28.7.11

Ada yang Salah dengan Jilbab Kami?

7 Juli 2009 15:56 WIB
Ribuan Orang Mengiringi Pemakaman Pahlawan Jilbab

http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/ribuan-orang-mengiringi-pemakaman-pahlawan-jilbab.htm#.UcwBMdgubXQ

Ribuan orang mengantarkan jenazah Marwah Al-Sharbini ke tempat peristirahatannya yang terakhir di kota Alexandria, Mesir waktu setempat. Ribuan orang itu berjalan mengiringi peti jenazah Marwa yang mendapat sebutan "martir jilbab".

Kematian Marwa memicu kemarahan di kalangan komunitas Muslim di Jerman dan Mesir-negara asal Marwa-tetapi juga komunitas Muslim di berbagai negara. "Tidak ada Tuhan selain Allah dan orang-orang Jerman adalah musuh Allah," kata seorang warga Mesir yang ikut mengantarkan jenazah Marwa ke pemakaman.

"Kami akan membalas kematiannya. Barat, mereka tidak mau mengakui kita. Di sana ada rasisme," ujar Tarek Al-Sharbini, saudara lelaki Marwa.

Selain Marwa, suaminya juga menjadi korban dan sekarang masih dalam kondisi kritis di sebuah rumah sakit Dresden, Jerman. Suami Marwa secara tak sengaja terkena tembakan aparat saat sang suami mencoba melindungi istrinya yang diserang dengan senjata tajam oleh pemuda Jerman keturunan Rusia.

Peristiwa itu terjadi di ruang sidang di kota Dresden, saat Marwa akan memberikan kesaksian atas kasusnya. Marwa menuntut pemuda yang juga tetangganya itu ke pengadilan karena menyebutnya sebagai teroris hanya karena ia mengenakan jilbab. Marwa berada di Jerman mengikuti suaminya yang sedang melakukan riset dengan biaya beasiswa.

Menurut kakak lelaki Marwa, aparat mengira suami Marwa yang melakukan serangan sehingga petugas keamanan pengadilan itu menembaknya. "Para aparat keamanan itu berpikir, sepanjang orang itu tidak berambut pirang, maka dialah pelaku serangannya, dan mereka menembak suami Marwa," kata kakak lelaki Marwa.

Pemuda Jerman keturunan Rusia yang menyerang Marwa, bernama Alex W, 28, kini mendekam di penjara dan akan dikenakan tuduhan baru yaitu pembunuhan. Christian Avenarius, jaksa pengadilan Dresden mengatakan, Alex menusuk Marwa karena didorong rasa kebencian yang dalam terhadap Islam, karena sejak awal pengadilan, Alex yang berimigrasi ke Jerman tahun 2003 sudah mengungkapkan pernyataan-pernyataan anti-Islam dan anti-Muslim.

Dari wawancara di beberapa media Mesir, keluarga Al-Sharbini di Mesir mengatakan bahwa pelaku penusukan sudah sering menghina dan melecehkan Marwa, bahkan pernah mencoba melepas jilbab Marwa. Ibu Marwa, Laila Shams mengungkapkan, Marwa juga kesulitan mendapat kerja di Jerman karena ia mengenakan jilbab.

"Suatu kali, Marwa pernah disuruh melepas jilbab jika ingin mendapatkan kerja, tapi Marwa menolaknya," kata sang ibu.

Menanggapi kasus Marwa, Jubir pemerintah Jerman Thomas Steg mengatakan bahwa insiden ini berlatar belakang rasial dan pemerintah mengutuk keras pelakunya. Pemerintah Jerman baru bersuara atas kasus ini, setelah komunitas Muslim di negara itu mengecam pemerintah dan para politisi di Jernam yang diam saja atas kasus tersebut.

Menyindir sikap pemerintah dan para politisi di Jerman, harian independen di Mesir, El-Shorouk menulis, kalau korbannya Yahudi, barulah dunia gempar. Seorang bloger Mesir bernama Hicham Maged dalam blognya menulis, "Mari kita bayangkan, jika kondisinya dibalik, korban adalah orang Barat yang ditusuk di dunia atau di salah satu negara Timur Tengah oleh seorang Muslim ekstrim."

Atas insiden yang menimpa Marwa, Asosiasi Farmasi Mesir sudah menyerukan boikot terhadap obat-obatan dari Jerman.

Pemerintah Mesir belum mengeluarkan pernyataan atas peristiwa yang menimpa warga negaranya. Belum jelas apakah pemerintahan Husni Mubarak akan menuntut pemerintah Jerman bertangung jawab atas kasus ini. (ln/aljz/isc)



24 Juni 2013 08:14 WIB
Muslim di Perancis Demonstrasi untuk Protes Serangan Terhadap Muslimah Berjilbab

http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/muslim-di-perancis-demonstrasi-untuk-protes-serangan-terhadap-muslimah-berjilbab.htm#.Ucv_dNgubXR

Ketakutan serangan fisik terhadap komunitas Muslim, Muslim Perancis telah turun ke jalan untuk memprotes serangan terhadap muslimah karena memakai jilbab, harus dilindungi.

Saya warga Perancis, saya seorang muslim, saya memiliki hak untuk menjaga martabat saya,” kata Rabia, korban serangan Islamophobia.

Mereka harus berhenti menyerang karena Islamofobia."

Saya tidak bisa mengerti mengapa jilbab saya menjadi alasan untuk mereka menyerang.”

Empat wanita Muslimah baru-baru ini diserang secara fisik di Paris.

Salah satu wanita Muslim, 21, telah keguguran setelah diserang pekan lalu oleh dua pria botak di pinggiran Paris Argenteuil.

Laporan-laporan media awalnya mengatakan bahwa Muslimah hamil itu diserang karena dia memakai cadar. Tetapi kemudian ternyata diketahui bahwa wanita itu hanya mengenakan jilbab.

Serangan itu terjadi tiga minggu setelah seorang wanita Muslimah berjilbab di Argenteuil ditargetkan dengan cara yang sama.

Polisi Prancis juga mengundang kemarahan umat Islam di lingkungan setelah mencoba untuk menangkap seorang wanita hanya karena memakai cadar di awal bulan ini.

Muslim Perancis meminta pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada komunitas mereka.

Kementerian dalam negeri Perancis harus melindungi semua orang dari ketidakamanan terlepas dari perbedaan apapun seperti jenis kelamin, warna kulit atau agama.”

Muslim Perancis telah lama mengeluhkan diskriminasi dan meningkatnya sentimen anti Muslim di negara Eropa. (OI.net/Dz)

No comments:

Post a Comment