10.6.10

Tsunami Aceh, Melahirkan 'Tsunami' Batinku

Mantan aktivis gereja itu tergetar saat menyaksikan badai tsunami Aceh tak mampu menyeret bangunan-bangunan masjid.

Hidayatullah.com--Hari itu, hampir seluruh stasiun TV menayangkan keganasan gempa Tsunami di Aceh. Jelas sekali terlihat di layar kaca, betapa bangunan-bangunan terporakporandakan, dan puluhan ribu nyawa melayang olehnya. Siapapun yang menyaksikan musibah ini, sekalipun hanya melalui layar kaca, pasti akan terunyuh hatinya.

Selain memberitakan kedahsyatan gempa tsunami, stasiun-stasiun TV juga meliput beberapa ‘keajaiban’ yang terjadi di sana (Aceh). Diantaranya adalah kondisi Masjid Agung yang tetap berdiri tegap, padahal, seluruh bangunan yang ada di sekitarnya, telah menyatu dengan tanah. Anehnya, tempat ibadah umat Islam itu, tidak mengalami kerusakan yang berarti, ia tetap berdiri kokoh.

Terhadap fenomena yang menakjubkan ini, tidak sedikit orang yang mengatakan, bahwa hal tersebut membuktikan akan kekuasaan Allah, yang Ia tunjukkan melalui perantara tsunami.

Berbagai keajaiban itulah yang kelak membuka hati seorang wanita parubaya asal Surabaya. Inilah kisahnya;
***

Ia mencibir dengan sinis komentar-komentar yang menyatakan adanya keterlibatan Allah (Tuhan kaum muslimin) dalam musibah yang terjadi pada tahun 2004 silam itu, “Ya wajarlah. Bagaimana masjidnya mau ambruk, lha wong masjidnya megah dan lebih kuat dari bangunan-bangunan di sekitarnya,” ujarnya mengomentari liputan TV tentang keajaiban Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh yang tak ikut roboh diterjang tsunami.

Namun tak lama setelah berucap demikian, seketika tayangan televisi berganti dengan berita, bahwa, selain masjid agung tersebut, terdapat sebuah surau (musholla) kecil, terbuat dari gedhek (anyaman bamboo, red) yang juga terkena arus tsunami, namun, musholla itu tidak mengalami ‘cacat’ sedikitpun, bertolak belakang dengan bangunan yang ada di sekelilingnya.

Sadar akan kemahabesaran Tuhan yang Ia tunjukkan itu, batin perempuan tersebut seketika bergetar, bulu kuduknya berdiri, seraya menangis tersedu-sedu, dan langsung tersungkur, sujud, mengakui kekhilafannya selama ini.

Wanita paruh baya itu adalah Agustin (30). Ia berkomentar demikian, karena memang, saat itu, ia masih belum meyakini akan keberadaan Allah dengan sebenar-benarnya, sekalipun ia telah bersyahadat sepuluh tahun lamanya, sebelum musibah tsunami terjadi.

Lalu bagaimana lika-liku kisah perjalanan spiritual wanita asal Surabaya ini hingga mengecap manisnya iman? Dan atas dasar apa dia bersahadat, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya, padahal ia sama sekali tidak mempercayai akan hakekat keduanya? Adakah misi tersembunyi di balik itu semua?

Aktivis Gereja
Ia terlahir di tengah-tengah keluarga dan lingkungan Kristen. Tak ada hari selain beraktifitas di gereja. Boleh dikata, hampir setiap hari Agustin aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan gereja.

“Di sini, kami didoktrin dengan ajaran bahwa agama kami adalah agama kasih, agama penyelamat. Adapun agama lain, Islam, misalnya, adalah agama sesat, yang justru akan menjerumuskan pemeluknya ke dalam neraka, ujarnya.

”Lingkungan menjadikanku sosok yang sangat fanatik terhadap agama, “tambahnya.

Sebab itu, Ia dianjurkan untuk menjadi pengembala-pengembala penyelamat (sebutan bagi para misionari) yang menyelamatkan domba-domba (sebutan mereka yang di luar agama nasrani) tersesat.

Karena hampir setiap hari mengikuti kegiatan ini, militansinyaku terhadap agama (Kristen, red) sangat kuat. Begitu pula semangat menyebarkan misi di tengah-tengah masyarakat. Saking kuatnya keyakinan yang ia miliki, pernah terbesit keinginan untuk menjadi pendeta.

“Namun, karena rencana itu telah terbaca terlebih dahulu oleh keluarga, mereka menetangku, terutama paman, katanya. “Perempuan kok mau jadi pendeta”, ujar mereka pada Agustin.

Meskipun demikian, semangat untuk mengkristenkan masyarakat (Muslim), tidak pernah kendur. Bahkan sudah tak terhitung berapa jumlah dari mereka yang telah berpindah agama disebabkan ajakkan nya.

“Dan makanan ’empuk’ kami adalah mereka yang tergolong kelas bawah, yang secara ekonomi, mereka dalam kekurangan. Sengaja kami pilih kelas ini, karena melihat kurangnya perhatian saudara sesama muslim dalam mengangkat harka danmartabat kehidupan mereka dari kesengsaraan ekonomi,” kenangnya.

“Kami bantu mereka dengan memberikan santunan-santunan. Sembari memberikan bingkisan-bingkisan tersebut, kami selipkan nilai-nilai kekeristenan, ini adalah bagian dari kasih sayang Kristus melalui prantara kami, untuk menyelamatkan bapak/ibu, ” bagitu ceramah Agustin kala itu.

Nikah Missi
Suatu hari, Agustin dipertemukan dengan seorang laki-laki yang bersimpangan keyakinan dengannya. Ia seorang Muslim. Karena sering berjumpa, benih-benih cintapun tumbuh di antara mereka berdua. Setelah satu sama lain merasa cocok, merekapun memutuskan untuk menikah. Namun, keinginan tersebut terbentur ’tembok tebal’, yaitu perbedaan agama. Karena terlanjur cinta, tawaran untuk memeluk Islam yang dijadikan syarat sahnya pernikahan, akhirnya disanggupi.

Agustin mengaku bersyahadat karena terpaksa. “Sebab pada dasarnya, tawaran tersebut kuterima, (selain atas dasar cinta), aku memiliki missi pribadi, yaitu, mempengaruhi suami untuk memeluk agama Kristen, di tengah-tengah mengarungi bahtera rumah tangga nanti, “ ujarnya.

Namun, alih-alih mengajaknya untuk memeluk Kristen, justru akhirnya ialah yang ’takluk’.

Sebagaimana diketahui, tipe suami Agustin pria yang sangat sabar dalam menghadapi istri. Sadar bahwa keimanannya terhadap Islam bak fatamorgana, tidak serta merta membuatnya gelap mata dan mendampratnya.

“Lebih-lebih, dia juga mengetahui kalau aku termasuk orang yang suka berdebat. Untuk menghindari percekcokkan rumah tangga, ia memilih strategi lain dalam membimbingku menuju ridha Ilahi. Ia beli buku-buku agama Islam, termasuk di dalamnya, buku Amad Deedat, yang membahas secara rinci, tentang kesalahan-kesalah yang terdapat di Bibel. Buku-buku tersebut digeletakkan begitu saja di meja, ataupun di atas ranjang,” ujarnya.

Bagaimanapun juga, meskipun tidak dianjurkan untuk membaca, rasa penasaran Agustin untuk membuka buku-buku tersebut tetap tinggi. Ia akhirnya menjelajahi isi-isinya.

Dan sungguh mencengangkan, betapa penjelasan buku-buku tersebut --tentang kesalahan-kesalahan yang terdapat pada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, benar adanya, setelah kubuktikan dengan membuka Bibel.

Sebagai contoh, diterangkan dalam buku tersebut, bahwa, di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, terdapat perbedaan penjelasan tentang banyaknya jumlah pasukan yang ikut serta dalam suatu peperangan. Ironinya, kasus macam ini, diakuinyatidak hanya satu, dua saja, tapi banyak. Dan hal inilah yang sedikit demi sedikit telah mengikis keyakinannya, yang selama ini tidak tergoyahkan.

Pada suatu malam, Agustin benar-benar dalam kegamangan. “Aku bingung dengan konsep Tuhan Trinitas yang selama ini kuyakini, terlebih setelah mengetahui akan kekeliruan-kekeliruan di dalamnya,” ujarnya.

Namun di balik itu, Agustin pun belum yakin akan kebenaran Islam. Di tengah kesunyian dan gelapnya malam, ia mengadahkan muka ke langit. Terlihat di atas sana bintang-bintang yang berkelap-kelip. Sembari menitikkan air mata, ia berujar di tengah-tengah kekalutan batinku, ”Yaa Tuhan, agama manakah yang benar di antara dua agama ini? Tunjukkanlah satu bukti nyata pada diri ini, akan kebenaran salah satu di antara keduanya,” demikian harapnya.

Tidak lama setelah itu, bukti itupun datang dibalik musibah besar yang melanda negeri ini, yaitu gempa tsunami, di Nangroe Aceh Darussalam.

Iapun terbelalak, ketika lebih dari enam masjid kecil tegar oleh badai tsunami. Ketika semua gedung, tanaman dan apa yang disekitarnya bersih disapu tsunami, ajaibnya masjid-masjid kecil itu tetap kokoh berdiri dan utuh.

Pemandangan itulah yang nampaknya menggetarkan hati Agustin. Sejak itu, iapun kembali bersyahadat untuk yang kedua kalinya.

“Sejak itu, aku bisa merasakan ketenangan batin, dan mengecap manisnya iman, lebih-lebih, ketika aku telah mengenakan hijab, terasa sekali kesejukkan dalam sanubari. Dan yang lebih penting lagi, sejak mengenakannya (jilbab), tidak ada lagi mata keranjang laki-laki yang berani melototiku, ketika luar rumah, “ ujarnya kepada hidayatullah.com.

“Akhirnya, puji syukur kuhaturkan kepada Allah, yang telah menunjukkan ke padaku jalan yang lurus, sehingga aku mampu mengecap manisnya iman. Mudah-mudahan, keluargakupun akan mengikuti jejakku di kemudian hari. Amien yaa rabbal ’aalamien. [Robin Sah/hidayatullah.com]

Disampaikan oleh Agustin Krisnari, mantan aktivis gereja asal Surabaya, kepada hidayatullah.com

http://hidayatullah.com/cermin-a-features/cermin/12047-tsunami-aceh-melahirkan-tsunami-batinku

Menjawab Pertanyaan Seorang Atheis tentang Tuhan

Assalamualaikum...

Pak ustadz yang saya hormati, saya mempunyai pikiran yang mengganjal dalam benak saya. pemikiran ini berawal dari sebuah forum dimana salah satu anggotanya berkomentar "benarkah alam semesta diciptakan oleh tuhan? lalu siapa pencipta Tuhan sehingga Tuhan itu ada?"
Menurut PakUstadz bagaimana saya menjawab pertanyaan seperti diatas apabila ada seseorang yang bertanya seperti kalimat diatas kepada saya.
Sekian pertanyaan dari saya. mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan

wassalamualaikum
Hamba Allah


Jawaban

Waaalaikumussalam Wr Wb.

Jika orang-orang atheis berkeyakinan bahwa segala sesuatu haruslah masuk akal agar bisa dipercayai justru pertanyaan yang diajukan olehnya tidaklah masuk akal. Hal ini menandakan bahwa pertanyaan tersebut bukanlah muncul dari akal sehat karena akal sehat tidaklah bertabrakan dengan kebenaran. Akan tetapi pertanyaan itu muncul dari bisikan setan didalam hatinya.

Syeikh Muhammad Shaleh al Munjid mengatakan jika kita membuka perdebatan terhadap pertanyaan Siapa Pencipta tuhan? maka si penanya akan bertanya lagi: Siapa Pencipta yang Menciptakan Tuhan? lalu Siapa Pencipta yang menciptakan si Pencipta Tuhan? begitu seterusnya tanpa ada akhirnya, dan ini tidaklah masuk akal.

Sedangkan seluruh makhluk yang ada berujung pada Sang Pencipta Yang menciptakan segala sesuatu dan tak ada satu pun yang menciptakannya akan tetapi Dia lah Sang Pencipta yang tidak ada selain-Nya, dan inilah yang sesuai dengan akal dan logika. (www.islam-qa.com)

Pertanyaan tersebut hanyalah bersumber dari setan sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh bahwa Nabi saw bersabda,”Setan akan mendatangi seorang dari kalian lalu mengatakan,’Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan ini? sehingga dia akan berkata, 'Siapa yang menciptakan Tuhanmu?' Dan apabila dia menghinggapinya maka berlindunglah kepada Allah darinya dan hendaklah dia menyudahinya.”

Imam Muslim juga meriwayatkan dari Abu Hurairoh berkata bahwa Nabi saw bersabda,”Manusia akan senantiasa bertanya hingga yang dikatakan, ’Ini adalah Allah yang menciptakan makluk lalu siapakah yang menciptakan Allah?’ dan barangsiapa yang mendapatkan sedikit saja tentang hal ini maka katakanlah ‘Aku beriman kepada Allah.

Nabi saw bersabda,”Manusia senantiasa bertanya hingga seorang dari mereka berkata, 'Ini Allah yang menciptakan makhluk lalu siapakah yang menciptakan Allah?’ Apabila mereka mengatakan demikian maka katakanlah: (Allah Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.) QS. Al Ikhlash 1-4. Kemudian meludahlah ke sebelah kiri tiga kali dan berlindunglah (kepada Allah) dari godaan setan.

Dengan demikian jelaslah bahwa pertanyaan semacam itu adalah dari setan yang ingin merusak agama dan akal sehatnya dan mejauhkannya dari Allah swt dan kebenaran.

Mungkin saja jawaban seperti ini tidak diterima oleh seorang yang kafir kepada Allah dikarenakan sifat inkar dan dusta yang ada didalam hatinya telah menutupi kebenaran dan akal sehatnya namun tidak bagi seorang mukmin yang hatinya senantiasa hidup dengan mengingat Allah serta meyakini bahwa Allah adalah Sang Pencipta seluruh makhluk-Nya dan Dia lah Yang Awal dan Yang Akhir.

Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Hadid 3)

Nabi saw apabila hendak tidur maka beliau berbaring diatas bagian sebelah kanan tubuhnya lalu berdoa: “Wahai Allah Tuhan langit dan Tuhan bumi serta Tuhan arsy yang agung. Wahai Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu, Yang menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan, Yang menurunkan taurat, injil dan al Furqon. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan setiap pemilik kejahatan. Engkaulah yang menggenggam ubun-ubunnya. Wahai Allah, Engkaulah Yang Awal dan tidaklah ada sesuatu sebelum-Mu. Engkaulah Yang Akhir dan tidaklah ada sesuatu setelah-Mu. Engkaulah Yang Zhahir dan tidaklah ada sesuatu diatas-Mu, Engkaulah Yang Bathin dan tidaklah ada sesuatu tanpa-Mu maka tunaikanlah hutang kami dan cukupkanlah kami daripada kefakiran.”

Wallahu A’lam

Hukum Rekayasa Uang Pengganti Biaya Penginapan

Asl. Wr. Wb.

Saya mau bertanya, Saya baru saja mendapatkan tugas dari perusahaan tempat Saya bekerja untuk ke daerah selama 2 minggu. Seperti peraturan bahwa Kami akan mendapat uang saku dan biaya penginapan akan diganti setelah selesai tugas. Di hotel Saya menginap 1 kamar berdua dengan rekan kerja.

Setelah selesai, rekan2 kerja sepakat agar bukti pembayaran hotel dipisah masing2 memegang 1 dan mengubah nilai pembayaran mengikuti rate maksimum sesuai peraturan dengan tujuan mendapatkan pengganti penginapan lebih besar. Saya masih bimbang untuk menerima uang ini, sekarang Saya telah menerima uangnya, apa yang harus Saya lakukan??

Sebelumnya terima kasih, Wasl. Wr. Wb.

Roomey d Luffy


Jawaban

Waalaikumussalam Wr Wb

Saudara Roome yang dimuliakan Allah swt

Diantara sifat seorang mukmin adalah berbuat jujur dan jauh dari perbuatan dusta, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Abdullah dari Nabi saw beliau bersabda: "Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta."

Dan “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (jujur); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS Al Baqoroh 177)

Dan apa yang dilakukan teman-teman anda dengan membuat slip pembayaran tidak sesuai dengan harga sebenarnya (lebih besar dari harganya) tidaklah dibenarkan dan dilarang oleh agama karena termasuk kedalam perbuatan dusta, sebagaimana dalil-dalil diatas.

Tidak sepatutnya bagi anda mengikuti teman-teman anda yang berbuat demikian karena hal itu termasuk kedalam tolong menolong didalam perbuatan dosa, sebagaimana firman Allah swt:

وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS Al Maidah 2)

Hendaklah anda tetap memegang teguh kebenaran meski orang-orang disekeliling anda melakukan kemaksiatan dengan terus senantiasa meminta bantuan dari Allah swt. Meskipun sikap seperti ini adalah perbuatan yang sulit dan terasa aneh namun yakinilah bahwa sikap ini akan menjadikan anda orang yang paling berbahagia di sisi Allah swt, berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah saw bersabda: "Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasing."

Wallahu A’lam