18.7.10

Ormas Islam Desak Polri Bubarkan Densus 88

Mantan Direktur YLBHI itu juga meminta Polri tidak menghalang-halangi dan menakut-nakuti aktivis Islam

Hidayatullah.com--Pemberantasan terorisme selama ini dilakukan secara sistematis dan penuh rekayasa. Atas itu pula, Polri oleh Tim Densus 88 kerap meluluskan segala cara atas nama pemberantasan terorisme. Densus 88 harus dibubarkan.

Demikian pernyataan disampaikan Forum Ummat Islam (FUI) yang mewadahi ormas-ormas Islam di Indonesia.

FUI mengendus jika penangkapan sejumlah aktifis Islam selama atas nama terorisme, tidak lepas dari rekayasa pemberantasan terorisme yang melibatkan seorang oknum polisi yang menjadi penghubung dan perangkai peristiwa Aceh, Pamulang, Pejaten, dan Solo.

"Sehinggga wajar kalau masyarakat berkesimpulan bahwa penangkapan dan penembakan atas dalih pemberantasan terorisme baru-baru ini adalah rekayasa," kata Sekretaris Jenderal Forum Ummat Islam (FUI), Muhammad Al Khaththath, dalam aksi demonstrasi di depan Mabes Polri mengecam kerja Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Jumat (11/6) di Jakarta.

Advokat dan aktivis Hak Azasi Manusia (HAM) Munarman,SH meminta Polri segera menghentikan segala rekayasa terkait terorisme yang dituduhkan kepada umat Islam. Ia mengatakan saat ini, umat Islam memahami sedang dikerjai oleh aparat dengan segala macam rekayasa dan berbagai modus yang menyudutkan.

"Soal ini kita ngerti banget, kita gak hanya yasinan saja kok", ungkapnya dihadapan Wakadivhumas Mabes Polri Brigjen Pol. Zainuri Lubis, di Mabes Polri, Jl. Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (11/6) kemarin.

Direktur An Nashr Institute itu menyampaikan sejumlah hal terkait penanganan isu terorisme oleh Polri. Pertama, ia meminta kepada Polri agar segera membubarkan tim kecil di Mabes Polri yang tugasnya dinilai serang merugikan aktivis Islam tersebut.

Mantan Direktur YLBHI itu juga meminta Polri agar tidak menghalang-halangi dan menakut-nakuti jika ada aktivis Islam yang tertangkap dan meminta kuasa hukum selain yang ditetapkan Polri. Polri juga diminta untuk menghentikan penunjukan pengacara.

"Seluruh tersangka teroris kuasa hukumnya dikasihkan pada Asludin. Saya heran, kenapa hanya diberikan pada satu orang?. Ini menghina kecerdasan umat Islam. Masa pengacara di pengadilan tanya apa Anda menyesal?.Ini mestinya pertanyaan jaksa dan hakim. Umat Islam jangan dianggap bodoh," tegasnya.

Munarman meminta agar Polri segera menjelaskan identitas dua orang yang ditembak di kawasan Cawang beberapa waktu lalu yang hingga dikuburkan tidak teridentifikasi.

Munarman juga menyinggung soal soal penyiksaan terhadap aktivis yang dilakukan di luar kantor polisi dan berharap menertibkanntya. Sebab jika tidak, itu hanya akan memperburuk citra polisi. [si/www.hidayatullah.com]

No comments:

Post a Comment