engkau ingin badanmu sehat dan ringan tidurmu, maka sedikitkanlah makanmu.”

Sebagian salaf berujar, Sebagian pemuda Bani Israil berta’abud (berpuasa sambil berkhalwat). Bila telah datang masa berbuka, salah seorang dari mereka berkata, “Jangan makan banyak-banyak, sehingga minum kalianpun banyak. Lalu tidur kalian juga banyak, akhirnya kalian banyak merugi.”

‘Aisyah meriwayatkan, sejak masuk Madinah, keluarga Rasulullah belum pernah merasa kenyang oleh roti gandum selama tiga hari berturut-turut, sampai beliau wafat. (HR Bukhari dan Muslim)

Abu Sulaiman Ad-Darimi berkata, “Kunci dunia adalah kenyang, sedangkan kunci akhirat adalah lapar.”

Al-Harits bin Kaladah(salah seorang pakar kedokteran Arab pada masa lalu) berkata, “Menjaga diri dari makanan (melebihi yang diperlukan), merupakan pangkal penyakit.”

Al-Harits berkata pula, “Yang membunuh manusia dan membinasakan binatang-binatang buas di dunia ini,
ialah memasukkan makanan di atas makanan sebelum selesai pencernaan.”

4. Banyak Bergaul

Allah berfirman, “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an, ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku.” Dan adalah syetan itu tidak mau menolong manusia.” (QS Al Furqan 27-29)

Allah berrman pula, “Teman-teman akrab para hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (QS Az-Zukhruf 67)

Rasulullah bersabda, “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk, adalah seperti penjual minyak wangi dan peniup api (pandai besi), adakalanya memberi anda (minyak wangi), atau anda membeli darinya, atau anda mendapat bau wangi darinya. Adapun peniup api (pandai besi), adakalanya membakar pakaian anda, atau anda mendapatkan bau yang kurang sedap darinya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Rasulullah bersabda, “Seseorang itu mengikuti agama sahabatnya. Maka, hendaklah kalian memperhatikan siapa sahabat kalian.” (Hadits hasan diriwayatkan Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)

Rasulullah bersabda, “Janganlah anda berteman melainkan dengan orang mukmin dan janganlah memakan makananmu, kecuali orang bertaqwa.” (HR Ahmad, At-Tirmidzi dan Abu Dawud dengan sanad yang hasan)

Berkata Umar bin Khathab, “Janganlah anda berjalan bersama orang fajir (yang bergelimangan dalam dosa), karena dia akan mengajarkan kepada anda perbuatan dosanya.”

Berkata Muhammad bin Wasi’, “Tiadalah tersisa dari kenikmatan dunia, selain shalat berjama’ah dan berjumpa dengan teman (yang shalih).”

Berkata Bilal bin Sa’ad, “Saudaramu yang selalu mengingatkanmu akan kedudukanmu di sisi Allah adalah lebih baik bagimu, daripada saudaramu yang selalu memberimu dinar (harta benda).”

Berkata sebagian salaf, “Orang yang paling lemah (tercela), yaitu orang yang tidak mau mencari teman (yang baik). Dan yang lebih lemah (tercela) daripadanya, ialah orang -yang apabila telah mendapatkan teman (yang baik)- ia menyiakannya.”

Wallahu 'alamu.

[http://directorymuslim.com/?tag=banyak-bicara]

No comments:

Post a Comment