22.12.10

Wikileaks Adalah Koneksi Israel

Selasa, 21/12/2010 12:49 WIB | email | print | share


Apa sekarang yang dilakukan Tel Aviv, sesudah banyak kalangan mengetahui bahwa Israel lah yang mendorong AS melakukan perang di Irak?

Gegap gempita pembicaraan terjadi di pusat-pusat kekuasaan di seluruh jagad, menanggapi kawat-kawat diplomatik yang dilangsir oleh Wikileaks, semua itu, tak terlepas sebagai kegiatan yang dilakukan Israel.

Israel sebagai negara Zionis, sekarang menghadapi tantangan masyarakat dunia, dan segala tindakannya yang melanggar nilai-nilai kemanusiaan, seperti yang terjadi di Palestina, mendapatkan kecaman, lalu negara Zionis itu, mengeluarkan : Wikileaks.

Mengapa Zionis Israel mengeluarkan Wikileaks? Tujuannya melakukan penyesatan. Zionis-Israel ingin mengalihkan opini dunia, ke satu tujuan yang diinginkan Israel. Mengubah opini dengan sasaran yang jelas. Caranya dengan menyesatkan.

Informasi dari Wikileaks yang bersumber dari kawat-kawat diplomatik itu, sesungguhnya untuk keuntungan siapa? Kemudian melihat motive yang dilakukan, dan adanya keterlibatan intelijen negara-negara yang mapan seperti AS, yang akhirnya mengaburkan persoalan pokok yang sekarang menjadi agenda penting AS, penyelesaian masalah konflik Arab-Israel, dan beritanya menjadi hilang, seperti di telan bumi. Semua hanya terperangah melihat informasi yang dipublikasikan oleh Wikileaks, terkait hubungan AS dengan sejumlah negara.

Wikileaks sangat mudah mendapatkan informasi yang sifatnya 'secret', karena di setiap elemen pemerintah di AS, selalu ada orang-orang Yahudi, yang bisa mengalirkan informasi itu. Apalagi di Departemen Luar Negeri AS, yang banyak tokoh-tokoh Yahudi bercokol di departemen itu. Kerjasama elemen-elemen Israel, Mosad, dan Wikileaks, akhirnya membuat orang terperangarah. Seluruh dunia terkejut. Bagaimana pembicaraan yang bersifat rahasia itu bocor. Ini biasa. Bagaimana seorang mata-mata Israel dengan mudah membocorkan banyak rahasia militer AS ke Israel, seperti Jonathan J. Polard, yang sekarang mendekam di penjara AS.
Tidak ada negara yang memiliki kemampuan seperti Israel, khususnya dalam mengelola dan mengalihkan isu dan konflik. Israel berhasil mengharu-biru masyarakat dunia dengan dilansirkan sejumlah pembicaraan antara pejabat berbagai negara dengan pejabat AS, yang semuanya bersifat rahasia (confidensial). Kebijakan luar negeri AS dan hubungannya dengan negara-negara sekutunya menjadi ambruk.

Israel berhasil mengalihkan tujuan kebijakan luar negeri AS, di bawah Obama, yang ingin menyelesaikan konflik Timur Tengah, karena AS ingin terus memelihara kemitraan dengan negara Arab, yang dipandang strategis bagi kepentingan AS, kini semuanya menjadi berantakan, sesudah semuanya pembicaraan yang bersifat rahasia dipublikasikan oleh Wikileaks.

Israel berhasil menggiring opini yang semula fokus pada perdamaian di Timur Tengah, kini tenggelam, karena memang Israel, tidak mau menerima kebijakan Obama yang ingin menyelesaikan konflik Arab-Israel di Palestina, dan bahkan sekarang masyarakat dunia digiring oleh Israel untuk menghadapi Iran. Iran menjadi ancaman. Iran harus dihancurkan dengan kekuatan militer.

Persis seperti yang dilakukan terhadap Saddam Husien penguasa Irak, yang dituduh mempunyai senjata pemusnah massal (MWD). Tetapi, semuanya hanyalah rekaaan intelijen, dan tidak pernah terbukti, seperti yang diungkapkan oleh Presiden Bush, sebelum meninggalkan Gedung Putih. Bahkan, bagaimana pembicaraan Raja Abdullah dengan Obama yang bocor, di mana Abdullah menginginkan agar AS menyerang Iran.

Rekayasa Wikileaks itu, tak lain, sebuah operasi intelijen Mosad, yang tujuannya untuk melakukan penyesatan. "Perang dengan cara penipuan", inilah moto Mossad. Wikileaks adalah penting untuk mengalihkan opini dunia, yang akan mengubah sikap masyarakat dunia terhadpa Israel.

AS menyadari bahwa ia ditipu, tetapi tidak dapat melakukan apa-apa. AS tahu ini adalah tindakan Israel, yang sedang bermain di panggung internasional. Mengecoh AS, dan mengarahkan AS, ke arah sasaran yang ingin dituju, yaitu Iran.

Tel Aviv menghadapi bahaya, yang pernah terjadi sebelumnya, yaitu transparansi. Keterbukaan. Dan, membuka kedok Israel. Langkah-langkah intelijen Israel, tidak ada sekarang yang bisa ditutupi. Seperti pembunuhan seorang tokoh Hamas, di Dubai, beberapa waktu yang lalu.

Dengan waktu singkat pelakunya dapat diketahui, yang merupakan jaringan kegiatan intelijen Israel, Mosad. Ini membuat kredibelitas Mosad menjadi coreng-moreng, di negara-negara pendukung Israel.

Mula-mula orang menilai bahwa Presiden Obama akan membawa perubahan di kawasan Timur Tengah, dan bahkan menunjuk seorang negosiator yang ulung, George Michael, tetapi semuanya menjadi mandul, karena menghadapi pemerintah Netanyahu yang membatu, dan lobbi Yahudi di AS yang sangat keras, dan mengancam. Maka usaha Presiden Obama menjadi mandul, dan akhirnya dikalahkan dalam pemilu sela. Sekarang Capitol Hill dan DPR, jatuh ke tangan lobbi Yahudi,yang sangat pro Israel.

Obama terus menjadi sasaran kemarahan kelompok lobbi Yahudi di AS, yang pro-partai Likud yang sangat konservatif. Mereka marah, karena Obama dianggap pro-Arab. Pidato Obama di Turki dan Mesir, menjadi bahan perbincangan dikalangan Yahudi di AS. Orang-orang Yahudi di Israel, hanya 30 persen yang percaya bahwa pemerintah baru AS, dibawah Obama  membela Israel.

Selamanya Israel tidak akan mau melakukan negosiasi apapun, yang tujuannya memberikan kemerdekaan kepada Palestina. Israel berpikir bagaimana ia terus meluaskan wilayah jajahannya ke seluruh Timur Tengah. Tidak mungkin Israel mau mundur dari wilayah yang sudah didudukinya. Israel tidak akan ragu-ragu melakukan tindakan kekerasan (agresi militer) untuk mencapai tujuannya. Jadi Obama gagal total, dan tidak akan mendapatkan dukungan dari lobbi Israel di AS.

AS tak mungkin dapat melepaskan dari 'genggaman' Israel. Presiden Obama berulangkali menyatakan memberikan jaminan keamanan kepada Israel. Bagaimana sikap Netanyahu yang begitu licik. Hanya dengan mengatakan mau menghentikan pembangungan Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem, tetapi Israel meminta konpensasi sebesar $ 3 miliar dolar.

Ini benar-benar pemerasan yang tidak tahu malu. Dan, Obama harus menandatangani perjanjian itu, pemberian hibah uang yang akan menghentikan pembangunan pemukiman. Termasuk Israel meminta pesawat paling mutakhir, yaitu pesawat jenis F-35, yang digunakan untuk menghantam Gaza.

Israel juga meminta imbalan $ 231 juta dolar perminggu, atau $ 1.373.626 dolar per-jam sebagai imbalan terhadap pembekuan pembangunan Yahudi dengan imbalan uang. Israel setuju melakukan pembekuan yang sifatnya menyeluruh pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem, tetapi Israel meminta imbalan yang lebih besar, yaitu sebesar $ 30 miliar dolar. Ini benar-benar gila.

Israel juga meminta agar AS memveto setiap usulan kemerdekaan sepihak (unilateral), tanpa persetujuan Israel.

Setelah perundingan secara non stop antara Hallary Clinton dengan Netanyahu, tak mengahasilan apapun, dan hanya menyetujui dilanjutkannya proses perundingan damai, tetapi tidak mencakup substansinya. Ini adalah kemenangan Israel. Sementara itu, pemilu sela AS ditandai dengan menangnya Republik, dan kemudian seorang tokoh Zionis menjadi ketua mayoritas di Parlemen, yaitu Eric Cantor.

Mayoritas baru di parlemen AS ini, tak lain, perpanjangan tangan Zionis, yang akan terus mengawasi tindakan yang akan dilakukan Obama di Timur Tengah.

Jadi Wikileaks ini, hanyalah proyek yang digalang Mosad, untuk mengalihkan isu politik, yang sedang diambil pemerintah Obama terkait dengan konflik di Timur Tengah. Semuanya hilang seprti di telan bumi. Zionis Israel berhasil mengacaukan dunia dengan membocorkan kawat-kawat diplomatik yang membuat pemerintahan Obama terpojok.

Lobi Israel memiliki alasan yang baik untuk menertawakan. Israel selalu bermuka dua seperti yang ditunjukkan oleh Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman menyatakan: "perjanjian permanen tidak mungkin."

Tahun 2012 Obama mungkin akan dijungkalkan oleh lobbi Yahudi. Karena sudah tidak berguna lagi bagi kepentingan Israel. Obama sendiri sudah mengatakan kepada Eric Cantor, dia sudah tidak lagi bernafsu untuk periode yang kedua.

Operasi intelijen Mosad mempunyai beberapa tujuan. Wikileaks tidak terlepas dari koneksi intelijen Mosad.
Pendiri Wikileaks, Julian Assange yang sekarang sudah bebas, yang mengelilinginya menjadi pembelanya adalah orang-orang Yahudi, termasuk anak multi jutawan Inggris, Jemima Sir Goldsmith, yang ikut membantu pembebasan Assange dengan uang tebusan. (m/jg)

Makanan Haram Menghalangi Terkabulnya Doa

Ternyata, amalan dan ibadah yang telah dilakukan sungguh-sungguh bisa menguap begitu saja, hanya karena pelakunya mengkonsumsi barang haram.

Hidayatullah.com--Banyak orang tak menyadari bahwa makanan haram memiliki hubungan dengan terkabulnya doa seseorang di hadapan Allah SWT. Bahkan para ulama, generasi awal, sangat bersungguh-sungguh mencegah agar tidak mengkonsumusi makanan haram dan menggunakan harta haram. Itu semua disebabkan karena hal-hal yang diharamkan, kalau sampai ”tertelan” dapat menyebabkan timbulnya dampak yang amat buruk terhadap pelakunya.

Berikut ini, pengaruh menggunakan dan memakan barang haram, bagi keimanan pelaku, ”nasib” amalan, dan lainnya. Semoga kita terjauhkan dari kebururkan itu semuanya.

Penyebab Tidak Diterima Amalan

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda,”Ketahuilah, bahwa suapan haram jika masuk dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari.” (Riwayat At Thabrani).

Haji dari Harta Haram Tertolak

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda,”Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan,”Labbaik, Allahumma labbaik!” Maka, yang berada di langit menyeru,” Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangan dosa dan tidak diterima. (Riwayat At Thabrani).

Sedekah dari Harta Haram Tertolak

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda, ”Barang siapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala dan dosanya untuknya.” (Riwayat Ibnu Huzaimah).

Tidak Terkabulnya Doa

Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW), ”Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul.” Rasulullah menjawab, ”Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu, maka doamu akan terkabulkan.” (Riwayat At Thabrani).

Disebutkan juga dalam hadits lain bahwa Rasulullah bersabda, ”Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan,’Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!’ Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?” (Riwayat Muslim).

Mengikis Keimanan Pelakunya

Rasulullah Shallallahu Alaih Wasallam (SAW) Bersabda,”Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang Mukmin.” (Riwayat Bukhari Muslim)

Jelas, peminum khamr saat dia minum khamr, maka keimanannya terkikis saat itu.



Mencampakkan Pelakunya ke Neraka

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda,”Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali nereka lebih utama untuknya.” (Riwayat At Tirmidzi)

Mengeraskan Hati Pelaku


Imam Ahmad pernah ditanya, apa yang harus dilakukan, agar hati mudah menerima kebenaran, maka beliau menjawab,”Dengan memakan makanan halal.” Hal ini termaktub dalam Thabaqat Al Hanabilah (1/219).

At Tustari, seorang mufassir juga pernah mengatakan, ”Barang siapa ingin disingkapkan tentang tanda-tanda orang-orang jujur (shiddiqun), hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan Sunnah.” sebagaimana dikutip dalam Ar Risalah Al Mustarsyidin (hal. 216).

Pendapat di atas bisa dimaklumi, setelah dilihat nash-nash sebelumnya, bahwa mengkonsumsi makanan haram memasukkan pelakunya kapada pelaku maksiat yang mendapatkan ancaman neraka dan saat itu pula keimanannya tergerus. Tentu dalam kondisi demikian, bisa membuat hati pelakunya semakin keras dan enggan menerima kebenaran. Nah, mulai sekarang, pilihkan usaha/pekerjaan yang sebisa mungkin menghasilkan penghasilan yang hanya halal agar doa doa kita terus diterima Allah.[tho/hidayatullah.com]

19.12.10

Proyek Menghancurkan Islam dan Umat Islam Indonesia

Kamis, 16/12/2010 10:09 WIB | email | print | share
 
Wikileaks membuka kedok Cina yang ingin mensekulerkan umat Islam Indonesia. Tujuannya untuk menghilangkan 'ghirah' (kecemburuan terhadap agamanya), dan umat Islam bersikap toleran terhadap apa saja, dan siapa saja, yang ingin memperbudak mereka. Dengan sekulerisasi itu akan memudahkan penguasaan terhadap Indonesia, negeri yang mayoritas muslim ini.

Sekulerisasi tidak lain menjadikan kehidupan duniawi menjadi keyakinan, tujuan, landasan hidup. Bukan lagi Islam. Bukan haq dan bathil. Bukan baik dan buruk yang menentukan, tetapi hanya kepentingan duniawi. Halal dan haram tidak ada lagi. Tidak ada lagi mukmin dan kafir.

Semuanya menjadi legal. Agama tidak lagi menjadi timbangan (mizan). Kemudian, yang akan menjadi timbangan manusia, semata-mata kepentingan duniawi. Kepentingan sesaat. Inilah yang akan dituju Cina, yang bertujuan melakukan sekelurisasi terhadap muslim di Indonsia.

Cina ingin agama tidak penting lagi. Agama tidak lagi menjadi landasan hidup kaum muslim. Nlai-nilai Islam tidak penting. Karena hanya akan menghalangi kepentingan bangsa Cina, yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia. Agama Islam hanya sebatas sebuah ritual agama yang tidak mempunyai makna apa-apa.

Toleransi bagian yang paling asas dalam ideologi sekuler, dan tidak ada lagi agama, yang akan mendominasi kehidupan. Menghargai kemajemukan, dan perbedaan agama. Tidak ada yang bersifat mutlak.

Orang Islam harus toleran dengan pelacuran, perjudian, minuman keras, sogok-suap, korupsi, makanan haram, segala bentuk kesesatan yang merusak dan menghancurkan karakter dan watak umat Islam. Padahal, ini semua tidak lain merupakan bentuk kegiatan yang dilarang dalam Islam, yang sekarang ini ingin direduksi dengan projek sekulerisasi.

Kaum Cina Perantauan (Chinese Overseas), yang ada di Asia telah menggilas habis kaum pribumi, melalui sindikasi dan kerjasama dengan para pejabat yang rakus. Hanya dengan sogok dan suap, sebagai modus operandi mereka, berhasil menekuk para pejabat, dan kemudian para pejabat itu, menyerahkan kekayaan negara kepada mereka.

Seorang ilmuwan dari Tokyo Univesity, Konyo Yoshihara, yang menulis buku, "Kapitalism Ersatz", menggambarkan di Asia, sesungguhnya tidak ada kaum kapitalis yang sejati. Para orang kaya di Asia, tidak lain, mereka awalnya adalah para 'gundik' penguasa, yang mendapatkan lisensi, proteksi, dan modal, yang kemudian mereka menjadi kuat, dan menguasai negara.

Ini terjadi di Thailand, Malaysia, Singapura, Philipina dan Indonesia. Mereka menjadi kaya raya, awalnya bukan dengan kerja keras dan tetesan keringat, tetapi mereka hanya memanfaatkan penguasa yang lemah, kemudian dengan melakukan sogok-suap, dan berhasil menekuk para pejabat, yang selanjutnya bersedia menjadi 'begundal' mereka.

Ingat. Awalnya penguasaan orang Cina terhadap Indonesia, ketika perubahan politik di zaman Soeharto, yang berkomplot dengan pengusaha-pengusaha Cina. Mereka lah yang menjadi 'kroni' sejati dari Soeharto. Mereka menikmati berbagai fasilitas negara, mulai mendapatkan lisensi, proteksi, modal, dan kemudian mereka menguasai industri dari hulu sampai ke hilir. Seperti PT. Bogasari yang dulunya milik dari Lim SiewLiong, yang sekarang hidup di Singapura.

Di zaman Soeharto 200 pengusaha Cina menjadi pilar kekuasaan, dan mereka yang dipercaya mengelola ekonomi negara. Kemudian, mereka mendapatkan lisensi, seperti diberikan izin HPH (Hak Pengelolaan Hutan), dan mengakibatkan hutan-hutan di Indonesia habis. Mereka juga mendapatkan lisensi lainnya, seperti dibidang pertambangan, perdagangan, dan lainnya.

Tak heran menjelang tumbangnya Soeharto mereka telah menguasai 70 persen ekonomi Indonesia yang nilainya bermilyar-milyar dolar. Sekarang kekayaan mereka berada di Singapura, yang tidak dapat dijamah oleh pemerintah Indonesia.

Laporan dari majalah Forbers, yang menjelaskan tentang 10 orang terkaya di Indonesia, diantaranya dari 10 orang yang terkaya itu, 9 orang keturunan Cina. Peringkat pertama R. Budi dan Michel dengan kekayaan mencapai $ 11 miliar dolar. Sedangkan nomor 10, Aburizal Bakrie, yang nilai kekayaannya hanya $ 2 miliar dolar.

Orang-orang kaya yang jumlahnya hanya 10 orang itu, menguasai asset penting di Indonesia. Seperti kebun kelapa sawit, batu bara, minyak, dan berbagai sektor perdagangan. Sementara itu, umat Islam dan bangsa ini, hanya menjadi kuli dan budak, di kebun dan pabrik-pabrik, dan hanya dengan imbalan yang sedikit.

Zaman Soekarno golongan Cina tidak diberi kesempatan mengelola okonomi secara masif, seperti zaman Soeharto. Bahkan, mereka dilarang tinggal di daerah tingkat dua, kabupaten/kecamtan, melalui PP No.10. Tetapi, sekarang orang-orang Cina dari Jakarta, sampai ke kampung-kampung, dan menguasai jaringan perdagangan yang mereka ciptakan. Sementara itu, kaum pribumi hanya menjadi pembelinya. Perusahaan yang menjadi milik pribumi sudah habis ludes, pindah tangan orang Cina, di zaman Soeharto.

Orang Islam di Indonesia menghadapi projek penghancuran yang dilakukan Cina dan AS. Mereka melakukan kelaborasi dengan menciptakan situasi yang terus-menerus, yang mendiskreditikan umat Islam. Menciptakan ketakutan yang luar biasa terhadap bangsa. Seakan umat Islam dengan ajarannya merupakan ancaman yang maha dahsyat bagi kehidupan. Mereka harus ditumpas.

Menciptakan opini orang-orang yang ditangkap sebagai pelaku 'teroris' sebagai yang sangat membahayakan. Mereka menjadi ancaman global. Mereka menjadi ancaman keamanan nasional. Bangsa Indonesia dibuat gemetar dengan isu 'teroris'.

Semuanya ini tak lain lain, sebuah kerjasama antara berbagai kepentingan yang ingin menghancurkan umat Islam, jiga jaringan media masa yang sudah menjadi alat para penjajah yang ingin menghancurkan umat Islam. Termasuk dengan LSM-LSM, yang mereka tak lain, orang-orang yang 'jualan' isu Islam radikal, yang mereka sebut sebagai ancaman.

Aktivis LSM itu mengatakan, sekarang meningkat adanya kekerasan dengan menggunakan agama. Padahal, faktanya tidak ada. Semuanya itu sengaja di 'create' (diciptakan), yang tujuannya untuk mendapatkan 'fulus', sembari mengorbankan umat Islam. Banyak para lembaga yang mengaku memiliki data tentang gerakan Islam, yang sejatinya hanyalah palsu.

Tak heran sekarang ada projek de-radikalisasi, yang menginginkan umat Islam ini tidak lagi memiliki 'ghirah'. Mereka bekerjasama dengan para ulama. Tujuannya untuk menelanjangi aqidah umat Islam. Sehingga, mereka menjadi 'tasamuh' (toleran) terhadap apa saja, dan siapa saja. Inilah projek penghancuran terhadap umat Islam.

Jika umat Islam sudah tersekulerisasi dan tidak lagi memiliki 'ghirah' agama lagi, maka para penjajah itu dengan sangat mudah mereka akan menguasai Indonesia. Apalagi, jika mereka sudah berhasil mempenetrasi pusat kekuasaan dengan bentuk melakukan 'investasi' di berbagai bidang, maka tamatlah republik ini.

Umat Islam yang masih memiliki 'ghirah' merupakan benteng terakhir untuk mempertahankan Republik ini, bila benteng ini sudah roboh, tak ada lagi, yang akan mempertahankan Republik ini. Indonesia akan menjadi daerah jajahah dengan bentuk yang baru. Wikileaks telah membuak tabir semuanya itu. Wallahu'alam.

Carilah Informasi Sehat, Jauhi Informasi Sesat

Bukalah mata dan telinga, dan mulailah memilih informasi yang membawa hati Anda menuju keimanan, bukan menjauhkan ketenangan  

Hidayatullah.com—Ada pepatah lama mengatakan, “Bumi Tak Selebar Daun Kelor,” Tapi itu masa lalu. Hidup di jaman ini, duni ibarat “dilipat”. Semua pergulatan dunia dan seisinya, bisa kita pantai dari kamar, bahkan tanpa sepengetahuan orang. Inilah, yang namanya era informasi.

Hanya saja masalah, dengan kehidupan serbah wah, berbagai macam informasi ibarat racun. Di lihat nampak baik, padahal jika dirasakan bisa membunuh hati sanubari kita secara pelan-pelan.

Lihat saja tayangan TV. Siang goyang music, sore berita adu jotos, malam debat, esok hari berita gosip. Tiap hari yang disuguhkan pada kita adalah berita kriminal, lempar kursi, bakar-bakar ban di jalan, atau berita korupsi, korupsi atau korupsi. Itu itu saja. Sedikit tayangan yang mampu memotivasi hidup kita.

Padahal, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum Muslimin untuk meneliti lebih cermat berita yang dibawa orang fasik demi kewaspadaan terhadapnya, sehingga kelak tidak salah langkah dalam mengambil suatu keputusan. Membenarkan berita yang disebarluaskan oleh orang fasik, apalagi menetapkan suatu keputusan berdasarkan perkataannya, berarti telah mengikuti si fasik. Padahal Allah melarang mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan. Berangkat dari sini pula, para ulama melarang menerima periwayatan (sumber-sumber) dari orang yang tidak diketahui sejarahnya,  karena bisa jadi mungkin orang tersebut fasik.

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Al-Hujuraat: 6)

Ayat di atas kerap dijadikan hujjah (argumentasi) oleh para juru dakwah sekaligus menjadi sarana peringatan bagi kaum Muslimin agar berhati-hati dalam menerima sebuah informasi. Sebab, informasi tak ubahnya dengan makanan, tidak semua informasi itu menyehatkan.

Informasi Menyehatkan

Informasi yang menyehatkan adalah informasi yang mengantar manusia kepada jalan ketaatan kepada-Nya. Dan tidaklah hal itu terwujud melainkan bila alat komunikasi massanya (media cetak atau elektronik) dibangun di atas landasan manhaj al-Qur`an dan Al-Hadits. Di luar itu hanya fatamorgana dan angan-angan.

Terkait dengan hal di atas, Allah berfirman tentang pentingnya para penulis dan wartawan Muslim berpegangan kepada titah wahyu antara lain sebagai berikut:

 “Sesungguhnya Allah mamasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, serta pakaian mereka adalah sutra. Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji.” (Al-Hajj: 23-24)

 “Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al-Qur`an itu?” (Al-A’raaf: 185)

 “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” (Al-Hadiid: 25)

Dan seterusnya.

Berangkat dari kutipan firman-firman Allah di atas, dengan jelas kita dapat menangkap bahwa visi dan missi media yang sehat adalah mengajak dan mengantar umat manusia pada jalan kebenaran dan keselamatan di bawah petunjuk hukum Tuhan. Mengapa? Karena informasi yang berdasarkan konsep Islam yang benar berorientasi kepada kepentingan alam dan kehidupan, bukan semata kepentingan uang dan hawa nafsu.

Dalam konteks di atas, manusia mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap berita, fakta, dan peristiwa. Di lain pihak, mereka memberikan komentar dari sudut pandang Islam dengan tujuan untuk membentuk opini umum yang islami, sesuai dengan syariat. Semuanya itu tentu dikemas dengan kalimat yang tertata rapi, santun, sistematis, tegas, cerdas, serta jauh dari ungkapan-ungkapan buruk dan kotor.

Dalam tesisnya yang berjudul “Darul-I’lam Al-Islami fil-I’dad Lil-Quwwah” seorang pemerhati komunikasi Islam, DR Abdul Majid Al-Abdu menyatakan:

“Dari segi peranan, karakter informasi dalam Islam berbeda dengan yang lainnya, karena tidak hanya berorientasi kepada individu tetapi juga berusaha meluruskan tatanan dan aturan sosial dan menuntunnya  ke  jalan yang lurus. Buah yang dapat dipetik adalah adanya ikatan antara individu dan masyarakat bertambah erat dan dapat  memanifestasikan kepuasan dan kekuatan iman.”

 Sarana informasi dalam Islam, masih menurut Abdul Majid, tidak sekadar untuk kepentingan intelektual, seni, bisnis, iklan, atau memberi rangsangan pertumbuhan ekonomi. Tetapi lebih dari itu sebagai jalan membentuk masyarakat yang masih membutuhkan penjelasan makna-makna kebenaran yang kurang jelas, sehingga tidak takut terhadap celaan serta memberikan obat bagi hati yang masih senang berhura-hura yang hanya mementingkan aspek jasadiah, tanpa mempedulikan hekikat hidup sesungguhnya.

Informasi Menyesatkan

Jauh-jauh hari, Allah telah menginformasikan kepada kita secara gamblang bahwa sebelum lahirnya alat-alat komunikasi massa, baik cetak maupun elektronik, akan ada yang dinamakan (lahirnya) kekuatan informasi yang menyesatkan.

 “Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bagian dari Al-Kitab (Taurat)? Mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) dan mereka bermaksud supaya kamu tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar).” (An-Nisaa’: 44)

 “Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di muka bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman, dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. Dan apabila dikatakan kepadanya, ‘Bertakwalah kepada Allah!” bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (baginya) neraka jahanam. Dan sungguh neraka jahanam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (Al-Hajj: 204-206)

Oleh karena itu, Allah memperingatkan untuk senantiasa mawas diri alias waspada, tidak serta merta percaya terhadap semua informasi yang diterima. Itulah sikap yang bijak.

Tidak sedikit manusia yang salah jalan dan tersesat, akibat mendapatkan informasi yang keliru. Sebab, jalan-jalan (media) yang menyesatkan berbentang begitu banyak dan menarik perhatian.

Khatimah

Karena informasi berdampak pada aspek psikis maupun fisik, semestinya hanya informasi yang tsiqqah (layak dipercaya) saja yang kita terima. Bukalah mata dan telinga, nikmati informasi apapun sesuka Anda, tetapi ketika yang datang sampah dan racun, Anda tahu sendiri jawabannya. Mulailah mencari sumber berita dan media yang membawa hati Anda menuju keimanan dan jaukanlah media dan informasi yang hanya membawa keburukan dan merusak ketenangan hidup Anda. [atw/cha/hidayatullah.com]

Mengapa Kita Malu Mengungkapkannya?



"Apabila seseorang mencintai saudaranya, maka hendaklah ia mengatakan rasa cintanya kepadanya." (HR. Abu Dawud & Tirmidzi)

Dalam sebuah pertemuan dalam kajian tentang interaksi suami-istri, ditemukan sejumlah fakta (kata pembicara) : tidak sedikit (atau masih banyak) suami istri yang kurang ekspresif dalam menyatakan perasaannya kepada pasangannya.

Walaupun, setiap mereka, kalau ditanya apakah mereka mencintai pasangannya, jawabannya is absolutly yes!

Penyebab ketidakekspresifan tersebut adalah "malu". Bahkan tidak sedikit yang mengatakan, "Kenapa saya harus bilang pada pasangan saya? Enggak usah bilang juga pasti dia tau kok kalo saya mencintainya."
Dari banyak bacaan tentang komunikasi efektif, memahami perasaan pasangan, tentang bagaimana si Mars dan si Venus yang masing-masing berbeda dan bagaimana menyelaminya... ternyata jelas... istri itu ingin didengarkan isi hatinya, dan ingin mendengarkan isi hati pasangannya... dan katanya suami itu ingin dihargai, dan melindungi pasangannya...

Kebanyakan buku-buku yang menjadi referensi untuk masalah cinta dan permasalahannya (bagi suami-istri) penulisnya adalah orang barat yang nota bene (kebanyakan lho.. berarti tidak semua) non-muslim bahkan mungkin atheis.

Ilmu tersebut bisa jadi didapat dari pengalaman pribadi dia atau klien yang dia hadapi, juga berdasarkan penelitian yang dia lakukan bertahun-tahun... kemudian terbukti lalu mereka amalkan. Maka begitulah kita lihat bagaimana mereka begitu ekspresif dalam mengungkapkan rasa cinta mereka pada pasangannya, pada anak-anaknya...

Mereka bilang "i love you, darling, honey..."dalam percakapan harian mereka ketika mereka berinteraksi dengan orang-orang yang mereka cintai. Di manapun mereka berada.

Ya budaya, akhirnya kita mengenal hal tersebut adalah budaya mereka, budaya orang-orang barat...

Maka karena kita indonesianische yang berbudaya timur yang "kemalu-maluan" kita anggap hal tersebut tidak etis, tidak sopan.

Karena kita sudah menjadi "istri", "suami", "ayah", "ibu"... maka kita udah enggak pantes ngomong begitu... "kayak anak remaja saja"

Ya, coba aja kita liat para remaja yang berpacaran, mereka akan mengekspresikan cintanya pada pacarnya dengan "berhoney-honey" kalo menyapa pacarnya. Karena mereka pikir... itu kata ajaib yang bisa mengikat cinta mereka. Dan... gaya! Modern dong... jangan malu-malu... kuno!

Padahal, beribu-ribu tahun yang lalu Rasulullah saw telah mengatakan, kepada kita untuk ekspresif dalam mengungkapkan perasaan kita. Jika kita mencintai, menyayangi saudara kita, "...hendaklah ia mengatakan rasa cintanya kepadanya"

Dalam hadits lain:
"Dari Anas, seseorang berada di sisi Rasulullah SAW, lalu salah seorang sahabat melewatinya. Orang yang berada di sisi Rasulullah SAW tersebut mengatakan, "Aku mencintai dia ya RAsulullah", lalu NAbi bersabda, "Apakah kamu sudah memberitahukan dia? Orang itu menjawab: "Belum". Kemudian Rasulullah SAW menjawab, "Beritahukan kepadanya". Lalu orang tersebut memberitahukannya dan berkata: "Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah Kemudianorang yang dicintai itu menjawab: "Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya". (HR Abu Dawud)

Kepada saudara saja kita disunnahkan untuk mengatakannya (sebagai salah satu cara untuk mempererat ruh dalam berukhuwwah), apalagi seorang suami/istri kepada pasangannya yang lebih dari "sekadar" saudara seiman.

Mengapa kita harus malu mengatakannya, sementara Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk mengatakannya. Katakanlah hal tersebut sebagai hak pasangan kita. Tentu suami/istri akan merasa dirinya lebih bermakna jika kita memanggilnya dengan sayang... di manapun kita berada. Tidak ada larangan suami/istri menyapa dengan sebutan yang mesra di hadapan orang lain.

Orang yang hubungannya belum halal saja (berpacaran) berani... mengapa kita malu, padahal kita ungkapkan kepada suami/istri kita yang sudah halal. Jangankan bilang "sayang" lebih dari itupun malah jadi bernilai ibadah.

Kenapa harus malu menyapa sayang untuk suami/istri sendiri... Rasa malu itu harus muncul jika kita melakukan kemaksiyatan. Ungkapkanlah rasa sayang dan cinta dengan penuh rasa bangga... hal tersebut adalah salah satu ladang ibadah kita. Ladang ibadah suami kepada istrinya dan sebaliknya.

Ekspresi dalam mengungkapkan rasa cinta adalah budaya Islam. Perintah Allah dan RAsul-Nya.

Mencintai dan ingin dicintai adalah fitrah yang Allah berikan kepada hambaNya...

Jadi mengapa kita malu mengatakannya pada pasangan kita?

Wallahu a'lam bish shawwab
Penulis: Ike Trilitadewi

14.12.10

Negeri Kaya Raya, Warga Terlunta-lunta

Selasa, 14/12/2010 07:47 WIB | email | print | share
 


Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. As-Syura [42] : 30).

Sampai 2009 konon Freeport sudah berhasil mengeruk lebih dari 7 juta ton tembaga dan sekitar 725 juta ton emas. Harganya setara dengan Rp 290.000.000 triliun.

Bila belanja Negara (Indonesia) per tahun sekitar Rp 1.000 triliun, maka dari hasil emas Papua itu saja (belum yang lain-lain) sudah bisa memenuhi kebutuhan belanja negara selama 290.000 tahun alias 2.900 abad. Diperkirakan, hingga tahun 2041 masih terdapat cadangan tembaga sebanyak 18 juta ton, dan cadangan emas sekitar 1.430 ton.

Belum lagi kekayaan hutan dan laut. Namun kekayaan yang melimpah ruah itu semua kenyataannya berbeda dengan kondisi warga. Warga belum tentu tercukupi sandang-pangan-papan dan lapangan kerja. Sehingga, banyak yang mencari kerja ke luar negeri sebagai babu. Di negeri orang, ratusan ribu babu berasal dari negeri yang kekayaan alamnya melimpah ruah ini ada yang mendapat perlakuan tidak manusiawi disamping tidak memperoleh upah, sebagaimana terjadi pada Sumiati, Husna, Rohani, Kikim Komalasari dan sebagainya (lihat Derita Korban Kejahatan Pengiriman Babu-babu, nahimunkar.com, edisi December 1, 2010 10:14 pm).

Pepatah lama mengatakan: Ayam bertelur di lumbung padi, mati kelaparan. Kata-kata itu dulu hanya dianggap biasa, bahkan seakan mengada-ada, namun kini bagi yang arif dan tidak mati rasa tentu akan mampu menyerap maknanya bahwa itu adalah sindiran yang luar biasa terhadap keadaan yang aneh tapi nyata ini.
***

Beberapa waktu lalu sejumlah harian nasional mempublikasikan jalinan kerja sama antara PT Pertamina dengan Exxon Mobil Corporation untuk mengelola Blok Natuna Timur (sebelumnya bernama Blok Natuna D Alpha), yang memiliki kandungan gas alam terbesar di dunia. Yaitu, sebesar 222 triliun kaki kubik potensi gas alam senilai Rp 6.287,25 triliun.

Posisi Blok Natuna Timur yang ditemukan sejak 1973 ini, berada pada kilometer 225 sebelah timur laut Pulau Natuna. Sedangkan Pulau Natuna sendiri terletak di kilometer 600 sebelah timur laut Singapura dan di kilometer 1.100 sebelah utara Jakarta. Cadangan gas alam di sini diperkirakan dapat dieksplorasi selama 30 tahun ke depan. (Republika online edisi Sabtu, 04 Desember 2010)

Dalam hal ini, Pertamina merasa tidak dapat mengelola kekayaan alam itu sendirian, karena memerlukan investasi besar (sekitar 52 miliar dolar AS) dan membutuhkan penerapan teknologi tinggi. Sebelum akhirnya diputuskan Exxon Mobil Corporation dari Amerika Serikat sebagai mitra yang pas, ada tujuh peminat lain yang berasal dari berbagai negara, yaitu Shell (Belanda), Statoil (Norwegia), Total (Prancis), Chevron (Amerika), Eni SpA (Italia), China National Petrolium Corporation (Cina), Petronas (Malaysia).

Sebelum bernama Pertamina, perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia ini, pada awal berdirinya (sejak tanggal 10 Desember 1957) bernama PT PERMINA. Barulah pada tahun 1971 bernama PERTAMINA. Perusahaan ini didirikan dengan maksud untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. Sehingga, dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Sedangkan Exxon Mobil Corporation, didirikan sejak 1911 dengan nama EXXON. Barulah pada 30 November 1999, perusahaan penghasil dan pengecer minyak ini bernama EXXONMOBIL setelah terjadinya penggabungan antara Exxon dan Mobil. Penghasilan ExxonMobil pada tahun 2005 mencapai 371 milyar dolar Amerika, dengan jumlah karyawan di seluruh dunia mencapai 88.300 orang.

Di Indonesia, kehadiran ExxonMobil sudah lebih dari seratus tahun, khususnya dalam melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi ladang gas dan minyak di sini, terutama di Aceh, Sumatera Utara, dan Blok Cepu (Jawa Tengah dan Jawa Timur). Dalam upayanya itu, Exxon bekerja sama dengan PT Arun dan PT Pertamina. Di Blok Cepu cadangan minyak di kawasan ini diperkirakan mencapai lebih dari 600 juta barrel, dan kandungan gas alam yang signifikan. (Kompas, Selasa, 26 Januari 2010)

Selain memiliki kekayaan gas alam, Indonesia juga memiliki kekayaan lain berupa emas, tembaga, perak, molybdenum, rhenium. Kesemuanya berada di tanah Papua, dan dikelola oleh Freeport, sebuah perusahaan pertambangan asal Amerika Serikat dan penghasil emas terbesar di dunia.

Di Indonesia, khususnya di tanah Papua, Freeport melakukan eksplorasi di dua tempat, yaitu kawasan tambang Erstberg (sejak 1967) dan kawasan tambang Grasberg (sejak 1988). Selain itu, Freeport juga mengeksplorasi tembaga di kawasan Tembaga Pura, Kabupaten Mimika. Sampai 2009 konon Freeport sudah berhasil mengeruk lebih dari 7 juta ton tembaga dan sekitar 725 juta ton emas. Setara dengan Rp 290.000.000 triliun bila dikalikan dengan harga emas saat ni yang mencapai Rp 400.000 per gram (725.000.000.000.000.000 X 400.000 = 290.000.000.000.000.000.000). Bila belanja negara per tahun sekitar Rp 1.000 triliun, maka dari hasil emas Papua bisa memenuhi kebutuhan belanja negara selama 290.000 tahun. Diperkirakan, hingga tahun 2041 masih terdapat cadangan tembaga sebanyak 18 juta ton, dan cadangan emas sekitar 1.430 ton.

Belum lagi kekayaan hutan dan laut. Namun itu semua tidak membuat rakyatnya tercukupi sandang-pangan-papan dan lapangan kerja. Sehingga, banyak yang mencari kerja ke luar negeri sebagai babu. Di negeri orang, para babu ini ada yang mendapat perlakuan tidak manusiawi disamping tidak memperoleh upah, sebagaimana terjadi pada Sumiati, Husna, Rohani, Kikim Komalasari dan sebagainya (lihat Derita Korban Kejahatan Pengiriman Babu-babu, nahimunkar.com, edisi December 1, 2010 10:14 pm).

TKI Terlantar
Ada juga, yang dalam upayanya mencari kerja di negeri orang, mereka terlunta-lunta, terlantar, atau ditelantarkan oleh bangsanya sendiri yang bertindak sebagai penyalur tenaga kerja, meski sudah membayar sejumlah rupiah dalam jumlah yang sangat besar untuk ukuran rakyat biasa. Sebagaimana pernah terjadi pada Ardi alias Ardi Rumekso alias Ardi Spanyol, warga Jalan Jatiluhur RT 001 RW 005 no. 297, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kodya Semarang, Jawa Tengah.

Pada suatu hari, 15 September 2007, Ardi mendapat informasi tentang adanya peluang bekerja di luar negeri melalui perusahaan pengerah tenaga kerja Anugerah Presidian. Nama Anugerah Presidian diambil dari nama salah satu anak Pak Koesno, mantan pejabat Depnaker Semarang, yang ketika masih aktif berdinas, konon ia mengurus penempatan tenaga kerja Indonesia untuk magang kerja ke Jepang. Selain itu, Koesno juga dikenal sebagai salah satu tenaga pengajar di sebuah perguruan tinggi.

Dorongan ingin memperbaiki taraf hidup, dan tumbuhnya kepercayaan kepada sosok Koesno di atas, membuat Ardi tidak ragu-ragu mentransfer sejumlah uang, agar ia bisa ditempatkan di luar negeri untuk bekerja dengan penghasilan yang diharapkannya tinggi. Maka, pada tanggal 24 September 2007 Ardi pun mentransfer uang pembayaran via BNI sebesar Rp 40 juta ke rekening Anugerah Presidian di Bank Mandiri.

Sekitar dua belas hari kemudian (06 Oktober 2007), Ardi melakukan pembayaran lagi untuk keperluan notaris. Hampir sebulan kemudian (tanggal 05 November 2007), Ardi kembali menstransfer uang sebesar Rp 20 juta ke sebuah rekening bernomor 135.000517 6530. Meski demikian, Ardi baru diberangkatkan pada 24 Maret 2008 menuju Prancis. Ia dan Kasmuri tiba di Prancis pada tanggal 25 Maret 2008. Sehari kemudian, tanggal 26 Maret 2008, Ardi dan Kasmuri sudah tiba di Spanyol.

Harapan mendapatkan pekerjaan yang layak, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup, buyar sudah. Kondisi hidup di Spanyol justru lebih buruk dibanding saat ia masih berada di tanah air. Ardi dan Kasmuri ditempatkan di sebuah penampungan di Caspe, sekitar 100 kilometer arah timur dari provinsi Zaragoza, Spanyol.

Di Caspe ini Ardi dan kasmuri ditampung di garasi. Di tempat ini semua aktivitas seperti makan, mandi, mencuci dan menjemur pakain, serta memasak dilakukan. Di garasi ini terdapat 15 orang asal Indoneisa, termasuk Ardi dan Kasmuri, hidup berdesakan tanpa penghangat. Bahkan, perlengkapan tidur pun tidak disediakan, sehingga Ardi dan Kasmuri harus mengais-ngais dari tempat sampah. Urusan makan juga bermasalah. Sehari hanya diberi makan dua kali, itu pun sering terlambat. Bahkan, kadang makanan tak tersedia, sehingga Ardi dan kawan-kawan harus ngemis-ngemis bahan makanan kepada orang Spanyol, atau mencuri-curi di kebun dan mencari sisa-sisa makanan orang Spanyol.

Tak tahan berada dalam kondisi di bawah garis kemanusiaan, akhirnya Ardi dan Kasmuri memutuskan untuk kembali ke tanah air. Tanggal 15 Mei 2008, Ardi dan kasmuri akhirnya bisa pulang ke Indonesia, berkat perjuangan keluarga di tanah air. Sekitar jam 10:25 waktu setempat, Ardi dan kasmuri bertolak dari bandara Spanyol dengan penerbangan SQ377. Keesokan harinya, tanggal 16 Mei 2008, mereka tiba di Singapura sekitar pukul 07:35 pagi, dan pada pukul 09:25 wib mereka sudah mendarat di Jakarta dengan SQ 954.

Ardi menyimpulkan, praktik yang dilakukan Koesno dan anak-anaknya adalah penipuan dan pelecehan terhadap bangsa sendiri. Sebelum berangkat, Ardi dijanjikan mendapat handphone dan uang saku 500 Euro. Itu semua merupakan paket yang layak diterimanya setelah membayar biaya sebesar Rp 60 juta lebih. Ternyata, janji itu palsu. Ardi sama sekali tidak dibekali handphone, bahkan uang saku yang ia terima hanya sebesar 250 Euro, itu pun setelah Ardi ngotot.

Begitu juga dengan masalah penginapan, yang dijanjikan gratis, ternyata diharuskan membayar sebesar 80 Euro setiap bulannya. Masih ditambah biaya makan sebesar 1 Euro per hari untuk dua kali makan saja. Bila sudah mendapatkan pekerjaan, dikenai biaya sebesar 5 Euro (ongkos transport) per hari. Masih ada lagi. Bagi yang sudah bekerja, dikenakan biaya sewa papael (surat kerja resmi) sebesar 3 Euro per hari. Padahal, para pekerja tidak selalu mendapat upah. Ada kalanya meski sudah bekerja selama dua minggu, upah yang seharusnya dibayarkan sama sekali tidak diterima. Dokumen keimigrasian seperti paspor juga tidak diurus. Begitu juga dengan surat kesehatan dan dokumen lainnya, tidak gratis tetapi dikenakan biaya sebesar 100 Euro.

Ardi adalah salah satu rakyat Indonesia yang kaya. Namun ia harus mengais rezeki di negeri orang. Itu pun tidak berhasil, meski ia sudah keluar modal sebanyak Rp 60 juta lebih. Ia tidak dianiaya oleh majikannya yang orang asing, tetapi ditipu oleh bangsanya sendiri. Bagaimana bangsa lain mau menghargai bangsa Indonesia, bila orang semacam Ardi tidak dihargai oleh bangsanya sendiri, bahkan diperlakukan lebih rendah dari pembantu.

Nasib serupa Ardi juga dialami Winanto (24 tahun), warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Uang yang disetorkan Winanto untuk bisa bekerja di Malaysia, tidak sebesar Ardi, tetapi ‘hanya’ Rp 4,5 juta saja. Uang sebanyak itu ia setorkan pada bulan Mei 2008 kepada M (38 tahun) warga Desa Blemben, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang selama ini dikenal sebagai calo TKI.

Kepada Winanto, sang calo TKI menjanjikan akan memberangkatkan Winanto dengan pesawat udara ke Malaysia. Ternyata, pada Juni 2008 Winanto dan lima calon tenaga kerja asal Ponorogo lainnya, diberangkatkan ke Dumai (Kepulauan Riau) dengan bus antar kota. Di Dumai, Winanto dan kawan-kawan ditempatkan di sebuah ruko, dan ditelantarkan, tanpa ada kejelasan kapan akan berangkat ke Malaysia. Selama dua minggu lebih tanpa ada kejelasan. Tiba-tiba, calo TKI berinisial I meminta uang sebesar Rp 2 juta per orang dengan alasan untuk membeli tiket kapal laut menuju Malaysia. Konon, sang calo di Dumai ini sama sekali tidak menerima uang dari M (calo TKI asal Ponorogo).

Winanto tak punya uang sebanyak itu. Akhirnya ia berhasil menghubungi kerabatnya di Pekanbaru, minta bantuan dana agar bisa kembali ke Madiun. Pertengahan Agustus 2008 Winanto berhasil kembali ke kampung halamannya. Peristiwa tersebut ia laporkan ke Polwil Madiun.

Nasib Winanto masih lebih beruntung, bila dibandingkan dengan nasib Sri Harini asal Kendal, Jawa Tengah. Gadis kelahiran tahun 1983 ini sudah bekerja sejak September 2006 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Pada pertengahan September 2008, keluarga sang majikan mengajak Sri berlibur ke Muenchen, Jerman. Ternyata, upaya itu bagian dari rencana sang majikan menelantarkan Sri Harini. Ketika sedang asyik berbelanja di pusat perbelanjaan tiba-tiba mereka meninggalkan Sri begitu saja.

Sri Harini ditinggalkan begitu saja di Jerman, tanpa uang dan tanpa dokumen. Sang majikan yang tergolong kasar, mudah marah, dan emosional untuk hal-hal sepele, menyimpan dokumen keimigrasian Sri Harini.

Berada di negeri asing tanpa uang dan dokumen, membuat Sri hanya bisa menangis, dan menangis, sampai akhirnya ia ditolong laki-laki budiman bernama Shafiq, warga Jerman keturunan Turki. Selama dua bulan Sri ikut membantu dua toko yang dimiliki Shafiq. Sementara itu Shafiq berusaha terus mencari nomor telepon kantor perwakilan RI yang bisa dihubungi. Akhirnya, Sri mendapat pertolongan dari Konjen RI di Frankfurt.

Dari Grobogan, Jawa Tengah, pernah terbetik kabar tentang tujuh calon tenaga kerja Indonesia yang ditelantarkan meski sudah menyetorkan uang puluhan juta ke perusahan pengerah tenaga kerja PT Avco Jaya Manunggal, yang sejak dua setengah tahun sebelumnya berjanji akan memberangkatkan mereka paling lambat Desember 2009 ke Korea, namun hingga pertengahan Januari 2010 tak kunjung terlaksana.

Ketujuh calon TKI ini adalah Pujianto (29 tahun), telah menyerahkan uang sebesar Rp 22,5 juta. Purnami (36 tahun), warga Desa Gundi, Godong, telah menyerahkan uang sebesar Rp 21 juta. Sumini (32 tahun), warga Desa Rajek, Godong, telah menyerahkan uang sebesar Rp 22,5 juta. Sri Wahyuni (31 tahun), warga Desa Bugel, Godong, telah menyerahkan uang sebesar Rp 28 juta.

Lainnya, yaitu Nuryanto (25 tahun) warga Desa Nambuhan, Purwodadi, telah menyerahkan uang sebesar Rp 21,5 juta. Sedangkan Juni (29 tahun) warga Jatisono, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, telah menyerahkan uang sebesar Rp 24,5 juta. Yang paling banyak menyetor uang adalah, Kartini (30 tahun), warga Desa Werdoyo, Kecamatan Kebongagung, Kabupaten Demak, sudah menyerahkan uang senilai Rp 35 juta.

PT Avco Jaya Manunggal yang berkantor di Dusun Deresan, Desa Beringin, Kecamatan Godong ini untuk meyakinkan korbannya, membekali mereka dengan sejumlah pendidikan, setelah korban menyetor uang dalam jumlah banyak.

Nasib Serli, TKI asal NTT lain lagi. Serli sudah sejak tahun 2007 lalu bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga di Malaysia. Setiap hari Serli harus bekerja dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB dini hari tanpa istirahat, dan hanya diberi makan 2 kali sehari, dengan makan malam berupa mie instan, dan tidak dibayarkan gajinya sejak awal bekerja. Selain itu, Serli kerap disiksa serta dipukuli majikannya.

Pada April 2010, majikannya mengirm Serli pulang, tanpa alasan yang jelas. Serli hanya dibekali uang sebesar Rp 1 juta, dan disuruh naik pesawat jurusan Padang. Di Padang, Serli terlantar. Akhrnya ia dipulangkan oleh Disnakertrans Sumatera Barat dan LSM Nurani Perempuan ke kampung halamannya pada 4 Mei 2010.

Bila Serli terlantar di Padang, Sumatera Barat, yang masih bagian dari negerinya sendiri, nasib yang lebih pahit dialami Jumiati (26 tahun), tenaga kerja asal Desa Larangan, Kecamatan Larangan, Brebes, Jawa Tengah. Ia ditelantarkan di Sri Langka, setelah sebelumnya menjadi korban kekerasan majikannya saat bekerja di Arab Saudi.

Jumiati berangkat ke Riyadh, Arab Saudi pada 9 November 2009. Karena tak tahan diperlakukan majikannya, Jumiati akhirnya kabur ke KBRI di Arab Saudi. Gaji dua bulan Jumiati habis digunakan untuk mengurus permasalahannya. Namun, Jumiati justru dikembalikan ke majikannya oleh pihak KBRI dan agensi yang mengirimnya kerja ke Riyadh.

Sekitar Juli 2010, sang majikan berkunjung ke rumah adiknya di Sri Langka. Jumiati dibawa serta, kemudian dipekerjakan untuk merawat anak adik sang majikan yang masih bayi. Di sinilah Jumiati terlantar. Ia ingin pulang karena kondisinya sakit-sakitan, sebagaimana diceritakan Nurcholis (30 tahun) suami Jumiati.

Kasus TKI terlantar akibat ditipu tekong (calo) dialami oleh Mita Marwati (30 tahun) asal Semarang dan Salmi (45 tahun) TKW asal Boyoli Jawa Tengah. Mita dijanjikan bekerja di sebuah perusahaan di Malaysia dengan gaji 600 ringgit per bulan ditambah tips dan bonus tiap hari. Ternyata, setelah membayar sejumlah uang, Mita hanya sampai di tempat penampungan di pantai impian, Tanjungpinang. Selama berada di penampungan singgah, Mita dua kali dipukul Asni salah seorang tekong yang menampungnya. Beruntung Mita bisa meloloskan diri hingga sampai di rumah singgah Engku Putri Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.

Hampir sama dengan Mita, Salmi mengaku ditipu tekong dengan cara ditinggalkan di atas kapal Bukit Raya, sesaat setelah tiba di pelabuhan Kijang-Bintan. Sebelumnya, Salmi mengaku dijanjikan akan dipekerjakan di luar negeri dengan gaji Rp 1,5 juta per bulan. Untuk itu, Salmi dimintai uang Rp 1 juta. Sebelum sampai di rumah singgah Engku Putri, Salmi sempat tidur selama berhari-hari di pelabuhan Kijang, kadang di semak atau di gubuk yang ditemuinya. Salmi akhirnya ditolong seorang tukang ojek setelah sebelumnya berjalan bebeberapa hari tanpa tujuan. Oleh tukang ojek, Salmi diantar ke kantor polisi di Kijang. Polisi kemudian merujuk Salmi ke rumah singgah Engku Putri.

Akhirnya, Mita dan Salmi pada tanggal 04 Oktober 2010 dipulangkan ke kampung halaman masing-masing, setelah pihak pengelola rumah singgah Engku Putri menghubungi Pemda Jawa Tengah.

Seharusnya, rakyat Indonesia tidak perlu sampai repot-repot mencari kerja ke luar negeri, karena dengan kekayaan alamnya yang sedemikian melimpah, bila dikelola dengan baik mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar rakyatnya. Dengan kekayaan alam yang melimpah, kesejahteraan rakyat dapat dijamin berada pada tingkatan yang membanggakan.

Fakta tentang kekayaan alam Indonesia yang melimpah berhadapan dengan fakta tentang rakyatnya yang harus cari kerja ke luar negeri, menunjukkan bahwa keberkahan telah sedemikian jauh dari bangsa kita. Mungkin, karena syari’at Islam yang seharusnya dijadikan landasan hidup berbangsa dan bernegara hanya dijadikan komoditas politik semata.

Itu semua salah siapa?
Jawabannya adalah benarlah firman Allah Ta’ala,
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. As-Syura [42] : 30).

Wujud kesalahan itu di antaranya apa?
Ini jawabannya:
Dari Abdullah bin Umar, ia berkata, Rasulullah saw menghadapi kami lalu bersabda: Wahai orang-orang Muhajirin, lima perkara jika kamu ditimpa lima perkara ini (maka keadaanmu mengalami bermacam-macam adzab) aku mohon kepada Allah agar kamu tidak mendapatinya.

(1) tidaklah perbuatan keji (zina) yang dilakukan secara nampak hingga terang-terangan di suatu kaum kecuali akan tersebar wabah penyakit tho’un dan penyakit-penyakit lainnya yang tidak ada pada orang-orang terdahulu mereka yang telah lalu.
(2) tidaklah orang-orang mengurangi takaran dan timbangan kecuali mereka akan disiksa dengan paceklik, sulitnya (bahan) kebutuhan, dan dhalimnya penguasa atas mereka.
(3) tidaklah mereka menahan zakat harta mereka kecuali akan ditahan pula untuk mereka hujandari langit, dan seandainya bukan karena (adanya) hewan-hewan maka mereka (manusia tak bayar zakat harta itu) tidak dihujani.
(4) dan tidaklah orang-orang membatalkan janji Allah dan janji Rasul-Nya kecuali Allah akan menjadikan musuh dari selain mereka (yakni orang-orang kafir) maka mereka (musuh) itu mengambil sebagian apa yang ada di tangan mereka (pembatal janji itu).
(5) dan selagi pemimpin-pemimpin (pemerintahan, bangsa, masyarakat) mereka tidak berhukum dengan kitab Allah, dan mereka memilih-milih dari apa yang diturunkan Allah (maka tiada lain) kecuali Allah menjadikan keganasan satu sama lain di antara mereka. (HR Ibnu Majah no 4019, hasan menurut Al-Albani dalam As-Silisilah As-Shohihah 106/ 4009).

Bagaimana mau tidak diadzab dengan aneka derita, semua dari lima keburukan itu sudah dilanggar seluruhnya. Zina bukan lagi terang-terangan, malah dijadikan bisnis. Hingga Gubernur Jawa Timur memerintahkan agar pusat pelacuran di Surabaya ditutup saja walaikotanya padahal perempuan justru ngeyel menolak dengan alasan yang dibuat-buat. Itu belum masalah zina di seantero negeri dengan aneka kasusnya dari pembantu rumah tangga sampai tingkat aparat dan anggota dewan yang terhormat, apalagi artis, jangan dikata lagi!

Pembaca yang kami hormati, bagaimana zina telah dipersilakan di negeri ini, sampai seorang ibu pun ada yang mempersilakan anaknya yang masih umur 13 tahun untuk berzina. Nia Dinata, sineas (orang yang ahli tentang cara dan teknik pembuatan film) yang kerap mengangkat tema perempuan menyatakan kepada anaknya (ABG lelaki 13 tahun), untuk melakukan seks tidak harus pergi jauh-jauh dari Indonesia. Silakan kamu lakukan di Tanah Air tapi kamu harus tahu tentang bagaimana penyakit menular, HIV/AIDS dan lain sebagainya.

"Silakan kamu melakukan itu dengan pacarmu tapi dengan syarat sama-samamau. Tapi kamu tahu dulu tentang sex education. Tentunya, satu sama lainharus bisa bertanggung jawab atas perbuatannya," katanya. (okezone, ABG Impikan ke Belanda Demi Seks Bebas, Senin, 6 Desember 2010 - 08:51 wib)

Benarlah firman Allah Ta’ala dalam surat An-Nas, untuk berlindung kepada Allah dari bisikan syetan di dada-dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.

Nia Dinata juga dikenal membela pornografi dengan bukti gigihnya memprotes rancangan undang-undang anti pornografi. Pembelaannya terhadap pornografi itu dapat dibaca di (http://www.nahimunkar.com/cewek-cewek-penentang-uu-pornografi-buruk-muka-cermin-dibelah dapat juga dibaca di buku Pangkal Kekeliruan Golongan Sesat, oleh Hartono Ahmad jaiz dkk, Pustaka Nahi Munkar, Jakarta, 2009, hal 331-334).

Dan itu bukan hanya dalam hal bermaksiat, tetapi sudah sampai pada cara berfikir, sehingga ketika ada artis yang ditolak masyarakat ketika mau mencalonkan diri sebagai kepala daerah karena telah dikenal sebagai wanita yang berpenampilan seronok alias umbar aurat, tahu-tahu ada yang mengqiyaskannya dengan Nabi. Sama-sama semula ditolak warga, kata seorang artis yang dikenal sebagai pengacara.

Astaghfirulloh… Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ditolak karena mentauhidkan Allah, penolaknya itu orang-orang kafirin musyrikin yang memang benci kepada aturan Allah. Lha kalau artis seronok, ditolaknya itu karena mengumbar aurat alias pengusung maksiat, sedang yang menolaknya itu masyarakat yang justru taat kepada Allah. Itulah cara berfikir seorang pembela yang sangat dungu, menyamakan antara emas dengan kotoran manusia hanya karena sama-sama kuningnya.

Keburukan yang kedua, curang dalam takaran dan timbangan. Di mana di negeri ini yang orang-orangnya bersih dari itu. Dari penujual barang di pinggir jalan sampai di tempat yang mewah banyak sekali pelaku-pelaku curangnya. Penulis pernah naik taksi menuju ke satu pergedungan. Tukang taksi bertanya, Pak di gedung itu isinya yang paling banyak apa Pak?

Saya jawab, ya orang bekerja dan sebagainya.

Dia bantah dengan perkataan: Bukan Pak. Isinya paling banyak ya maling.

Astaghfirullah… tukang taksi itu masih saja ngoceh dan saya mengelus dada sambil senyum kecut.
Ketika isinya seperti itu, maka apabila yang memimpin negeri itu dhalim, maka sudah sesuai dengan hadits tersebut. Ini bukan menjustifikasi pemimpin yang dhalim, ini hanya analisis kenyataan.

Keburukan lainnya, membatalkan janji Allah dan janji Rasul-Nya, sudah tidak dapat dihitung lagi. Mulutnya bersyahadat, bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang haq disembah selain Allah; namun betapa banyaknya orang yang rajin meminta-minta mengenai nasib hidupnya ke dukun, ke isi kubur –malahan dipimpin oleh orang-orang bersorban atau perempuan berjilbab rapat dan perginya itu dengan istilah yang seolah Islami, yakni tour ziarah, tour religi dan sebagainya. Kesesatan tentang ini dapat dibaca di buku Pendangkalan Akidah Berkedok Ziarah. Di samping itu juga banyak yang berdoa atau menyembah, atau minta berkah atau minta dihindarkan dari mala petaka ke batu, gunung, laut, bahkan kerbau dan sebagainya dengan aneka upacara dan cara. Aneka kemusyrikan pun merajalela. Tidak dapat dihitung lagi, dan itu sering justru disponsori penguasa. Itu berarti membatalkan janji Allah dengan dipimpin oleh penguasa setempat.

Juga membatalkan janji Rasul, untuk mengikuti Rasul dalam ibadah kepada Allah, tetapi betapa banyaknya bid’ah-bid’ah yang mereka buat. Ada shalawat bikinan yang tidak disyari’atkan seperti apa yang disebut Shalawat Nariyah. Shalawat Nariyah telah dikenal oleh banyak orang. Mereka beranggapan, barangsiapa membacanya sebanyak 4.444 kali dengan niat agar kesusahan dihilangkan, niscaya akan terpenuhi.

Ini adalah anggapan batil yang tidak berdasar sama sekali. Apalagi jika kita mengetahui lafadh bacaannya, serta kandungan syirik yang ada di dalamnya. Mengandung kemusyrikan menurut Syaikh Jamil Zainu, karena ada lafal

…Muhammad, yang dengan beliau terurai segala ikatan, hilang segala kesedihan, dipenuhi segala kebutuhan,…

Bagaimana mungkin Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam akan rela, jika dikatakan bahwa beliau kuasa menguraikan segala ikatan dan menghilangkan segala kesedihan. Padahal Al-Qur’an menyeru kepada beliau untuk memaklumkan:
“Katakanlah, ‘Aku tidak kuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’raf [7]: 188) (Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, Minhajul Firqah An-Najiyah wat Thaifah Al-Manshurah, diterjemahkan Ainul Haris Umar Arifin Thayib Lc, Jalan Golongan Selamat, Darul Haq, Jakarta, cet. I, 1419 H, hlm. 173-176. Lihat pula di buku Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, cetakan 7, 2004M, halaman 266-268).

Ada juga shalat bikinan yang tidak disyari’atkan seperti shalat Raghaib di awal bulan Rajab, dan ada juga perayaan-perayaan atau upacara-upacara bikinan atas nama agama yang tidak disyari’atkan. Itu yang mereka semarakkan dan dibela mati-matian. Padahal sudah ada ancaman dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang nabi yang diutus oleh Allah pada suatu umat sebelumnya melainkan dia memiliki pembela dan sahabat yang memegang teguh sunnah-sunnah dan mengikuti perintah-perintahnya, kemudian datanglah setelah mereka suatu kaum yang mengatakan sesuatu yang tidak mereka lakukan, dan melakukan sesuatu yang tidak diperintahkan. Barangsiapa yang berjihad dengan tangan melawan mereka maka dia seorang mukmin, barangsiapa yang berjihad dengan lisan melawan mereka maka dia seorang mukmin, barangsiapa yang berjihad dengan hati melawan mereka maka dia seorang mukmin, dan setelah itu tidak ada keimanan sebiji sawi." (Hadits Shahih Riwayat Muslim, No. 71)

Ketika negerinya kaya raya, penduduknya adalah Ummat Islam yang jumlahnya terbesar se-dunia, tetapi ternyata hidupnya tidak berkah, maka tentu ada yang salah. Kesalahannya tidak jauh dari apa yang sudah dituturkan dalam ayat dan Hadits.

Yaitu masyarakat yang curang, membatalkan janji Allah dan janji Rasul-Nya, mengatakan apa-apa yang tidak mereka kerjakan (pidatonya dan ucapannya bagus-bagus, tetapi pelaksanaannya nol besar atau bahkan sebaliknya, misalnya. Ucapannya melarang kemusyrikan dan bid’ah tetapi lakonnya penuh dengan keburukan sampai yang menyerempet itu, misalnya.) dan mereka mengerjakan apa-apa yang tidak diperintahkan. Misalnya tidak ada perintah untuk merayakan ini dan itu tetapi mereka rayakan. Tidak ada suruhan untuk upacara ini dan itu (mengenai orang mati, misalnya) tetapi mereka adakan upacara ini dan itu.

Bahkan kadang mereka bela mati-matian, malahan ormas terbesar atas nama Islam pun di barisan depan dalam membela yang tidak diperintahkan itu.

Lha kalau kenyataannya seperti itu, ya wajar. Negerinya kaya raya, warganya terlunta-lunta. Salah siapa?

Ya salah para ulamanya, pemimpinnya, tokohnya, pendidiknya (bahkan atas nama pendidikan Tinggi Islam tetapi isinya menyesatkan –baca buku Ada Pemurtadan di IAIN), dan kesalahan mereka itu menyeret Ummat dan warganya. Akibatnya Allah menjadikan musuh dari selain mereka (yakni orang-orang kafir) maka mereka (musuh) itu mengambil sebagian apa yang ada di tangan mereka (pembatal janji itu).

Dalam hal yang sudah diketahui secara umum, apa yang disebut “kerjasama” pengelolaan bahan-bahan tambang: emas, tembaga, minyak bumi, gas alam dan sebagainya di mana-mana itu adalah ungkapan eufemisme dari isi hadits tersebut. Yaitu orang kafir yang sejatinya adalah musuh mengambil sebagian apa yang ada di tangan Muslimin yang membatalkan janji Allah dan janji Rasul.

Dalam kasus Indonesia, yang diambil oleh kafir musuh itu justru bukan sekadar sebagian, tetapi ada yang menyebutnya bagian terbesar. Akibatnya, untuk menutupi kebutuhan Negara maka warga lah yang diperas dengan apa yang disebut pajak, yang tampaknya semakin menggila, hingga kini sudah dirancang, sampai orang yang makan di warteg (warung tegal) yakni warung kelas rakyat saja akan dipungut pajak.

Bahasa gampangnya, kekayaan yang melimpah itu direlakan untuk orang-orang kafir yang dalam hadits disebut musuh, sedang anak sendiri diperas habis-habisan. Padahal kekayaan yang melimpah itu sebagaimana di awal tulisan ini dari satu sumbernya saja hitungannya sudah mencukupi anggaran Negara selama 2.900 abad. Tetapi justru yang dikeruk adalah apa-apa yang ada di tangan warga, dengan cara memungut pajak.

Perlu diketahui, 70 persen penerimaan negara berasal dari pajak, yang petugasnya adalah para pegawai pajak yang total jumlah karyawan Ditjen Pajak seluruh Indonesia sebanyak 32 ribu orang.

Padahal harta orang Muslim itu dilindungi, makanya pemungut pajak itu sangat diancam dalam Islam.

Dalam sebuah hadits yang shahih Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak halal harta seseorang muslim kecuali dengan kerelaan dari pemiliknya.”

Adapun dalil secara khusus, ada beberapa hadits yang menjelaskan keharaman pajak dan ancaman bagi para penariknya, di antaranya bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya pelaku/pemungut pajak (diadzab) di neraka.” [HR Ahmad 4/109, Abu Dawud kitab Al-Imarah : 7]

Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dan beliau berkata, ”Sanadnya bagus, para perawinya adalah perawi (yang dipakai oleh) Bukhari-Muslim, kecuali Ibnu Lahi’ah; kendati demikian, hadits ini shahih karena yang meriwayatkan dari Abu Lahi’ah adalah Qutaibah bin Sa’id Al-Mishri”.

Dan hadits tersebut dikuatkan oleh hadits lain, seperti.
“Dari Abu Khair Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata ; “Maslamah bin Makhlad (gubernur di negeri Mesir saat itu) menawarkankan tugas penarikan pajak kepada Ruwafi bin Tsabit Radhiyallahu ‘anhu, maka ia berkata : ‘Sesungguhnya para penarik/pemungut pajak (diadzab) di neraka.” (HR Ahmad 4/143, Abu Dawud 2930)

Berkata Syaikh Al-Albani rahimahullah, “(Karena telah jelas keabsahan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Lahi’ah dari Qutaibah) maka aku tetapkan untuk memindahkan hadits ini dari kitab Dha’if Al-Jami’ah Ash-Shaghir kepada kitab Shahih Al-Jami, dan dari kitab Dha’if At-Targhib kepada kitab Shahih At-Targhib.”

Hadits-hadits yang semakna juga dishahihkan oleh Dr Rabi Al-Madkhali hafidzahulllah dalam kitabnya, Al-Awashim wal Qawashim hal. 45. (lihat Pajak dalam Islam (Nasehat untuk Para Pemungut Pajak) Oleh: Abu Ibrahim Muhammad Ali, Majalah Al-Furqon, Edisi I, Tahun VI/Sya'ban 1427/2006.) nahimunkar.com, April 8, 2010 3:43 am, http://www.nahimunkar.com/pajak-dalam-islam.

Setelah jelas duduk soalnya, bahwa semua kesengsaraan di negeri yang kaya raya itu akibat kejahatan manusia itu sendiri, mungkin masih ada pertanyaan: kenapa yang kena sengasaranya kok hanya yang kecil-kecil? Sedang yang gede-gede justru makin senang dan kenyang?

Hal itu ada penjelasan, orang-orang jahat atau aqidahnya rusak tidak diadzab padahal jelas jahat. Karena di lingkungannya ada orang-orang yang beristighfar, minta ampun kepada Allah Ta’ala.
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun [*] (QS. Al-Anfal [8]: 33).

[*]. Di antara mufassirin mengartikan yastagfiruuna dengan bertaubat dan ada pula yang mengartikan bahwa di antara orang-orang kafir itu ada orang muslim yang minta ampun kepada Allah.

Dari sisi lain, orang jahat pun ada yang justru sukses dalam kejahatannya. Itulah yang disebut istidraj.
Ada keterangannya dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Dari Uqbah bin Amir dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Jika kalian melihat Allah memberikan dunia kepada seorang hamba pelaku maksiat dengan sesuatu yang ia sukai, maka sesungguhnya itu hanyalah merupakan istidraj." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membacakan ayat: '(Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang Telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa) '. (QS. Al An'am [6] : 44). (HR Ahmad No. 16673 , komentar Syu’aib al-Arnauth: hadits hasan, dan riwayat At-Thabrani dan Al-Baihaqi).

Semoga hal ini menjadi peringatan bagi kita semua. Amien ya Rabbal ‘alamien.

*Hartono Ahmad Jaiz dan Hamzah Tede adalah penulis buku Pendangkalan Akidah Berkedok Ziarah.

12.12.10

Wikileaks, Picu "Perang Abad 21"

Sabtu, 11/12/2010 18:25 WIB | email | print | share
 

Masyarakat dunia memasuki era perang baru menyusul pembublikasian ribuan dokumen rahasia milik pemerintah AS oleh situs Wikileaks. Perang baru ini cuma mengandalkan kecerdasan dan kecanggihan teknologi karena perang baru ini berlangsung di dunia maya.

Para aktivis di dunia maya yang mendukung Wikileaks mulai melancarkan "perang abad 21" melawan mereka yang dianggap sebagai pihak yang menghalang-halangi dan mencoba membungkam Wikileaks, seperti Mastercard, PayPal, Visa dan sebuah bank di Swiss yang menyatakan memblokir aset milik Wikileaks yang diterima lewat donasi para simpatisan situs pembocor rahasia itu, termasuk Amazon yang melarang Wikileaks menggunakan server milik perusahaan itu.

Untuk membalas tindakan perusahaan-perusahaan itu, para aktivis dunia maya pendukung Wikileaks membentuk sebuah kelompok yang diberi nama Anonymous. Kelompok ini melancarkan serangan DDoS (denial of service) ke komputer-komputer milik perusahaan-perusahaan kartu kredit yang membekukan aset Wikileaks. Kelompok tersebut menamakan serangan mereka "Operation Avenge Assange", mengambil nama belakang bos Wikileaks Julian Assange.

Kelompok Anonymous menggunakan situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter untuk mengkordinir serangan ke situs-situs milik entitas yang dinilai berusaha membungkam Wikileaks. Akibatnya, Facebook dan Twitter memblokir akun milik kelompok tersebut.

Wartawan dan pakar teknologi Kevin Anderson pada Aljazeera mengatakan, perang dunia maya ini melibatkan para pendukung dan penentang Wikileaks dan sudah berlansung dalam beberapa minggu terakhir. "Ini perang antara kucing dan tikus," kata Anderson.

Sementara itu di Belanda, seorang remaja berusia 16 tahun ditangkap karena mengaku telah melakukan serangan ke situs Visa dan Master Card karena kedua perusahaan kartu kredit itu memblokir donasi untuk Wikileaks.

Perang di dunia maya ini ternyata efektif untuk memukul "musuh-musuh" Wikileaks. Perusahaan-perusahaan yang situsnya diserang, berpotensi mengalami kerugian besar. "Ini membuktikan adanya kekuatan yang berada di ujung jari manusia, bahwa dunia internet sangat rawan dan sangat beresiko tinggi," kata John Walker dari Secure Bastion, sebuah perusahaan keamanan internet.

"Pasukan" pendukung Wikileaks melakukan serangan dengan menggunakan program DDoS atau yang diistilahkan dengan "botnets", yaitu membombardir situs-situs sasaran dengan "permintaan informasi" sehingga membebani situs dan akibatnya sulit diakses.

Para penyerang bisa melancarkan serangannya dari komputer pribadi dengan mengunduh piranti lunak yang disediakan Anonymous. Sampai hari Rabu kemarin, piranti lunak itu sudah diunduh sebanyak 6.000 kali.
Pakar strategi keamanan dari lembaga Imperva, Noa Bar Yosef menyebut situasi ini sebagai "episode yang menimbulkan efek bola salju. "Makin mendapatkan perhatian, makin banyak orang yang bersedia menjadi sukarelawan untuk melakukan serangan 'botnet'," ujarnya.

Di sisi lain, pihak Wikileaks sendiri menyatakan bahwa situs mereka juga sudah beberapa kali menjadi target serangan yang memaksa situs tersebut membuka domain baru. (ln/aljz)

Agar al-Quran Mampu Menjadi Resep Mengelola Kerumitan Hidup

 Al-Quran akan menjadi penggugat kita di hadapan Allah SWT (hujjatu ‘alaina) manakala tidak diamalkan isinya.
oleh: Shalih Hasyim

Al-Quran tidak cukup dibaca saja. Sekalipun membaca saja memperoleh pahala, dihitung setiap hurufnya. al-Quran akan menjadi penggugat kita di hadapan Allah SWT (hujjatu ‘alaina) manakala tidak diamalkan isinya. Membaca al-Quran harus dibarengi dengan memahami maknanya dan mengamalkannya dalam segala aspek kehidupan. Agar lahir kehidupan pribadi yang berkualitas secara lahir dan batin, keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, masyarakat yang diberkahi, negara yang aman, beberapa negara yang makmur, penuh ampunan Tuhan.
Namun realitasnya kini, umat Islam tidak mensyukuri nikmat al-Quran. Kitab suci ini belum dijadikan resep untuk mengelola kerumitan kehidupan, tetapi sekedar dijadikan mantra, sehingga tidak berefek apa pun pada perubahan pola pikir, sudut pandang, orientasi dan perilaku kehidupan dalam skala individu, keluarga, bangsa dan negara.
Yang lebih ironis, sebagian umat Islam memandang al-Quran diturunkan untuk orang yang telah mati. Ketika hidup firman Allah SWT tersebut disimpan rapat-rapat di almari. Baru ketika meninggal, minta dibacakan orang lain. Sikap tersebut menggambarkan bahwa al-Quran hanya dijadikan mantra yang bernuansa mistik, tidak dijadikan resep dalam mengelola pasang surut (fluktuasi) kehidupan di dunia ini.
Perlakuan kita  terhadap al-Quran ini, mungkin menyebabkan krisis multidimensional yang bersifat mikro (‘azamat shughra) dan krisis global (‘azamat kubra).
    
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat ?" (QS. Thaha (20) : 124).

Maksud kehidupan yang sempit, adalah kehidupan yang didera/dibelit dengan berbagai persoalan dan tidak menemukan jalan keluarnya. Atau kehidupan yang serba cukup, dengan tersedianya makanan, pakaian dan tempat tinggal. Tetapi semua yang dimilikinya itu justru membuat lubang kehancurannya (istidraj). Sehingga dia tidak bisa memaknai dan menikmatinya. Adapula yang berpendapat, disempitkan liang lahatnya. Ketika meninggal, tempat peristirahatannya yang terakhir menolaknya, sekalipun sebelumnya lubang kuburnya telah diukur melebihi jasadnya.

Kiat Sukses Berinteraksi dengan Al-Quran
Untuk mengembalikan kita pada pola interaksi yang benar terhadap al-Quran, sehingga al-Quran kembali menjadi sumber kekuatan kita untuk membangun peradaban (iman dan islam), kiat-kiat berikut ini sangat perlu diwujudkan.

Pertama: Tilawah wa Tartil (selalu membaca dengan benar)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan secara lebih serius antara lain

•    Dengan membaca al-Quran secara berkesinambungan akan menambah iman kepada Allah SWT

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman [sempurna ] ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (QS. Al Anfal (8) : 2).

•    Mendatangkan petunjuk, menjadi obat berbagai penyakit di dalam dada, serta rahmat dan nasihat

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus (10) : 57).

•    Suka membaca indikator mutu keimanan seseorang

"Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya[tidak merubah dan mentakwilkan sesuka hatinya], mereka itu beriman kepadanya. dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang rugi." (QS. Al Baqarah (2) : 121).


•    Membaca secara tekun menambah kebaikan yang banyak, baik dalam keadaan miskin ataupun kaya

"Dan Ini (Al-Quran) adalah Kitab yang telah kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya." (QS. Al Anam (6) : 92)

•    Membaca secara tartil akan mendatangkan perkataan yang berbobot, melepaskan manusia dari belenggu kesesatan, mencerahkan pikiran dan hati yang kalut serta merasakan kegembiraan dalam mengelola pasang surut (fluktuasi) kehidupan.

"Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat." (QS. Al Muzzammil (73) : 5).

•    Membaca secara berkelompok akan mendatangkan ketenangan dan rahmat serta syafaat pada hari kiamat (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua: Tadabbur (merenungkan isinya)

•    Mentadabburi Al-Quran bisa membuka hati untuk menerima petunjuk Allah SWT  dan memperoleh pelajaran yang sangat berharga

"Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran." (QS.Shad (38) : 29).

•    Yang membaca Al-Quran tanpa dibarengi dengan tadabbur (merenungkan kandungannya) akan mendatangkan bencana

Ketiga: Hifz (menghafalkan)

•    Al-Quran mudah dihafalkan sekalipun yang melakukannya bukan orang Arab (‘ajam), karena kata-katanya, huruf-hurufnya, susunan kalimatnya, uslub (gaya bahasanya) sesuai dengan fithrah manusia.
"Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?." (QS. Al Qamar (54) : 17, 22, 23, 40).

•  Biasanya, sulit menghafalkan Al-Quran karena banyak melakukan dosa
                 
Imam Syafii mengadu kepada guruku Waki’, atas kejelekan hafalan al-Qurannya. "Maka ia membimbingku agar meninggalkan masiat. Karena ilmu itu cahaya, cahaya Allah tiada akan diberikan kepada yang berdosa, " ujar Imam Syafii.

•    Penghafal Al-Quran terhindar dari kepikunan, setelah meninggal jasadnya diharamkan oleh Allah SWT untuk dilukai bumi
•    Hafalan Al-Quran akan mengembangkan saraf otak (penelitian di Universitas Munich, Jerman).

Keempat: Ta’lim (mengajarkannya kepada orang lain)

•    Generasi yang dekat dengan Allah SWT adalah yang tidak berhenti belajar dan mengajarkan Al-Quran (QS. Ali Imran 3) : 79 )

"Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani[sempurna ilmu dan takwanya kepada Allah SWT], karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya."

Kelima: Istima’ (selalu mendengarkannya secara berkesinambungan)

•    Yang senang mendengarkan Al-Quran adalah manusia pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala

"Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al-Quran kepada mereka, mereka berkata: "Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?" katakanlah: "sesungguhnya aku Hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku kepadaku. Al-Quran ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."
(QS. Al Araf (7) : 203).

Allah SWT memberi satu mulut dan dua telinga adalah untuk mendidik manusia supaya sedikit bicara (hemat kata) dan banyak mendengar (perkataan ahli hikmah).  Kualitas kepemimpinan seseorang diukur tidak dari banyaknya meriwayatkan (katsratur riwayah), tetapi banyak melayani yang dipimpin dan mendengarkan aspirasinya (katsratur ri’ayah wal istima’).
Orang yang tidak senang mendengarkan Al-Quran cenderung menutup diri, sehingga dijauhkan dari petunjuk, sebagaimana umat Nabi Nuh as. Mudah-mudahan,kita bukan dari bagian itu.
Penulis adalah kolumnis www.hidayatullah, tinggal di Kudus, Jawa Tengah   

MUI Jatim: Lebih Baik Memerangi Korupsi daripada Nikah Sirri

Bagi MUI sudah jelas, tak melarang nikah sirri, sebab dalam Islam tetap sah dan dibolehkan.

Hidayatullah.com—Kasus pencopotan  Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Majalengka, Jawa Barat, Alviand Deswaldy oleh Jaksa Agung Basrief Arief akibat nikah sirri mendapat tanggapan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH. Abdussomad Bukhori.

Menurut Abdussomad, masalah nikah sirri memang dilematik. MUI sendiri tetap berpijak pada prinsip Islam, di mana nikah sirri tetap sah, jika unsur dan syarat pernikahan terpenuhi.

“Kalau MUI sudah jelas tak melarang, sebab dalam Islam tetap sah dan dibolehkan, “ ujarnya kepada Hidayatullah.com, Jumat (10/12) siang.

Sebelum ini,  MUI menyatakan agama Islam tidak melarang nikah siri atau di bawah tangan, dan hukumnya tidak haram. Pernyataan MUI ini pernah disampaikan terkait dengan polemik dalam pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) Hukum Materil Peradilan Agama.

Kajari Majalengka, Jawa Barat, Alviand Deswaldy dicopot dari jabatanny setelah diketahui telah menikah lagi secara sirri. Menurut Kejagung, Kepala Kejaksaan Negeri  Majalengka itu dianggap melakukan perbuatan melanggar etika profesi jaksa.

Menurut Abdussomad Bukhori, banyak persoalan di Indonesia yang jauh lebih penting dan mendesak dipikirkan dari pada mempersoalkan nikah sirri.

“Banyak masalah di tempat kita, lebih baik memerangi masalah korupsi dan perzinahan daripada masalah nikah sirri,” tambahnya. [cha/jp/hidayatullah.com]

Kristenisasi Korban Bencana Merapi Didukung Petinggi NU?

Senin, 06/12/2010 10:06 WIB | email | print | share

Pemurtadan terhadap Ummat Islam sudah sangat meresahkan. Karena para pengungsi korban Letusan Merapi dari tiga dusun di Kecamatan Dukun, Magelang, pekan lalu di kumpulkan di masjid, lalu dimurtadkan, dengan cara dibagikan roti pemberkatan oleh Rohaniawan dan Relawan mereka, dan yang hadir di dalam Masjid semuanya diberkati atas nama Tuhan Yesus.

Itu dilakukan dengan kedok pemberian santunan kepada korban bencana Merapi oleh Yayasan Citra Kasih dan Anak Nusantara Berbagi Kasih dari Jakarta dan Temanggung. Astaghfirullah…!

Pemurtadan itu telah menginjak-injak hak beragama Ummat Islam, berkedok pemberian santunan kepada Ummat Islam yang sedang tertimpa musibah. Namun anehnya, kejahatan itu justru dari sisi lain ditambah dengan sikap yang sangat menyakitkan Ummat Islam yang masih memiliki ghirah Islamiyah.

Betapa sakitnya, di saat Ummat Islam dimurtadkan oleh pihak Kristen saja dengan cara dikumpulkan di masjid, malahan petinggi NU (Nahdlatul Ulama) justru terkesan membanggakan gerakan jahat pemurtadan terhadap Ummat Islam oleh pihak Nasrani itu. Di saat Ummat Islam sedang perih dan pilu hatinya itu, tergores lagi oleh berita ini:

Said Agil Siradj (Ketua Umum PBNU) menegaskan, kerjasama antara NU dengan HKBP sudah berjalan dan itu dibuktikan saat bencana Gunung Merapi, HKBP menyumbangkan bantuan ke Magelang dimana di sana mayoritas warga NU yakni tujuh kontainer. (medanbisnisdaily.com, Kamis, 02 Des 2010 08:54 WIB)
Ungkapan Said Agil Siradj itu untuk menandaskan apa yang sedang dia kerjakan yakni menandatangani naskah kerjasama antara NU dengan pihak kafir, HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), dan naskahnya diserahkan oleh Said Agil kepada pihak HKBP di Medan, 1 Desember 2010.

Ini beritanya:

Foto: SERAHKAN NASKAH Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Prof Dr KH Said Agil Siradj (kiri) menyerahkan naskah MoU kepada Ephorus HKBP Pdt Dr Bonar Napitupulu usai mengikuti dialog publik antara NU-HKBP, Rabu (1/12) di ruang Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen, Medan. (edanbisnis/mulyadi hutahaean)

Teken MoU
Setelah kasus Ciketing, kata Ephorus, NU dan HKBP menandatangani memorandum of understanding (MoU) untuk membangun kebersamaan secara terus menerus dan bukan insidentil. Tujuan kerjasama itu, demi kebangsaan dan keinginan mengenal sesama.

"Karena tujuannya kebangsaan, diharapkan kerjasama ini bukan hanya NU-HKBP, tapi kerjasama antar gereja dengan NU bahkan dengan Muhammdiyah dan lainnya. Diharapkan dilakukan kerjasama antara UHN dengan IAIN, sehingga kerjasamanya bukan lagi dengan HKBP saja tapi semua gereja," jelas Ephorus. (Kamis, 02 Des 2010 08:54 WIB, medanbisnisdaily.com/news/read/2010/12/02/9639/said_agil_lupakan_ciketing_mari_bangun_kebersamaan/)

Tingkah petinggi NU yang menyakitkan bagi Ummat Islam itu tentu saja bukan hanya menyakitkan bagi Ummat Islam, namun bagi warga NU sendiri yang masih taat agama dan berfikiran waras, bukan menjual agama demi sak cokotan belaka. (haji)

Mengapa Wanita Banyak Menghuni Neraka?





Sebuah pernyataan yang cukup lazim terdengar di telinga kita bahwa kebanyakan penduduk neraka dihuni oleh para wanita.

Berdasarkan Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Aku melihat ke dalam surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.”

Muncul pertanyaan di benak kita, apa yang menyebabkan kebanyakan wanita menjadi penduduk neraka? Dalam sebuah kisah ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam melihat Surga dan neraka.

Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya radhiyallahu 'anhum, “ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya, “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah?” Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi, “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata, ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma)

Dalam hadits lainnya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menjelaskan tentang wanita penduduk neraka, beliau bersabda, “ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu)

Bagi para muslimah atau umumnya wanita ketika membaca atau mendengar hadist-hadist di atas sontak naik darah dan tidak bisa menerima sepenuhnya. Minimal akan berhujjah bahwasanya wanita bisa berbuat demikian karena ada penyebabnya, bukan tiba-tiba ingin berlaku demikian. Siapapun kalau ditanya tentu saja tidak ada yang ingin masuk neraka apalagi diklaim akan masuk neraka. Naudzubillah mindzalik!

Memang, berlayar mengarungi bahterah rumah tangga itu tidak semudah yang dibayangkan. Seorang muslimah tepatnya seorang istri, tidak saja harus membekali dirinya dengan ilmu agama yang cukup tapi juga mutlak dibutuhkan mental baja dan manajemen yang baik dalam mengelola gelombang kehidupan beserta segala pernak pernik yang menyertainya. Ketika urusan rumah tangga tidak pernah ada habisnya, anak-anak rewel dan kondisi fisik sedang tidak fit, kemudian suami pulang kerja minta dilayani tanpa mau perduli dengan kondisi kita, biasanya, dalam kondisi seperti ini tidak banyak wanita yang tetap mampu mengendalikan kesabarannya. Manusiawi bukan? Belum tentu!Justru dalam situasi seperti inilah keimanan dan kesabaran kita akan teruji. Apakah kita masih bisa mengeluarkan kata-kata manis sekaligus rona muka penuh dengan senyum ketulusan? Sulit memang! Tapi sulit bukan berarti tidak bisa!

Jika kita cermati hadist diatas secara seksama, maka akan kita dapati beberapa sebab mengapa wanita bisa menjadi penduduk minoritas di surga, di antaranya :
Pertama, kufur terhadap kebaikan-kebaikan suami. Sebuah fenomena yang sering kita saksikan, seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya dalam waktu yang panjang hanya karena satu hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Padahal seharusnya seorang istri selalu bersyukur terhadap apa-apa yang diberikan suaminya, karena Allah SWT tidak akan melihat istri yang seperti ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam,“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr).

Kedua, durhaka terhadap suami. Durhaka yang sering dilakukan seorang istri adalah durhaka dalam ucapan dan perbuatan. Wujud durhaka dalam ucapan di antaranya ketika seorang istri membicarakan keburukan-keburukan suaminya kepada teman-teman atau keluarganya tanpa alasan yang dibenarkan oleh syar’i. Sedangkan durhaka dalam perbuatan diantaranya bersikap kasar atau menampakkan muka yang masam ketika memenuhi panggilan suami, tidak mau melayani suami dengan alasan yang tidak syar’i, pergi atau ke luar rumah tanpa izin suami, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, atau sebaliknya enggan berdandan dan mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu.

Jika demikian keadaannya maka sungguh merugi wanita-wanita yang kufur dan durhaka terhadap suaminya. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada surga karena mengikuti hawa nafsu belaka.

Jalan ke surga memang tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan melalui rintangan-rintangan yang berat dan terjal. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini Allah menjanjikan surga bagi orang-orang yang sabar menempuhnya.

Sementara, jalan menuju ke neraka penuh dengan keindahan yang menggoda dan setiap manusia sangat tertarik untuk melaluinya. Tetapi, sadarlah bahwa di ujung jalan ini, neraka telah menyambut dengan beragam siksa-Nya.

Lalu, bagaimana caranya agar para wanita atau para istri tidak terperosok ke dalam neraka?
Jangan pesimis, masih banyak cara dan tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri jika kita ingin menjadi penduduk minoritas di surga.

Masih ingat kan, ketika rasulullah bersabda dalam sebuah hadist shahih jami’, “Perempuan apabila shalat 5 waktu, puasa di bulan ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki.”

Mengacu dari hadist di atas, mari kita berlomba menegakkan sholat dengan lebih khusu’, memperbayak sholat-sholat sunah karena sholat yang benar dan khusu’ bisa membentengi diri kita dari perbuatan yang munkar. Selain puasa/shaum wajib di bulan romadhon, latihlah diri untuk terbiasa melakukan shaum sunah. Hiasilah diri dengan sabar dalam ketaatan dengan suami dan banyak-banyaklah beristigfar karena istigfar bisa meruntuhkan dosa-dosa kecil yang tidak kita sadari.

Dan juga ada sebuah amalan yang sepele tapi sering terlupakan adalah bershodaqoh (sedekah). Bershodaqohlah dalam keadaan lapang dan sempit karena Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari adzab neraka.

Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan anjuran untuk mentaati-Nya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian beliau bersabda, “Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam!” Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya, “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!” (HR. Bukhari)

Bershadaqahlah! Karena shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kalian dari adzab neraka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita dari adzabnya. Amin. Wallahu’alam.
(Nani Agus, nani_agus2@yahoo.com)