27.7.10

Penipuan Ilmiah dibalik Foto Kirlian (Aura)?

Pemanfaatan Aura atau energi keghoiban yang juga kadang di istilahkan dengan prana, chi, ki, manna, ruah, energi Ilahi atau karomah dari luar tubuh yang kita serap untuk memperoleh tenaga dalam dari hasil doa, sugesti, daya visualisasi dibarengi gerak tubuh dan olah pernapasan harus kita koreksi kebenarannya.

Aura menurut konsep New Age Movement adalah medan energi yang pada hakekatnya merupakan nafas hidup yang bersifat ilahi (micro cosmos) yang sehakekat dengan sumbernya (macro cosmos) yaitu nafas alam semesta (pantheisme/mistik). Memang foto Kirlian yang dikembangkan oleh dua peneliti Rusia bernama Semyon & Valentina Kirlian yang menemukan sistem pemotretan yang kemudian dikaitkan dengan nama mereka. Dalam fotografi ini, film standar diletakkan diantara generator tegangan tinggi dan obyek yang akan difoto (misalnya tangan).

Melalui penyaluran muatan rendah selama satu sampai dua menit terbentuklah bayangan di film tersebut. Apakah gambaran foto tersebut identik dengan Aura? Penelitian tidak menunjukkan ini terbukti, sebab simpul-simpul yang terlihat pada foto cahaya Kirlian tubuh tidak identik dengan simpul-simpul pusat energi yang ada dalam kepercayaan pengobatan gerakan zaman baru (7 Cakra dipercayai dalam Yoga). Memang benar bahwa dari kulit keluar panas badan yang diimbulkan oleh kegiatan mekanisme tubuh, tetapi itu berbeda dengan konsep Aura sebagai badan wadag dalam kebatinan.

Sekarang ini sudah ada yang berusaha untuk bisa membuktikan atau mengklaim eksistensi energi keghoiban, melihat aura bahkan roh dengan menggunakan peralatan modern seperti dengan menggunakan foto aura atau foto kirlian.

Di Jakarta pada lantai satu pertokoan Grand ITC Permata Hijau, Jakarta Selatan, ada toko bertuliskan “Xing Passion Reflexiology & Aromatherapy“. Toko itu milik Tom Suhalim yang mempunyai Aura Video Station yang dibeli dari Jerman seharga sekitar US$ 25.000 (dengan kurs sekarang sekitar Rp 226 juta). Harga tersebut untuk satu paket software lengkap dengan beberapa peranti tambahan, seperti kartu PC dan kamera. Cara penggunaannya tubuh seseorang harus menghadap ke arah kamera di atas layar monitor, lalu seluruh ujung jari dimasukkan ke sebuah alat berbentuk seperti telapak tangan. Alat tersebut terbuat dari logam dan langsung terhubung ke PC.

Setelah software Aura Video Station diaktifkan, wajah dan aura yang melingkupinya langsung terlihat. Tidak hanya itu, chakra yang ada dalam diri seseorang pun tampil.Apakah benar suatu hakikat bahwa Aura Video Station bisa membuktikan bahwa yang nampak pada layar monitor adalah aura atau lapisan tubuh bahkan chakra-chakra manusia?

Sesungguhnya kajian ilmu pengetahuan metafisika sekarang ini mengenai lapisan tubuh halus atau aura tubuh, sinar energi adalah asumsi lama tentang teori sinar yang telah dibantah oleh Albert Einstein dengan teori relatifitasnya, sebagaimana diungkapkan oleh Dr.Abdul Muhsin Shalih. Dr.Abdul Muhsin Shalih dalam bukunya Al-Insan al-Hair baina al-Ilm al-Khurafah dengan argumentasi ilmiah dengan dilengkapi dengan foto mengungkapkan bahwa perkiraan berhasilnya foto kirlian atau foto aura dalam memotret atau melihat tubuh eterik atau roh adalah kesalahan atau bentuk penipuan ilmah.

Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa sinar bias yang nampak dalam foto kirlian adalah hasil alami proses pengaruh elektrik terhadap film.Sinar bias ini timbul karena bagian tubuh orang itu berada dalam lapangan electro magnetik yang berfrekuensi 2 megacycle atau potential difference ukuran 500 volt.Foto semacam ini telah ditemukan 60 tahun yang lalu,hasil statik electrik yang objeknya diletakkan di bawah pengaruh daya electro magnetik atau gelombang-gelombang radiasi yang mempengaruhinya agar timbul loncatan-loncatan gelombang. Pada saat gelombang-gelombang ini bertabrakan dengan film sensitif dari jenis tertentu, film itu terpengaruh sehingga akan nampak sesuatu seakan-akan bercampur dengan bias cahaya.

Selain itu timbulnya bias cahaya atau sinar yang bisa berbeda warna dan intensitasnya tidak lain diakibatkan karena perbedaan panas tubuh yang dapat berfluktuasi pada keadaan fisiologis tubuh (jika marah atau stres maka tubuh akan lebih panas atau jika takut atau sedih tubuh akan lebih dingin sebab mengeluarkan keringat dingin. Dapat juga karena keadaan situasi lingkungan) atau pengaruh perbedaan daya radiasi electro magnetik. Namun pada kenyataannya dikultuskan dan dikeramatkan dianggap sebagai roh, aura, lapisan tubuh bahkan energi Reiki, Prana atau tenaga dalam.

Selain itu, kepercayaan mistik-pantheisme beranggapan bahwa manusia setiap saat mengeluarkan sinar bio-elektrik dari simpul-simpul sistem saraf perifer yang terdapat di permukaan kulit dan dari titik-titik simpul/bukaan saraf tertentu (titik akupunktur) pada alur saraf sumsum tulang belakangnya yang disebut cakra. Titik-titik ini dapat mengeluarkan sinar yang kuat maupun lemah tergantung pengembangannya oleh manusia tersebut. Energi bio-listrik tersebut dipercaya semula tidur di tulang ekor (Cakra Muladhara) dan melalui rangsangan dengan teknik pernapasan Kundalini bergerak melalui 7 cakra menuju ke otak (Sahasrara Cakra). Bila energi itu sudah mencapai ke otak maka kepala itu akan memancarkan sinar, dan sinar yang menyelimuti tubuh orang itu disebut Aura.

Ada anggapan bahwa ‘medan energi’ atau yang disebut ‘aura’ dalam penyembuhan/kesehatan holistik itu dianggap terbukti dengan penemuan fotografi ‘Kirlian.’ Pada tahun 1940 peneliti Rusia bernama Semyon & Valentina Kirlian menemukan sistem pemotretan yang kemudian dikaitkan dengan nama mereka. Dalam fotografi ini, film standar diletakkan diantara generator tegangan tinggi dan obyek yang akan difoto (misalnya tangan). Melalui penyaluran muatan rendah selama satu sampai dua menit terbentuklah bayangan di film tersebut.[1]

Hasil fotografi Kirlian menunjukkan bahwa dari permukaan tangan yang difoto terpancar aliran sinar yang menakjubkan seakan-akan ada bunga api keluar dari kulit. Pada foto-foto manusia, sinar berwarna warni itu berubah dalam ukuran dan intensitasnya tergantung kondisi mental orang yang difoto. Banyak yang menyimpulkan foto itu tidak lain hanya merupakan gambaran dari perubahan fisiologis yang berlanggsung dipermukaan kulit yang terbaca foto seperti misalnya variasi kelembaban kulit, penampilan temperatur atau kondisi listrik yang berubah-ubah pada permukaan kulit, tetapi bagi para penganut ‘mistik-pantheistik’ fotografi Kirlian lalu dianggap menunjukkan adanya aura energi dalam tubuh manusia.

Sekalipun beberapa ahli mencoba mencocok-cocokan lokasi titik-titik konsentrasi sinar pada fotografi itu yang dianggap sebagai reaksi listrik dalam tubuh dengan titik-titik akupunktur banyak juga yang menolak. Thelma Moss, ahli jiwa medis UCLA, banyak melakukan penelitian pada metoda fotografi Kirlian dan menemukan banyak sekali titik-titik yang tidak sama dengan titik-titik dalam akupunktur, bahkan dokter Felix Mann yang merupakan spesialis akupunktur yang terkenal di Inggeris kemudian melepaskan keyakinan mengenai kebenaran ilmiah akupunktur. Ia sekarang menganggap bahwa interaksi kompleks antara kulit, otot, dan organ dalam, semuanya diantarkan oleh sistem saraf yang juga kompleks bertanggung jawab atas akibat terjadinya tusukan jarum.

“Beberapa peneliti mengklaim adanya kekurangan ketahanan elektris kulit yang disebut titik-titik akupunktur. Untuk banyak tahun saya sudah mencoba membuktikan hal ini pada pasien maupun mayat. Saya menemukan adanya ribuan daerah besar dan kecil yang ketahanannya rendah, beberapa diantaranya sama dengan titik-titik akupunktur, tetapi kebanyakan tidak … Setiap kali elektroda yang aktip disalurkan ke kulit ketahanan listriknya berkurang, dan kalau ini dilakukan beberapa kali, seseorang memperoleh titik akupunkturnya sendiri.” [2]

Dari beberapa pengamatan di atas, kelihatannya memang ada sistem lain dalam tubuh yang berbeda dengan sistem saraf, sistem saluran darah, sitem pernafasan, dan sistem pencernaan, yang belum diketahui tetapi dapat berfungsi sebagai sarana pengobatan. Tabib-tabib Cina kuno melalui pengalaman sehari-hari mereka rupanya melihat ada titik-titik tertentu dalam tubuh manusia yang bisa mendatangkan dampak pengobatan tertentu, kemudian mereka mendasarkan diri pada kepercayaan animisme dan kebatinan tentang ‘energi semesta’ yang juga dipercaya sama dengan ‘energi’ dalam tubuh manusia, kemudian mencoba mendesain suatu sistem (meridian) yang menunjukkan keterkaitan antar titik dengan penyakit-penyakit.

Namun, sampai sekarang ilmu kedokteran termasuk ilmu kedokteran nuklir tidak bisa menghasilkan bukti kebenaran yang mendukung sistem meridian Cina dengan faham cakranya itu sekalipun ada titik-titik (tidak semua) yang bisa menghasilkan efek pengobatan. Koosnadi Saputra yang menulis desertasi mengenai Akupunktur dan penelitian nuklir di UNAIR mengemukakan bahwa sekalipun ada beberapa titik akupunktur (accupoints) yang sudah diketahui memiliki kemiripan dengan penemuan kedokteran mengenai titik-titik picuan (trigger points), sebagian besar titik-titik yang dipercayai oleh akupunktur tidak sama dengan trigger-points yang ditemukan dalam kedokteran.

Dari kesimpulan ini dapat diketahui bahwa masih terlalu pagi untuk menjadikan foto Kirlian sebagai bukti konsep Aura dengan Cakranya karena foto Kirlian menunjukkan adanya sinar yang dikeluarkan tubuh yang sifat-sifatnya banyak berbeda dengan konsep sinar cakra dalam kepercayaan mistik-pantheisme, dan sekalipun ilmu kedokteran modern sudah menunjukkan adanya beberapa titik akupunktur yang memberi efek rangsangan, kenyataannya banyak titik-titik lainnya tidak memiliki efek sama sekali kecuali menimbulkan sugesti perendahan rasa sakit tetapi bukan sakit itu sendiri.

Kenyataannya, foto kirlian ini banyak digunakan untuk mencoba melihat aura atau energi tenaga dalam.Akan tetapi para ilmuan meninggalkannya puluhan tahun yang lalu dan membiarkan para propagandis penikmat ilmu metafisika itu melantur untuk melegalkan pemahaman dan prilaku syiriknya.[3]

Saya (penulis) telah melihat adanya foto aura yang menggunakan komputer yang di pasang kamera video yang diklaim bisa melihat aura tubuh. Di klaim bahwa sesungguhnya adanya penampakan cahaya-cahaya di sekeliling tubuh itu adalah aura bahkan ditambah lagi adanya gerakan cahaya yang berputar di bagian tubuh tertentu yang dikatakan inilah chakra tubuh. Dengan sangat yakin dari bantahan yang diungkapkan Dr.Abdul Muhsin Shalih dapat saya simpulkan foto aura hanyalah sebuah program software biasa yang sengaja dirancang untuk menampakkan suatu bentuk chakra, aura bahkan dikatakan sebagai sinar tenaga dalam dan bukan menampakkan hakikat chakra atau aura yang sebenarnya.

[1] Kirlian Photography, dalam Paul C. Reisser, New Age Medicine, h. 75-78
[2] Accupuncture, Vintage, NY, h.5
[3] Penjelasan langkap lihat buku“Memanggl roh dan menaklukkan jin”karangan Syaikh Majdi Muhammad Asy-Syahawi

TQ... http://metafisis.wordpress.com/2009/07/27/penipuan-ilmiah-dibalik-foto-kirlian-aura/

20.7.10

Syeikh Al-Sudais: Dunia Jangan Takut dengan Islam

Dalam khutbah Jumatnya, Syeikh Al-Sudais berpesan agar muslim di Barat menjadi duta Islam

Hidayatullah.com--Imam Masjidil Haram Syeikh Abdul Rahman Al-Sudais dalam kunjungannya ke Masjid Tauhidul Islam di Blackburn, Inggris menyampaikan kepada dunia agar tidak takut dengan Islam dan muslim.

Seruan itu dikemukakannya saat menyampaikan khutbah Jumat (15/7) di masjid terbesar di Lanchashire yang baru selesai dibangun.

Dalam khutbahnya ia mengatakan, "Islam datang untuk melindungi kepentingan manusia, mencegah kemunkaran dan membangun jembatan dengan semua komunitas. Ia menyampaikan pesan besar tentang kebaikan dan toleransi."

Imam Mekah itu juga meminta agar muslim yang tinggal di negara-negara Barat bisa mematuhi hukum yang ada di negara tersebut. "Anda harus menjadi bagian positif dan konstruktif dalam masyarakat tempat Anda tinggal, dan tidak membiarkan diri sendiri terlibat dalam tindakan yang membahayakan stabilitas dan keamanan," ujar Syeikh sebagaimana dikutip Arab News (18/7).

Menurut Syeikh, muslim harus belajar dari Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam yang dulu biasa mengunjungi Yahudi tetangganya. "Ketika Rasul wafat baju besinya masih disimpan seorang Yahudi sebagai jaminan."

Menjalin hubungan baik dengan non-muslim "merupakan cara yang terbaik untuk menarik mereka ke dalam Islam," demikian tambahnya.

Singkatnya, muslim harus menjadi duta bagi Islam, menjunjung tinggi nilai-nilai Islam ketika berhubungan dengan sesama muslim atau non-muslim, serta menjauhi perilaku-perilaku korup dan tidak adil.

Syeikh juga berharap, masjid baru yang dibangun selama 6 tahun itu bisa menjadi sumber kebaikan, cahaya dan petunjuk bagi seluruh umat manusia.

Masjid Tauhidul Islam kini menjadi masjid terbesar di wilayah Lancashire. Pembangunannya menelan biaya 3,5 juta pound (5,37 juta dollar). Keluarga kerajaan Qatar memberikan sumbangan awal sebesar 1,5 juta pound untuk membangun pondasinya. Di tempat yang sama awalnya berdiri sebuah masjid yang lebih kecil yang dibangun pada tahun 1960an.

Lord Adam Patel, salah satu tokoh Islam Inggris yang juga menjadi pimpinan masjid, menekankan pentingnya peran masjid di abad ke-21. "Peran masjid sama pentingnya dengan ketika zaman Rasulullah Muhammad shalallahu'alaihi wasallam. Misi kami adalah menjadi center of excellence untuk pembelajaran dan penerapan Islam, menjadi petunjuk bagi bagi muslim dan umat agama lain yang ingin mendapatkan pengetahuan lebih banyak dan memahami Islam," ujarnya. [di/an/hidayatullah.com]

18.7.10

Wisata Keluarga


Keluarga bukan seperti mesin yang bisa dipaksa terus bergerak tanpa ada istirahat. Dan salah satu bentuk istirahat keluarga adalah dengan rihlah atau wisata. Sayangnya, tidak semua rihlah bisa menyegarkan. Karena kurang teliti, rihlah bisa sangat mengkhawatirkan.

Dari sudut pandang mana pun, psikologi maupun syar'i, rihlah memang jalan keluar yang paling pas buat mengatasi kejenuhan keluarga. Dengan kunjungan ke tempat-tempat indah seperti pegunungan atau pantai, semangat keluarga bisa kembali disegarkan.

Sayangnya, rihlah selalu akrab dengan yang namanya uang. Hampir semua bagian rihlah berujung pada uang yang tidak sedikit: ongkos kendaraan, biaya makan, dan sewa penginapan.

Mungkin buat mereka yang berkocek tebal, biaya tiga bagian tadi tidak jadi masalah. Dengan uang, semua jadi sangat gampang. Tapi buat yang pas-pasan, hitung-hitungan biayanya jadi sangat memberatkan. Untuk itu, perlu akal-akalan agar rihlah bisa berjalan.

Dari tiga biaya tadi: transport, konsumsi, dan penginapan, satu yang sulit disiasati. Yaitu, rumah istirahat yang nyaman dan aman. Tidak heran jika bagian inilah yang menyedot pengeluaran jadi sangat mahal. Kalau kurang ulet mencari jalan keluar, rihlah cuma sekadar khayalan. Setidaknya, kesimpulan itulah yang kini sedang dirasai Bu Indun.

Lima tahun sudah, ibu tiga anak ini merindukan rihlah keluarga. Sejak hari pernikahannya, Bu Indun dan suami selalu gagal bisa rihlah. Ketika sebelum punya anak, ia khawatir kalau rihlah bisa menjadi fitnah. Karena tidak tertutup kemungkinan, orang menganggap Bu Indun sedang pacaran. Jadi, jangankan bisa nginap di vila berdua dengan suami, sekadar kunjungan ke tempat wisata pun jadi sangat mengkhawatirkan. Ia tidak ingin ada orang yang menyimpulkan kalau wanita berjilbab ikut pacaran.

Untuk mengubur fitnah itu, Bu Indun lebih sreg rihlah kalau dengan anak-anak. "Tunggu anak-anak bisa ikut, Bang," ujar Bu Indun ke suami. Padahal waktu itu, anak pertama pun masih dalam kandungan. Dan ternyata, mengajak anak-anak sangat tidak mudah. Anak pertama baru enam bulan, yang kedua sudah nongkrong di kandungan. Begitulah, hingga anak ketiga sudah bisa jalan.

Sekarang, Bu Indun dan suami bertekad agar rihlah bisa berjalan. Ongkos kendaraan umum sudah dianggap cukup, begitu pun dengan makan. Diusahakan agar makanan bisa disiapkan dari rumah. Kalaupun di penginapan ada dapur, paling cuma buat menghangatkan makanan. Dan yang sangat menguatkan tekad Bu Indun dan suami, ada vila yang bisa dipakai secara gratis. Bos suami Bu Indun mempersilakan vila kerabatnya untuk dipakai. "Vila itu sudah sangat lama tak dipakai, sayang nggak dimanfaatkan," ucap suami Bu Indun mengulang penuturan bosnya. Yap. Biar cuma semalam, ada kenangan indah buat sejarah keluarga. Bismillah.

Siang itu, Bu Indun dan keluarga sudah berada di vila. Lokasinya begitu nyaman, dikelilingi bukit kaki Gunung Gede Pangrango. Halamannya pun lumayan luas, dihiasi dengan taman bunga dan rerumputan. Begitu hijau. Begitu asri.

Rasanya, Bu Indun sedang memasuki dunia baru yang lain dari biasanya. Segala penatnya di Jakarta spontan lenyap. Tingkah anak-anak yang selama di Jakarta kadang menyebalkan. Kini, tampak lucu. Keriangan mereka di saat berlarian melengkapi keindahan vila yang dikelilingi perkebunan teh.

"Aneh ya, Bang. Kenapa jarang dipake?" tanya Bu Indun ke suami. Sambil menyeruput teh hangat, suami Bu Indun mengangguk pelan. "Maklum orang kaya, Dik," ucap sang suami datar. Senyumnya pun sontak melebar ketika si bungsu terlihat berguling di atas rumput.

Orang kaya memang aneh. Bu Indun mulai menerawang. Buat apa beli vila kalau nggak pernah dipake. Bukankah ongkos perawatan terus bergulir. Biaya buat penjaga, listrik, pajak bumi bangunan, dan lain-lain. Belum lagi barang-barang antik yang butuh pengamanan dan pemeliharaan. Berapa duit yang keluar cuma untuk ditelantarkan.

Ketika Magrib menjelang, Bu Indun tampak sibuk menyiapkan masakan di dapur. Ia begitu nyaman di dapur yang sangat beda dengan yang di rumah. Perabot serba steenles. Kompornya pun dengan gas yang sudah tertata rapi, menyatu dengan kompor. Tidak seperti di rumah Bu Indun yang semrawut. "Subhanallah! Andai tiap hari bisa begini," gumam Bu Indun sambil memeriksa kelengkapan perabot dapur.

"Dik, makan yuk!" suara suami Bu Indun yang tiba-tiba ada di belakangnya. Bu Indun pun menutup lamunannya. Ia segera menyiapkan makan sore buat sekeluarga. "Nggak salat dulu, Bang?" ucap Bu Indun sambil mondar-mandir di area dapur. Tapi, yang ditanya seperti tak di tempat. "Ah, mungkin dijamak ke Isya," gumam Bu Indun kemudian.

Setelah siap, Bu Indun membawakan air minum ke meja makan. Ia sempat kagum dengan tingkah tiga anaknya yang sedang khusyuk makan bersama sang ayah. Tidak ada tingkah canda, berebut piring, atau merengek karena kurang lauk. Semua tertib menikmati makanan. "Ah, mungkin ini pengaruh cuaca pegunungan yang sejuk," ucap batin Bu Indun lega. Dan ia pun ikut makan bersama.

Ketika sedang mencuci piring, Bu Indun mendengar pintu depan diketuk orang. "Assalamu'alaikum!" Bu Indun segera membukakan pintu. Ternyata, suami dan tiga anaknya nongol dari balik pintu. "Salam likum, Mi!" ucap mereka hampir bersamaan. Tapi, yang mesti menjawab tetap diam. Bu Indun bingung. Ia baru tersadar, bukankah suami dan tiga anak baru makan bersama. Kenapa tiba-tiba ada di luar?

"Umi ini gimana? Kan sebelum magrib tadi, Abi sama anak-anak pergi ke masjid dekat sini. Sekalian ngobrol sama Kang Uus, penjaga vila!" jelas suami Bu Indun agak heran. "Iya, Mi. Air wudhunya dingin, deh," ucap si sulung menimpali. "Emangnya ada apa, Mi?" tanya suami Bu Indun kemudian.

Bu Indun tidak menjawab apa-apa. Wajahnya tiba-tiba pucat. Ia pun meminta suami dan anak-anaknya untuk berkemas-kemas pulang ke Jakarta. (muhammadnuh@eramuslim.com)

Ormas Islam Desak Polri Bubarkan Densus 88

Mantan Direktur YLBHI itu juga meminta Polri tidak menghalang-halangi dan menakut-nakuti aktivis Islam

Hidayatullah.com--Pemberantasan terorisme selama ini dilakukan secara sistematis dan penuh rekayasa. Atas itu pula, Polri oleh Tim Densus 88 kerap meluluskan segala cara atas nama pemberantasan terorisme. Densus 88 harus dibubarkan.

Demikian pernyataan disampaikan Forum Ummat Islam (FUI) yang mewadahi ormas-ormas Islam di Indonesia.

FUI mengendus jika penangkapan sejumlah aktifis Islam selama atas nama terorisme, tidak lepas dari rekayasa pemberantasan terorisme yang melibatkan seorang oknum polisi yang menjadi penghubung dan perangkai peristiwa Aceh, Pamulang, Pejaten, dan Solo.

"Sehinggga wajar kalau masyarakat berkesimpulan bahwa penangkapan dan penembakan atas dalih pemberantasan terorisme baru-baru ini adalah rekayasa," kata Sekretaris Jenderal Forum Ummat Islam (FUI), Muhammad Al Khaththath, dalam aksi demonstrasi di depan Mabes Polri mengecam kerja Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Jumat (11/6) di Jakarta.

Advokat dan aktivis Hak Azasi Manusia (HAM) Munarman,SH meminta Polri segera menghentikan segala rekayasa terkait terorisme yang dituduhkan kepada umat Islam. Ia mengatakan saat ini, umat Islam memahami sedang dikerjai oleh aparat dengan segala macam rekayasa dan berbagai modus yang menyudutkan.

"Soal ini kita ngerti banget, kita gak hanya yasinan saja kok", ungkapnya dihadapan Wakadivhumas Mabes Polri Brigjen Pol. Zainuri Lubis, di Mabes Polri, Jl. Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (11/6) kemarin.

Direktur An Nashr Institute itu menyampaikan sejumlah hal terkait penanganan isu terorisme oleh Polri. Pertama, ia meminta kepada Polri agar segera membubarkan tim kecil di Mabes Polri yang tugasnya dinilai serang merugikan aktivis Islam tersebut.

Mantan Direktur YLBHI itu juga meminta Polri agar tidak menghalang-halangi dan menakut-nakuti jika ada aktivis Islam yang tertangkap dan meminta kuasa hukum selain yang ditetapkan Polri. Polri juga diminta untuk menghentikan penunjukan pengacara.

"Seluruh tersangka teroris kuasa hukumnya dikasihkan pada Asludin. Saya heran, kenapa hanya diberikan pada satu orang?. Ini menghina kecerdasan umat Islam. Masa pengacara di pengadilan tanya apa Anda menyesal?.Ini mestinya pertanyaan jaksa dan hakim. Umat Islam jangan dianggap bodoh," tegasnya.

Munarman meminta agar Polri segera menjelaskan identitas dua orang yang ditembak di kawasan Cawang beberapa waktu lalu yang hingga dikuburkan tidak teridentifikasi.

Munarman juga menyinggung soal soal penyiksaan terhadap aktivis yang dilakukan di luar kantor polisi dan berharap menertibkanntya. Sebab jika tidak, itu hanya akan memperburuk citra polisi. [si/www.hidayatullah.com]

17.7.10

Asal Usul Penyaliban Yesus yang Ditentang Islam (2-habis)

Asal Usul Penyaliban Yesus yang Ditentang Islam (2-habis)

Salib yang kini menjadi lambang umat kristen sebagai simbol penyaliban Yesus bagi umat kristiani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Prihal kebenaran proses penyaliban yang banyak diyakini kaum kristiani, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Adian Husaini mengatakan, berdasarkan catatan sejarah tidak satupun dari murid Yesus yang melihat peristiwa itu berlangsung.

Namun, cerita yang berkembang dalam injil Markus, Matius, Yohannes ataupun Petrus berlandaskan dua hal yakni cerita yang berkembang di Masyarakat dan Maria Magdalena.

"Masalah penyaliban itu merupakan hasil terkaan yang berasal dari cerita masyarakat dan Maria Magdalena. Penulis buku Da Vinci Code, Dan Brown menyatakan Maria itu istrinya yesus," ujar Adian.

Jadi, lanjutnya, melalui Maria inilah awal cerita kebangkitan Yesus. Ia yang melihat sendiri jenazah yesus tidak ada, dan kemudian bercerita tentang penampakan Yesus dihadapan murid-muridnya. Dari situlah muncul cerita kepercayaan Yesus bangkit untuk menebus dosa manusia," paparnya.

Meski begitu, Adian mengakui tradisi penyaliban memang telah diberlakukan di seluruh wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi termasuk Palestina. Hukuman disalib merupakan bentuk hukuman paling hina di zamannya lantaran orang-orang yang disalib merupakan penjahat rendahan.

Hukuman ini, kata Adian, sangat sadis. Mayat dibiarkan menggelantung dan membusuk hingga dimakan burung pembangkai. "Seiring berjalannya waktu, hukuman ini tidak lagi berlaku dan ditinggalkan," ungkapnya.

Kebangkitan

Tak hanya masalah kebenaran Yesus disalib, perdebatan juga muncul ihwal kedatangan Yesus di dunia. Adian mengungkap perdebatan ini kerap terjadi dikalangan Nasrani.

Beberapa aliran dalam agama tersebut percaya, Yesus telah ada di dunia, sebagian lain mengatakan Yesus bakal bangkit 2050 dan keyakinan yang paling keras adalah Yesus akan datang ke dunia setelah orang-orang Yahudi kembali ke tanah yang dijanjikan, Palestina.

"Ada kepercayaan kristen fundamentalis yang meyakini salah satu tandanya munculnya Yesus adalah kembalinya orang yahudi ke tanah yang dijanjikan. Karena itu, Nasrani fundamentalis di AS begitu mendukung pendudukan Israel di Palestina. Sebab itu syarat kedatangan yesus," ungkapnya.

Ihwal hubungannya dengan umat Islam, Adian mengatakan umat Islam hanya perlu merujuk pada Al-Quran dan Hadist. Alasannya, Al-Quran secara jelas memaparkan Nabi Isa merupakan bagian dari sejarah, bagi yang percaya terhadap nabi Muhammad SAW dan Al-Quran yang dibawanya, maka persoalan itu bukanlah masalah besar. Ia mengakui Quran tidak menjelaskan secara detail kapan Nabi Isa kembali ke dunia.

Namun, Quran mengatakan setelah diangkat ke langit Nabi Isa akan kembali ke dunia untuk melanjutkan risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW . "Sekarang tinggal pilih, Anda muslim atau tidak. Kalau muslim, Anda seharusnya percaya Nabi Isa itu manusia biasa, Nabi yang mengajarkan cara menyembah kepada Tuhan," pungkasnya.

Asal Usul Penyaliban Yesus yang Ditentang Islam (1)

Asal Usul Penyaliban Yesus yang Ditentang Islam (1)

Salib yang kini menjadi lambang umat kristen sebagai simbol penyaliban Yesus bagi umat kristiani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kebenaran Yesus Kristus disalib oleh tentara Romawi menyisakan perdebatan. Sebelumnya, John Dominic Crossan, mantan pastor Katolik Irlandia pernah menuliskan sebuah buku yang isinya mengkritik dan mempertanyakan kebenaran penyaliban Yesus.

Terakhir, seorang teolog bernama Teolog Gunnar Samuelsson menulis tesis yang isinya kebenaran penyaliban yesus terkendala masalah deskripsi yang hilang dari sejumlah literasi kuno (injil).

Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Adian Husaini menuturkan Islam secara tegas mengatakan Nabi Isa AS (dalam kepercayaan islam) atau dalam kepercayaan Nasrani disebut Yesus Kristus tidak meninggal karena disalib atau dibunuh tentara Romawi melainkan ada seseorang yang diserupakan menjadi Nabi Isa As.

"Terdapat banyak ayat dalam Quran yang menerangkan hal ini. Sebelum Islam lahir, teologi Nasrani memang sudah mencapai bentuknya dimana agama tersebut menyakini dua konsep dasar yaitu penyaliban yesus (crucifixion) dan kebangkitan (resurrection)," ujarnya kepada Republika Online, Selasa (29/6).

Ia menjelaskan, konsep dasar itu terbentuk dalam suatu Konsili Nicea. Konsili merupakan dewan uskup dari berbagai wilayah di masa Kekaisaran Romawi yang mengadakan sidang di Nicea atau Iznik, suatu daerah di Turki yang termasuk dalam kekaisaran Romawi.

Kala itu, lanjut Adian menjelaskan, Konsili Nicea dibentuk menyelesaikan perbedaan pendapat dalam Gereja Aleksandria mengenai hakikat Yesus dalam hubungannya dengan Sang Bapa, khususnya, mengenai apakah Yesus memiliki substansi yang sama dengan Tuhan Bapa ataukah sekedar memiliki substansi yang serupa belaka dengan Tuhan Bapa.

Adian bercerita, St. Aleksander dari Aleksandria dan Athanasius berpegang pada pendapat yang pertama sedangkan seorang presbiter populer bernama Arius, yang dari namanya muncul istilah Arianisme, berpegang pada pendapat yang kedua. Konsili memutuskan bahwa pendukung Arius telah keliru dan kemudian ajarannya diasingkan oleh Gereja.

Ia menambahkan, hasil lain dari konsili ini adalah kesepakatan mengenai waktu perayaan Kebangkitan Kristus (Paskha dalam Bahasa Yunani; Paskah dalam Bahasa Indonesia), hari raya terpenting dalam kalender gerejawi. "Dari konsili Nicea, syahadat Nasrani dimana Yesus disalib dan menjadi Tuhan anak diberlakukan," ungkapnya.

Menurut Adian, Al-Quran mengkritik sangat keras kepercayaan itu. Kritikan itu termaktub dalam satu ayat yang menerangkan bahwa pengakuan Nabi Isa sebagai anak Tuhan adalah kemungkaran besar. Sebabnya, Islam sedari awal kelahirannya memposisikan Nabi Isa As sama seperti Nabi-nabi sebelumnya, Nabi yang sengaja diutus kepada setiap bangsa untuk mengajarkan cara menyembah Allah.

"Dalam surah Al-Maidah, dikatakan, sungguh telah kafirlah mengatakan Allah satu dari yang tiga. Kehadiran Quran merupakan usaha mengoreksi Injil secara mendasar," ungkapnya.

Ralat Fatwa, MUI Tak Sarankan Ubah Arah Masjid

MUI tak sarankan ubah arah msjid, umat Islam hanya perlu mengubah safnya saja

Hidayatullah.com—Meskipun sempat meralat fatwanya tentang arah kiblat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak menyarankan untuk mengubah arah masjid. Menurut MUI, umat Islam hanya perlu mengubah safnya saja.

Dalam situs resminya beralamat di www.mui.or.id, MUI mengatakan, pergeseran saf sholat ke arah kanan memang akan membuat sedikit ruang

Menurut Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Aminuddin Yakub, pergeseran saf sholat ke arah kanan memang akan membuat sedikit ruang terbuang. "Tapi itu agar ibadah kita lebih sempurna," kata Aminuddin.

Karenanya, umat Islam tidak khawatir mengenai sah atau tidaknya salat yang dilakukan sebelum fatwa penggeseran arah kiblat, dari Barat ke Barat laut (25 derajat dari Barat).

"Salat kita yang kemarin tetap sah. Para ulama juga sudah ijtihad kalau kita menghadap ke kiblat. Dan Barat Lautlah kiblat bagi umat muslim di Indonesia," tambahnya.

Menurut Aminuddin, masyarakat juga dapat menggunakan kompas sebagai panduan. Selain itu, masyarakat juga dapat mengakses www.qiblalocator.com untuk mengetahui letak pasti pergeseran arah kiblat di setiap daerah.

Sebelumnya, MUI sempat meralat fatwanya tentang arah kiblat dengan mengeluarkan fatwa baru yang menyatakan arah kiblat berubah dari barat menjadi barat laut.

"Kita sempurnakan, sekarang jadi Barat Laut. Ada penyempurnaan dari terapan teknolgi," kata Aminuddi Yakub Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Anwar Ibrahim di Tvone, Kamis (15/7).

MUI sendiri mengaku, sebenarnya pihaknya akan memplubikasikan, tapi keburu terekspose media. [mui/cha/hidayatullah.com]

Alasan Sesungguhnya Mengapa AS Menyerang Iraq (3)

undefinedKemudian kita melihat bagaimana Pemerintah Iraq telah diubah dan dibuat agar terlihat lebih religius dan ulama Syiah masuk dan mengendalikan Pemerintah. Pemerintah baru Iraq kemudian menjadi populer di kalangan Syiah di Iraq dan orang-orang kemudian tertarik bergabung dengan "Tentara Nasional Iraq."

Dalam rangka mendorong lebih banyak orang untuk bergabung dengan Tentara Nasional, AS dan Pemerintah baru Iraq menghajar daerah sipil, membunuh laki-laki, perempuan dan anak-anak, dan kemudian menyalahkan "pemberontak" Sunni. Jangan heran, jika sekarang banyak ulama Sunni yang digantung di Iraq—sesuatu yang pada zaman Saddam Hussein hanya terjadi di negara tetangganya, Iran.

Para ulama Syiah seperti "Ayatullah” Ali Sistani dan bahkan Pemerintah Iran mengulangi kebohongan Amerika dan Pemerintah baru Iraq, menuduh apa yang disebut "ekstrimis Sunni" atas serangan terhadap berbagai masjid dan sekolah.

Sistani bahkan menyeru kepada pengikutnya agar bergabung dengan Tentara Nasional untuk melawan "teroris"—yang di kemudian hari berubah menjadi arena balas dendam Syiah kepada kaum Sunni.

Tapi walau sedikit dan perlahan, kaum Sunni Iraq juga tidak tinggal diam. Mereka berhasil mengambil alih beberapa lokasi utama di Iraq, termasuk Fallujah.

Para konspirator ingin benar-benar menghancurkan "kelompok perlawanan Sunni" dan mereka tidak mau mengambil risiko sehingga mereka membom Fallujah dan daerah lainnya yang dikuasai oleh kelompok-kelompok perlawanan Sunni tanpa belas kasihan.

Mereka bahkan menggunakan bom kimia ilegal termasuk Fosfor Putih. Bom ini membunuh seluruh masyarakat dan sepenuhnya menghancurkan beberapa daerah. Ribuan warga sipil Sunni tewas dalam pemboman yang dimaksudkan untuk benar-benar menghabisi perlawanan Sunni dan melapangkan jalan untuk "tentara Mahdi Moqtada al-Sadr."

Tapi bukannya musnah, para pejuang Sunni bergerak di bawah tanah, seperti yang dijelaskan oleh pemimpin ar Jaysh-Raashideen (salah satu kelompok perjuangan). Dia menyatakan bahwa setelah banyak diserang, kaum pejuang justru menjadi lebih kuat, dan musuh mereka sulit menemukan mereka karena tidak mengetahui keberadaan mereka, sementara kelompok pejuang itu tahu di mana Amerika berada.

Perlawanan Sunni terus berlanjut dan Sadr dipaksa untuk mengatakan kepada pasukannya untuk menghentikan memerangi Amerika, dan inilah sebabnya: jika kita mempelajari semua hal yang dilakukan oelh Moqtada al-Sadr, kita akan melihat bahwa ia telah terus-menerus berseru kepada pengikutnya untuk berhenti melawan pendudukan asing. Setiap kali pasukannya masuk ke dalam pertempuran dengan Amerika atau Inggris atau Pemerintah, ia segera meminta gencatan senjata.

Sebagian besar pengikutnya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dia benar-benar mengatakan kepada mereka untuk menghentikan pertempuran karena ia ingin Amerika untuk menyingkirkan perlawanan Sunni dahulu.

Namun itu tidak cukup baginya untuk meyakinkan para pengikutnya untuk tidak melawan pendudukan. Moqtada al-Sadr bahkan menyerukan sesuatu yang lebih “gila” lagi yaitu membantu pendudukan! Kali ini dengan 'cover' (kedok) besar memerangi Al-Qaidah. Karena sekarang ini Pemerintah Iraq diserahkan kepada golongan Syiah, sehingga Sadr bisa mengklaim bahwa ia membela "Muslim" dari "Nasibis" ("Nasibi" adalah istilah yang digunakan kaum Syiah melawan Sunni kapan saja mereka ingin memerangi mereka).

"Tentara Mahdi" Moqtada al-Sadr kemudian bekerja sama dengan Tentara Nasional Iraq, melawan kelompok perlawanan Sunni! Mereka bahkan melindungi pasukan Inggris di Basrah seperti yang dilaporkan oleh Peter Oborne dalam film dokumenternya—Iraq Reckoning.

BERSAMBUNG

(sa/Islamic awakening)

Alasan Sesungguhnya Mengapa AS Menyerang Iraq (2)



Inilah sebabnya mengapa Ayad Allawi berada di urutan pertama yang ditunjuk sebagai Presiden Iraq. Walaupun Allawi dilahirkan dalam sebuah keluarga Syiah, ia tidak dipandang sebagai seorang Syiah, karena ia tidak mempraktikkan “agamanya” dengan cara apapun. Syiah—di Iraq—disebut sebagai agama yang lain, bahkan bukan merupakan sempalan dari Islam. Allawi dilihat hanya sekadar boneka AS, dan ini dilakukan untuk membuat pendudukan AS lebih tidak populer dan meningkatkan dukungan untuk Sadr.

Ini juga yang melatarbelakangi mengapa jumlah sesungguhnya tentara Amerika yang tewas di Iraq tidak dilaporkan. Dalam peperangan, pemerintah selalu mengklaim bahwa hanya sedikit sekali tentaranya yang tewas daripada klaim musuh. Namun dalam perang ini, Amerika Serikat melaporan korban tewas seminimal mungkin, tidak seperti yang lainnya. Tentara Rashideen (Jaysharrashedeen, salah satu kelompok nasionalis Islam sebelum perlawanan di Iraq) membuat film dokumenter di mana mereka memberikan gambaran tentang korban tentara AS yang tewas yang tidak dilaporkan. Ketika mereka memfilmkan serangan perlawanan mereka terhadap terhadap pasukan AS, media-media mainstream (dan bahkan Al-Jazeera sekalipun) mencoba semua cara yang mereka bisa untuk menutupi kebenaran tentang jumlah orang Amerika yang mati. Sebagai contoh, ada satu serangan di mana Tentara Rashideen sendirian membunuh 4 orang Amerika, namun media barat dan (bahkan) Al-Jazeera mengklaim bahwa hanya 1 tentara yang tewas!

Kelompok-kelompok perlawanan seperti Angkatan Darat Rashideen mengklaim bahwa mereka telah menewaskan lebih dari 30.000 tentara Amerika dan mereka melihat angka yang diberikan oleh Pemerintah AS sebagai sebuah lelucon. Dalam film dokumenter mereka, Tentara Rashideen mengajukan pertanyaan yang menarik; mereka bertanya kepada Bush bagaimana ia menutupi kematian yang begitu banyak? Seperti diketahui, Amerika Serikat mengklaim jumlah tentara Amerika tewas kurang dari 10% dari yang sebenarnya.

undefined

Jadi mengapa hal ini terjadi? Dan kenapa juga media mainstream internasional tampaknya benar-benar mengabaikan Afghanistan dan hampir tidak pernah menurupkan laporan korban pasukan Amerika di sana? Banyak orang di Barat sebenarnya tidak banyak tahu apa yang terjadi di Afghanistan—itu sebabnya mengapa banyak tentara Amerika sendiri mengatakan bahwa perang di Afghanistan jauh lebih serius dan jauh lebih mematikan daripada perang di Iraq.

Pemerintah AS akhirnya melaporkan jumlah korban yang benar, atau setidaknya mereka harus mengungkapkan lebih dari 10%, tetapi ini hanya dilakukan setelah Sadr muncul. Dengan kata kemunculan Sadr dengan klaim 20 atau 30 ribu tentara Amerika yang tewas akan memberikan stigma dengan keberadaan Pasukan Mahdi yang dipunyai oleh Sadr. Lalu ketika orang-orang di Barat mendengar tentang ini, akan ada keributan dan protes besar. Bush kemudian akan memiliki alasan untuk mundur dari Iraq, membuatnya seolah-olah Sadr dan tentaranya tiba-tiba bangkit dan memperoleh kemenangan yang luar biasa.

undefined

Puluhan ribu tentara AS yang telah dibunuh oleh Al-Qaeda (jika ada), Ansar Sunnah, Tentara Rashideen dan kelompok-kelompok perlawanan Sunni lainnya, semua akan dihubungkan dengan Sadr. Dengan kata lain, Sadr dan pasukannya akan bangkit setelah kekalahan kaum Sunni. Kemudian akan segera muncul klaim bahwa "Tentara Mahdi" telah mendapatkan kemenangan yang luar biasa dan telah membunuh ribuan tentara Amerika dalam waktu singkat, walaupun pada kenyataannya hanya ada pertempuran sungguhan yang sangat sedikit.

Namun satu hal yang terjadi di Iraq dan di luar perhitungan AS adalah kaum Muslim Sunni membentuk kelompok-kelompok mereka sendiri yang ternyata jauh lebih kuat daripada tentara Mahdi Sadr, meskipun Tentara Mahdi memiliki banyak anggota.

Jelas, Amerika sadar betul bahwa Sunni akan bangkit, namun kenyataan bahwa kaum ini akan begitu kuat dan mendapatkan begitu banyak dukungan rakyat Iraq, jauh di luar perkiraan mereka. Sunni bahkan berubah menjadi resistensi yang paling besar terhadap kaum asing di Iraq.

undefined

Awalnya AS hanya mencoba untuk menghancurkan kelompok perlawanan Sunni, tapi itu sama sekali bukanlah sesuatu yang mudah. Para konspirator yang telah merencanakan perang ini dilanda ketakutan karena jika kaum Sunni berhasil mengalahkan Amerika Serikat maka mereka akan dianggap sebagai pahlawan Iraq dan semua rencana mereka akan berantakan.

BERSAMBUNG

(sa/Islamic awakening)

Alasan Sesungguhnya Mengapa AS Menyerang Iraq (1)


Amerika Serikat tidak menyerang Iraq untuk minyak. Kenyataannya mereka telah menghabiskan miliaran dolar untuk perang ini dan yang paling banter mereka dapatkan ketika keluar dari Iraq adalah untuk mendapatkan uang mereka kembali. Jadi minyak hanyalah sebagai kompensasi besar saja.

Yang benar adalah bahwa sama seperti Israel yang menyerang Libanon untuk membuat Hizbullah terlihat seperti pahlawan, AS menyerang Iraq sebenarnya untuk membuat Muqtada al-Sadr sebagai pahlawan Iraq.

Lihatlah, sejak Pemerintah Saddam Hussein dihancurkan oleh AS, Moqtada al-Sadr didudukkan untuk mengambil alih Iraq. Inilah sebabnya mengapa kita melihat bahwa media mainstream (yang dikendalikan oleh orang yang sama yang mengontrol Pemerintah) berbicara tentang menentang perang dan pertentangan itu dikendalikan oleh begitu banyak golongan kiri palsu.

Perang di Afghanistan dibungkam oleh media kiri palsu dan mengatur protes yang mengabaikan Afganistan, dan hampir seluruhnya berkonsentrasi ke Iraq sebagai gantinya.

Kita juga melihat bagaimana penyiksaan Abu Ghurayb tersebar di semua surat kabar utama dan TV. Ini adalah surat kabar dan saluran TV yang sama yang telah menyensor 99% kebenaran tentang peristiwa dunia dan menutupi sebagian besar kejahatan Pemerintah barat. Semua orang tiba-tiba tampaknya berbalik melawan perang Iraq.

Kita juga melihat bagaimana Pemerintah AS menuduh Iraq memiliki WMDs (Weapon Of Mass Destruction), tapi sampai saat ini tak pernah terbukti.

Ini adalah pemerintah yang sama yang telah menutupi apa yang sebenarnya terjadi pada 9 / 11. Setelah serangan WTC, Pemerintah Amerika Serikat segera menyalahkan Al-Qaeda, dan Osama bin Laden. Segala cara dilakukan untuk mencoba dan meyakinkan orang bahwa bin Laden bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Tetapi sekali lagi, ketika menyangkut masalah Iraq, hal-hal itu menjadi berbeda. Para politisi AS baru saja keluar dan mengakui bahwa mereka tidak menemukan WMDs, sehingga dengan sengaja dan kebetulan membuat perang tidak populer.

Bush juga menuduh Saddam terlibat dalam 9 / 11, tapi aneh, ia kemudian menyangkalnya. Kenapa dia menyangkal? Jika dia berbohong di fase pertama, mengapa ia tidak terus berbohong? Jika ia tidak punya bukti di fase pertama, mengapa tidak ia terus berbohong tanpa bukti? Atau mungkinkah bahwa dia dengan sengaja ingin dilihat sebagai pembohong, sehingga perang Iraq dan sayap kanan AS akan dilihat sebagai sesuatu yang lebih tidak populer lagi.

Collin Powell mengakui bahwa Iraq sama sekali tidak memili WMDs. Dan pertanyaan yang sebenarnya adalah, mengapa Amerika Serikat khawatir tentang senjata Kimia dan bom Hayati Iraq, ketika justru sebaliknya Iran telah lama diduga membuat bom nuklir?

Tentu senjata nuklir harus menjadi perhatian yang lebih besar. Tapi anehnya Amerika dan media Barat hanya berbalik mata terhadap Iran setelah jelas bagi seluruh dunia bahwa Iraq tidak memiliki WMDs.

Dengan kata lain, jika sekarang Amerika Serikat menuduh Iran membuat WMDs, tidak ada yang percaya karena mereka telah berbohong tentang Iraq.

Tetapi pertanyaan sebenarnya adalah mengapa mereka tidak menyerang Iran sebelum Iraq? Padahal, menurut kabar entah darimana, Iran konon adalah musuh terbesar AS saat ini terbesar di Timur Tengah, dan sementara Saddam bekas sekutu AS.

Iran juga merupakan tetangga Afghanistan, sehingga lebih mudah bagi AS untuk memindahkan pasukan dari Iran ke Afghanistan dan begitu pula sebaliknya dari Afghanistan ke Iran.

Sekarang media berlomba-lomba memberitakan kepada kita agar berpikir bahwa Amerika ingin menyerang Iran setelah Iraq. Mungkin dalam hal ini sebenarnya ada sesuatu yang lain. AS tidak menyerang Iran karena mereka sama sekali tidak ingin menyerang Iran.

Jika kita masih ingat, mungkin kita akan ingat bahwa ketika pertama AS menyerang Iraq, seorang ulama Syiah dengan nama Moqtada al-Sadr muncul, dan mengklaim bahwa rakyat bangkit melawan penjajah dan membebaskan Irak.

Media tiba-tiba berkonsentrasi pada dirinya, meskipun ia dan pasukannya telah melakukan sangat sedikit usaha dalam memerangi tentara Amerika. Tentara Moqtada al-Sadr, yang ia sebut sebagai "Tentara Mahdi," terlihat sebagai kekuatan yang serius yang harus diperhitungkan. Mereka dipandang sebagai "Hizbullah" dari Iraq. Kenyatannya, mereka erat bersekutu dengan "Hizbullah" dan mereka selalu memuji Hasan Nasrallah.

undefined

Tidak diragukan lagi bahwa Moqtada al-Sadr dimaksudkan untuk menjadi Nasrallah dari Iraq. Dengan kata lain, rencananya bahwa ia akan bangkit melawan AS, dan AS kemudian akan meninggalkan Iraq dengan tiba-tiba. Sadr kemudian akan dianggap sebagai pahlawan dan penyelamat Iraq, dan dengan perginya Saddam pergi, Sadr akan mengambil alih Irak dan akhirnya menyerahkannya kepada Iran. Inilah skenario terburuk yang pernah dibayangkan oleh semua pengamat politik.

Bersambung

(sa/islamicawakening)

Tifatul Bantah Izinkan Amdocs Ikut Tender Telkomsel

Menkominfo Tifatul Sembiring menolak dikait-kaitkan dalam persoalan Amdocs yang memenangkan tender proyek billing system Telkomsel. Terlebih soal dugaan bahwa Amdocs adalah mata-mata Israel.

"Telkomsel bukan di bawah Kemenkominfo, bagaimana saya bisa beri izin. Banyak yang bikin fitnah dengan putar balik fakta," kata Tifatul di Jakarta, Rabu (14/7).

Menurutnya, Telkomsel merupakan anak perusahaan Telkom, di bawah Kementerian BUMN. "Amdocs bisnis dengan Telkomsel anak perusahaan Telkom, di bawah Kementerian BUMN. Orang-orang protes, saya minta klarifikasi, Telkomsel bawa surat Dubes AS," imbuhnya.

Pada 2009 lalu, Menkominfo Tifatul Sembiring pernah mengatakan bahwa Amdocs bukanlah perusahaan Israel melainkan adalah perusahaan Amerika Serikat. Karena itu Amdocs dibolehkan mengikuti tender-tender proyek billing system Telkomsel.

Menurutnya, hal itu merupakan klarifikasi langsung dari Kedutaan Besar Amerika Serikat. Ia menjelaskan bahwa Duta Besar Amerika langsung menghadap dirinya untuk mengklarifikasi perihal Amdocs. Saat iru, menurut Dubes AS, Amdocs adalah perusahaan yang tercatat di bursa New York dan berdomisili di Missiouri, Amerika Serikat.

Data terbaru diperoleh stasiun tv ternama di AS, Fox News yang mengungkapkan keterkaitan Israel dengan Amdocs Ltd. Amdocs dicurigai digunakan oleh Israel untuk memata-matai warga AS melalui percakapan telepon, komunikasi data dan sistem pertukaran informasi lainnya yang menggunakan saluran telepon.

"Itu menurut dokumennya HQ di Misouri USA," ujar Tifatul terkait pengungkapan data-data tersebut. Tifatul juga membantah bahwa dirinya telah akrab dengan kaum Yahudi Israel. "Kiblatnya Mekah dong," tukas Tifatul.

Untuk diketahui, billing system merupakan sistem vital dalam dunia telekomunikasi karena merupakan penghubung antara pelanggan dan konten yang diberikan.

Sistem ini (yang dijual Amdocs) mencatat nomor telepon yang saling berkomunikasi, durasi, penambahan pulsa, data-data personal, jumlah tagihan dan banyak lagi. sumber: inilah.com

+++

Dengan ini rubrik dialog sebelumnya kami tutup, dan kami menyampaikan terima kasih atas partisipasinya. Kami mengharapkan pandangan, opini dan sikap dari para pembaca.

Komentar Anda?

13.7.10

Doa Tolak Musibah Yang Datang Secara Tiba-Tiba


Suatu ketika putera sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu ’anhu bernama Aban bin Ustman rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang di dalamnya terdapat doa untuk memohon perlindungan Allah Ta’ala agar tidak tertimpa musibah yang datang secara mengejutkan. Doa tersebut berbunyi sebagai berikut:

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ

فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

'BISMILLAAHIL LADZII LAA YADLURRU MA'AS MIHI SYAI'UN FIL ARDLI WALA FIS SAMAA'WAHUWAS SAMII'UL 'ALIIM' (dengan nama Allah, dengan nama-Nya tidak akan berbahaya sesuatu yang ada di bumi maupun yang ada di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menganjurkan agar doa tersebut dibaca sebanyak tiga kali di waktu pagi dan tiga kali di waktu sore. Barangsiapa membacanya dengan rajin seperti itu, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjanjikan bahwa orang itu tidak akan terkena musibah yang datang secara tiba-tiba. Bacaan di waktu pagi akan melindunginya hingga sore tiba, sedangkan bacaan di waktu sore akan melindunginya hingga pagi tiba. Lengkap haditsnya berbunyi sebagai berikut:

عَنْ أَبَانَ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ عُثْمَانَ أَنَّ

النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

مَنْ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ

فِي الْأَرْضِوَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ تَفْجَأْهُفَاجِئَةُ بَلَاءٍ حَتَّى اللَّيْلِ وَمَنْ قَالَهَا

حِينَ يُمْسِيلَمْ تَفْجَأْهُ فَاجِئَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُصْبِحَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

(AHMAD - 497) : Dari Aban Bin Utsman dari Utsman bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membaca 'BISMILLAAHIL LADZII LAA YADLURRU MA'AS MIHI SYAI'UN FIL ARDLI WALA FIS SAMAA'WAHUWAS SAMII'UL 'ALIIM' (dengan nama Allah, dengan nama-Nya tidak akan berbahaya sesuatu yang ada di bumi maupun yang ada di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka tidak akan ditimpa musibah mengejutkan hingga malam hari, dan barangsiapa membacanya di waktu sore maka tidak akan ditimpa musibah mengejutkan hingga pagi hari jika Allah menghendaki."

Tentunya tidak seorangpun ingin dirinya tertimpa musibah. Dan umumnya musibah datang secara tiba-tiba. Oleh karenanya doa ini menjadi sangat relevan dan penting bagi kehidupan kita. Maka sudah sepatutnya kita menjalankan nasihat mulia Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam ini. Karena ia tidak saja kita butuhkan, tetapi dengan mengamalkannya berarti kita turut menegakkan salah satu sunnah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam yang banyak ditinggalkan kaum muslimin dewasa ini.

Uniknya hadits ini dikuatkan oleh hadits lainnya yang menjelaskan bahwa suatu ketika Aban bin Ustman sendiri pernah terkena suatu musibah mendadak dalam perjalanan hidupnya. Sehingga ketika ia dikunjungi oleh muslim lainnya mereka terheran—heran mengapa ia sampai bisa mengalami musibah mendadak padahal ia pula yang meriwayatkan hadits tentang doa menolak musibah mendadak. Maka Aban bin Ustman dengan jujur mengakui bahwa pada hari itu ia terlupa membaca doa tersebut. Subhanallah.

أَبَانَ بْنَ عُثْمَانَ يَقُولُ سَمِعْتُ عُثْمَانَ يَعْنِي ابْنَ عَفَّانَ يَقُولُ

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قَالَ

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ

وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبْهُ

فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُصْبِحَ وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ ثَلَاثُ مَرَّاتٍ

لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُمْسِيَ و قَالَ فَأَصَابَ أَبَانَ بْنَ عُثْمَانَ

الْفَالِجُ فَجَعَلَ الرَّجُلُ الَّذِي سَمِعَ مِنْهُ الْحَدِيثَ يَنْظُرُ إِلَيْهِ

فَقَالَ لَهُ مَا لَكَ تَنْظُرُ إِلَيَّ فَوَاللَّهِ مَا كَذَبْتُ عَلَى عُثْمَانَ

وَلَا كَذَبَ عُثْمَانُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَكِنَّ

الْيَوْمَ الَّذِي أَصَابَنِي فِيهِ مَا أَصَابَنِي غَضِبْتُ فَنَسِيتُ أَنْ أَقُولَهَا

(ABUDAUD - 4425) : Aban bin Utsman berkata: Aku mendengar Utsman -maksudnya Utsman bin Affan- berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengucapkan: BISMILLAHILLADZI LAA YADLURRU MA'ASMIHI SYAI`UN FIL ARDLI WA LAA FIS SAMAA`I WA HUWAS SAMII'UL 'ALIIMU (dengan nama Allah yang tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit yang bisa memberikan bahaya. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa musibah yang datang dengan tiba-tiba hingga pagi hari. Dan barangsiapa membacanya pada pagi hari sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan tertimpa musibah yang datang dengan tiba-tiba hingga sore hari." Perawi berkata, "Lalu Aban tertimpa penyakit lumpuh, hingga orang yang mendengar hadits darinya melihat kepadanya (Aban), maka Aban pun berkata, "Kenapa kamu melihat aku? Demi Allah, aku tidak berbohong atas nama Utsman, dan Utsman tidak berbohong atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Tetapi pada hari ketika aku tertimpa penyakit ini, aku sedang marah hingga aku lupa membacanya."

Ketika Dunia Harus Memilih Dollar Atau Dinar

Kebenaran Islam bahwa mata uang yang adil adalah Dinar atau Dirham, akan cepat terbukti di zaman modern seperti ini

Oleh: Muhaimin Iqbal*
PADA tahun 1982 ada film dengan latar belakang Perang Dunia ke II yang diberi judul Sophie’s Choice. Film yang meraih banyak piala ini, menceritakan pengalaman seorang ibu (Sophie) dengan dua anaknya – laki (Jan) dan perempuan (Eva)- yang ditahan oleh serdadu musuh. Si ibu diberi tawaran oleh serdadu musuh, salah satu dari anaknya hendak dibunuh. Si ibu disuruh memilih yang mana. Bila dia tidak mau memilih,maka keduanya akan dibunuh.

Dalam kondisi pilihan yang sulit, dipilihlah anak laki-lakinya Jan yang tetap hidup dan anak perempuannya Eva yang dibunuh musuh. Hal ini menyebabkan sepanjang sisa hidupnya si ibu hanya bisa menyesali keputusan yang harus diambilnya.

Judul film ini begitu terkenal sehingga istilah Sophie’s Choice menjadi istilah baru saat itu untuk menggambarkan bila kita dihadapkan pada suatu kondisi yang sama tidak enaknya –sama seperti istilah ‘Buah Simalakama’ yang kita kenal.

Istilah ini pun belakangan digunakan oleh para pengamat Dollar untuk menggambarkan kesulitan dunia untuk memilih antara mempertahankan Dollar sebagai reserve currency atau menggantinya dengan mata uang lain yang belum diketahui apa bentuknya.

Seperti China misalnya; mereka tahu US$ akan ambruk. Namun bila dia berbuat sesuatu yang drastis untuk mengganti US$ dengan mata uang lain, maka cadangan devisanya yang sangat besar akan hancur nilainya bersamaan dengan hancurnya nilai US$. Demikian pula dengan ekspornya ke Amerika akan runtuh bersamaan dengan runtuhnya ekonomi Amerika.

Lantas tidak berbuat sesuatu? Bukan juga pilihan. Ketika US$ perlahan turun nilainya, perlahan tetapi pasti menurun pula daya saing ekspor China ke Amerika; dan devisa yang terkumpul dalam US$ juga terus tergerus nilainya.

Dihadapkan situasi dilematis tersebut, China melakukan hal cerdik dengan diam-diam meningkatkan cadangan emasnya dan rakyatnya pun didorong untuk mengamankan asetnya dalam bentuk emas. Minggu lalu China juga membuat langkah yang penuh misteri dengan memperlebar rentang harga nilai tukar antara Yuan dengan US$ --sebagian pengamat mengartikan ini sebagai langkah cerdik berikutnya bagaimana China secara perlahan mempersiapkan pengganti US$.

Langkah serupa juga dilakukan oleh Rusia; di minggu yang sama Rusia mengumumkan keinginannya untuk memimpin rezim baru dunia dalam hal reserve currency. Rusia memulainya dengan menambahkan Dollar Kanada dan Dollar Australia di keranjang reserve currency-nya. Jadi tidak hanya tergantung pada US Dollars.

Langkah diam-diam meningkatkan cadangan emas oleh bank central juga akhirnya terkuak, setidaknya ini diakui China tahun lalu yang mengungkapkan bahwa cadangan emasnya telah menjadi double dibandingkan dengan data publik sebelumnya. Demikian pula Saudia Arabia yang sepekan lalu akhirnya mengakui juga langkah diam-diamnya yang telah menaikkan cadangan emas bank central-nya menjadi dua kali dari cadangan yang selama ini diketahui publik.

Yang mengejutkan adalah hasil survei yang dilakukan oleh UBS terhadap para pimpinan bank central di seluruh dunia; lebih dari separuh ternyata berpendapat bahwa dominasi US$ sebagai reserve currency tidak akan bertahan sampai seperempat abad yang akan datang atau tepatnya tahun 2035.

Lantas apa gantinya? Ada yang berpendapat gantinya adalah mata uang negara Asia (mungkin maksudnya China?) Ada yang berpendapat Euro, tetapi mayoritas terbesarnya berpendapat bahwa emas-lah mata uang pengganti itu.

Mungkin inilah penyebabnya, meskipun saat ini emas dipojok-pojokkan, tetapi bank-bank sentral dunia rupanya diam-diam juga membeli kembali emas. Setelah dua dekade sebagai net sellers; kini mereka menjadi net buyers.

Apa makna ini semua sebenarnya? Kebenaran Islam bahwa mata uang yang adil adalah Dinar atau Dirham, seperti diungkapkan oleh Imam Ghazali, cepat atau lambat akan terbukti kembali di zaman modern ini. Kita tidak perlu menghadapi situasi pilihan yang amat sulit seperti Sophie’s Coice tersebut di atas; pilihan itu sudah ada di dua petunjuk kita – dan ulama-ulama besar kita-pun telah mengungkapkan kebenarannya.

Entah kapan itu terjadinya; di zaman kita, anak kita, atau cucu kita, tidak masalah. Tetapi apa yang kita mulai rintis untuk pengadaannya, mengatasi masalahnya, mencari solusi aplikasinya, dan seterusnya, insyaAllah akan menjadi bekal yang baik sehingga generasi berikutnya tinggal menyempurnakannya bila waktunya tiba. InsyaAllah.

Penulis adalah direktur Gerai Dinar dan kolumnis www.hidayatullah.com

Sebuah Muara Pendidikan Bernama Ibu

Oleh Nur Rachmawati

Pagi ini saya berenang, sebuah hal yang baru setelah beberapa tahun belakangan saya tinggalkan. Dan saya belajar banyak pagi ini dari seorang ibu muda yang kebetulan bersama 3 orang anaknya. Anak laki-laki yang paling besar kira-kira 8 tahun, yang kedua mungkin 5 tahun sementara yang paling kecil sekitar 3 tahun. Yang paling besar sudah belajar berenang sendiri walaupun dikedalaman 1 meter, anak yang kedua dengan pelampung di kedua lengannya, sementara yang paling kecil duduk nyaman di ban yang di desain khusus untuk anak-anak, berwarna-warni lucu dengan dua lubang di tengah untuk kedua kakinya.

Saya dan teman saya tiba-tiba dikejutkan oleh suara berisik kecipak air yang bukan main riuhnya, kami berdua berhenti sejenak mencari sumber suara itu dan kemudian tersenyum setelah sadar suara itu datang dari si Ibu yang sedang berenang entah dengan gaya apa sehingga membuat kakinya kecipakan (ada ya bahasa Indonesia kecipakan?:p) penuh riak air dan mengeluarkan suara yang ribut sekali. Masih didekat anak-anaknya, dia terus saja berenang dengan gaya yang sama, saya menyebutnya gaya angin ribut.

Setelah dirasa cukup, dia berhenti dan mengajarkan anaknya yang sulung berenang ”mana? Biar Mama liat kakimu, belum benar itu gerakannya, coba lagi”, dan kami berdua jadi tertawa geli mendengar komentar si ibu tentang cara berenang anak sulungnya itu. Rasanya seperti ingin komentar ”ayolah Ibu, bagaimana kau bisa mengharapkan anakmu berenang dengan baik kalau caramu berenang masih dengan gaya angin ribut itu?”. Saya bukan perenang yang baik juga sebenarnya, tapi ada sesuatu pelajaran yang bisa saya ambil dari ibu itu. Pelajaran moral nomor dua belas: kalau ingin pandai berenang, mintalah ayahmu menikah dengan putri duyung:p-

Beberapa minggu yang lalu saya juga membaca sebuah buku yang menurut saya menarik walaupun agak berat, judul buku itu Desperately Seeking Paradise: a journey of a sceptical moslem tulisan dari seorang penulis Inggris kelahiran Pakistan, seorang Muslim. Di salah satu Bab di buku itu menceritakan tentang proses pembelajaran penulis dalam mengenal huruf hijaiyah dan membaca al-quran dari ibunya, orang pertama yang mengajarinya cara membaca, menjelaskan arti dari tiap bacaan dan menerangkan makna yang terkandung di dalamnya, termasuk beberapa peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat-ayat quran tersebut.

Keluarga muslim kecil itu adalah imigran Pakistan yang dibawa ayah mereka ke Inggris untuk mengadu nasib di sana, bayangkan berada dalam lingkungan minoritas di mana pendidikan agama adalah suatu hal yang langka sementara kebutuhan ekonomi memaksa sang ayah berada di luar rumah meninggalkan keluarga disebagian waktu luangnya. Maka ibu adalah sekolah pertama di mana anak belajar segala sesuatu tentang hidup, menanamkan keimanan sedari kecil.

Maka sayapun belajar mencerna, apakah kelak saya akan menjadi ibu pertama di mana kelak akan mengajarkan anak-anak saya sesuatu yang belum saya kuasai benar atau menjadi ibu kedua di mana anak-anak saya kelak akan belajar dengan cara yang lebih baik. Maka semua itupun tergantung kepada saya sekarang, maukah saya belajar atau minimal berusaha memampukan diri memenuhi kebutuhan intelegensi anak-anak saya dalam lingkungan terdekatnya? Di antara orang-orang yang mencintainya tanpa batas.

Membayangkan sebuah data statistik yang menyebutkan bahwa hanya 3% ibu di Indonesia yang berpendidikan tinggi rasanya miris sekali. Bagaimana mungkin akan lahir generasi-generasi unggulan kalau satu-satunya sumber pendidikan yang di dapat di rumah hanya ala kadarnya? Pendidikan formal hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan terbatas dari sekian banyak kebutuhan intelegensi anak lainnya bukan? Bagaimana bisa mengharapkan sekolah –unggulan sekalipun!- menghasilkan anak-anak yang tidak hanya punya Intelegensi Quotion yang tinggi tapi juga Emotional Quotion yang baik sementara pendidikan paling awal dirumah tidak mampu membentengi anak dengan keimanan yang baik?

Seseorang datang menghadap Rasulullah SAW dan bertanya: Siapakah manusia yang paling berhak aku pergauli dengan baik?, Rasulullah SAW menjawab: Ibumu, kemudian dia bertanya lagi: kemudian siapa?, Rasulullah SAW menjawab: Kemudian ibumu, dia bertanya lagi: kemudian siapa?, Rasulullah SAW menjawab: Kemudian ibumu, dia bertanya lagi: Kemudian ibumu, dia bertanya lagi: Kemudian siapa?, Rasulullah SAW menjawab: kemudian ayahmu. (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim – 1478)

Allahu Rabbi, kalaulah kita kaum wanita diberi sedemikian tingginya kemuliaan oleh Rasulullah kita tercinta sudah sepatutnya pula kita berusaha semampu kita mendekatkan diri dengan kriteria itu...

December 27th 2006 Happy belated mother’s day Mom, I love you more then anything I could ever possibly think of! Unconditionally;-)

Dick Cheney Salah Satu Dalang Peristiwa WTC 9/11?

Fakta-fakta baru kembali terungkap terkait peristiwa WTC 9/11. Komunitas pencari fakta kasus 11 September 2001 dalam sebuah pernyataan mereka yang diterbitkan di Madrid Spanyol, mengungkapkan sejumlah fakta tentang pelaku dan aktor sebenarnya dari serangan spektakuler teror 9/11, sembari mengecam dan mengkritik kinerja komite pencari fakta yang terkait dalam kasus ini.

Dalam pertanyaan mereka tersebut, dinyatakan bahwa Wakil Presiden AS pada saat itu, Dick Cheney adalah salah satu dalang dalam serangan tersebut. Komunitas ini dalam statemennya lebih lanjut memepersoalkan kinerja Komite Pencari Fakta Serangan 11 September seraya mendesak komite tersebut untuk menjawab serangkaian pertanyaan keluarga para korban yang sampai saat ini masih belum terjawab.

"Setelah bekerja selama 442 hari, Komite ini belum bisa memberikan jawaban yang memuaskan atas 70 persen pertanyaan dari keluarga para korban serangan teror 11 September," ungkap statemen tersebut.

Teori yang dipaparkan oleh pemerintah AS terkait peristiwa serangan teror 11 September 2001 sampai saat ini telah ditolak oleh lebih dari 120 perwira tinggi militer, intel, polisi dan pejabat pemerintahan di AS sendiri, juga oleh lebih dari 500 arsitek, lebih dari 100 pilot dan pakar kedirgantaraan serta lebih dari 200 dosen di AS.

Peristiwa tragis penyerangan gedung WTC pada 11 September 2001 lalu telah menimbulkan pro-kontra dikalangan umat Islam sendiri, sebagian besar mengecam dan menolak aksi tersebut dianggap sebagai bagian dari Jihad dan menyatakan bahwa peristiwa itu merupakan "by design" Yahudi alias ada konspirasi yang menyelimutinya, namun tidak sedikit kalangan pro Jihad menganggap peristiwa itu sebagai keberhasilan para 'mujahidin' melaksanakan misi sucinya menyerang jantung Amerika dan simbol kesombongan Amerika.(fq/irib)

"Setelah Masuk Islam, Saya Merasa Lebih Terbebaskan sebagai Perempuan"

Bagi Sarah Thompson, pindah agama bukanlah persoalan yang mudah karena banyak hal-hal baru yang harus ia pelajari Bagi kebanyakan perempuan non-Muslim yang memutuskan menjadi seorang muslim, persoalan yang paling rumit adalah bagaimana memberitahukan keislaman mereka pada keluarga dan orang-orang tercinta.

Tapi Sarah bersyukur, ia tidak mengalami kerumitan itu saat mengumumkan bahwa dirinya telah menjadi seorang muslimah pada keluarganya. "Saya merasa benar-benar mendapat berkah karena reaksi keluarga saya lebih baik dibandingkan reaksi keluarga lainnya dari cerita yang pernah saya dengar," ungkapnya.

Sarah Thompson yang lahir dan dibesarkan di Noblesville, Indiana tumbuh di tengah keluarga yang mengklaim sebagai penganut Kristen. Namun Sarah selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam kehidupannya. Ia lalu mulai mempelajari dan memperdalam agama Islam.

"Saya seperti menemukan rumah bagi rohani saya," ujarnya tentang Islam

Sarah akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat pada tahun 2008 setelah selama enam bulan mempelajari agama Islam. Ketika ia memberitahu ibunya bahwa ia kini seorang muslimah, sang ibu hanya berkomentar, "Oke, tak mengapa, apa yang bisa saya lakukan?" Ibu Sarah lalu berlalu dan kembali dengan membawakannya beberapa kerudung penutup kepala.

Tapi tidak semua orang bersikap seperti ibunya. Beberapa kerabat Sarah, bahkan ayah kandung dan ayah tirinya sulit menerima keputusan Sarah menjadi seorang muslim. Namun kebanyakan teman Sarah memberikan dukungan, meski mereka kadang berpikir bahwa dirinya sudah gila karena memilih menjadi penganut agama Islam. Apalagi selama ini Sarah dikenal sebagai seorang feminis yang fanatik.

"Saya selalu menjadi seorang feminis yang fanatik, maka ketika sahabat-sahabat saya berpikir bahwa saya sudah gila, itu artinya mereka serius mengatakan itu. Tapi pengetahuan mereka tentang Islam sangat terbatas. Mereka melihat seorang perempuan yang berjilbab dan mengenakan cadar adalah kaum perempian yang tertindas, begitulah citra yang mereka miliki," tutur Sarah.

Lucunya, ujar Sarah, ketika menjadi seorang muslimah ia justru merasa lebih terbebaskan daripada ketika ia masih menjadi seorang Kristiani. "Saya tidak merasa tertindas, tapi saya tidak merasa terbebaskan ketika masih menganut agama Kristen. Setelah menjadi seorang muslim, saya merasa lebih bebas dan merdeka. Perlakuan terhadap kaum perempuan di beberapa negara cenderung karena pengaruh budaya dan tentu saja tidak islami. Dalam Al-Quran disebutkan bahwa perempuan punya hak, laki-laki juga punya hak. Kami punya hak yang sama," papar Sarah.

Ia mengungkapkan, kedamaian dalam Islam yang membuatnya tertarik pada Islam. "Islam adalah agama komunitas tapi fokusnya adalah masing-masing individu dan hubungannya dengan Tuhan. Setiap hari Anda berdoa dan berusaha untuk melakukan kebaikan. Hanya Anda dan Tuhan yang tahu, apa yang telah Anda lakukan," ujar Sarah. (ln/mv)

"Sungguh Saya Tidak Menang Lotere"

Manusia memang rakus pada harta dunia, sekalipun harta itu belum dalam genggaman

Hidayatullah.com--Anda mungkin masih ingat cerita tentang seorang remaja Inggris, Stuart Donnelly, yang harus menderita karena terlalu banyak uang, setelah ia memenangkan lotere. Jika lupa silakan baca kembali feature kami sebelumnya Kaya Raya, Lalu Mati Muda.

Mimpi buruk menjadi orang kaya, baru-baru ini juga dialami oleh sepasang warga Inggris lainnya. Bedanya, pasangan ini tidak merasakan benar-benar jadi orang kaya.

Bulan Mei lalu akan menjadi pengalaman tak terlupakan bagi "BK", ketika pemenang lotere Euro Millions diumumkan. Saat itulah penderitaan pasangan asal Preston-Blackburn itu sebagai OKB (orang kaya baru) dimulai.

Gosip yang berkembang ketika itu, pemenang lotere adalah seorang warga asal Asia. Pemenang hadiah berhak untuk tidak mengungkapkan identitas pribadinya.

"Saya sedang bekerja di kantor, ketika menerima telepon pertama. Awalnya, saya menertawai dan tidak memikirkannya," cerita BK.

"Tapi kemudian, telepon, sms, email bertubi-tubi mulai berdatangan."

Menurut situs Euro Millions, pemenang berhak atas hadiah senilai 84.451.320,60 poundsterling, dari lotere yang diundi pada tanggal 14 Mei 2010. Hadiah itu menjadikan si pemenang sebagai orang terkaya ke-789 di Inggris, dengan kekayaan lebih banyak daripada aktor gaek Sean Connery (80 juta pound).

"Secara tiba-tiba kerabat yang lama tidak berhubungan, teman lama, temannya teman, dan bahkan orang yang asing sama sekali, berusaha menghubungi saya."

"Setiap orang tiba-tiba mengenang kembali hubungan yang pernah kami jalin di masa lampau. Tujuannya untuk mengklaim bahwa mereka juga 'berhak' dengan hadiah tersebut."

"Seorang teman, rekan kerja beberapa tahun lampau dan sekarang tinggal di China, dan seorang lainnya yang tinggal di Washington DC, juga menerima kabar burung itu. Kami tercengang dengan kecepatan dan luasnya jangkauan rumor semacam ini," kata BK terheran-heran.

Hanya keluarga dan teman dekat yang segera bisa memahami bahwa sesungguhnya BK tidak mendapatkan lotere itu.

Jenis permintaan dan tuntutan dari orang-orang yang tiba-tiba menghubunginya itu aneh dan tidak lazim.

"Kami menerima permintaan dibelikan motor baru, berlian, rumah kedua di Dubai, mobil sport, dan permintaan agar utang dan kredit rumah mereka dibayari. Bahkan ada ada yang minta gigi emas. Daftarnya tidak habis-habis."

Serunya, tidak hanya orang kere yang mendekat.

"Orang-orang kaya juga ikut meramaikan. Saya mendapat pengalaman lucu dan konyol, ketika rumah sahabat pada tengah malam digedor orang asing, yang meminta agar mereka diperkenalkan kepada saya, dan meminta agar kredit rumah atau utang-utangnya dibayari."

Pengalaman BK membuktikan, betapa manusia itu sangat materialistis dan egois.

"Satu hal yang paling penting adalah, mereka semua yang meminta uang atau barang, tidak meminta saya untuk memberikan bantuan atau sumbangan kepada orang miskin yang membutuhkan."

Ia juga sangat terkejut dengan sikap dari orang-orang yang mengatakan bahwa hadiah lotere itu haram.

"Salah seorang dari mereka menentang dirinya sendiri, di mana kalimat pembukanya mengatakan 'hadiah itu haram' dan saya harus mengembalikannya. Tapi kemudian mengatakan tidak apa-apa, jika digunakan untuk menyumbang sebuah sekolah Islam khusus putri."

"Seorang lainnya menelepon minta sumbangan pembangunan masjid baru di Bolton. Ketika akhirnya ia bisa memahami bahwa saya tidak memenangkan lotere itu, orang itu minta agar utang-utangnya dilunasi."

Pengalaman lucu lainnya, "Seorang tetangga menelepon pada suatu malam dan tidak mempercayai saya sama sekali. Butuh waktu yang sangat lama untuk membuatnya pergi, menunggu pengakuan yang sebenarnya."

"Seorang saudara jauh yang tinggal di Midlands mengklaim mereka punya bukti-bukti bahwa saya memenangkan lotere, menyebutkan bahwa identitas saya ada di koran London," kata BK.

"Percayalah, saya bolak-balik mencari di internet dan tidak menemukan informasi yang mengarah ke saya," ujarnya meyakinkan.

Setelah bosan, muak dan kesal dengan semua itu, akhirnya BK berhenti menjawab teleponnya sepekan kemudian. Tapi, masih saja ada orang yang berusaha dan berhasil menghubunginya.

Sekalipun pengalaman itu pahit, ada hikmah dan pelajaran yang bisa diambil.

"Apa yang saya pelajari mengenai orang-orang di pekan-pekan terakhir ini adalah, ada individu yang saya kelompokkan sebagai orang baik, keluarga dan teman. Mereka itulah 'orang-orang baik'."

"Dan mereka para 'penggosip', di luar mereka menampakkan kealiman yang palsu. Di dalam mereka penuh dengan iri, dengki dan menjalani hidup sebagai pengghibah."

"Nasihat saya kepada siapa saja yang menjadi pemenangnya, orang-orang yang termasuk sebagai keluarga dan teman akan tetap demikian. Santunilah orang-orang miskin, yang membutuhkan dan orang-orang yang bekerja keras di manapun Anda jumpai dan apapun ras dan agama mereka. Orang-orang yang ikhlas, tidak akan meminta balasan apapun," pesan BK, seorang yang disangka milyuner. [di/men/hidayatullah.com]

Hidayah Itu Muncul Setelah Membaca Ayat Al-Quran

Setelah mengetahui saya masuk Islam, saya hanya diberi dua pilihan; kembali ke Kristen atau keluar dari rumah

Hidayatullah. com--Nama saya Yeswa. Nama tersebut diberikan orang tuaku sebagai harapan saya menjadi penganut Kristen yang taat. Maklum, kedua orangtuaku adalah Kristen tulen. Lihat saja, dari keturunan keluarga dan lingkungan semuanya Kristen.

Ayah dan ibu termasuk orang berpengaruh di lingkungan gereja di daerahku, Remu Utara, Kab. Manokwari, Sorong, Papua. Saya lahir sekitar 23 tahun silam di daerah tersebut. Tak heran, jika saya dididik orang tuaku untuk menjadi pendeta hebat. Setiap hari, ayah menyuruhku belajar injil dan bibel.

Seiring waktu, saya tumbuh dewasa sebagai orang Kristen yang bukan saja taat, tapi paham Alkitab. Ayat demi ayat dalam bibel saya kuasai, bahkan banyak yang saya hafal. Karena itu bisa dibilang, ajaran Kristen sudah saya kuasai. Setidaknya begitu. Nah, dalam ajaran Kristen sendiri ada doktrin mengajak orang lain sebanyak mungkin masuk agama Kristen. Pengkristenan disebut misionari. Karena masih sekitar 15 tahun, saya termasuk misionaris muda. Saya mempunyai keberanian tak jauh beda dengan misionaris dewasa lainnya.

Ketika itu, langkah awal yang saya lakukan adalah mengkristenkan teman-temanku. Tidak melihat latar belakang status dan agamanya. Tak terkecuali juga dengan Islam. Saya memiliki kemampuan komunikasi cukup bagus. Karena itu, belum lama kemudian, saya telah berhasil mengkristenkan sekitar delapan orang. Memang, masih tergolong sedikit. Tapi, setidaknya itu prestasi yang membanggakan bagiku. Terutama untuk saya tunjukkan ke kedua orangtuaku.

Menjadi misionaris memang menggiurkan. Bayangkan, hampir setiap hari tak kurang dari tiga juta ada di kantong. Dari mana lagi, kalau bukan hadiah atas kerja kerasku. Namun, entah ada apa, suatu saat saya merasakan ada sesuatu yang berbeda. Tiba-tiba hatiku merasa ragu dan bimbang. Perasaan tersebut muncul sesaat setelah saya mulai banyak membaca literatur tentang ke-Islaman. Tadinya, saya membaca literatur tersebut sebagai bahan komparasi. Eh, ternyata justru membuat hatiku bimbang dengan kebenaran di dalam ajaran Kristen.

Pasalnya, dari literatur tersebut, banyak ayat di dalam bibel yang tidak relavan dengan logika atau irasional. Dari berbagai ayat yang menjadi pertanyaan saya adalah Bibel Matius ayat 13-26. Ayat tersebut mengatakan, “Bersyahadatlah pada Allah. Saya hanya utusan Allah. Jangan sembah saya.” Setidaknya begitu bunyinya. Padahal, sudah jelas-jelas, dalam teologi Kristen ada konsep trinitas, di mana tuhan ada tiga. “Wah kalau begini, ada yang salah konsep,” dalam benakku. Ketika itu pula, saya tanyakan kepada pendeta. Anehnya, si pendeta tak sanggup menjawab pertanyaan tersebut.

Dan, yang membuat saya tambah ragu lagi adalah banyaknya versi Alkitab dalam agama Kristen. Ada versi perjanjian lama dan perjanjian baru. Tidak hanya itu, hal yang benar-benar membuatku tak habis pikir, tidak sedikit dari isi Al-kitab yang telah diubah-ubah. Karena itu, saya yakin jika perubahan isi tersebut lantaran dipicu kepentingan politis dan agama oleh pihak-pihak tertentu. Dan ini menimbulkan isi alkitab tidak lagi orisinil keotentikannya.

Hal itu sangat berbeda dengan kitab suci umat Islam, Al-Quran. Kitab tersebut, sepengetahuanku, sejak diturunkan hingga sekarang tetap satu baik tulisan dan bacaanya. “Sebuah kitab suci yang keotentikannya terjaga sampai kiamat,” ujarku. Dan itu telah dijamin dalam ayat Al-Quran, “Sesungguhnya kami turunkan Al-Quran dan kami pula yang menjaganya.”

Untuk mengobati kegelisahan dan keraguan tersebut, sejak itu saya pun tambah giat membaca dan mempelajari buku-buku Islam. Saya lebih sering pergi ke toko buku Islam daripada baca bibel atau sekedar ke gereja untuk menemui pendeta. Di antara buku yang sering saya baca adalah tentang fikih, tasawuf, dan muamalat.

Ketika asyik membaca, tiba-tiba saya dikejutkan satu ayat dalam Al-Qur’an, “Innaddina indallahil Islam.” (tiada agama yang benar di sisi Allah, kecuali Islam). Seketika itu pula, keimanan trinitas saya runtuh. Dan saya pun percaya jika agama yang paling benar adalah Islam, bukan Kristen. Maka sekitar pertengahan 2006, di masjid Agung Papua, di bawah bimbingan seorang ustadz dan disaksikan puluhan jamaah, saya mengucapkan dua kalimat syahadat. Kalimat yang membuatku secara resmi menjadi muslim. Yeswa nama lamaku kemudian diganti menjadi Mukhlis. Orang yang ikhlas. Tak ada perasaan kecuali lega, plong, dan senang ketika itu. Serasa keluar dari kegelapan menuju cahaya terang benderang.

Saya tahu, keputusan menjadi muslim pasti akan membuat keluarga murka, terutama ayahku. Sebab, dia sangat berharap agar saya menjadi pendeta dan tokoh Kristen penerus di desa tersebut. Karena itu, setelah mengetahui saya masuk Islam, saya hanya diberi dua pilihan; kembali ke Kristen atau keluar dari rumah. Pilihan yang membuatku dilematis. Satu sisi, saya sangat sayang mereka, namun keputusan saya sudah bulat. Saya pun memilih opsi kedua, diusir dari rumah dan tidak dianggap sebagai anak. Meski menerima dengan berurai air mata, tapi tak ada penyesalan sedikit pun. Ini resiko sebuah perjuangan akidah, pasti harus ada yang dikorbankan.

Usai diusir dari rumah, saya memutuskan diri merantau ke Bandung, Jawa Barat. Di kota kembang ini untuk mendalami Islam, saya kuliah di IAIN Sunan Gunung Djati jurusan Dakwah. Meski tanpa bekal memadai tentang Islam, saya diterima pihak perguruan tinggi dengan sangat baik. Bahkan oleh pihak rektorat saya diberi tempat menginap di Asrama Mahasiswa.

Kendati termasuk telat, namun saya tetap bisa mengejar ketertinggalan saya. Pasalnya, sejak kecil saya dikaruniai Allah SWT untuk memahami sesuatu dengan cepat. Dulu, sewaktu di Sekolah Dasar (SD) saya bisa menamatkan hanya dalam tempo tiga tahun. Begitu juga ketika belajar di IAIN Sunan Gunung Djati, saya cukup mudah beradaptasi dengan pelajaran dan mulai paham banyak hal. Bahkan bisa membaca al Quran dengan lancar.

Meski sudah menjadi muslim, namun perasaan bersalah masih ada. Sebab, dulu saya pernah mengkristenkan orang muslim. Mengajak mereka masuk lubang hitam. Karena itu, untuk menebusnya, di kampus saya membuat buletin Jumat. Buletin yang diberi judul “Pendeta Ditantang Debat” itu saya kerjakan sendiri. Walhasil, banyak orang Kristen yang berdialog dengan saya. Alhamdulillah, dari usaha itu, saya pun telah meng-Islamkan sekitar 40 orang Kristen. Tak sedikit dari mereka yang pendeta. Melakukan hal itu tak begitu sulit. Sebab, saya diuntungkan dengan pemahaman Kristen dan doktrin mereka. Sehingga, saya bisa masuk lewat celah yang mereka tidak sadari.

Meski jauh dari orang tua, bukan berarti tak ada rindu. Perasaan itu, hingga kini tetap membuncah di dalam dada. Ingin rasanya pulang. Karena itu, jika telah selesai kuliah, dan tidak ada halangan, saya berjanji akan kembali ke tempat kelahiranku. Tak sekedar melepaskan rasa rindu sebagai seorang anak, tapi yang lebih penting adalah mengembalikan mereka ke jalan yang benar, Islam. Begitu juga dengan masyarakat yang mayoritas Kristen di sana . Insya Allah. Amin…[Syaiful A/hidayatullah. com]

Seperti yang diceritakan Mukhlis kepada wartawan Hidayatullah.com

Setelah Guetemala, Muncul Lobang Raksasa di China

Setelah rakyat Guetemala khawatir, kini rakyat China cemas munculnya lubang-lubang raksasa

Hidayatullah.com--Sementara warga Guatemala ingin tahu timbulnya lubang raksasa pada 1 Juni di Ibu kota, di China paling tidak telah terjadi 8 tempat 'sinkhole' (lubang di tanah yang muncul tiba-tiba) yang terjadi selama dua minggu, dan banyak lubang muncul selama dua bulan terakhir.

Tanah berlubang yang terakhir terjadi pada 4 Juni jam 12:25 pagi waktu Beijing, di tengah jalan bebas hambatan di Provinsi Zhejiang di wilayah pantai Timur negara itu. Besarnya lubang 27 kaki atau 8 meter dengan kedalaman 20 kaki atau 6,5 meter.

Lubang ini terjadi ketika truk ringan melewati tempat ini. Truk ini terguling ketika roda belakangnya tersangkut lubang. Pengemudi yang cedera ringan memanjat keluar dan menghentikan lalu lintas ketika dia melihat lubang besar menganga. Polisi datang sepuluh menit kemudian dan memblokir jalan.

Juru bicara dari kantor pengelola jalan bebas hambatan mengatakan bahwa para ahli memperkirakan jebolnya tanah secara tiba-tiba karena runtuhnya gua batu kapur akibat erosi, tetapi penyelidikan sedang dilakukan.

Kemudian di hari yang sama sekitar 300 mil atau 500 km barat Kota Nanchang, ibu kota Provinsi Jiangxi, sebuah mobil tersangkut ketika sebuah lubang sebesar mobil mendadak terbuka di tengah jalan utama.

Pada 3 Juni, empat lubang besar terjadi di Provinsi Guangxi ketika terjadi amukan badai hujan deras. Menurut laporan media pemerintah China, lebih dari 600 penduduk harus dievakuasi karena kejadian itu.

Tiga lubang lebih kecil ditemukan antara 27 Mei sampai 30 Mei di Selatan Provinsi Sichuan, kurang dari 80 mil atau 120 km dari pusat gempa mematikan yang terjadi di Sichuan tahun 2008, menewaskan sekitar 80,000 orang.

Di Kota Yibin, sekitar 400 km dari pusat gempa, 26 lubang telah terbentuk sejak 27 April.

Awal Bencana?


Munculnya 'sinkhole' telah membuat ketakutan rakyat China. Walau laporan dari media resmi selalu mengatakan, menurut para 'ahli' lubang-lubang itu bukan tanda-tanda dari gempa besar, orang-orang sudah tidak percaya lagi akan komentar demikian.

Para bloger di internet memuat cuplikan dari perkiraan dari 'ahli' serupa yang ditayangkan saluran TV sebelum terjadinya gempa bumi Sichuan. Mereka mengkritik pendapat demikian yang tidak lebih dari taktik penguasa untuk apa yang dinamakan menjaga kestabilan sosial.

"Apa yang paling tidak saya suka terhadap para 'ahli' di TV, yang percaya diri menjanjikan semuanya akan baik-baik saja," tulis seorang bloger. "Mereka mengatakan demikian karena pemerintah menyuruh mengatakan begitu."

Banyak bloger berkelakar ketika media mulai menyangkal rumor tentang gempa, adalah waktunya untuk bersiap-siap karena gempa sudah dekat.

Karena tidak percaya dengan laporan resmi rezim pemerintah, rakyat China kini semakin waspada akan keganjilan yang muncul, seperti munculnya sekawanan besar kodok atau ular, atau awan dengan warna dan bentuk yang tidak seperti biasanya, dan memberikan perhatian serius terhadap peringatan apapun tentang bencana pada situs blog.

Matinya kepercayaan terhadap pemerintah dan banyak ingatan segar dari banyak bencana yang terjadi, menyebabkan masyarakat China dengan cepat terhasut. Tenggelamnya kredibilitas pemerintah dan masih kuatnya semua kenangan dari serangkaian bencana baru-baru ini, menyebabkan masyarakat China menjadi mudah gelisah. Pada bulan Februari, isu akan gempa telah membuat ketakutan puluhan ribu penduduk di Kota Taiyuan di Provinsi Shanxi, menyebabkan mereka keluar dari rumah dan tidur semalaman di jalan raya.

Kasus Guetemala


Sebelum ini banyak orang dikagetkan munculnya lubang raksasa aneh di Kota Guatemala City, Guatemala.

Lubang raksasa terbentuk menyusul hujan deras yang turun terus-menerus akibat badai tropis Agatha yang menerjang Guatemala dan negara-negara sekitarnya pada Sabtu, 29 Mei lalu. Lubang tersebut mengaga di tengah kota dengan diameter sekitar 20 meter dan kedalaman hampir 30 meter.

Sebuah gedung pabrik tekstil berlantai tiga dan sebuah rumah ambles ke dalam lubang tersebut. Menurut warga sekitar, ajaib tak ada satu pun pekerja pabrik yang tewas. Sebab mereka telah pergi meninggalkan pabrik satu jam sebelum lubang raksasa itu terbentuk.

Sebagian besar warga yang tinggal di sekitar lubang kini telah pindah ke tempat lain. Mereka khawatir lubang itu akan melebar dan bisa menelan lebih banyak rumah. Pada tahun 2007 lalu, lubang serupa pernah terbentuk di Guatemala City dan menewaskan tiga orang. Beberapa rumah ambles saat itu juga.

Apakah benar ini hanya fenomena alam biasa, atau ada tanda-tanda lain selain itu? [ept/er/xin/hidayatullah.com]

Keterangan foto:

Gambar 1: Lubang di Wilayah utara Kota Guatemala, dengan diameter 30 meter, dengan dalam 60 meter
Gambar 2:Sebuah lubang yang terjadi pada 4 Juni di jalan bebas hambatan Provinsi Zhejiang

Keluarga Rothschild dan Gerakan Zionisme

Bisnis keluarga Rothschild telah berjalan lebih dari 2 abad, mencapai 7 generasi, dan masih tetap eksis hingga hari ini.

Oleh: Alwi Alatas*

KADANG seseorang, atau sebuah keluarga bisa begitu kayanya, sampai-sampai kesuksesannya itu menjadi sebuah tamsil bagi masyarakatnya. Hal ini sangat kentara pada Mordecai Meisel (1528-1601), seorang jutawan Yahudi dan seorang court jew kelahiran Praha (kini masuk wilayah Republik Ceko) yang sangat menonjol pada masanya, sehingga Yahudi-Yahudi Ghetto di Eropa sering bersenandung selama beberapa generasi, “Saya ingin sekaya Meisel.”

Court Jew adalah istilah untuk para banker dan ahli keuangan Yahudi yang menangani keuangan, atau meminjamkan uang pada para bangsawan Kristen Eropa.

Kemakmuran dan karier bisnis Meisel baru menemui padanannya 2-3 abad kemudian, kali ini bukan pada satu figur, melainkan pada sebuah keluarga Yahudi yang sangat kaya dan berpengaruh di Eropa dan dunia, yaitu keluarga Rothschild, begitu kutip Jacob Rader Marcus, The Jew in Medieval World.

Nama dan sepak terjang keluarga Rothschild di Eropa telah menjadi legenda dan, bagi sebagian orang, diliputi aura misteri. Dalam review buku Niall Ferguson yang berjudul The House of Rothschild, Anthony Bianco mengawali tulisannya dengan kalimat berikut: ’In the annals of business, no name--not Morgan, not Rockefeller, not Gates--is as resonant of power and mystery as Rothschild. In building the mightiest private bank the world has ever seen, the Rothschilds amassed the largest private fortune in the history of capitalism.’

Majalah Time menulis, “Dinasti perbankan kuno dan tidak biasa ini menutup dirinya dari tatapan publik yang penuh rasa ingin tahu, sementara peta dan sejarah Eropa telah diubah oleh aksinya dan diukir oleh namanya…. Emas-emas Rothschild telah menyuplai ambisi para perdana menteri, pangeran, dan paus. Ia telah mendanai peperangan dan memperbaiki berbagai perjanjian, mengubah perpolitikan, dan memberi jaminan bagi tentara dan bangsa-bangsa.’ [Time, ‘Western Europe: New Elan in and Old Clan,’ Time, 20 Desember 1963. http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,938990,00.html.]

Siapakah sebetulnya keluarga Rothschild? Bagaimanakah keluarga ini meraih kemakmuran mereka? Dan apa peranan mereka dalam berbagai perubahan sejarah, khususnya yang terkait dengan gerakan Zionisme? Kita akan melihatnya lebih jauh dalam tulisan ini.

Dukungan pada Zionisme

Pendiri dinasti ini bernama Meyer Amschel Rothschild (1744-1812). Ia tinggal di ghetto (judengasse) di Frankfurt, Jerman dan ayahnya memiliki usaha perdagangan yang tak seberapa besar dan juga bisnis pertukaran uang. Menjadi yatim pada umur 12 tahun memaksanya untuk memenuhi penghidupannya sendiri. Ia mengembangkan karirnya sebagai penjual medali dan koin langka. Ia mampu mengembangkan bisnisnya dengan baik dan membangun hubungan serta mendapat kepercayaan beberapa kalangan bangsawan. Bisnisnya semakin besar dan merambah ke bisnis keuangan dan perbankan. Ia menjadi bankir utama bagi kalangan bangsawan, hingga ada orang sezamannya yang menyatakan bahwa raja-raja dan para kaisar membungkuk hormat di hadapan pundi-pundi uangnya.

Majalah Forbes menempatkan Meyer di urutan ke-7 dalam daftar 20 pebisnis paling berpengaruh sepanjang masa dan menganggapnya sebagai pendiri keuangan internasional (founding father of international finance).

Kelima orang anak lelakinya, atas arahan Meyer, mengembangkan bisnis keuangan keluarga mereka di negara-negara Eropa yang berbeda. Nathan (1777-1836), anak ketiganya, dikirim ke London pada tahun 1798. Anak yang termuda, Jacob (1792-1868), dikirim ke Perancis pada tahun 1811. Anak tertua, Amschel (1773-1855), meneruskan bisnis ayahnya di Frankfurt, sementara dua anak lelaki lainnya, Salomon, dan Calmann/ Carl, masing-masing membangun bisnis di Austria dan Naples. Kelima anak lelaki ini membangun bank dan bisnis keuangan di tiap-tiap negara tadi dan membangun jaringan bisnis keuangan internasional di antara mereka. [Lihat Youssef M. Ibrahim, ‘Restoring the House of Rothschild,’ The New York Times, 27 Oktober 1996 dan juga http://www.britannica.com/EBchecked/topic/510613/Rothschild-family?anchor=ref247854]

Di antara kelimanya, cabang London dan Paris merupakan yang paling menonjol dan berhasil.

Bisnis keluarga Rothschild menjadi sangat kuat dan menentukan dalam perpolitikan dan perekonomian Eropa. Barangkali sebagai refleksi terhadap hal inilah Karl Marx, si penggagas Komunisme itu, menyatakan betapa ”Si Yahudi ... yang melulu diberi toleransi di Wina, dengan kekuatan uangnya menentukan nasib seluruh kekaisaran Jerman. Si Yahudi yang tidak memiliki hak di negeri terkecil Jerman, menentukan nasib Eropa ....” [Karl Marx, A World Without Jews, New York: Philosophical Library, 1960]

Terkait dengan kekuatan uang ini juga Natan Rothschild, anak Meyer yang mengembangkan bank di London, dikutip dalam ”The Rothschild Story” dikabarkan pernah menyatakan, “Saya tak perduli siapa boneka yang diletakkan di tahta Inggris untuk memerintah kekaisaran yang matahari tidak pernah terbenam di atasnya. Orang yang mengendalikan suplai keuangan Inggris merupakan pengendali kekaisaran Inggris, dan sayalah yang mengendalikan suplai uang Inggris.”

Nathan memang mendominasi keuangan Inggris. Ia dan saudaranya merupakan penemu, atau setidaknya yang mempopulerkan, sistem obligasi pemerintah. Keluarga Rothschild dengan kelihaiannya mampu mengambil keuntungan di saat perang dan damai. Mereka yang menjadi penyuplai dana bagi Jenderal Wellington dalam pertempurannya yang menentukan di Waterloo, di mana ia berhasil mengalahkan Napoleon Bonaparte.

Napoleon sendiri, ironinya, juga meminjam uang dari Rothschild untuk pertempurannya itu. Ada kisah yang begitu popular dan melegenda, walaupun diragukan oleh sebagian akademisi, yang menyebutkan betapa agen-agen Rothschild mampu mendapatkan berita kekalahan Napoleon lebih cepat daripada pers manapun di Inggris. Melalui agen-agennya juga Nathan menyebarkan rumor yang berlawanan dari itu yang menyebabkan harga-harga saham di Inggris rontok seketika. Ia memborong saham-saham yang jatuh itu, untuk kemudian tersenyum karena nilai-nilai saham itu kembali naik saat masyarakat mengetahui berita yang sesungguhnya.[1]

Pada penghujung abad ke-19, tepatnya pada tahun 1875, saat Inggris mendapat kesempatan untuk membeli Terusan Suez, kepada keluarga Rothschild jugalah pihak kerajaan menjatuhkan harapan. Lionel, anak Nathan yang pada masa itu memimpin bisnis keluarga Rothschild di Inggris, menyambutnya dengan baik. Dalam waktu beberapa jam saja bank-nya mampu menghimpun dana sebesar $ 4 juta – kini setara dengan $ 200 juta.

Bisnis keluarga Rothschild di Inggris menjadi semakin besar di bawah kendali anak Lionel, yaitu Nathan Meyer (1840-1915) – bedakan dengan kakeknya yang juga bernama Nathan Meyer sebagaimana telah diceritakan di atas. Nathan yang kedua ini semakin rapat hubungannya dengan pihak kerajaan dan pemerintah Inggris, terutama dengan Perdana Menteri Inggris, Benyamin Disraeli (1804-1881), seorang keturunan Yahudi yang pindah ke agama Anglikan pada masa remajanya. Nathan merupakan penganut Yahudi pertama yang mendapat gelar kebangsawanan secara turun temurun di Inggris, yang membuatnya kemudian dikenal sebagai Baron atau Lord Rothschild.

Pada saat kematian Nathan, The New York Times menuliskan sebuah obituari yang menarik. A Rosenberg, dalam obituari pendek berjudul ‘Lord Rothschild’ itu menjelaskan tentang Nathan bahwa ‘dunia mengenalnya sebagai seorang ahli keuangan dan seorang filantropis. Komunitasnya mengenal ia sebagai seorang ayah, masyarakat membungkuk di hadapannya sebagai seorang pemimpin. Para raja mengundangnya ke dewan-dewan mereka.’ Tulisan itu juga menjelaskan Rothschild sebagai penganut Yahudi Orthodoks, pemimpin sekolah-sekolah liberal Yahudi, dan pendukung utama ratusan bahkan ribuan skema sosial dan organisasi kemanusiaan. Yang paling menarik dari semua itu adalah penegasan Rosenberg bahwa ‘ia merupakan kekuasaan di belakang singgasana Inggris (he was the power behind the British throne). Victoria, Edward, dan, belakangan, George berkonsultasi kepadanya, mempercayainya, dan mengandalkan reputasinya, pengalamannya yang mendunia berkenaan dengan manusia dan berbagai urusan ….’ [A Rosenberg, ‘Lord Rothschild,’ The New York Times, 2 April 1915]

Hubungan yang begitu mesra antara keluarga Rothschild dengan penguasa Inggris menjadikan kepentingan-kepentingan Yahudi mendapat tempat yang sangat strategis dalam kebijakan pemerintah Inggris. Dan ketika gerakan Zionisme muncul di penghujung abad ke-19, mereka hanya perlu menguatkan dan mengarahkan pengaruh yang sudah ada di Inggris dan di negara-negara Eropa itu demi meraih cita-cita mereka. Kendati tidak semua anggota keluarga Rothschild mendukung Zionisme, anggota-anggota yang cukup penting, termasuk di Inggris dan di Perancis, menjadi pendukung utama gerakan ini.

Pendiri gerakan Zionisme, Theodore Herzl, di dalam catatan hariannya menjelaskan bahwa ia mengajukan draf proposalnya pada keluarga Rothschild dan menyatakan bahwa ia menyodorkan kepada Rothschild dan tokoh-tokoh Yahudi lainnya misi sejarah mereka.

Bahkan sejak pertengahan abad ke-19, sebelum gerakan Zionisme ditumbuhkan secara resmi, agen-agen Rothschild telah masuk ke Palestina dan berperan dalam mendirikan sekolah dan rumah sakit di sana, di antaranya Evelina de Rothschild School for Girls pada tahun 1867 dan Rumah Sakit Misgaf Ladach pada tahun 1854. [Arnold Blumberg, Zion Before Zionism, 1838-1880, New York: Syracuse University Press, 1985, hlm. 120]

Gerakan Zionisme bersama dengan beberapa politisi penting di Inggris, termasuk A.J. Balfour dan Herbert Samuel bahu membahu dalam merealisasikan visi gerakan itu. Dan menurut Ilan Pappe, keberhasilan utama mereka adalah dalam membangun kelompok lobi yang kokoh, terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi, yang berpusat pada keluarga Rothschild. Hasilnya adalah seperti yang sudah kita ketahui bersama: Deklarasi Balfour.

Deklarasi Balfour, dokumen yang memberi pengakuan dan legitimasi bagi bangsa Yahudi atas tanah Palestina, sebetulnya merupakan, meminjam istilah Robert John, ’the most extraordinary document produced by any government in world history.’ Dokumen itu merupakan janji dari bangsa pertama (Inggris) kepada bangsa kedua (Yahudi) untuk memberikan negeri bangsa ketiga (Palestina), sementara pada saat itu ia masih merupakan bagian dari kesultanan bangsa keempat (Turki). Deklarasi itu dikeluarkan bukan hanya satu tahun sebelum Perang Dunia I (1914-1918) berakhir, tetapi juga lima minggu sebelum pasukan Inggris menduduki Yerusalem pada tanggal 9 Desember 1917. Dan pada kenyataannya kemudian, apa yang dinyatakan pada bagian akhir deklarasi tersebut bahwa ‘nothing will be done that may prejudice the civil or religious rights of existing non-Jewish communities in Palestine’ pada kenyataannya sama sekali tidak terwujud. Yang ada adalah kelompok Zionis melakukan segala hal yang mereka bisa untuk menegasikan dan menistakan berbagai hak yang dimiliki oleh bangsa Palestina, sementara pemerintah Eropa, dan kemudian juga Amerika Serikat, berdiam diri dan bersikap masa bodoh terhadap semua kekejian itu!

Keanehan dokumen Balfour tidak hanya itu saja. Dokumen ini merupakan sebuah surat dari kerajaan paling kuat di dunia pada masa itu, yaitu Kerajaan Inggris, kepada seorang bankir internasional yang sekaligus merupakan kepala keluarga Rothschild di Inggris.

Ya, surat itu ditujukan kepada Lord Rothschild yang kedua, putra tertua dan pewaris Nathan Rothschild, yaitu Walter (1868-1937), dan dialamatkan ke rumahnya di 148 Picadilly, London.

Walter sendiri merupakan tokoh yang unik. Kurang begitu tertarik dengan dunia keuangan dan perbankan, ia telah mengumumkan keinginannya untuk membangun sebuah museum zoology sejak masih berumur 7 tahun. Ia sempat berkarir, dengan berat hati, memimpin bank milik ayahnya selama kurang lebih 20 tahun, dan sempat menjadi anggota parlemen selama 11 tahun, tetapi Walter lebih banyak menghabiskan hidupnya demi cita-citanya sebagai ahli zoology. Ia mendeskripsikan dan memberi nama spesies-spesies baru dan melekatkan nama Rothschild di belakang nama 153 serangga, 58 burung, 17 hewan menyusui, 3 ikan, 3 laba-laba, 1 ekor cacing, dan seekor jerapah. Spesies jerapah di atas, yang rupanya belakangan ini menjadi langka, ia beri nama ’giraffe camelopardis rothschildi.’ Dan tentunya merupakan sebuah konfirmasi terhadap karakter Zionis Rothschild jika penulis di harian Haaretz, Israel, secara bercanda menyebut jerapah itu sebagai ’a truly Zionist giraffe.’ [ Michael Handelzalts, “Pen Ultimate/ Sticking My Neck Out: on a trinominal, and truly Zionist, species of Giraffe,’ Haaretz, 28 Desember 2007, http://www.haaretz.com/magazine/week-s-end/pen-ultimate-sticking-my-neck-out-1.236061]

Walter tentu saja bukan satu-satunya pemimpin keluarga Rothschild yang memberikan dukungan bagi gerakan Zionisme. Pemimpin keluarga Rothschild lainnya, kali ini di Perancis, yaitu Baron Edmond James de Rothschild (1845-1934), berperan langsung dalam membangun pemukiman Yahudi di Palestina. Ia membebaskan setengah juta dunam tanah-tanah Palestina bagi membangun proyek pemukiman Yahudi.

Dunam merupakan satuan luas yang digunakan pada masa kesultanan Turki Utsmani dan masih digunakan hingga hari ini, termasuk di wilayah Palestina. Satu dunam kurang lebih setara dengan 1000 meter persegi.

Dalam “Zionism and Territory: The Socio-Territorial Dimmensions of Zionist Politics”, disebutkan,hingga tahun 1919, sekitar 80% tanah pemukiman yang dibeli dan dikembangkan oleh kalangan Zionis dikelola oleh dua organisasi milik Edmond, yaitu Jewish Colonization Association (JCA) dan Palestine Jewish Colonization Association (PICA). Baru setelah itu, tanah dan proyek yang dimiliki oleh organisasi Yahudi lainnya, yaitu Jewish National Fund (JNF), menjadi lebih dominan.

Mengubah wajah Eropa dan dunia

Bisnis keluarga Rothschild mulai mengalami penurunan sejak masa Perang Dunia pertama, dan terutama dengan terjadinya Perang Dunia kedua. Talenta anak cucu Rothschild menjadi semakin beragam, tidak melulu sebagai ahli keuangan seperti generasi awalnya. Sebagian mereka ada yang terjun di dunia seni, politik, akademik, dan lain sebagainya, sambil tetap mempertahankan bisnis utama peninggalan orang tua mereka. Perubahan sistem politik dunia, serta kekurangberhasilan mereka dalam membangun basis yang kokoh di Amerika Serikat, juga menyebabkan performa dan kekuasaan ekonomi mereka menurun. Di samping sektor keuangan, mereka kemudian juga meluaskan sayap bisnis ke bidang lainnya, di antaranya minuman keras.

Walaupun bisnis keuangan dan perbankan yang mereka jalani mengalami jatuh bangun dan stagnasi, mereka masih eksis sebagai salah satu kekuatan keuangan dunia. Sekarang ini mereka memiliki kantor perwakilan di 40 negara di seluruh dunia, dan satu di antaranya terdapat di gedung Bursa Efek Jakarta, Jalan Sudirman.

Bisnis keluarga Rothschild telah berjalan selama lebih dari 2 abad, mencapai 7 generasi, dan mereka masih tetap eksis hingga hari ini. Pada masa-masa terdahulu, mereka berperan besar dalam mengubah wajah Eropa dan dunia. Mereka juga merupakan salah satu pihak yang bertanggung jawab atas berlangsungnya proyek Zionis di Palestina dan karenanya juga terhadap terjadinya krisis Timur Tengah yang hingga hari ini tak juga kunjung selesai. Apakah mereka masih akan memberikan pengaruh dalam perubahan sejarah di masa yang akan datang, atau justru mereka akan tenggelam dalam debu -debu sejarah? Wallahu a’lam. [Kuala Lumpur, 30 Rajab 1431/ 12 Juli 2010/hidayatullah.com]

Penulis adalah kolumnis hidayatullah.com, kini sedang mengambil program doktoral bidang sejarah di Universiti Islam Antarabangsa, Malaysia