26.2.10

Di Rusia, Islam Berkembang Pesat, Warga Muslim Terus Bertambah

Sejak kebebasan beragama kembali ke Rusia, Islam berkembang pesat di negeri Beruang Merah itu. Pemeluk agama Islam pun terus bertambah sehingga sejumlah etnik Rusia khawatir akan kehilangan identitas nasional mereka.

Jumlah warga Muslim di Rusia saat ini mencapai 25 juta orang, naik sebesar 40 persen sejak tahun 1989. Pada 2020, jumlah warga Muslim diperkirakan akan terus bertambah dan akan mencapai seperlima dari total penduduk Rusia.

Bertambahnya jumlah warga Muslim ini antara lain disebabkan karena krisis kependudukan berupa makin pendeknya tingkat harapan hidup dan rendahnya angka kelahiran di kalangan etnis Rusia yang menyebabkan penurunan populasi sebesar 700 ribu orang pertahun.

Disisi lain, jumlah imigran Muslim yang berasal dari bekas wilayah Soviet, terutama dari wilayah utara Kaukasus dan Asia Tengah, terus meningkat.

Hal itu diakui oleh para pemuka Muslim di Rusia yang mengatakan bahwa negeri ini menjadi surga bagi imigran Muslim. Mereka mencari kerja dan membangun komunitasnya. Meski demikian, warga Muslim tetap rentan terhadap ancaman dari kalangan politisi.

Damir Gizatullin dari Dewan Mufti Rusia mengatakan, sejumlah politisi yang tidak bertanggungjawab ingin sukses dalam mendapatkan suara dengan menciptakan gelombang nasionalisme.

"Ketika mereka mengatakan Rusia untuk orang Rusia, hal itu merupakan jalur yang salah yang bisa mengarah pada hancurnya Federasi Rusia, " ujar Gizatullin.

Makin meningkatnya jumlah warga Muslim di Rusia, menimbulkan kekhawatiran di sejumlah etnis negeri itu. Mereka khawatir akan menjadi warga minoritas di negaranya sendiri.

"Sejarah adalah pertikaian antara ras dan agama. Sudah menjadi hukum alam, orang cenderung berkumpul dengan orang-orang dari kelompoknya sendiri, bicara bahasa ibunya dan mempelajarinya, " kata Alexander Belov dari organisai Gerakan Anti Imigran Ilegal.

Kalangan gereja Ortodoks juga menyatakan, sejak Soviet runtuh pemulihan terus dilakukan di Rusia. Namun dengan makin berkembangnya Islam, dibarengi dengan pertumbuhan negatif populasi etnis Slavia, sebuah perubahan yang dramatis sedang berlangsung.

Jika trend perubahan itu terus berlanjut, populasi warga Muslim dalam 30 tahun mendatang, bisa melebih populasietnik-etnik di Rusia. (ln/aljz)

21.2.10

1 dari 4 Orang di Dunia adalah Muslim?



Setelah diberitakan bahwa pada 2050, benua Eropa menjadi benua dengan Muslim terbesar di dunia, kini, sebuah peta baru diungkap: 1 dari 4 orang di dunia adalah Muslim. Begitu laporan CNN pada Rabu (7/10). Jumlah Muslim ini mencakup keseluruhan dunia, dan laporan itu cukup terperinci. Adalah Pew Forum on Rleigion & Public Life yang merilis laporan ini dengan judul “Mapping the Global Muslim Population.”

India, negara dengan mayoritas penduduknya Hindu, mempunyai pemeluk Muslim demikian banyak, di bawah Indonesia dan Pakistan. Itu artinya, India mempunyai Muslim dua kali lipat banyaknya daripada Mesir.

China mempunyai Muslim lebih banyak daripada Syria. Jerman memiliki Muslim lebih banyak daripada Lebanon, dan Russia mempunyai Muslim lebih banyak daripada Yordan dan Libya bahkan jika keduanya digabungkan.

Dua dari tiga orang Muslim di dunia tinggal di Asia, tersebar dari mulai dari Turki sampai Indonesia. Timur Tengah dan Afrika Utara, yang menjadi rumah bagi 1 Muslim dari 5 penduduk di dunia menduduki peringkat kedua dalam penyebarannya.

Sekarang ini, di dunia terdapat lebih dari 1,57 milyar Muslim di dunia. Ini merepresentasikan 23 % dari total keseluruhan penduduk dunia yang berjumlah 6,8 milyar.

Kristen mempunyai pemeluk 2,25 milyar—berdasarkan laporan World Relgiions Database pada tahun 2005. Brian Grim, peneliti senior di proyek Pew Forum, sangat terkejut dengan perkembangan jumlah Muslim ini—ia mengatakannya langsung kepada CNN. “Jumlahnya melebihi apa yang saya perkirakan,” ujarnya.

Berita gembira ataukah ancaman?
Laporan ini—menurut Reza Aslan, penulis buku laris “No God but God”—bisa memengaruhi kebijakan PBB. “Penduduk di Timur Tengah semakin membuat kecil persentase pemeluk Muslim di seluruh dunia.” Komentarnya. “Jika sudah menyangkut Muslim di dunia, jumlah ini akan mengindikasikan bahwa pencapaian ini tak bisa difokuskan demikian kecil hanya di Timur Tengah saja.”

Reza Aslan yang mempunyai darah Iran-Amerika ini menambahkan bahwa jika tujuan dari laporan ini seharusnya untuk menyatukan pengertian antara PPB dan umat Muslim, maka fokusnya seharusnya di Asia selatan dan Asia Tenggara, bukan Timur Tengah. Reza sendiri mengatakan hal tersebut sebelum laporan Pew Forum dipublikasikan kepada publik. Komentar Reza sangat beralasan mengingat sekarang umat Muslim dipojokkan dengan isyu teroris.

Muslim, sebuah proyek besar
Menurut Grim, laporan ini dikerjakan selama tiga tahun dengan melibatkan 232 negara di dunia. Tujuan mereka adalah mendapatkan gambaran yang jelas akan populasi Muslim di dunia pada saat ini. Mereka mendatangi sensus dan survey nasional di setiap negara. Pew Forum menyebutkan laporan ini sebagai “proyek terbesar”. Detail penuhnya dan bahkan apa yang ditemukan oleh para peneliti ini sangat mengejutkan.

“Ada negara yang kami perkirakan tak ada umat Muslimnya, ternyata jumlahnya sangat besar,” ujar Alan Cooperman, associate director Pew Forum, seraya menyebutkan India, Russia, dan China.

Yang lainnya, 2 dari 5 orang Muslim hidup di negara dimana mereka menjadi minoritas. Menurut Cooperman, sementara orang berpikir bahwa populasi Muslim di Eropa lebih banyak imigran, itu hanya terjadi di Eropa bagian barat saja. “Sisanya di Russia, Albania, Kosovo, dan yang lainnya, adalah penduduk Asli. Lebih dari separuh Muslim di Eropa adalah penduduk asli.”

Cooperman juga mengatakan terkejut mendapatkan populasi Muslim di Afrika bagian gurun Sahara. Ada 240 juta Muslim di sana—dan itu artinya 15% dari jumlah keseluruhan Muslim di dunia.

Islam tak pelak menjadi satu-satunya agama yang berkembang sangat pesat di dunia, dengan negara seperti Nigeri yang jumlahnya Muslim-nya sekarang sama dengan Kristen. Menurut Pew Forum, Nigeria juga menjadi negara keenam terbesar penduduk Muslim-nya.


Islam di masa depan
Secara kasar, sembilan dari 10 Muslim di dunia adalah pemeluk Sunni, dan satunya lagi adalah Syi’ah. Satu dari tiga Syi’ah tinggal di Iran. Sisanya di Iraq, Azerbaijan, dan Bahrain. Dan dari data statistik ini, sangat sulit menemukan Islam sektarian.

Penemuan ini hanya tahap pertama dari proyek Pew Forum. Tahun depan, mereka rencananya akan mengeluarkan laporan tentang perkembangan Muslim di masa depan, dan focus penelitian mereka akan melibatkan umat Kristen, dan pemeluk agama lainnya. Kata Grim, “Kami tidak hanya peduli kepada Muslim. Kami mencoba memotret perkembangan agama di dunia ini.” (sa/cnn/eramuslim)




18.2.10

Tujuan Akhir Zionisme Mendirikan Kerajaan Daud dan Sulaeman


Koalisi antara fundamentalis sayap kanan di Israel, Partai Likud yang dipimpin Perdana Menteri Benyamin Netanyahu dengan Partai Yisrael Beiteneu yang dipimpin Menlu Avigdor Lieberman, serta semakin populernya sayap kanan di mata rakyat Israel, ini menandakan kecenderungan rakyat Israel memiliki pandangan yang sama dengan para pemimpin sayap kanan, yang memiliki cita-cita ingin membangun Israel Raya.

Tak aneh bila Israel terus menolak langkah-langkah perdamaian yang didorong oleh AS, yang sebenarnya sudah sangat menguntungkan bagi kepentingan masa depan Israel. Gagasan dua negara Palestina-Israel, yang digagas oleh AS itu, tak mempengaruhi pemimpin Israel, khususnya sayap kanan, yang sekarang berkuasa. Netanyahu menolak mentah-mentah gagasan dua negara itu. Gagasan dua negara itu, hanyalah akan menjadi malapetaka bagi keamanan Israel.

Hakikatnya politik Zionis itu, tak lain, bangkitnya kembali entitas Yahudi, yang diaspora (terpencar-pencar) di seluruh dunia, dan menyatu kembali ke dalam satu bangsa, dan hidup di tanah yang ‘dijanjikan’, Palestina. Gerakan Zionisme itu meniru gaya penjajahan Barat secara politis. Selama beberapa dekade gerakan Zionisme itu, belajar dan berkhidmat kepada Barat dan mewujudkan kepentingan-kepentingan bersama antara keduanya. Maka, sangatlah wajar, bila sekarang terjadi apa yang disebut dengan ‘mutualisma simbiosa’ antara Zionisme dengan Barat.

Gerakan Zionisme itu mempunyai tujuan akhir yang hendak diwujudkan, dan bukan hanya ingin mendirikan negara Israel Raya, tetapi mempunyai tujuan yang lebih luas diantaranya :

1.Gerakan Zionisme mempunyai tujuan akhir mendirikan Kerajaan Nabi Dawud dan Sulaiman, yang menjadi sebuah mitos dikalangan masyarakat Yahudi, dan dibangun oleh kalangan Zionis, yang sangat aktif secara politik dan ideologi.

2.Melakukan penguasaan sumbe daya ekonomi dan sumber daya alam vital guna menunjang gerakan, terutama bagi membangun negara yang menjadi ‘Kerajaan’ Nabi Dawud dan Sulaeman.

3.Menanamkan doktrin Zionisme kepada seluruh orang-orang Yahudi di seluruh dunia, tentang doktrin tanah yang dijanjikan, Palistina, dan menjadi hak mutlak bagi mereka. Karena itu, tak ada entitas lainnya, yang mempunyai hak hidup di wilayah itu.

4.Karakter hubungan saling berkaitan antara politik dan ekonomi itu, sudah menjadi ideologi Zionisme yang mapan, dan sangat mempengaruhi dalam setiap gerak dan langkah, yang mereka lakukan. Karena itu, setiap gerakan Zionisme berusaha melakukan penguasaan terhadap setiap pemerintahan di dunia, dan menguasai ekonomi mereka.

5.Menciptakan langkah-langkah strategis, yang tujuan melemahkan perjuangan bangsa Arab dan Islam dalam menghadapi Zionis-Israel dengan politik adu-domba (divide at impera), dan menanamkan sekulerisme, yang menghilangkan fanatisme terhadap agama (Islam), dan mendorong agar paham pluralisme itu menjadi ideologi. Dengan cara itulah gerakan-gerakan yang menentang Zionisme akan menjadi lemah. Karena masyarakat muslim sudah tidak lagi memiliki keyakinan terhadp agama mereka.

Gerakan Zionisme ini berdiri kokoh diatas landasan yang substansial, bahwa Yahudi itu bukan sekedar konsep agama, melain juga negara yang didukung dengan ideologi menjajah melalui cara penguasaan, baik secara politik, ekonomi, yang ditopang dengan ideologi. Inilah hakekat Zionisme yang ada ini.

Tak bakal lahir Palestina yang merdeka, hanya mengandalkan belas kasihan Israel, seperti apa yang sudah dilakukan Mahmud Abbas dan Organisasi Al-Fatah sekarang, yang benar-benar mengabdi kepada Israel. Tak juga dengan perundingan dan perdamaian yang akan menghasilkan sebuah cita-cita kemerdekaan, karena Israel tak menginginkan Palestina menjadi sebuah entitas politik yang eksis dan berdaulat. Israel hanyalah menginginkan Palestina itu, sebagai sebuah bangsa kelas dua, yang hidupanya tergantung oleh belas kasihan Israel.

Inti sari konsep Zionisme itu, tak lain, adalah sikap panatisme dan ortodok, yang sangat mendalam, yang tidak mungkin akan berubah. Mereka memiliki gambaran yang ideal tentang negara, yang membentang dari Sungi Nil (Mesir) sampai Sungai Eufrat (Irak). Inilah yang menjadi bentuk kerajaan Nabi Dawud dan Sulaimen, di era Benyamin Netanyahu sekarang ini.

Apakah konsep Zionisme yang membangun kerajaan Dawud dan Sulaiman itu sudah terwujud? Secara teritori (wilayah) negara mungkin belum. Tetapi, secara substansi (hakekat), sejatinya negara-negara tetangga Israel itu sudah menjadi wilayah negara Israel. Karena, negara-negara di sekeliling Israel itu, sudah mengabdi kepada kepentingan Israel. Mereka tidak merupakan sebuah negara yang berdaulat yang dapat menentukan kebijakannya secara bebas.

Kasus yang sangat kasat mata, seperti ketika Israel menyerang Gaza, tak ada satupun, negara Arab di sekelilingnya yang berani menentang Israel, tapi yang ada justru mereka mendukung tindakan agresi Israel ke wilayah Gaza, yang bertujuan untuk menumpas ‘teroris’ Hamas. Para pemimpin Arab, seperti Presiden Mesir Hosni Mubarak, Raja Arab Saudi Abdullah, Raja Jordania Abullah, dan Presiden Suriah Bashar Assad, dan Presiden Lebanon Rafiq Hariri, mereka membiarkan rakyat Palestina dihancurkan oleh Israel.

Jadi Kerajaan Dawud dan Sulaeman hakikatnya sudah berdiri di tanah Arab, yang membujur dari sungai Nil (Mesir) sampai ke sungai Eufrat (Iraq). Meskipun, wilayah itu masih mempunyai pemerintahan, presiden, raja, tapi semuanya mengabdi kepada Zionis Israel. (m/berbagai sumber)

17.2.10

Kebencian itu Awal dari Hidayah

Ia marah dengan Islam. “Aku merasa agama dan para pengikutnya telah menyerbu negara saya,“ ujarnya

Oleh: M. Syamsi Ali
Rabu, 10 Pebruari, kota New York sedang dilanda badai salju. Sejak tengah malam lalu, salju turun tiada henti membuat jalanan menjadi sepi dan licin. Kebanyakan warga memilih tinggal di rumah, berbagai institusi ditutup sementara, termasuk sekolah-sekolah dan bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Aku sendiri cukup malas untuk meninggalkan rumah pagi. Tapi entah apa, rasanya aku tetap terpanggil untuk melangkahkan kaki menuju kantor PTRI, dan selanjutnya ke Islamic Center. Ternyata kantor PTRI juga pagi ini hanya dibuka hingga pukul 12 siang.
Aku segera menuju Islamic Cultural Center of New York dengan tujuan sekedar shalat dzuhur dan asar sekalian. Lazimnya, ketika ada badai salju atau hujan lebat, jama’ah meminta untuk menjama’ shalat. Setiba di Islamic Center aku segera menuju ruang shalat, selain untuk melihat apakah pemanas ruangan telah dinyalakan atau belum, juga untuk shalat sunnah.
Tiba-tiba saja Sekretaris memanggil, “Some one is waiting for you!”. “Let me do my sunnah and will be there!,” jawabku.
Setelah shalat sunnah, segera aku menuju ke ruang perkantoran Islamic Center. Di ruang tamu sudah ada seseorang yang relatif berumur, tapi nampak elegan dalam berpakaian. “Hi, good morning!,” sapaku. “Good morning!,” jawabnya dengan sangat sopan dan ramah. “Waiting for me?,” tanyaku sambil menjabat tangan. “Yes, and I am sorry to bother you at this early time,” katanya sambil tersenyum.
Aku mengajak pria berkulit putih tersebut ke ruangan kantor aku. Dengan berbasa-basi aku katakan “Wah mudah-mudahan Anda diberikan pahala atas perjuangan mengunjungi Islamic Center dalam suasana cuaca seperti ini,” kataku. “Oh not at all!. We used to this kind of weather,” jawabnya.
“So, what I can do for you this morning,” tanyaku memulai pembicaraan. Tanpa aku sadari orang tersebut masih berdiri di depan pintu. Barangkali dia tidak ingin lancang duduk tanpa dipersilahkan. Memang dia nampak sopan, tapi dari kata-katanya dapat dipahami bahwa dia cukup terdidik.
“Please do have your sit!,” kataku. “Thanks sir!,” jawabnya singkat.
Setelah duduk Aku ulangi lagi, pertanyaan sebelumnya “what I can do for you this morning?.” Sambil membalik posisi duduknya, dia melihat ke arahku dengan sedikit serius, tapi tetap dengan senyumnya. “I am here for….,’ seolah terhenti..”for some clarifications!,” jawabnya. Intinya, ia mengaku telah banyak membaca, mengamati dan belajar agama. "Harus jujur Aku tahu tentang hal itu banyak," jelasnya.
“That’s great!,” selaku. Dia mengaku, dari waktu ke waktu, pertanyaan tentang agamanya terus bertambah. Sementara perasaan terhadap Islam justru makin tumbuh.
Pria itu, merubah posisi duduknya dan bercerita. "Aku dulu sangat marah. Aku benar-benar membenci agama ini!, jelasnya. “Aku merasa agama dan para pengikutnya telah menyerbu negara saya, “ tambahnya dengan sangat serius. "Jadi, apa yang terjadi?, pancingku menyambung ceritanya.
Singkatnya, aku menuliskan beberapa catatan ceritanya, bagaimana kebenciannya kepada agama Islam menjadi awal ‘kehausan’ untuk mencari tahu. Suatu hari dia membeli makanan di pinggir jalan (Halal Food) di kota Manhattan. Sekedar untuk diketahui, mayoritas mereka yang jual makanan di pinggir jalan di kota New York adalah Muslim. Lalu menurutnya, di gerobak penjual makanan itu tertulis “Laa ilaaha illa Allah-Muhammad Rasul Allah” dalam bahasa Arab. Kebenciannya yang amat sangat kepada Islam, membuatnya tidak bisa menahan diri untuk mengata-ngatai penjual makanan itu dengan kalimat, “don’t turn people away from buying your food with that ….(bad word)’, katanya sinis!.
Tapi menurutnya lagi, sang penjual itu tidak menjawab dan hanya tersenyum, bahkan merespon dengan “Thank you for coming my friend!.”
Singkatnya, menurut dia lagi, sikap ramah si penjual makanan itu selalu teringat dalam pikirannya. Bahkan sikap itu menjadikannya merasa bersalah, tapi pantang untuk datang meminta maaf. Ketidak inginannya meminta maaf itu, katanya sekali lagi, karena kebenciannya kepada agama ini (Islam, red). "Itu benar-benar membuat saya marah kepada diri saya, namun di saat yang sama, saya benar-benar ingin tahu,” sambungnya.
“Awalnya, aku hanya googling beberapa informasi mengenai agama. Kemudian mendengarkan beberapa ceramah di Youtube (terutama ceramah Hamzah Yusuf), “ ujarnya. Setelah itu kemudian membeli beberapa buku karangan non Muslim, termasuk sejarah Rasul oleh Karen Amstrong, Syari’ah oleh John Esposito, dll.
"Semakin saya pelajari, semakin aku merasa menjadi curiga dan bingung,” akunya. “Tapi apakah Anda pernah berpikir sebelumnya, mengapa begitu?,” ujarku. “Saya tidak tahu, saya kira faktor media, katanya. Yang jelas, setiap kali dia melihat pemboman, pembunuhan, pengrusakan, dan bahkan beberapa aksi film, ada-ada saja Muslim yang terkait. "Saya benar-benar tidak tahu dan bingung, apa yang sedang dipraktikkan orang-orang Islam ini?."
Dia kembali berbicara panjang, seolah menyampaikan ceramah kepadaku tentang “jurang besar” antara ilmu tentang Islam yang dia pahami dan berbagai perangai yang dia lihat dari beberapa Muslim selama ini. Di satu sisi, dia kagum dengan sikap penjual makanan tadi. Tapi di satu sisi, dia marah dengan sikap beberapa orang Islam yang justru melakukan apa yang disebutnya sebagai “kejahatan atas nama Islam.” “Dan demikian, aku pada pihak mana? Apakah suatu hari nanti aku akan menjadi seorang Muslim?, tanyanya pada dirinya sendiri.
Setelah selesai, aku kemudian memulai mengambil kendali. “Pertama, saya ucapkan selamat!,” kataku singkat. Tapi justu nampak bingung dengan ucapanku itu.
Segera aku sambung ‘You have been a real American!’. Dia tersenyum tapi masih belum paham.
“Kemarahan Anda dapat dimengerti,” kataku. Pertama-tama, karena Anda tidak tahu dan akan mencari serta bertanya tetang itu. Kedua, faktor media dan obat untuk itu adalah memperjelas. Dan saya pikir Anda melakukan yang kedua, “ tambahku
Aku mengajaknya mendiskusikan berbagai hal. Mulai dari sejarah peperangan, terorisme, pembunuhan, pengrusakan, dari dulu hingga sekarang. Dan sebaliknya, bagaimana Islam telah memainkan peranan besar dalam membangun peradaban manusia.
“Sepanjang sejarah manusia, apa yang Anda lihat sekarang ini tidaklah terlalu mengejutkan dan hal baru. Berapa banyak nyawa telah diambil, properti dihancurkan dan rumah rusak?,” tanyaku. "Dan dari awal Nabi Muhammad mengajarkan agama ini pada abad ke-7 di Arabia, hingga hari ini, berapa banyak perang dan pembunuhan yang telah melibatkan Muslim sebagai pelaku?,” pancingku lagi.
Dia nampak hanya geleng-geleng kepala dengan contoh-contoh yang aku berikan. Dari Hitler, Stalin, Perang Dunia I dan II, Hiroshima dan Nagasaki , dst. Berapa diantara mereka yang terbunuh, dan siapa yang melakukan? Peperangan di Iraq, berapa yang terbunuh ketika jet-jet Amerika mendrop boms di perkampungan- perkampungan? Siapa mayoritas tentara Amerika?
Kemudian, pernahkan dilakukan studi secara dekat, untuk mengetahui apakah benar bahwa pemboman, pembunuhan, pengrusakan yang dilakukan oleh beberapa Muslim selama ini, walau atas nama Islam, memang dibenarkan oleh Islam? Dan benarkah bahwa memang motifnya karena memperjuangkan Islam dan Muslim, atau karena memang Islam dan Muslim adalah jembatan menuju kepada ‘interest’ tertentu?, ceritaku panjang lebar.
Tak terasa, waktu adzan dhuhur telah tiba. “Sorry, that is what we call adzan or the call to pray,” jelasku. Aku diam sejenak, dia juga nampak diam mendengarkan adzan dari Sheikh Farahat, muadzin yang baru diterima sebagai pegawai di Islamic Center. Suara tammatan Al-Azhar ini memang sangat indah.
Setelah adzan, aku kembali menyambung pembicaraan. Saat ini kita membicarakan berbagai ketidakadilan yang terjadi di berbagai belahan dunia, dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Secara ekonomi hanya segelintir yang menikmati kue alam, secara politik ada pemaksaan sistemik kepada negara lain, dst.
“Dengan semua ini, dan tidak ada cara untuk mengatakan bahwa pembunuhan, terutama ketika kita sampai pada kehidupan dan warga sipil tak berdosa, adalah dibenarkan atas nama berjuang untuk keadilan,” lanjutku.
Tapi karena waktu sangat singkat, aku bertanya “Apa pendapatmu? Apakah ada hal yang membuat Anda berkeberatan?, " pancingku. Dia nampak diam, tapi tersenyum dan mencoba berbicara.
“You are right!,” katanya singkat. "Aku sudah tidak adil untuk diri saya sendiri! Asosiasi saya terhadap Islam dan perilaku sebagian kaum Muslim benar-benar tidak adil.”
“You got the point, sir!”, jawabku singkat. “Sekarang, saya meminta izin sesaat untuk shalat.” Tiba-tiba saja dia melihatku dengan sedikit serius. Kali ini tanpa senyum dan berkata “Apa yang harus aku lakukan untuk menjadi seorang Muslim?” tanyanya. “Are you serious?” tanyaku. “Yes!” , jawabnya singkat. “Follow me!”, ajakku.
Aku ajak dia ke ruang wudhu, mengajarinya berwudhu, lalu ke ruang shalat. Sambil menunggu waktu iqamah, aku menyampaikan kepadanya. "Apa yang akan saya lakukan adalah membawa Anda untuk menyatakan iman Anda yang baru dengan apa yang kita sebut syahadat. Dan itu adalah untuk bersaksi bahwa tiada Tuhan yang layak untuk disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya,” jelasku seraya mengingatkan apa yang pernah dia lihat dahulu di gerobak penjual makanan itu.
Sebelum iqamah dimulai aku ajak, Peter Scott, begitu nama pria tersebut, ke depan jama’ah dan menuntunnya mengucapkan “Asy-hadu anlaa ilaaha illa Allah wa asy-hadu anna Muhammadan Rasul Allah,” seraya diikuti gema takbir sekitar 200-an jama’ah shalat Dhuhr hari ini.
“Peter, Anda seorang Muslim sekarang, seperti orang lain di sini hari ini. Tidak ada diantara Anda yang kurang. Sebenarnya, Anda lebih baik dari kami karena Anda dipilih untuk menjadi, bukan hanya dilahirkan ke dalamnya dan mengikutinya,” jelasku sambil meminta untuk mengikuti gerakan-gerakan shalat sebisanya, tapi dengan konsentrasi.
Allahu Akbar! Semoga Peter selalu dijaga dan dijadikan pejuang di jalanNya! [New York, 10 Pebruari 2010/www.hidayatullah.com]
Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York dan penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com

Dijual Rumah tipe 21plus/84 Tangerang

Hook, Renovasi, SHM, 2 KT, Garasi, PAM.
Lokasi: Jln Flamboyan III Blok E/22 No. 1. Perum. Pondok Indah, Kutabumi Tangerang.

Hubungi: Yusuf 021-5928870 atau 081514026872




Jutawan Denmark akan Segera Bangun Masjid Besar

Desain Masjid dan Komplek BisnisDesain Masjid dan Komplek Bisnis

Rencana dari seorang jutawan Denmark, Finn Bach, untuk membangun sebuah komplek di Denmark yang berupa sebuah masjid besar - perumahan, dan bangunan komersial di kompleks Amager akan segera mendekati kenyataan, seperti dilaporkan oleh situs bisnis Denmark.

Pemerintah Kota Kopenhagen telah memberi lampu hijau untuk izin membangun konstruksi skala besar yang akan dimulai pada awal tahun 2011.

Rencananya bangunan untuk umat Islam tersebut akan dibangun di lahan seluas 124.000 meter persegi yang akan berada di belakang hotel SAS.

Pemerintah kota Kopenhagen sendiri telah mengeluarkan pernyataan awal persetujuan mereka, dan prasyarat untuk rencana penggunaan lahan akan segera di keluarkan kemudian.

Jika semuanya berjalan sesuai dengan rencana, Bach Group, yang dimiliki dan dioperasikan oleh jutawan kaya Finn Bach dan keluarganya, akan mulai peletakan batu pertama pembangunan mega masjid Denmark pada bulan Januari 2011.

Bach Group dan pemerintah kota Kopenhagen telah sepakat pada garis besar utama perencanaan pembangunan yang terdiri dari sepuluh struktur yang disebut sebagai mega-masjid umat Islam. Departemen lingkungan kotamadya Kopenhagen dan departemen teknik akan bertemu pada 25 Februari mendatang untuk memutuskan apakah mereka akan memberikan izin untuk mengembangkan daerah mereka.

"Kami telah mengusulkan pada pernyataan sebelumnya bahwa kami akan menciptakan sebuah rencana local pada musim semi ini, yang akan kami umumkan untuk umum pada musim gugur mendatang, sehingga pada awal 2011 kami akan mampu mengadopsi rencana regional dan mulai membangun Masjid terbesar di Eropa."

Harga proyek besar ini termasuk pembangunan masjid, perumahan dan bangunan komersial, diperkirakan sekitar 2.500.000.000 dolar. Komplek masjid terletak dekat dengan hotel SAS dan rumah apartemen, toko, pusat penitipan anak, hotel dan sebuah Masjid Sunni.

Seluruh bangunan akan dibagi menjadi sembilan tingkat dengan ketinggian sekitar 44-86 meter. Karena disain dari mega masjid ini akan berbentuk seperti puncak gunung, desain bangunan yang telah dibuat disebut dengan nama "Brygge Mountains". (fq/business)

12.2.10

Media: Seruan Melawan Islam untuk Alihkan Perhatian dari Skandal Seks Gereja

Laporan dari media barat mengungkapkan bahwa pernyatan Vatikan yang mengatakan mereka perang terhadap Islam radikal adalah sebagai bagian dari mengalihkan perhatian dunia terhadap skandal seks yang banyak terjadi di kalangan gereja dan banyaknya umat Kristen yang masuk Islam.

Sebuah majalah Jerman "Der Spiegel" melaporkan bahwa telah terjadi peningkatan yang sangat drastis di Jerman terkait skandal seks di sekolah-sekolah maupun di perguruan tinggi Yesuit di Jerman.

Laporan menambahkan, seorang mantan mahasiswi di Aloysius College di kota Bonn yang sekarang telah berusia enam puluh dua tahun mengatakan bahwa ia telah diperkosa oleh seorang pastor gereja, dan ia juga menuduh seorang mahasiswa lain bernama Miguel Abrantas beserta sejumlah pastor telah melakukan pelecehan seksual terhadap diri dan rekan-rekannya selama bertahun-tahun semasa mereka masih menjalani pendidikan.

Laporan dari Der Spiegel tersebut sebenarnya berfokus secara khusus pada sebuah buku yang berjudul "Bob Sakra" yang disusun oleh seorang mantan mahasiswi sekolah seminari yang saat ini telah berusia 37 tahun - yang isi buku tersebut lebih merupakan cerita pengalaman pribadinya yang mengalami pelecehan seksual oleh sejumlah pastor.

Dengan pengungkapan banyaknya skandal kekerasan seksual di gereja maupun sekolah seminari ini telah menyebabkan dekan pada Aloysius College di Bonn, Pastor Theo Schneider mengundurkan diri dari jabatannya karena tuduhan terhadap dirinya yang juga ikut terlibat dalam beberapa kasus pelecehan seksual sebelumnya.

Vatikan menghadapi krisis internal

Sementara itu, saluran TV Italia "Ray 24" menyatakan bahwa saat ini Vatikan sedang menghadapi krisis internal selama bertahun-tahun dengan latar belakang keterlibatan sejumlah uskup maupun pastor dalam puluhan kasus pemerkosaan terhadap anak-anak di bawah umur (pedhopilia), "Ray 24" mencatat bahwa penyelidikan terhadap skandal seks di vatikan sudah dimulai sejak sekitar dua tahun yang lalu dan banyak nama tokoh penting di Vatikan yang ternyata terlibat dalam skandal seks tersebut.

Pada kasus yang sama, surat kabar "Arribiblaka" Italia, melaporkan bahwa skandal seks Vatikan telah melibatkan sekitar 4 ribu orang pastor dan Uskup kardinal yang tidak lagi terbatas pada kasus Pedhopilia atau anak-anak di bawah umur yang menjadi budak seks, namun juga termasuk para biarawati.

Surat kabar tersebut melaporkan bahwa beberapa pastor dan uskup di gereja Katolik juga melakukan pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap biarawati serta kemudian memaksa mereka untuk melakukan aborsi terhadap janin hasil pemerkosaan untuk mencegah terungkapnya skandal. Kasus seperti ini meliputi banyak gereja maupun seminari Katolik di berbagai negara seperti di Amerika Serikat, Brazil, Filipina, India, Italia dan bahkan di dalam gereja Katolik Vatikan itu sendiri.

Surat kabar Italia juga melaporkan bahwa untuk menutupi banyaknya kasus skandal seks yang terjadi di lingkungan gereja Katolik serta banyaknya umat kristen yang masuk Islam, Paus Benediktus XVI mencoba bersembunyi dengan isu yang menyerukan agar umat Kristen berkonsentrasi terhadap peringatan tentang bahayanya Islam radikal. (fq/imo)

Siapakah George Soros?

George SorosGeorge Soros

Nama George Soros beberapa hari ini tengah santer, terutama di Indonesia. Di dunia, ia disinyalir mulai beralih kepada emas sebagai asset kekayaannya. Di Indonesia, apalagi kalau pertemuannya dengan wakil presiden negeri ini, Boediono. Siapakah sebenarnya George Soros?

George Soros (Hungaria: György Schwartz) lahir di Budapest, Hungaria, 12 Agustus 1930. Menurut wikipedia berdasarkan "The Capitalist Threat," ia dikenal sebagai seorang kapitalis radikal, pelaku bisnis keuangan dan ekonomi, penanam modal saham, dan aktivis politik yang berkebangsaan Amerika Serikat. George Soros adalah seorang Yahudi dan pernah dipenjarakan sewaktu saat Perang Dunia I. Ia menyebutkan bahwa keluarganya sangat menanamkan nilai-nilai Yahudi.

George Soros terkenal akan tindakannya yang mengguncang dan menyebabkan krisis ekonomi di Asia. Beberapa negara yang paling terkena dampaknya adalah Korea Selatan, Indonesia, dan Thailand, yang menyebabkan mata uang ketiga negara tersebut menjadi rendah, bahkan sampai sekarang ini terasa efeknya (dollar Amerika terhadap rupiah Indonesia dulu sekitar Rp 2000-2400, sekarang menjadi Rp 9000-9500, bahkan bisa lebih dari itu).

Hong Kong, Malaysia, dan Filipina juga terpengaruh, tapi tidak sebesar tiga negara sebelumnya. Tiongkok, Taiwan, dan Singapura hampir tidak terpengaruh. Jepang tidak terpengaruh banyak tapi mengalami kesulitan ekonomi jangka panjang. Umumnya di negara-negara seperti Thailand dan Indonesia, Soros dianggap lebih negatif sebagai kriminal ekonomi yang membuat ketidakstabilan ekonomi Asia, karena dengan jumlah simpanan uangnya yang besar mengguncang nilai mata uang Asia.

Di Inggris, George Soros terkenal akan tindakannya yang mengguncang Bank Inggris, yang terkenal akan peristiwa "Hari Rabu Hitam" pada tahun 1992. Soros mempunyai cadangan uang yang sangat banyak dan membeli kemudian menjual Poundsterling yang mempunyai nilai sekitar 10 milliar Poundsterling. Banyak spekulan yang kebingungan darimana Soros bisa memiliki uang dalam jumlah besar itu.

Soros berusia tiga belas tahun pada Maret 1944 ketika Nazi Jerman mengambil kontrol militer Hungaria. Ia bekerja untuk Dewan Yahudi. Untuk menghindari anaknya ditangkap oleh Nazi, ayah Soros membayar karyawan Departemen Pertanian agarSoros menghabiskan musim panas tahun 1944 tinggal bersamanya, dan menyamar sebagai anak baptisnya. Soros muda harus menyembunyikan keyahudiannya bahkan saat itu resmi sebagai pengawas penyitaan harta Yahudi.

Pada tahun berikutnya, Soros selamat dari pertempuran di Budapest di mana pasukan Soviet dan Jerman bertempur dari rumah ke rumah.

Soros beremigrasi ke Inggris pada 1947 dan lulus dari London School of Economics pada tahun 1952. Sambil menjadi mahasiswa dari filsuf Karl Popper, Soros bekerja sebagai penjaga pintu kereta api dan sebagai pelayan. (sa/wikipedia)

“Perang” Itu Merambat ke Indonesia

Sejumlah LSM dan tokoh liberal menggugat ke Mahkamah Konstitusi agar Undang-Undang Penodaan Agama dicabut. Demi doktrin kebebasan atau menyebarkan war on Islam?

Oleh: Amran Nasution*

Hidayatullah.com--Mohammad Ali Salih, wartawan yang bekerja untuk media Timur Tengah, setiap akhir pekan berdiri sendirian di depan Gedung Putih, Washington DC. Tangannya mengacungkan sebuah poster. Pada salah satu muka poster tertulis: "What is Terrorism?" (Apa itu Terorisme?). Di muka yang lain: "What is Islam?’" (Apakah Islam?). Poster itu sebagai wujud protesnya terhadap pemerintah Amerika Serikat yang tampaknya menyamakan Islam dengan terorisme, sehingga perang melawan teror adalah perang melawan Islam.

Aksi diam itu dilakukannya menjelang akhir pemerintahan Presiden Bush. Seperti ditulisnya di The Washington Post, 16 Januari lalu, ia merasa sedih, marah, dan frustrasi, setelah peristiwa 11 September 2001, ketika kemudian Presiden Bush melancarkan perang terhadap Islam. Presiden Barrack Obama sebagai penggantinya, di mata Ali Salih, tak mengubah apa-apa.

Memang dalam masa kampanye Pilpres yang lalu, wartawan ini menaruh harapan pada Obama. Paling tidak Obama berbicara tentang perlunya Amerika berbicara dengan negara-negara Islam untuk menyelesaikan masalah yang ada. Maka sejak Obama terpilih, Ali Salih sempat menghentikan aksinya. Tapi setelah setahun, Januari lalu, ia mulai lagi berdiri diam di depan Gedung Putih setiap akhir pekan. Kenapa?

"Ternyata Obama adalah seorang politisi yang berusaha terpilih dalam Pemilu. Setelah terpilih, dia berusaha untuk terpilih lagi,’" tulis Ali Salih di koran tadi. Artinya, di mata wartawan ini, prospek perdamaian dari Obama di musim kampanye hanya sekadar untuk meraih suara.

Memang pada kenyataannya sejak terpilih menjadi Presiden, Obama justru terus-menerus meningkatkan jumlah pasukan Amerika Serikat di Afghanistan. Hal itu menyebabkan korban yang jatuh pun meningkat, maka perdamaian yang diharapkan semakin jauh.

Seperti diketahui, pada 11 September 2001, sekelompok teroris menyerang Menara Kembar WTC di New York, mengakibatkan gedung kebanggaan Amerika Serikat itu rata dengan tanah. Sekitar 3000 orang terbunuh.

Pemerintah Amerika menuduh serangan dilakukan kelompok Al-Qaeda dipimpin Usamah Bin Laden, putera konglomerat Arab Saudi. Beberapa hari setelah peristiwa, Presiden Bush memproklamasikan perang terhadap teror (war on terror). Tapi perang itu disamakannya dengan Perang Salib (crusade), yaitu perang antara tentara Kristen melawan pasukan Islam 1000 tahun yang lalu untuk memperebutkan Jerusalem. Maka kemudian banyak orang menafsirkan war on terror sebagai war on Islam, perang terhadap Islam.

Dan memang itulah yang terjadi. Dengan dalih tak bersedia menyerahkan Usamah Bin Laden, Afghanistan, negeri miskin itu, diserbu secara keroyokan oleh pasukan Amerika Serikat dan NATO, akhir 2001. Rezim Taliban yang berkuasa dijatuhkan, namun anehnya Usamah tak pernah tertangkap. Lalu dengan alasan mengejar Usamah, sejak itu sampai sekarang, Afghanistan dijajah pasukan Amerika dan sekutunya, NATO.

Padahal kalau membaca buku House of Bush, House of Saud (Scribner 2004), yang ditulis wartawan Amerika Craigh Unger, keluarga Usamah Bin Laden dan keluarga Bush saling kenal. Malah ketika menjalani masa mudanya di Texas (saat itu ayahnya George Howard W. Bush menjadi Wakil Presiden dan kemudian Presiden Amerika Serikat), George Bush, sang anak, menjalankan Arbusto Energy, perusahaan minyak yang dimodali keluarga Bin Laden.

Pada masa itu, di tahun 1980-an, Presiden Ronald Reagan dan Wakil Presiden George H.W.Bush mendukung pejuang Mujahidin untuk mengusir tentara Uni Soviet dari Afghanistan. Badan intelijen Amerika Serikat, CIA, aktif memfasilitasi para pemuda Muslim dari seluruh dunia (termasuk dari Indonesia) untuk berperang di Afghanistan.

Ketika itulah Usamah Bin Laden mulai mencorong. Namanya meroket dengan cepat, karena selain memberikan bantuan fasilitas dan uang kepada Mujahidin, putra konglomerat ini turut langsung memanggul senjata bertempur bersama pejuang Mujahidin melawan tentara Soviet. Sudah tentu Usamah berhubungan akrab dengan para operator CIA. Yang hendak dikatakan di sini bahwa Usamah Bin Laden bersama pasukannya pada waktu itu adalah kawan dekat CIA atau Amerika Serikat.

Seperti sama diketahui di pengujung 1980-an, akhirnya Uni Soviet bertekuk lutut kepada Mujahidin dan meninggalkan Afghanistan. Sejumlah pengamat menganalisa, kekalahan perang ini menyebabkan negeri beruang merah itu mengalami demoralisasi dan kemudian terpecah-pecah seperti sekarang. Akibatnya Amerika tak lagi punya saingan, dan menjadi satu-satunya super-power dunia.

Sekarang dua sekutu itu (kelompok Usamah Bin Laden dan Amerika Serikat) bermusuhan. Tapi anehnya yang menjadi korban adalah rakyat Afghanistan. Belum cukup. Pada 2003, giliran Iraq diserbu dan dijajah (sampai sekarang) oleh pasukan Amerika Serikat. Sudah lebih sejuta rakyat Iraq menjadi korban, apakah mati karena peluru dan rudal, atau oleh kelaparan dan penyakit yang berkecamuk karena perang.

Selain itu, Amerika mengebom Somalia, negeri kecil berpenduduk Muslim dan terbelakang di Afrika, mengancam-ancam Suriah dan Iran, serta melakukan intervensi militer di Yaman, negeri kecil dan miskin lainnya. Dengan semua alasan ini, wartawan Mohammad Ali Salih dalam tulisannya tadi, menyimpulkan bahwa Amerika Serikat memang melakukan peperangan terhadap Islam (war on Islam).

Ditembak Senapan Jesus

Maka banyak pasukan darat dan Marinir Amerika yang bertugas di Afghanistan dan Iraq dilengkapi senapan berukiran ayat-ayat Bible. Seperti diungkapkan ABC News, tengah Januari lalu, salah satu ukiran pada senapan itu adalah JN8: 12, singkatan dari John bab 8 ayat 12. Yang lain ada yang diambil dari surat Corinthians dan Matthew.

Senapan itu dibuat pabrik senjata Trijicon di Michigan, negara bagian di belahan utara, berdasarkan kontrak bernilai jutaan dollar yang diperoleh perusahaan itu dari Angkatan Darat dan Marinir Amerika Serikat. "Dengan demikian, pasukan Mujahidin, Taliban, al-Qaeda, kaum pemberontak dan jihadis lainnya yang tertembak oleh senapan itu, boleh mengklaim bahwa mereka ditembak senapan Jesus," ujar Michael Weinstein dari MRFF (The Military Religious Freedom Foundation), LSM penganjur kebebasan beragama di kalangan militer Amerika Serikat. (The First Post, 19 Januari 2010).

Sikap Amerika Serikat itu telah menjalar ke berbagai negara Eropa sekutunya. Belum lama ini, Swiss menetapkan di dalam konstitusinya, larangan membangun menara masjid di negeri itu. Ini pertama kali terjadi di dunia sebuah negara melarang pembangunan menara masjid.

Di banyak negara Eropa, seperti Jerman dan Inggris, sekarang sangat sulit mendapat izin membangun masjid. Di beberapa negara terjadi penghinaan terhadap Islam atau Nabi Muhammad SAW, seperti yang dilakukan sebuah koran Denmark dalam kasus kartun Nabi itu.

Di Perancis, pertengahan Januari lalu, parlemen merekomendasikan pelarangan wanita menggunakan kain penutup wajah (burqa dan niqab) di tempat umum seperti sekolah, rumah sakit, dan angkutan umum. Pelarangan ini tampaknya sesuai keinginan Presiden Nicolas Sarkozy. Sebelumnya Sarkozy secara terbuka sudah mengatakan: wanita yang menutup seluruh tubuh tak diterima (not welcome) di Perancis.

Editorial koran The New York Times 27 Januari 2010, menuduh sikap parlemen dan Presiden Perancis itu sebagai tindakan menyebarkan kebencian (hate-mongering). Pemerintah Perancis sekarang sama saja dengan pemerintahan Taliban dulu di Afghanistan. Maka apa yang ternjadi di Perancis sekarang, sama dengan apa yang dilakukan pemerintahan Taliban dulu di Afghanistan: mewajibkan perempuan menggunakan burqa. Bagi koran ini, mewajibkan atau melarang burqa sama saja: berarti pelanggaran hak azasi manusia.

Di bulan Maret nanti Perancis menghadapi pemilihan umum. Para politisi Perancis pun mengalihkan isu pengangguran yang menerpa negeri itu dan tak bisa diatasi pemerintah, dengan isu anti-Islam. "Adalah sulit menciptakan lapangan kerja, jauh lebih mudah menciptakan prasangka anti-Muslim," tulis editorial itu. Padahal Islam adalah agama kedua terbesar dalam jumlah pemeluk di Perancis setelah Katolik. Terdapat lebih 5 juta Muslim di antara 65 jutaan penduduk negeri itu.

Bersyukurlah kita di Indonesia. Sekalipun mayoritas penduduk negeri ini Muslim, tapi tak pernah ada larangan untuk lonceng gereja, sebagaimana di Swiss ada larangan untuk mendirikan menara masjid. Pabrik senjata PINDAD tak pernah membuat senapan dengan ukiran Sabilillah , sebagaimana senapan buatan pabrik Trijicon dihiasi ayat Bible dan digunakan pasukan Amerika di Afghanistan dan Iraq. Penganut Sikh tak dilarang menggunakan serban di kepala, sekalipun mereka minoritas di Indonesia, sebagaimana wanita Muslim yang minoritas di Perancis dilarang memakai burqa.

Maka adalah sangat menarik untuk mengamati gugatan yang diajukan sejumlah LSM dan pribadi ke Mahkamah Konstitusi yang menuntut pencabutan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1965 tentang penyalahgunaan dan penodaan agama. Gugatan itu kini sedang disidangkan Mahkamah Konstitusi. Para penggugat adalah IMPARSIAL, ELSAM, PBHI, DEMOS, SETARA, Yayasan Desantara, YLBHI, serta pribadi seperti K.H.Abdurrahman Wahid (kini almarhum), Musdah Mulia, Dawam Rahardjo, dan Maman Imanul Haq.

Dari satu sudut pandang, gugatan itu sebagai upaya kaum liberal melaksanakan ide-idenya. Bagi mereka kebebasan harus mutlak, bebas sebebas-bebasnya. Maka undang-undang tentang penodaan agama itu di mata mereka bertentangan dengan ide kebebasan. Aliran sesesat apa pun boleh saja eksis di Indonesia , tak boleh ada undang-undang yang menghambat.

Bagi mereka, orang bebas mengaku Tuhan orang Kristen, Nabi umat Islam, atau Dewa Hindu. Mereka tak peduli kalau kelak ada ratusan orang mengaku Jesus atau Nabi Muhammad, membuat upacara tengah malam dengan tumbal anak perawan, atau sesajen uang dollar dan semacamnya.

Ahli sejarah kebudayaan dari Inggris, Richard Webster, dalam bukunya A Brief History of Blasphemy: Liberalism, Cencorship and the Satanic Verses (The Orwel Press, 1990) menulis bahwa konflik yang terjadi di pengujung 1980-an, menyusul terbitnya novel Salman Rusdhie, the Satanic Verses (Ayat-ayat Setan), bukan antara otoriterianisme dengan kebebasan, tapi antara dua bentuk kekakuan sikap (rigidity). Antara agama Islam versus agama Liberal.

Di mata Webster, kaum liberal pun memiliki sikap represif dalam doktrinnya. The Satanic Verses yang dengan sengaja dan sangat kasar dan brutal menyerang Islam adalah demi doktrin kebebasan yang mereka percayai. Itu menjadi bukti adanya sikap represif di dalam doktrin kebebasan yang sayangnya seringkali gagal dipahami oleh kaum liberal.

Dari persoalan ini, gugatan di Mahkamah Konstitusi itu harus dilihat sebagai "pertarungan" kaum liberal melawan Islam. Di sini tak ada urusan dengan demokrasi, hak asasi, atau kebebasan, yang selama ini selalu didengung-dengungkan kelompok liberal.

Lagipula di mana pun di dunia ini, kebebasan selalu ada batasnya, termasuk di Eropa atau di Amerika Serikat yang disebut-sebut sebagai surga kebebasan. Larangan menampilkan iklan rokok di televisi di Amerika Serikat adalah sebuah contoh konkret. Larangan mengajarkan cara membuat bahan peledak, bom, atau senjata pemusnah masal adalah contoh yang lain. Banyak lagi contoh yang serupa. Coba bayangkan, memboikot Israel saja di Amerika Serikat adalah perbuatan terlarang. Sudah banyak orang dihukum karena menganut paham komunisme.

Maka salah seorang intelektual Amerika terkemuka dari New York University, Irving Kristol, punya pernyataan yang amat terkenal dalam soal kebebasan: "Bila Anda peduli pada kualitas hidup di dalam demokrasi Amerika, harus ada sensor." Jadi kebebasan yang sebebas-bebasnya seperti dimaksudkan para penggugat undang-undang penodaan agama itu adalah kebablasan.

Tapi bisa pula masalah ini diteropong dari sudut pandang lain. Bahwa gugatan itu adalah dalam rangka war on Islam atau perang melawan Islam, atau dengan kata lain sebagai perpanjangan tangan dari gerakan menghancurkan Islam di Amerika Serikat yang diproklamasirkan Presiden George Bush. Kalau gugatan tadi melibatkan LSM yang hidupnya dari donatur badan bantuan pemerintah Amerika Serikat (seperti US-AID dan turunannya), maka semakin kuat dugaan bahwa gerakan itu adalah perluasan dari "war on Islam".

Islam memang sedang diperangi di Amerika dan Eropa – sebagaimana yang diprotes oleh wartawan Ali Salih di Washington -- dan boleh jadi kemudian ia telah merambat ke Indonesia. Coba ikuti saja. [www.hidayatullah.com]

Penulis adalah Direktur Institute for Policy Studies (IPS) dan kolumis www.hidayatullah.com


11.2.10

Gerakan PKI Saat ini Multiwarna dan Lebih Susah Diidentifikasi

Awas, bisa jadi SBY akan ditelikung PKI, demikian ujar Ketua CICS, Arukat Djaswadi.

Hidayatullah.com--Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak pernah berhenti menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. Jika tahun 1965 gerakan komunisasi nampak jelas dengan warna “merah”nya, justru sekarang multiwarna. Hal itulah yang membuat PKI sulit diidentifikasi. Pernyataan tersebut disampaikan Prof. DR. Aminuddin Kasdi dalam diskusi “Menyikapi Bangkitnya Neo Komunis Pada Era Reformasi”.

Diskusi yang diadakan di Rumah Makan Handayani, Jl. Gubeng Kertajaya Surabaya pada (9/2) dihadiri peserta dari berbagai elemen, seperti Bakesbang Propinsi Jatim, MUI, FPI, FUI, perwakilan dari Kristen, dan sejumlah ormas di Jatim. Adapun sebagai penggagas acara, Pusat Kajian Komunitas Indonesia CICS, Drs. Arukat Djaswadi.

Dalam uraiannya, penulis buku “Kaum Merah Menjarah” ini mengatakan, jika dulu pada Orde Lama, PKI jelas bergerak lewat Nasakom-nya, kini telah berkolaborasi dengan berbagai elemen serta berintegrasi dengan sejumlah partai politik. Padahal, menurut Kasdi, dalam kamus PKI, tak ada kawan abadi, yang ada kepentingan abadi.

Tak hanya Kasdi, dalam kesempatan itu para peserta juga menyampaikan pandangannya seputar geliat gerakan palu arit itu. Seperti MUI, PKI adalah berideologi komunis yang berarti antituhan (atheis). Karena itu, PKI tidak hanya musuh pemerintah dan Islam, tapi juga musuh semua agama.

“PKI adalah atheis, anti tuhan. Karena itu, PKI musuh pemerintah dan semua agama,” tegas Drs. A. Rachman Azis, M.Si.

Aziz menyayangkan ketidakseriusan pemerintah dalam mencegah bangkitnya komunis. Bahkan, pemerintah justru menempatkan mereka dalam pos-pos strategis. “Ada orang komunis yang menjadi staf khusus Presiden, begitu juga ada malah menjadi anggota Komnas HAM,” ujarnya.

Karena itu, peserta diskusi memutuskan untuk mengingatkan pemerintah bahaya ancaman bangkitnya komunisme. Dan dalam waktu dekat ini, mereka akan menemui Setneg (Sekretaiat Negara) dan Menkoninfo (Menteri Komunikasi dan Informasi). “Jika ke Setneg lebih pada pemberitahuan ancaman bahaya komunis, sedang pada Menkoinfo meminta agar facebook PKI ditutup,” ujar Arukat.

Secara terpisah, Ketua CICS, Arukat Djaswadi kepada hidayatullah.com mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudoyono sekarang dikelilingi orang-orang komunis. “Ada sekitar empat orang komunis di sekitar SBY,” tegas Arukat.

Lebih lanjut dia mengatakan, mereka akan berbuat sekecil apapun jika ada peluang. “Tujuannya, paling tidak untuk melemahkan,” ujarnya.

Ketika ditanya, apakah Presiden SBY mengetahui hal tersebut. Dia menjawab pasti tahu. “Tapi, itu sudah konspirasi besar,” tegasnya. Sehingga, jika tak hati-hati, SBY bisa ditelikung, baik dari dalam, maupun dari luar.

Arukat juga mengatakan, pada peristiwa 28 Januari lalu, aksi demonstrasi 100 hari pemerintahan SBY juga ditunggangi para komunis. Mereka memanfaatkan 100 hari pemerintahan SBY. Lihat saja pada waktu itu, banyak buruh berdemonstrasi. Warna merah juga di mana-mana.
Menurutnya, hal itu dilakukan karena PKI ingin mendapatkan legitimasi, baik secara de facto dan de jure dari pemerintah. “Sebab, secara revolusi tidak mungkin, jadi lewat persuasif dan ranah politik,” imbuhnya. [ans/www.hidayatullah.com]

10.2.10

Rekaman Video Buktikan Pembantaian Ribuan Muslim Nigeria

Pemerintah Nigeria tahun lalu melakukan pembantaian massal atas muslim, tapi mereka selalu menyangkal kejadian itu. Rekaman video membuktikan mereka memang membantai muslim dengan darah dingin.

Hidayatullah.com--Sebagian dari Anda mungkin masih ingat peristiwa pembunuhan massal ratusan muslim yang dilakukan oleh polisi dan tentara Nigeria yang menghebohkan bulan Juli-Agustus 2009. Ketika itu dikatakan telah terjadi bentrokan antara kelompok muslim Boko Haram yang menginginkan tegaknya hukum syariah, dengan aparat pemerintah dukungan Barat. Bukti rekaman video menunjukkan kejadian itu tidak lebih dari pembantaian atas rakyat sipil yang tidak bersenjata oleh aparat pemerintah yang bersenjata.

Al-Jazeera mendapatkan rekaman video yang meliput kejadian pembantaian muslim itu. Polisi dan militer mendatangi rumah penduduk satu per satu, lalu memilih dan membawa keluar para pria secara acak, untuk kemudian dibunuh dengan darah dingin.

Diperkirakan sekitar 1.000 orang dibantai oleh aparat pemerintah Nigeria tahun lalu, namun dari rekaman Al-Jazeera terlihat jumlahnya lebih banyak lagi.

Dalam video ditunjukkan, sejumlah pria bersenjata menyuruh 4 orang laki-laki berbaring telungkup di tanah, di pinggir jalan depan sebuah bangunan, tak jauh dari mayat lainnya. Setelah mereka telungkup, tak lama kemudian seorang pria berseragam menembak satu persatu keempat pria itu di kepalanya. Kurang puas, ia mengulanginya lagi.

Kemudian dua orang pria sipil yang mengenakan tongkat didatangkan dan disuruh berbaring telungkup dekat keempat mayat sebelumnya. Seorang pria bersenjata yang mengenakan celana jeans datang mendekati mereka. Terdengar suara dari salah seorang aparat pemerintah yang mengatakan, "Jangan tembak kepalanya, tembak dadanya . Saya ingin topi miliknya." Lalu pria bercelana jeans itu pun menembak punggung kedua lelaki pincang itu masing-masing dua kali.

Penembakan terjadi begitu seterusnya. Terdengar suara-suara yang berkata, "Jangan iba, jangan iba." Terlihat pula beberapa orang bersenjata mengacungkan ibu jari mereka.

Setelah eksekusi berdarah dingin dilakukan, seorang anggota tentara, yang sepertinya adalah pemimpinnya, mengalihkan komando kepada seorang polisi senior. Nama mereka tertulis jelas di dadanya.

Keluarga Baba Fugu Muhammad, seorang tokoh masyarakat yang dihormati, mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa Baba Fugu juga ditembak mati di depan kantor polisi.

"Ia dibunuh, ia dibunuh. Kami yakin itu. Ia ditembak oleh polisi," kata salah seorang kerabatnya.

Baba Fugu Muhammad adalah mertua dari Muhamad Yusuf, pemimpin Boko Haram.

Keluarganya mengatakan, Baba Fugu datang untuk membantu memulihkan keadaan, tapi malah ditembak mati oleh polisi.

Disangkal pemerintah

Beberapa hari setelah pembantai massal, pihak pemerintah, polisi, dan militer berulang kali menyangkal telah terjadi pembunuhan rakyat sipil oleh aparat mereka.

Namun kemudian, pejabat Nigeria mengakui telah terjadi pembunuhan di luar hukum, dan mengatakan akan melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut.

"Jelas sekali (dari) apa yang kami lihat dan kami saksikan sendiri bahwa polisi melakukan pembantaian atas orang-orang tak bersalah," kata Umar Garda, seorang senator dan anggota Partai Rakyat Demokrat yang berkuasa kepada Al-Jazeera (9/2).

Umar Garda tidak bisa mengkonfirmasi, apakah telah ada penahanan atas pelaku pembunuhan atau siapapun yang bertanggung jawab atas kejadian itu.

Aster Van Kregten, seorang pakar masalah Nigeria dari Amnesty International kepada Al-Jazeera mengatakan, pembunuhan di luar hukum kerap terjadi di Nigeria.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa polisi Nigeria terlibat dalam pembunuhan. Mereka membunuh ratusan orang dalam setahun tanpa ada penyelidikan apapun--apakah pengerahan kekuatan bersenjata itu melanggar aturan atau tidak," katanya.

"Apa yang kita lihat dalam rekaman video itu terjadi tujuh bulan lalu. Dan kami belum mendengar apapun dari pemerintah, apakah mereka telah menahan orang yang bertanggung jawab dan sampai sejauh mana penyelidikan sudah dilakukan."

Salah satu orang yang dibunuh aparat pemerintah adalah pemimpin Boko Haram, Muhammad Yusuf.

Dalam rekaman Al-Jazeera, terlihat Yusuf diborgol tangannya dan dikelilingi oleh petugas polisi bersenjata lengkap.

Polisi Nigeria mengatakan, Yusuf terbunuh saat ia melarikan diri. Namun kenyataannya, ia meninggal dalam keadaan masih terborgol.

Dalam rekaman video lain, yang dibuat tak lama setelah bentrokan itu, Yusuf diperlihatkan sedang berada di dalam kantor polisi. Tubuhnya dipenuhi luka dan memar. Ia diinterogasi tentang organisasi yang dipimpinnya. Tidak diketahui luka-luka di tubuhnya disebabkan oleh pertikaian ketika bentrok terjadi, akibat penangkapan, atau luka selama dalam tahanan.

Sebuah organisasi pengamat HAM di New York mengatakan, pembuhunan atas Muhammad Yusuf adalah pembunuhan di luar hukum.

"Pembunuhan di luar hukum atas Yusuf di dalam tahanan polisi adalah contoh yang mengejutkan dari tindakan penghinaan hukum oleh polisi Nigeria," kata Eric Guttschuss, seorang peneliti masalah Nigeria di organisasi tersebut.

Boko Haram, yang dalam dialek setempat berarti "pendidikan Barat dilarang", menyerukan agar hukum syariah diberlakukan di Nigeria.

Penduduk Nigeria yang berjumlah 140 juta, memiliki komposisi seimbang antara Muslim dan Kristen. Menurut survei enam tahun lalu, penduduk Muslim mencapai 50,5% dan Kristen 48,2%. Kebanyakan Muslim menetap di wilayah utara dan Kristen di wilayah selatan. Hukum Islam pernah diberlakukan dan berhasil mewujudkan stabilitas di negara kaya minyak, tapi rakyatnya miskin itu. Namun karena berbagai konflik kepentingan dan campur tangan Barat, Nigeria menjadi kacau balau, terutama di bawah pemerintah dukungan Barat sekarang ini. [di/ajr/www.hidayatullah.com]

8.2.10

Efek Kartun Penghinaan Nabi Muhammad, Pemeluk Islam Di Denmark Meningkat Pesat

Senin, 08/02/2010 14:47 WIB

Perhatian pada Islam di Denmark, negara yang memicu reaksi dari jutaan Muslim di seluruh dunia, terus meningkat. Apa yang menyebabkannya?

Menurut studi yang dilakukan oleh University of Copenhagen, hal ini terjadi setelah publikasi kartun yang kontroversial pada tahun 2005. Berdasarkan studi tersebut, peristiwa itu melahirkan fenomena baru yang mengejutkan di mana banyak penduduk asli Denmark memeluk Islam.

Seperti diketahui, insiden itu adalah kartun menghina Nabi saw. Tujuannya adalah untuk menjauhkan masyarakat Eropa terhadap Islam, sebaliknya, hal itu ternyata menyebabkan minat yang besar bangsa Eropa pada agama Islam.

University of Copenhagen membuat laporan yang berisi 69 halaman, menjelaskan hasil studi mereka. Laporan ini telah diserahkan kepada kantor-kantor pemerintah sementara isinya belum diungkapkan kepada pers. Hanya, beberapa politisi Denmark menilai bahwa orang-orang yang masuk Islam adalah mereka yang stres dan frustrasi.

University of Copenhagen sendiri memprakarsai studi mereka karena kontroversi yang terjadi tahun lalu tentang pelarangan jilbab di Denmark.

Studi ini juga menerima banyak masukan dari berbagai media di Denmark, terutama beberapa surat kabar nasionalnya. Dan yang terbesar dan paling terpukul adalah Jilan Posten, surat kabar bahwa yang menerbitkan kartun menghina Nabi Muhammad saw tersebut. (sa/sbb/poj)

Eramuslim - Bagaimana Menghafal Al-Quran

Rekan anda kangarul <nasa277@yahoo.com> mengirim artikel ini untuk anda.

Bagaimana Menghafal Al-Quran

Ketika zaman semakin berputar mengikuti arus syahwat manusia, selayaknya lah kita sebagai orang Islam (mungkin) harus mulai kembali menanamkan azam dan niat, tekad dan keinginan untuk mulai menghafal Al-Quran.
Selengkapnya: http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/bagaimana-menghafal-al-quran.htm

PERNYATAAN: Email ini dikirim dari fasilitas 'Rekomendasikan ke Rekan' yang ada di situs Eramuslim (www.eramuslim.com). Fasilitas ini kami sediakan semata untuk mempermudah pengunjung berbagi informasi.

Mantan Politisi Swiss Penentang Menara itu Memeluk Islam

Daniel Streich disebut-sebut sebagai politisi Swiss yang tobat setelah menentang pendirian menara, padahal ia telah memeluk Islam sejak 2 tahun lalu

Hidayatullah.com--Nama Daniel Streich dalam satu pekan terakhir banyak disebut sebagai politisi terkemuka Swiss yang anti-Islam dari Partai Rakyat Swiss (SVP), yang mengusulkan larangan pembangunan menara masjid. Dan setelah referendum usai, maka ia pun masuk Islam.

Sayangnya berita itu keliru. Sesungguhnya Daniel Streich telah memeluk Islam sejak 2 tahun lalu, dan meskipun menjadi anggota SVP, ia tidak ikut mengusulkan larangan pendirian menara masjid di Swiss.

Daniel Streich adalah seorang instruktur militer. Sebelum referendum antimenara digelar pada 29/11/2009, ia telah mengundurkan diri sebagai politisi SVP di kota Bulle. Alasan pengunduran dirinya adalah, karena ia memeluk agama Islam.

Selama dua tahun Streich merahasiakan identitas agamanya kepada SVP. Dan ketika "perburuan terhadap Islam" semakin gencar, Streich tidak bisa menahannya lagi. Ia memilih mengundurkan diri dari partai dan mengumumkan secara terbuka tentang keislamannya.

Dulu Streich adalah seorang anggota SVP sejati dan penganut Kristen yang taat. Ia membaca Bibel dan pergi ke gereja secara teratur.

Sekarang ia adalah seorang instruktur militer dan anggota dewan masyarakat, yang membaca Al-Quran, shalat lima waktu, dan pergi ke masjid.

"Islam menawarkan jawaban logis atas pertanyaan-pertanyaan penting dalam hidup, yang mana hal itu tidak pernah saya temukan dalam ajaran Kristen," kata Streich kepada situs berita Swiss berbahasa Jerman 20 Minuten (23/11/2009).

Oleh karena ia tidak lagi tahan dengan sikap SVP yang melakukan perburuan terhadap Islam. Streich meninggalkan partai itu 2 minggu sebelum wawancara dengan 20 Minuten, yaitu sekitar tanggal 10/11/2009. Dan setelah menganut Islam selama dua tahun secara tertutup, ia pun mengumumkan keislamannya kepada publik.

Kini Streich ikut serta membangun Partai Demokrat Konservatif di wilayah canton Frieburg. Mantan jemaat gereja itu menentang keras inisiatif referendum larangan pendirian menara. "Jika inisiatif itu diloloskan, akan menjadi pukulan yang sangat telak bagi saya. Saya akan bertanya kepada diri sendiri, mengapa saya menawarkan diri, baik secara profesional maupun politis selama lebih dari 30 tahun untuk sistem politik ini." katanya kepada 20 Minuten (23/11/2009).

Menurut Streich, Swiss justru sangat membutuhkan lebih banyak masjid. "Tidak pantas Swiss memaksa muslim untuk menjalankan perintah agama mereka di gang belakang."

Tentu saja berita keislaman Streich tidak membuat semua orang senang. Reaksi bekas kawan-kawannya di SVP beragam. "Setiap orang bebas meyakini apa yang ingin diyakininya," kata Sekjen SVP Martin Baltisser.

Pakar politik Georg Lutz berkata, "SVP dan Islam berdiri saling berdekatan dibandingkan orang lain. Keduanya memiliki pandangan yang konservatif."

Sedangkan anggota SVP di Dewan Nasional, Alfred Heer, memberikan respon yang kurang bersahabat. "Karena Daniel Streich pindah memeluk agama Islam ketika ia masih aktif sebagai anggota Angkatan Bersenjata, maka akan membuat sebagian politisi berpikir, 'Hal itu akan bisa membahayakan keamanan negara.' Kita telah melihat apa yang terjadi di Amerika Serikat," kata Heer menunjuk peristiwa Fort Hood.

Namun tuduhan Heer dibantah jurubicara Angkatan Darat, Christopher Brunner. "Itu tuduhan yang tidak masuk akal. Militer Swiss bersikap netral terhadap hal-hal yang berkaitan dengan agama. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama yang dianut anggota kami. Performa, itulah yang penting, bukan agama," tegas Brunner.

Daniel Streich bukan baru saja masuk Islam. Ia bahkan telah menunjukkan kesungguhannya menjalani agama Allah ini, antara lain dengan memelihara jenggot, salah satu sunnah yang diajarkan Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. [di/20m/www.hidayatullah.com]

4.2.10

Penggunaan Kata 'Allah' Tak Sekedar 'Politik Semata'

Masalah penggunaan kata "Allah" seharusnya dikembalikan ke ranah teologis, dan jangan terpancing untuk mengaitkannya dengan wacana politik semata.

Oleh: Asmu'i*

Miris, kontroversi penggunaan "kata Allah" di Malaysia digembar-gemborkan sebagai wacana politik semata. Sejumlah tulisan di beberapa media massa ambil bagian dalam upaya ini. Tak ayal, masalah teologis ini menjadi "seakan-akan" tidak memiliki akar yang jelas dalam ranah agama.

Tentu, upaya ini bukan tanpa alasan. Agaknya, pendukung keputusan Mahkamah Tinggi Kuala Lumpur pada 31 Desember 2009 yang membenarkan penggunaan kata ''Allah'' oleh surat kabar Katholik Herald-The Catholic Weekly terbitan Gereja Katolik Roma, Malaysia, berusaha menjegal upaya banding pemerintah Malaysia atas keputusan tersebut dengan mengait-ngaitkannya dengan isu politik. Yang mereka inginkan satu, semua orang melihat masalah tersebut hanya dilatarbelakangi oleh kepentingan politk belaka. Jika berhasil, tentu ini akan menjadi tekanan ke pemerintah, sebab wacana yang akan berkembang, bahwa keputusan pemerintah yang tidak mendasar itu telah memicu lahirnya kekerasan.

Kita tahu, masalah penggunaan kata "Allah" menyita perhatian publik internasional, baik umat Islam secara khusus maupun non muslim. Karena itu, mengembalikan masalah tersebut ke akar masalahnya (ranah teologis) adalah satu keniscayaan. Sehingga, semua pihak dapat menilai dan bersikap secara proporsional dan tepat. Untuk itu, tulisan ini akan mengulas 'mengapa mengatur penggunaan kata "Allah" itu penting. Di sini juga akan dijelaskan 'posisi' pemerintah sebagai pihak pengemban amanah.

'Allah' Nama Tuhan Agama Tauhid (Islam)
Dalam al-Qur'an, disebutkan bahwa mulai dari Nabi Yunus (QS. Yunus: 72), Nabi Ibrahim (Ali Imran: 67), dan semua Nabi dari Bani Israil (QS. Yunus: 84, QS An-Naml: 44, dan Ali Imran: 52) adalah muslim. Ini menunjukkan bahwa agama mereka adalah Islam, bukan Yahudi atau Kristen misalnya. Sebab, yang dibawa para Nabi itu adalah ajaran Tauhid, menyembah Allah Yang Esa. Rasulullah juga menegaskan ini, sebagaimana sabda beliau, "Aku (Rasulullah SAW) orang paling dekat dengan Nabi Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat. Nabi-Nabi adalah bersaudara, agama mereka adalah satu meskipun ibu-ibu mereka berlainan." (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Imam Ahmad). Semua ini dapat kita pahami dan yakini karena sumber kita (al-Qur'an dan al-Hadits) tidak bermasalah. Bagi kita, al-Qur'an dan al-Hadith itu sifatnya tetap dan final.

Wahyu juga menjadi sumber final konsep Ketuhanan dalam Islam. Karena itu, tidak ada unsur-unsur praduga di dalamnya. Hatta, nama Allah telah termaktub secara jelas di dalamnya. Allah subhanawataala berfirman: "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (QS. Taha: 14). Allah juga berfirman, "Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri (QS. 35). Secara implisit, kalimat La Ilaha Illallah dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah itu merupakan nama diri, bukan gelar atau penisbatan tertentu. Yang demikian ini disebut sebagai isim jamid, atau kata benda yang tidak berasal usul dari kata lain sebagaimana isim musytaq (baca: Tafsir al-Qur'an al-'Adzim Juz I). Pendapat ini juga didukung oleh Imam Syafi'i dan Imam al-Ghazali.

Demikian juga dengan cara mengucapkannya, juga berdasarkan sumber yang jelas, yakni ajaran Rasulullah saw. Karena itu, tidak ada perselisihan di kalangan umat Islam tentang hal itu. Selain itu, dalam firman-Nya QS. Al-Isra': 110, Allah telah melarang kita untuk memanggil-Nya dengan panggilan yang tidak Ia sebutkan dalam kitab-Nya. Jadi, kita hanya boleh memanggil-Nya dengan nama-nama yang ada dalam wahyu-Nya, yang kita kenal sebagai al-asma' al-husna. Di sini, yang perlu digaris bawahi adalah bahwa nama-nama itu menunjukkan kepada satu Zat Yang Esa, Allah (baca: Tafsir Thabari dan Tafsir al-Qur'an al-Adzim).

Yahudi dan Kristen bukan Agama Tauhid
Hari ini, agama-agama sebelum Islam sulit dipastikan keotentikannya, sebab pemeluknya telah melakukan perubahan pada kitabnya (QS. 2: 59, 75, 79 & 4: 46). Sehingga, Yahudi dan Kristen yang sekarang bukanlah agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Isa. Apalagi, secara tegas al-Qur'an telah menyatakan bahwa Nabi Ibrahim itu bukanlah Yahudi atau Nasrani, tapi Muslim (QS 3:67). Dan Nabi Isa telah mengajak kaumnya (bangsa Yahudi) untuk mengimani Nabi Muhammad saw, namun mereka menolaknya (QS ash-Shaf:6).

Monoteisme yang ada dalam Yahudi tidak sama dengan Tauhid. Dalam konsep Islam, Tauhid adalah pengakuan Allah sebagai Tuhan Maha Esa. Tauhid memiliki tiga karakteristik, pertama, menafikan Dzat yang banyak; kedua, menafikan 'yang menyamakan' (al-Nadzir) dalam dzat-Nya; dan ketiga, Keesaan-Nya dalam mengatur, menciptakan tanpa perantara dan bantuan dari apapun (baca: Hasyiyah al-Dasuki 'ala Umm al-Barahin). Sementara Yahudi, sampai saat ini masih berselisih tentang 'siapa Tuhan yang satu' yang mereka maksud. Ada yang mengidentifikasinya sebagai 'Yahweh'. Selain itu, dalam tradisi Yahudi, nama Tuhan tidak boleh diucapkan (baca: Oxford Concise Dictionary of World Religions).

Kontroversi dalam masalah Ketuhanan juga terjadi dalam Kristen. Konsep Yesus baru populer setelah konsili Nicea tahun 325 yang diadakan oleh Kaisar Constantine. Dalam masalah tersebut, peran Paulus sangat kental (baca: Kodiran Salim & M.I Ananias). Konon, sebelumnya Jemaat awal Kristen masih menyembah Allah Yang Esa dan menganggap Yesus sebagai seorang utusan Allah (baca: M.I Ananias). Tidak hanya itu, selanjutnya pembicaraan melebar kepada konsep bahwa Allah itu satu dalam tiga pribadi, yakni Allah Bapa, Allah Anak (Yesus) dan Allah Roh Kudus (baca: Frans Donald). Mengenai ini, seorang agamawan Kristen asal Belanda, C. Groenen Ofm mengatakan bahwa konsep Kristen tentang Ketuhanan Yesus adalah misterius dan tidak dapat dijangkau akal manusia.

Tidak berhenti di situ, di tahun 1930 di Amerika Serikat, berdiri apa yang dikenal sebagai Gerakan Nama Suci untuk mengembalikan ajaran Kristen kepada akar Yudaik (Hebraic Roots Movement). Masalah penyebutan nama Tuhan termasuk yang mendapat perhatian serius gerakan ini. Mereka ini secara terang-terangan menolak penggunaan kata Allah, karena bukan dari tradisi Yudaik. Di Indonesia, dari gerakan tersebut lahir Bible versi khusus, namanya Kitab Suci Torat dan Injil. Di dalamnya, nama Allah diganti kata Elohim, kata TUHAN diganti Yahweh, dan kata Yesus diganti Yesyua Hamasyah (baca: Gerakan Nama Suci, Nama Allah yang Dipermasalahkan). Demikianlah, pelarangan penggunaan kata Allah dari dalam tubuh Kristen sendiri sudah ada. Kiranya, cukuplah ini menjadi bukti bahwa seperti halnya Yahudi, Kristen itu juga bukan agama tauhid.

Kewajiban Pemerintah
Di Malaysia, Islam adalah agama resmi negara (agama Persekutuan). Dimana melindungi 'aqidah Islam' merupakan salah satu tugas pemerintah. Sesuai tugas ini pula, kaum non-Muslim dilarang menyebarkan agama mereka kepada kaum Muslim. Realisasi ini bisa dilihat misalnya, di hampir seluruh Negara bagian di Malaysia, ada peraturan yang melarang kaum non-Muslim menggunakan sejumlah istilah khas dalam Islam, seperti kata 'Allah' ini.

Pelarangan pemerintah itu juga sangat relevan dan penting, sebab disinyalir ada "misi Kristen" di balik penggunaan kata Allah. Ini bisa dilihat misalnya, dalam majalah Katolik Herald edisi bahasa Inggris, tidak ada penggunaan kata Allah. Namun, dalam edisi bahasa melayu, kata Allah mereka gunakan.

Demikianlah, dalam Islam tanggung jawab seorang pemimpin (pemerintah) itu tidak hanya pada masalah-masalah keduniaan saja. Namun juga mencakup masalah-masalah akhirat (baca: al-Siyasah al-Syar'iyyah dan al-Tarbiyyah al-Islamiyyah).

Sementara itu, pandangan yang melihat adanya keterpisahan antara urusan duniawi dan akhirat adalah cara pandang sekuler. Tentu saja cara pandang yang demikian bertolak belakang secara diametris dengan ajaran Islam. Sebab, pemimpin tidak hanya bertanggung jawab kepada manusia (rakyat) semata. Tapi juga bertanggung jawab kepada Allah. Demikianlah seharusnya pandangan hidup Islam (Islamic worldwiew) dipraktekkan. Dimana konsep tauhidillah menjadi karakteristik dan dasar utamanya (baca: al-Tasawwur al-Islami wa Muqawwimatuhu dan Muqawwimat at-Tasawwur al-Islami). Singkatnya, sangat tidak tepat manakala ada yang melihat satu kebijakan pemimpin/pemerintahan Islam-seperti masalah penggunaan kata 'Allah' di Malaysia-dari kaca mata politik belaka. Sebab pada hakikatnya, seluruh aktivitas kepemimpinan itu adalah implementasi keberimanannya kepada Allah.

Akhirnya, mari kita lihat masalah kontroversi penggunaan kata "Allah" ini secara mendasar. Agar, keputusan yang kelak ada benar-benar mencerminkan keamanahan kita, khususnya pemimpin (pemerintah) dalam mengemban risalah-Nya. Wallahu a'lam bi as-shawab.

Penulis adalah alumni ke-II Program Kaderisasi Ulama (PKU) Gontor Ponorogo '09. Sekarang sedang menyelesaikan Program Pasca Sarjana di Universitas Darussalam Gontor Ponorogo, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Pemikiran Islam

Pameran Iptek Dunia Islam di London Dibanjiri Pengunjung

Pameran Warisan Ilmu Pengetahuan Islam yang digelar di Museum Ilmu Pengetahuan London, Inggris dibanjiri pengunjung. Pameran yang berlangsung sejak tanggal 21 Januari itu menampilkan berbagai hasil karya ilmuwan Muslim dalam berbagai bidang, antara lain di bidang sosial, teknik, llmu pengetahuan, kedokteran dan arsitektur yang menjadi cikal bakal perkembangan peradaban modern saat ini.

Pameran yang disponsori oleh Jameel Foundation itu dengan tema "1001 Inventions: Discover the Muslim Heritage in Our World". Dalam pameran ini, pengunjung yang datang tidak dikenai biaya dan bisa menyaksikan berbagai hasil temuan dan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam mulai dari abad ke-7.

Pihak Museum London tidak menduga masyarakat Inggris begitu antusias mengunjungi pameran yang akan digelar sampai tanggal 25 April mendatang. Hingga hari ini, jumlah pengunjung sudah mencapai lebih dari 15.000 orang dan Direktur Museum menilai pameran warisan Islam ini sukses besar.

"Sejak ribuan tahun yang lalu, mulai dari abad ke-7 dan seterusnya, adalah periode gemilang kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam, yang membentang dari Cina, India, Persia, Afrika dan Arabia," kata Profesor Chris Rapley, Direktur Museum Sains London.

Beberapa benda peninggalan warisan Islam yang dipamerkan antara lain reproduksi peta kuno sepanjang 3 meter yang dibuat oleh ilmuwan Muslim Al-Idrisi pada abad ke-12, peralatan kedokteran yang digunakan 1000 tahun lalu dan masih ada yang digunakan hingga sekarang, serta model kamar gelap abad ke-9 karya Ibnu Al-Haytham yang menjadi cikal bakal pembuatan kamera dan peninggalan kuno lainnya.(ln/mol)

3.2.10

Eramuslim - Mengapa Soros Membeli Emas?

Rekan anda kangarul <nasa27@yahoo.com> mengirim artikel ini untuk anda.

Mengapa Soros Membeli Emas?

&nbsp;Namun diperkirakan, setelah terjadi krisis besar ini, emas akan menjadi calon gelembung berikutnya, dan memberi ukuran relatif terhadap pasar obligasi dan pasar emas menjadi 'akhir gelembung' perekonomian dunia.
Selengkapnya: http://www.eramuslim.com/berita/dunia/mengapa-soros-membeli-emas.htm

PERNYATAAN: Email ini dikirim dari fasilitas 'Rekomendasikan ke Rekan' yang ada di situs Eramuslim (www.eramuslim.com). Fasilitas ini kami sediakan semata untuk mempermudah pengunjung berbagi informasi.

10 Misionaris AS Ditangkap Petugas Keamanan Haiti

Berusaha membawa anak-anak Haiti ke Republik dominika tanpa dokumen yang jelas, misionaris AS ditangkap petugas keamanan.

Hidayatullah.com--Sebuah tim dari gereja Baptis yang beranggotakan 10 orang asal Amerika Serikat ditahan di Haiti Sabtu (30/1), setelah berusaha membawa lusinan anak keluar dari Haiti menuju Republik Dominika.

Kelompok tersebut, yang kebanyakan adalah jemaat gereja di Idaho, ditahan karena tidak memiliki dokumen yang cukup untuk membawa anak-anak berusia 2 bulan hingga 12 tahun ke sebuah panti asuhan di Republik Dominika, sebagai bagian dari "Misi Penyelamatan Anak Yatim Haiti."

"Tim kami ditahan karena kekeliruan hari ini, dan kami akan melakukan apapun yang kami bisa untuk menjernihkan kasusalahpahaman yang terjadi di Port au Prince," demikian tulis gereja di laman webnya Sabtu lalu.

Menurut pengumuman yang ditulis itu, mereka akan memberikan perawatan medis dan psikologis yang dibutuhkan anak-anak tersebut.

Jurubicara kelompok itu, Laura Silsby, mengatakan kepada Associated Press bahwa mereka menerima anak-anak itu dari seorang pastur Haiti bernama Jean Sanbil dari Sharing Jesus Ministries. Namun para penginjil yang melaksanakan operasi itu ketika ditahan mengatakan, bahwa rencana mereka adalah naik bis dari Santo Domingo, Haiti, lalu ke Port au Prince, sambil mengumpulkan 100 anak yatim dari jalan-jalan dan panti asuhan yang roboh, lalu kembali ke Republik Dominika.

"NLCR sedang dalam proses membeli tanah dan membangun panti asuhan, sekolah dan gereja di Magante, daerah pantai utara Republik Dominika," lapor New Life Children’s Refuge yang didirikan oleh Silsby, sekaligus ia menjadi eksekutif direktur di sana.

Menurut NLCR, tim mereka di Haiti akan membawa anak-anak itu tinggal di 45 kamar hotel di Cabarete. Setelah itu anak-anak akan tinggal di panti jika gedungnya telah selesai dibangun.

Central Valley Baptist Church di Meridian merupakan afiliasi dari Southern Baptist Convention, sekte Kristen Protestan paling besar di Amerika Serikat. [di/cp/www.hidayatullah.com]