31.12.09

ROL News - Sebuah Masjid di Inggris Dibakar Hingga Ludes

Hallo kangarul, teman anda dna mengirimkan artikel berikut dari Republika Online

Sebuah Masjid di Inggris Dibakar Hingga Ludes

By Republika Contributor
Selasa, 29 Desember 2009 pukul 13:24:00

WEST MIDLANDS--Sebuah masjid dan pusat pendidikan Islam di Plant Street, Cradley Heathe, dekat West Midlands, akhir pekan lalu, habis terbakar dalam sebuah serangan vandalisme. Sepuluh orang kru pemadam kebakaran yang dikerahkan tidak mampu memadamkan api yang meludeskan kedua bangunan itu.

Serangan itu diperkirakan terjadi pada pukul 10.15 malam, waktu setempat, pada Hari Boxing. Para petugas mengatakan bahwa kebakaran tersebut terjadi karena kesengajaan, dan saat ini kepolisian setempat tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Ini bukanlah pertama kalinya kami menjadi target vandalis," ujar sekretaris masjid dan Islamic Center, Vasharat Ali seperti dikutip Telegraph Senin (28/12). "Pembakaran serupa juga pernah terjadi lima tahun silam," tambah dia.

Sekitar 400 Muslim yang biasa menggunakan masjid tersebut kini kesulitan untuk mendapatkan tempat ibadah sementara sebagai pengganti masjid itu. Rencana akan dibangun ! masjid baru, namun diperkirakan memakan waktu yang tidak sebentar.

“Gedung tersebut telah hancur total, dan buku-buku yang kami gunakan untuk mengajari anak-anak juga telah hancur karena air," ungkap dia. tl/taq

Kunjungi artikel ini di sini

Eramuslim - Muslim India Terpaksa Gunakan Nama Hindu

Rekan anda kangarul <nasa277@yahoo.com> mengirim artikel ini untuk anda.

Muslim India Terpaksa Gunakan Nama Hindu

India hanya memberikan prosentase yang kecil bagi kaum Muslimin yang ingin bekerja misalnya di kepolisian, kemiliteran, departemen pemerintahan bahkan untuk menjadi mahasiswa di universitas-universitas negeri. Akibatnya, tingkat pendidikan dan pengangguran di kalangan komunitas Muslim India cukup tinggi dibandingkan kelompok minoritas lainnya seperti kaum Kristiani dan Sikhs.
Selengkapnya: http://www.eramuslim.com/berita/dunia/muslim-india-terpaksa-gunakan-nama-hindu.htm

PERNYATAAN: Email ini dikirim dari fasilitas 'Rekomendasikan ke Rekan' yang ada di situs Eramuslim (www.eramuslim.com). Fasilitas ini kami sediakan semata untuk mempermudah pengunjung berbagi informasi.

29.12.09

Eramuslim - Antara Lemah-Lembut Atau Mengikuti Lubang Biawak

Rekan anda kangarul <nasa277@yahoo.com> mengirim artikel ini untuk anda.

Antara Lemah-Lembut Atau Mengikuti Lubang Biawak

&nbsp;Pilihan hanya ada dua: menjadi seorang muslim lemah-lembut sambil sadar bahwa kapanpun kewajiban jihad telah muncul, maka ia harus bersegera menyambutnya. Atau menjadi seperti&nbsp;&nbsp;para&nbsp;dai yang mengajak ke pintu Jahanam.&nbsp;Yaitu mereka yang membeo kepada fihak penguasa global kafir dari kalangan ahli Kitab. Mereka ikut menyuarakan apa saja yang disuarakan penguasa global sehingga jika disuruh masuk ke lubang biawak sekalipun, maka para da&rsquo;i palsu inipun ikut saja.&nbsp;Na&rsquo;udzubillahi min dzaalika.
Selengkapnya: http://www.eramuslim.com/suara-langit/undangan-surga/antara-lemah-lembut-atau-mengikuti-lubang-biawak.htm

PERNYATAAN: Email ini dikirim dari fasilitas 'Rekomendasikan ke Rekan' yang ada di situs Eramuslim (www.eramuslim.com). Fasilitas ini kami sediakan semata untuk mempermudah pengunjung berbagi informasi.

Eramuslim - Menggugat Penjajahan Sumberdaya Air dengan Modus Privatisasi

Rekan anda kangarul <nasa277@yahoo.com> mengirim artikel ini untuk anda.

Menggugat Penjajahan Sumberdaya Air dengan Modus Privatisasi

Di Indonesia, privatisasi air dilegalkan oleh Undang-undang No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Lahirnya undang-undang ini pada 19 Februari 2004 diikuti dengan terbitnya sejumlah peraturan daerah (Perda) yang terkait dengan privatisasi air.
Selengkapnya: http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/menggugat-penjajahan-sumberdaya-air-dengan-modus-privatisasi.htm

PERNYATAAN: Email ini dikirim dari fasilitas 'Rekomendasikan ke Rekan' yang ada di situs Eramuslim (www.eramuslim.com). Fasilitas ini kami sediakan semata untuk mempermudah pengunjung berbagi informasi.

28.12.09

Siti Fadillah Supari: Zionisme Ada di Sekeliling Kita

Untuk pertamakalinya di Indonesia terselenggara Kongres Kajian Zionisme Internasional (KaZI) yang berlangsung di Gedung Pusat Dakwah PP Muhammadiyah di Menteng, Jakarta-Pusat, Sabtu (26/12). Kongres bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, utamanya umat Islam terhadap pengaruh ideologi Zionisme yang semakin merasuk ke hampir seluruh lini kehidupan masyarakat bukan hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia dan telah banyak menyengsarakan kehidupan umat manusia.

Mantan Menteri Kesehatan, DR. Dr. Siti Fadillah Supari yang hadir dalam acara tersebut sebagai keynote speaker mengatakan bahwa gerakan Zionisme sudah sedemikian menggurita sehingga banyak masyarakat yang tidak sadar bahwa mereka sudah berada di bawah kendali kaum Zionis yang bertujuan untuk menguasai dunia dengan cara melakukan berbagai konspirasi termasuk di bidang kesehatan.

Mantan menteri yang pernah menghebohkan dengan bukunya berjudul "Saatnya Dunia Berubah. David Versus Goliath: Membaca Indonesia dalam Kancah Konspirasi Global" mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak melihat Zionisme hanya sekedar simbol anti-Islam karena target gerakan Zionisme sebenarnya adalah seluruh umat manusia.

"Jika kita melihat Zionisme hanya sebagai simbol, kita akan terkecoh bahwa gerakan itu hanya ingin menyerang Islam. Karena gerakan ini sudah menggurita dan sasarannya adalah seluruh manusia, bukan hanya umat Islam," kata Siti Fadillah.

"Zionisme ada di sekeliling kita. Mulai dari sistem pendidikan, ekonomi, kesehatan dan yang secara halus ditanamkan dengan dengan dalih reformasi di berbagai bidang. Jika masyarakat enggak mengkaji masalah-masalah Zionisme, tanpa sadar kita akan diperdaya dan dipecundangi," sambung Siti.

Gerakan Zionisme, ungkap Siti, ingin membuat penduduk dunia bergantung dari sisi kesejahterannya pada kaum Zionis, untuk itu Zionsime sengaja menciptakan sistem dunia yang tidak adil dan bertentangan dengan kemanusiaan. Ia mencontohkan badan kesehatan dunia, WHO yang menurutnya hanya menjadi perpanjangan tangan negara-negara adikuasa untuk melanggengkan penjajahan dan penindasan terhadap masyarat negara lain dengan menggunakan alasan kesehatan dan menciptakan konsep-konsep yang menyengsarakan manusia, seperti neoloberalisme, kapitalisme, neo-imperialisme yang oleh Siti Fadillah diistilahkan sebagai "cucu-cucu Zionisme".

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa selain terus melakukan kajian, dibutuhkan nurani dan keberanian untuk melawan gerakan Zionisme yang sudah terlanjur menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dunia dengan konspirasi-konspirasi canggihnya. Dalam kaitannya di Indonesia, Siti Fadillah berharap para negarawan di Indonesia menyadari akan adanya gerakan Zionisme ini.

"Dan untuk menghadapi konspirasi kaum Zionis ini, jadilah negarawan-negarawan yang bukan cuma cerdas, tapi juga berani dan Islami," tukasnya. (ln)


(Arsip Berita Nasional)

27.12.09

Anak Laki-Laki Cenderung Terobsesi pada Ponsel

Anak Laki-Laki Cenderung Terobsesi pada PonselCORBIS

JAKARTA--Bermunculannya ragam merk ponsel berserta ragam fiturnya ternyata memicu anak laki-laki berusia 11 tahun untuk mengutak-atik fitur apa saja yang terdapat pada ponsel dan mengoperasikannya. Sebaliknya, anak perempuan cenderung apatis dengan perkembangan variasi aplikasi ponsel.

Demikian hasil riset yang diterbitkan journal New Media & Society baru-baru ini. Meski begitu, bukan berarti orang tua harus membelikan ponsel minim aplikasi kepada anak perempuannya.

"Anak laki-laki memiliki keinginan untuk mengeksploirasi dan berbuat lebih kreatif dengan teknologi, dan tidak begitu takut untuk mengambil resiko itu. Alasan itulah yang menjadikan anak laki-laki cenderung mengutak-atik ponsel mereka," tukas Sheila Cotten, Sosiolog asal Universitas Alabama, Birmingham, AS seperti dilansir dari Livescience.com, Senin (21/12).

Cotten menambahkan, dirinya merasa khawatir dengan masa depan anak perempuan yang begitu mengacuhkan ponsel mereka. "Ini akan berdampak pada tipe pekerjaan atau kursus yang akan diambil si anak," imbuhnya,

"Jika mereka tidak tertarik mengeksplorasi atau turut ambil bagian dalam perkembangan teknologi, mungkin saja hanya ada sedikit dari mereka yang akan mengambil jurusan ilmu komputer, sains dan matematika," tambahnya.

Riset sendiri dilakukan Cotten bersama koleganya dengan menjaring 1.000 anak berjenjang pendidikan sekolah menengah pertama berusia 11 dan 13 tahun. Rata-rata anak diberikan pertanyaan seputar penggunaan ponsel dengan sistem skala 0 sampai 5. Skala 0 diartikan anak tidak pernah dan skala 5 diartikan anak minimal beberapa kali dalam sehari.

Hasilnya, riset menunjukan anak laki-laki mencatat skor tertinggi penggunaan ponsel untuk mengoperasikan aplikasi permainan, berbagi gambar dan video, mendengarkan musik dan mengirimkan surat elektronik.

Sementara itu, riset juga mendapati seterotipe yang mengatakan anak laki-laki cenderung terobsesi dengan ponsel yang mereka miliki. Tapi khusus kategori pemanfaatan komunikasi melalui aplikasi macam messenger ataupun aplikasi lain tidak ada perbedaan. Umumnya, rata-rata anak menghabiskan waktu untuk chatting 2 jam perhari. cr2/rin

26.12.09

Did New York Orchestrate The Asian Tsunami?

Did New York Orchestrate The Asian Tsunami?

By wmw_admin on October 17, 2008

Joe Vialls – January 5, 2005

Despite a natural human tendency to be shocked into silence by the sheer number of dead and injured across Asia on 26 December 2004, and despite also being slightly fearful of losing personal credibility because of the magnitude of the apparent crime, there are many provable irregularities in the official American tsunami story that simply have to be recorded now, or forever be lost in the sands of time.

It is beyond any doubt that a giant tidal wave (tsunami) smashed its way through South and South East Asia, and still had enough legs to continue all the way across the Indian Ocean to Africa, where it killed and injured a few hundred more. So the only question we must ask, is whether this tsunami was a natural or man-made catastrophe? A natural event would be horrifying enough, but if the tsunami was man-made, then we are unquestionably looking at the biggest single war crime in global history.

To make any sense at all of the irregularities, we must start at the very beginning, and then follow the course of events as they unfold, especially events in the immediate vicinity of the real tsunami epicenter, because the latter is quite different from the location being remorselessly peddled by the New York Times and CNN.

At midday local Australian time I faithfully recorded the magnitude and position plotted by the Jakarta Geophysical Office in Indonesia. An earthquake measuring 6.4 on the Richter scale had hit the north of the Indonesian island of Sumatra. The Jakarta Geophysical Office meticulously noted that the epicenter of the event was located 155 miles south-southwest of Aceh Province.

This location is approximately 250 miles south of the position later selected by the American NOAA, which plotted the epicenter to the north-west of Aceh, and initially claimed a Richter reading of 8.0. Alas, even that was not enough to cover the damage caused by this extraordinary event, so NOAA progressively upgraded the reading to 8.5, then to 8.9, and finally to 9.0 – at least for the present.

So, the first proven irregularities were peddled by American officials at the NOAA, who suddenly invented a new ‘flexible’ peak seismic wave for the event, of far greater magnitude than Jakarta, when the Jakarta office was located much closer at almost point-blank range. Believe me when I tell you there is no such thing as the new ‘flexible’ peak claimed by NOAA. The first seismic peak you record is the only real peak, unless of course you later manually draw in a few more peaks of your own, to match a contrived agenda. Naturally there is also only one epicenter, which was faithfully recorded by dozens of Indonesian and Indian seismographs.

Quite apart from the huge disparity in Richter values, the Indonesians and Indians were disturbed to find that the normal earthquake ‘preamble’ was missing from their seismograph charts. All this means is that the normal steadily increasing number of transverse shear “S” waves that always precede an earthquake were missing, as were later aftershocks, which likewise always accompany a naturally occurring or Tesla standing-wave generated earthquake. There were ‘warnings’ of aftershocks from the NOAA, but none actually eventuated.

To simplify matters for non-technical readers, an earthquake is always triggered by a resonant electromagnetic frequency in the range 0.5 to 12 Hertz, but it is not an instant process, because the resonant frequency must be precise. Thus as true resonance approaches, the fault line starts to tremble like a piece of rope under tension, and sends out warnings to the seismographs in the form of steadily increasing transverse shear waves.

If all you get is a cluster of “P” compression waves, then you are almost certainly looking at an underground or sub sea explosion. These were in fact the only copious seismic signals that the Indonesians and Indians received, and they looked curiously similar to those generated many years ago by large underground nuclear weapons in Nevada

We will return later to the relatively simple task of delivering a multi-megaton thermonuclear weapon to the bottom of the Sumatran Trench, and then detonating it with awesome effect, but right now we need to return to our initial task of following the trail of events and inexplicable irregularities. First we must travel south to the distant desert island of Australia, currently ruled by an obsequious Wall Street toady known as Little Johnny Howard. To the intense displeasure of many of his Australian “subjects”, Little Johnny never makes a move outside Australia unless he first receives explicit instructions from one of his New York minders. Remember this reality, because it is extremely important in terms of what Australia did next.

On the morning of 27 December, the Australian (New York owned) media was making it very clear that the most badly hit nation in the region was Sri Lanka, an island at the southern tip of India, which like Australia is a member nation of the British Commonwealth. Accordingly, Tim Costello, head of one of Australia’s largest charities, made immediate plans to fly to the area and assess the need for aid. But that same morning, Little Johnny was dancing to a very different tune, which, based on his known subservience, must have been playing down his secure telephone line from Wall Street.

In true covert manner, Little Johnny secretly dispatched two RAAF Hercules transport planes packed with supplies to Malaysia on “Stand By”, and directed two more to Darwin in Australia’s north. Please note that if Little Johnny had any humanitarian concerns at all, all four Hercules could have flown directly to Commonwealth partner Sri Lanka, where every other Australian had already been told by the media that aid was needed. But no, it wasn’t to be, and Little Johnny waited patiently for orders from New York.

The waiting period was short, and after a high-flying reconnaissance jet confirmed that the runway was clear at Medan in eastern Sumatra, all four Australian Hercules complete with troops, guns and other tackle, invaded Sumatra just south of the devastated province of Aceh. In turn, with 90% of its population killed by the tsunami, Aceh might perhaps one day soon become Indonesia’s very own Guantanamo Bay, crawling with hundreds of heavily armed Australians and Americans.

Remember carefully though, at the time these four Hercules touched down in Medan, the ordinary Australian public still had no idea that Sumatra was badly hit. Only Little Johnny knew, and of course his trusty crystal ball in New York. To hell with Sri Lanka, his bosses wanted a main base for the huge reconstruction contracts in Asia, designed to replace the failed oil theft and reconstruction in Iraq, and keep poor old Zion on its tottering New York legs for a few more weeks or months.

In the end, what the hell did it matter how many Goyim had to die? And, hey, on the credit side they’d already managed to kill more than 100,00 Muslims in Sumatra with a single tidal wave, which was partial payback for their own resounding defeats in Afghanistan and Iraq.

We will return later to the relatively simple task of delivering a multi-megaton thermonuclear weapon to the bottom of the Sumatran Trench, and then detonating it with awesome effect, but right now we need to return to our initial task of following the trail of events and inexplicable irregularities. First we must travel south to the distant desert island of Australia, currently ruled by an obsequious Wall Street toady known as Little Johnny Howard. To the intense displeasure of many of his Australian “subjects”, Little Johnny never makes a move outside Australia unless he first receives explicit instructions from one of his New York minders. Remember this reality, because it is extremely important in terms of what Australia did next.

On the morning of 27 December, the Australian (New York owned) media was making it very clear that the most badly hit nation in the region was Sri Lanka, an island at the southern tip of India, which like Australia is a member nation of the British Commonwealth. Accordingly, Tim Costello, head of one of Australia’s largest charities, made immediate plans to fly to the area and assess the need for aid. But that same morning, Little Johnny was dancing to a very different tune, which, based on his known subservience, must have been playing down his secure telephone line from Wall Street.

In true covert manner, Little Johnny secretly dispatched two RAAF Hercules transport planes packed with supplies to Malaysia on “Stand By”, and directed two more to Darwin in Australia’s north. Please note that if Little Johnny had any humanitarian concerns at all, all four Hercules could have flown directly to Commonwealth partner Sri Lanka, where every other Australian had already been told by the media that aid was needed. But no, it wasn’t to be, and Little Johnny waited patiently for orders from New York.

The waiting period was short, and after a high-flying reconnaissance jet confirmed that the runway was clear at Medan in eastern Sumatra, all four Australian Hercules complete with troops, guns and other tackle, invaded Sumatra just south of the devastated province of Aceh. In turn, with 90% of its population killed by the tsunami, Aceh might perhaps one day soon become Indonesia’s very own Guantanamo Bay, crawling with hundreds of heavily armed Australians and Americans.

Remember carefully though, at the time these four Hercules touched down in Medan, the ordinary Australian public still had no idea that Sumatra was badly hit. Only Little Johnny knew, and of course his trusty crystal ball in New York. To hell with Sri Lanka, his bosses wanted a main base for the huge reconstruction contracts in Asia, designed to replace the failed oil theft and reconstruction in Iraq, and keep poor old Zion on its tottering New York legs for a few more weeks or months.

In the end, what the hell did it matter how many Goyim had to die? And, hey, on the credit side they’d already managed to kill more than 100,00 Muslims in Sumatra with a single tidal wave, which was partial payback for their own resounding defeats in Afghanistan and Iraq.

Needless to say the Australians were merely the advance party, soon to be joined by a curiously well prepared and equipped U.S. Military, though it is doubtful that any of the officers and men involved really comprehend what is going on. Only a handful thought to question why they had been spending a whole year training for a “Humanitarian Mission”, when the whole point of the U.S. Navy and Marine Corps is normally to kill people in very large numbers. Just look at Fallujah, people, look at Fallujah.

As if by magic, the Pentagon managed to have two battle groups ready to sail at an instant’s notice from Hong Kong and Guam during the normally chaotic Christmas to New Year period. Crikey! Military discipline has come a hell of a long way since my day, when everyone including the ship’s cat was sleeping it off at some highly questionably hostelry or another. Not these 10,000+ Americans though, who must have been standing rigidly to attention beside their hammocks day and night, tugging furiously at their forelocks whenever an officer of NCO came in sight.

The next bit was superbly orchestrated, because it took place at sea, far away from the prying eyes of dock spies or imaginary KGB agents. But oops, first you have to know who was involved. Out of Hong Kong rushed team one, comprised of the nuclear-powered USS Abraham Lincoln and her escort vessels, while the far more interesting team two rushed out of Guam, led by the USS Bonhomme Richard, a marine amphibious assault carrier crammed to the gunwales with gun-toting wooden tops. And that is not all, believe me, because the Bonhomme Richard is in fact leading a veritable armada known as “Expeditionary Strike Group 5?.

Flagship USS Bonhomme Richard is accompanied by the U.S.S. Duluth, an amphibious transport dock vessel; the USS Rushmore, a landing ship dock; the guided missile cruiser USS Bunker Hill, guided missile destroyer USS Milius, and the guided missile frigate USS Thach. To take care of the underwater side of things they are joined by the nuclear hunter-killer submarine USS Pasadena, while the U.S. Coast Guard’s high-endurance cutter Munro is also tagging along, presumably to deal with Asian Customs and Excise.

Now then, though ‘Strike Group 5' may be toting enough nuclear weapons to destroy half of the known world, and the title is perhaps lacking when viewed from a strictly humanitarian perspective, engineer chief Staff Sgt. Julio C. Dominguez says otherwise: “The Marine Service Support Group has been preparing for a humanitarian mission of this type for about 12 months now, and is more prepared for an actual mission”. Well, OK chief, but didn’t you ask why you were being trained for a mysterious humanitarian mission a year before it actually happened, especially when your day job is normally shooting Muslims full of holes?

The really sneaky (inexplicable) bit came as both battle groups entered the Indian Ocean. The USS Abraham Lincoln looked about as innocent as a carrier with 70 attack planes can look, but was already carrying 2,000 marines instead of her normal complement of around 500. That is a huge amount of grunt firepower to put on the deserted streets of Banda Aceh, especially when Wall Street normally expects these marines to die quietly for Zion in Iraq. Now then, how did they know the extra marines would be needed before team one left Hong Kong, because the surplus 1,500 marines were certainly not just standing around on Kowloon dock waiting to hitch a ride.

Then while the two battle groups (apparently) headed in two different directions across the deserted Indian Ocean, an even stranger event took place. Though Expeditionary Strike Group 5 (Humanitarian) was supposed to help the folks in Sri Lanka, the combat marines aboard the USS Bonhomme Richard transferred to amphibious transport dock vessel U.S.S. Duluth, which then split from ESG-5 and headed towards team one. So without the Indonesians really being aware of it, the (relatively) harmless and Bulky aircraft carrier USS Abraham Lincoln has been used to screen the arrival of at least 3,500 heavily-armed US Marines in tiny Aceh Province.

That more or less brings us up to date on known military activity, though yesterday an Australian television cameraman did accidentally film some of these heavily-armed US Marines (who tried to shoo him away), searching a devastated Indonesian military base for any remaining weapons. Now call me old-fashioned, but if these guys and their bosses are straight, that particular job should be left to the Indonesian Army…

I will be circumspect as to exactly how a large American thermonuclear weapon managed to arrive at the bottom of the Sumatran Trench, though all of the seismic evidence and preparedness for the resulting mission indicates strongly that this is the case. After all, we are back to the age-old question of “who benefits?”, and in this particular case, “Who is insane enough to kill more than 150,000 civilians just to hang on to power?’ Based on their past performance in Iraq and other luckless countries, it would seem that the only realistic candidates are Wolfowitz and company, striving as always to create a “One World Government”.

Certainly no other nuclear powers including Russia and China stand to gain anything at all from such an outrageous mass murder, so, as always in the end, we come back to Sherlock Holmes via the pen of Sir Arthur Conan Doyle: “When you have ruled out the impossible, whatever remains, no matter how improbable, is the truth.”

For the Zionist Cabal, obtaining a thermonuclear weapon in America is no great trick, especially when we have the precedent of 100 small ‘decommissioned’ air-to-air atomic warheads being smuggled out the Pentagon’s (civilian) back door, to form the core of the Jewish State’s current nuclear arsenal. Once a weapon system is out date and out of service, loyal uniformed US military personnel can no longer track it.

Those who wish to understand how such a seemingly small weapon could rattle a 20,000 feet-deep oceanic trench, and then force a giant tsunami right across the Indian Ocean, would do well to look at the diagram of the famous ‘Dambusters’ attacking the German dam below, most of which is self-explanatory.

The designer of the RAF’s bouncing bomb (actually called “Highball”) was a scientist called Barnes Wallace, who had already gained a formidable reputation with his Wellington bomber, which he constructed geodetically, thus enabling it to absorb enormous punishment before actually being shot out of the sky. Many Wellington returned to base literally in tatters, while many luckless cousins like the Stirling and Halifax were all too often consigned to the murky deep of the North Sea.

Wallace knew that bombing the dams vertically was a complete waste of time, and the only possibility of success lay in placing a mine hard up against the dam wall at its base. You see, water cannot be compressed, meaning that if the mine was pressed against the dam wall at the moment of detonation, part of its energy would automatically be expended on the wall itself. Too far away in the relatively shallow water, and most of the blast energy would be lost to atmosphere, in a huge exploding cloud of water of course.

Though it was obvious that the dam wall could not be destroyed by a single bomb from a single Lancaster bomber (it would weight far too much for the aircraft to get off the ground), Wallace pinned his hopes on the scientific fact that cumulative stress should do the job, and he was proved right. Though officially three of the bombs, each containing 6,500 pounds of TNT, were considered to be direct hits, one of these veered off slightly, meaning that the giant Mohne Dam was completely breached by a total of 13,000 pounds of tri-nitro toluene.

It is the incompressibility of water in particular that matters deep down in the Sumatran Trench. At the bottom you already have 10,000 pounds of pressure per square inch pressing down on your weapon of choice, and above that weapon there is a column of water 20,000 feet tall, which is what caused the pressure in the first place. Not only that. The trench narrows at the bottom, meaning that the weapon is ‘hemmed-in’, with a very real chance of moving a tectonic plate if sufficient tonnage is used.

In this particular case there was no real need to shift a tectonic plate, and science suggests that if this blast had caused such an effect, several very powerful aftershocks would have occurred, as has happened with every other major earthquake in the past. But, as previously stated, and setting aside the seemingly deliberate provocative though false warnings from the American NOAA, there has not been a single aftershock.

To force subservience on Asia, and ensure the lion’s share of incredibly lucrative reconstruction contracts, all that was needed was a very large tsunami targeted on the selected nations, which was easily within the capabilities of a large thermonuke. There is nothing new about “Sea Bursts” as they are called, and more than 30 years ago plans existed in both America and Russia to wipe out each other’s coastal cities using exactly this technique. The tidal wave from a deep sea burst is relatively clean, allowing the aggressor to take over both land and remaining buildings etc. with the minimum of delay.

If everything had gone to plan, then Indonesia, Sri Lanka and India would have been in hock to the IMF and World Bank for thirty or more years – time enough to wait for the price of oil to come down again after the lethal fiasco in Iraq. At the same time, if the Indian Government had taken the bait, the deadly Russian-Chinese-Indian-Brazilian coalition would have been dead in the water. Not a bad day’s work for a single thermonuclear weapon discreetly removed from the decommissioning process.

There are those who may claim that I have ‘left out’ the giant ExxonMobil gas fields in Aceh, but that is not the case. Certainly they are very productive sub-surface fields, and will unquestionably produce lots of gas again once the surface equipment has been repaired, but in isolation they are completely incapable of saving the New Zion from collapse. Wall Street needs giant reconstruction contracts, and plenty of them.

If I remember correctly, shortly before Christmas I received a large number of emails from various people about some “German Guy”, who apparently claimed that Wolfowitz had got hold of a critical weapon and was going to nuke Houston on either the 26 or 27 of December. I never did read the whole email, but it seems very likely that it was initially circulated by Wolfowitz or one of his ilk, as a classic disinformation distraction. Try something along the lines of “You suckers all watch Houston very carefully on 26 December, while I nuke Asia behind your backs… “

Ref:
Mild earthquake ‘like explosion’
http://news.bbc.co.uk/1/hi/scotland/4193817.stm

Original source: www.vialls.com/subliminalsuggestion/tsunami.html

25.12.09

Syeikh Yusuf Qardhawi: Jauhilah Segala Sesuatu Yang Berhubungan Dengan Natal!

Inilah taujih yang disampaikan oleh Syeikh Yusuf Al Qardhawi di stasiun televisi Qatar, belum lama ini. Isi taujihnya dengan jelas dan tegas melarang umat Islam untuk terlibat dalam kegiatan Natal. Berikut petikannya.

"Saudara-saudara,

Saya ingin berbicara berbicara tentang apa yang sedang terjadi di sekeliling kita sekarang ini. Saya ingin bertanya bagaimana bentuk rupa masyarakat kita hidup di negara dimana ada Muslim dan Kristen. Apa yang terjadi di toko-toko dan di jalan-jalan Doha (misalnya); semua perayaan yang disebut kelahiran Yesus, atau Natal? Seolah-olah kita hidup di negara Eropa Kristen.

Kita bahkan tidak merayakan kelahiran dari Nabi Muhammad, tetapi kita merayakan Natal?! Pohon Natal, 4 atau 5 meter, yang didirikan di toko-toko, dan tokok-toko itu dimiliki oleh keluarga muslim. Apa ini?! Ini berarti bahwa umat ini meninggalkan identitasnya yang muslim. Islam menginginkan kita untuk mempertahankan keunikan Islam.

Orang-orang Krsiten mencegah kita membangun kubah masjid dan mereka akan melarang pembangunan masjid-masjid. 41% dari orang-orang yang disurvei di Prancis [mendukung] mencegah pembangunan masjid, sementara 47% mendukung pelarangan kubah serta masjid.

Apakah umat Islam di Eropa dan Amerika –dan jutaan mereka di beberapa negara—dapat merayakan Ramadhan dan Hari libur Islam di pusat-pusat kota, seperti beberapa orang di Arab dan negara-negara Muslim dan kota-kota, di Jazirah Arab? Bisakah dibayangkan apa yang terjadi dengan umat ini?!

Saya menyerukan kepada para pemilik toko ini. Orang yang ingin membeli akan datang, mengapa Anda berpura-pura untuk merayakan sebuah agama yang bukan milik Anda, ketika mereka mencegah kita dari melakukan ritual kita? Mereka mencegah kita dari membangun kubah masjid yang indah, yang dianggap sebagai bagian dari arsitektur yang indah, terlepas dari aspek agama.

Saudara-saudara,

Saya ingin menyampaikan pesan, dan memperingatkan umat Islam bahwa hal ini— adalah dilarang, memalukan, dan tidak pantas. Ini menunjukkan kebodohan dan ketidaktahuan kita tentang Islam." (sa/memri tv)

Mantan Pemain Liverpool Itu Masuk Islam

Abel Xavier, mantan pemain sepakbola terkenal dari Liverpool memutuskan pensiun dari sepakbola, dan kemudian masuk Islam. Ia pun serta merta mengganti namanya.

Bintang asal Portugal ini mengganti namanya menjadi Faisal Xavier dan akan memulai proyek-proyek kemanusiaan.

Dia terakhir bermain untuk LA Galaxy (Amerka) pada 2008 dan kini telah memutuskan untuk berhenti di dunia sepakbola.

Xavier, 37, bergabung dengan Liverpool dari Everton pada tahun 2002 dan mencetak dua gol dalam 21 penampilan bagi klub Merseyside ini. Selain di Liverpool dan Everton, ia bermain juga di Middlesbrough.

Ia pindah ke klub Major League Soccer LA Galaxy bersama David Beckham.

Xavier berkata: "Ini perpisahan emosional dan saya berharap untuk ikut serta dalam sesuatu yang sangat memuaskan dalam tahap baru hidup saya.

Pada saat-saat sedih, saya telah menemukan kenyamanan dalam Islam. Perlahan-lahan, saya belajar agama yang penuh dengan perdamaian, kesetaraan, kebebasan dan harapan."

Barokallah, Senhor! (sa/football.uk)

24.12.09

(Ciri-ciri) Apa itu Ahlus Sunnah Wal Jamaah?

This is an e-mail from (www.hidayatullah.com) sent by kangarul (nasa277@yahoo.com). You may also find the following link interesting: http://hidayatullah.com/konsultasi/fiqih/10208-apa-itu-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html

Benarkah Isa Itu Tuhan?

Oleh: Fathuddin Ja’far

Keyakinan Isa adalah Tuhan (anak Tuhan) menjadi peyebab utama perbedaan Islam dengan Kristen. Perbedaanya sangat bertolak belakang, yakni 180 derajat. Demikian juga Yahudi meyakini Uzair anak Tuhan. Seperti itu juga yang terjadi dengan kaum Musyirikin yang menyekutukan Allah dengan berbagai berhala yang direka-reka oleh nenek moyang mereka.

Islam hanya mengenal dan mengakui konsep Tauhid, yakni mengesakan Allah. Dan Allah bersih dari klaim berbagai tuhan yang mendampingi-Nya, baik dalam bentuk rububiyyah (penciptaan), uluhiyyah/ ubudiyyah (ketaatan pada sistem) maupun asma’ (nama-nama) dan sifat-sifat-Nya.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa (1) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu (2) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan (3)dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia (4)

Tentang keyakinan orang Yahudi dan Nasrani tersebut Allah membantahnya bahwa yang demikian itu tidak lebih dari ucapan kosong belaka yang tidak dapat dibuktikan secara faktual. Sebuah keyakinan yang diyakini turun temurun begitu saja tanpa dapat dicerna oleh akal sehat dan fitrah yang bersih. Sebuah keyakinan yang didasari ikut-ikutan pada orang-orang kafir sebelum mereka yang tidak berpegang pada wahyu Allah. Allah berfirman :

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (30

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah." Demikian itu hanya ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka, bagaimana mereka sampai berpaling (dari ajaran Tauhid)?

Keyakinan dan presepsi yang diyakini turun temurun itu semakin mapan dan parah akibat mereka mengagumi dan mengkultuskan para tokoh agama (ulama) mereka (Ahbar dan Ruhban), sehingga menjadi berhala-berhala dan syuyukh dholal wa mudhillin (tokoh-tokoh sesat dan menyesatkan) yang disembah (lihat tulisan : Berhala Abad 21/ Nasehat Ulama). Penyebabnya tak lain adalah, para tokoh agama itu tidak mau komitmen penuh dengan wahyu apa adanya, atau dengan bahasa sekarang “kehilangan trust” terhadap wahyu Allah, Taurat dan Injil. Allah menjelaskan dalam surat At-taubah ayat 31 :

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Ketika masyarakat bodoh dan tidak mau menuntut ilmu sehingga pemahaman agama hanya berdasarkan presepsi dan dugaan belaka, maka para tokoh-tokoh agama itu dengan mudah mengelabui mereka dan mengarang-ngarang wahyu seakan datang dari Allah, padahal hasil tulisan mereka sendiri. Allah membongkar kejahatan para tokoh agama itu dalam firman-Nya surat Al-baqarah : 77 – 79) :

أَوَلَا يَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ (77) وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلَّا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ (78) فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ

لْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ (79)

Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan? (77) Dan diantara mereka ada yang ummiyyun (buta huruf), tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga (78) Maka neraka wail-lah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.(79).

Prilaku pemuka agama Nasrani dan Yahudi itu semakin aneh dan tak masuk akal, sampai-sampai mereka menjelaskan pada umat bahwa mereka tidak akan masuk neraka kecuali hanya beberapa hari saja. Mereka begitu berani dan nekatnya demi meyakinkan para pengikut dan umat terhadap ajaran agama yang kebanyakannya mereka karang sendiri. Allah menjelaskan dalam surat Al-baqarah ayat 80 – 81 :

وَقَالُوا لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَعْدُودَةً قُلْ أَتَّخَذْتُمْ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدًا فَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ عَهْدَهُ أَمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (80) بَلَى مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (81)

Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja." Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?"(80) (Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah dibalut oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.(81).

Berbagai klaim pemuka agama yahudi dan Nasrani mampu meyihir umat mereka sehingga mereka percaya begitu saja tanpa mau merujuk kepada Taurat dan Injil yang sesungguhnya. Saat umat mereka tidak mau bersusah payah menghidupkan tradisi ilmu dan lebih memilih berfikir instan dan mengandalkan nasib pemahaman agama kepada para pemuka agama sambil meninggalkan Kitabullah, di saat itulah para pemuka agama tersebut dengan leluasa mengarang ajaran agama sesuai syahwat dan persepsi mereka belaka. Mereka berani mengklaim bukan hanya Uzair dan Isa saja anak Allah, akan tetapi mereka (Yahudi dan Nasrani) itu juga anak Allah. Allah menjelaskan dalam surat Al-Maidah ayat 18 – 19 :

وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ (18) يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَى فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ أَنْ تَقُولُوا مَا جَاءَنَا مِنْ بَشِيرٍ وَلَا نَذِيرٍ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَشِيرٌ وَنَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (19)

Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu). (18) Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami (Muhammad Saw), menjelaskan (syari'at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: "Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan." Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(19)

Begitulah prilaku para pemuka agama di kalangan Yahudi dan Nasrani. Mereka sangat leluasa mengarang ajaran agama dengan cara; mencampur adukkan al-haq (kebenaran) dengan al-bathil (kebatilan), menyembunyikan al-haq (QS.2 : 42 dan 3 : 71), menyimpangkan ayat dari pengertian yang sebenarnya (QS.4 : 46 dan 5 : 13 dan 41), pandai menyuruh umat berbuat baik, namun diri mereka melupakannya (QS. 2 : 44) dan lain sebagainya.

Al-Qur’an sebagai Kitab Allah yang terakhir diturunkan untuk umat manusia, tentunya mencakup kaum Ahlil Kitab (Yahudi dan Nasrani), membongkar motivasi para tokoh agama Yahudi dan Nasrani berbuat senekat itu. Motivasi utamanya ternyata adalah kepentingan dunia berupa harta dan menumpuk tabungan (uang). Allah memperingatkan umat Nabi Muhammad agar para tokoh agamanya (ulamanya) tidak berprilaku seperti itu, seperti yang dijelasakan dalam surat Attaubah ayat 34 -35

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (34) يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ (35)

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,(34) pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."(35)

Sebuah fenomena yang menarik dan aneh bahwa berbagai ajaran menyimpang yang dikembangkan para pemuka agama Yahudi dan Nasrani tersebut telah membentuk karakter bangsa Yahudi dan Nasrani menjadi bangsa yang suka mengingkari janji, kafir pada ayat-ayat Allah, termasuk pada Al-Qur’an, membunuh para Nabi, sikap keras kepala, menuduh Maryam dengan tuduhan palsu, mengkalim berhasil membunuh Isa, berbuat berbagai kezaliman di muka bumi, menghalangi manusia dari jalan Allah, suka makan riba dan memakan harta manusia dengan jalan yang bathil, kecuali mereka yang mendalam ilmumnya tetang Taurat dan Injil seperti Waraqah Bin Naufal dan sebagainya. (QS. 4 : 155 – 162)

Membunuh para Nabi dan memerangi mereka, termasuk Nabi Muhammad dan para pengikutnya, tentulah perbuatan yang amat tercela dan bahkan merupakan tindakan terorisme yang tidak dibenarkan sama sekali oleh Allah Ta’ala. Sikap itu pula yang sekarang dipertontonkan oleh kaum yahudi di Palestina dan Nasrani di Irak dan Afghanistan. Sebab itu, tidak heran jika mereka selalu melancarkan serangan dan peperangan terhadap umat Nabi Muhammad sepanjang masa. Para Nabi saja mereka perangi dan bunuh, apalagi umat Nabi Muhammad Saw? Allah menjelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 120 :

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

Memperhatikan prilaku dan ajaran kaum Ahlul Kitab yang sangat menyimpang itu, termasuk umat Nasrani sepanjang masa, khususnya terkait tentang ketuhanan, ibadah, mu’amalah dan sebagainya timbul beberapa pertanyaan mendasar : Apa benar yang demikian itu ajaran tuhan Isa? Kalau benar, apakah pantas Isa menjadi tuhan yang penuh kebencian dan kebengisan? Mana kasih sayang yang dikalim itu? Kok Tuhan malah dibunuh? Dan banyak lagi pertanyaan lain yang mendasar.

Sesungguhnya Isa tidak pantas jadi tuhan hanya karena ia lahir tanpa bapak. Kalau Isa lahir tanpa bapak sudah pantas jadi tuhan, maka Adam lebih berhak jadi tuhan karena lahir tanpa ibu dan bapak seperti yang dijelaskan Allah dalam surat Ali Imran, ayat 59 :

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آَدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah sama seperti Adam. Dia menciptakannya (Adam) dari tanah, kemudian Dia berkata padanya : jadilah! Maka jadilah ia.

Jadi, kalau Isa bukan tuhan dan dia hanyalah seorang Nabi sebagaimana nabi-nabi Allah yang lain, termasuk nabi terakhir Muhammad Saw. timbul pertanyaan : Ajaran trinitas yang menyekutukan Allah itu ajaran siapa sebenarnya? Apakah ajarn Isa, atau hanya rekaan para tokoh agama saja? Allah menjawabnya dalam surat Al-maidah ayat 116 – 188 berikut :

وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ (116) مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (117) إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (118)

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?." Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib."(116) Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.(117) Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(118).

Berdasarkan analisah di atas, kita dapat menyimpulan bahwa Isa itu bukan tuhan. Dia adalah salah seorang Nabi Allah yang membawa ajaran Tauhid, sama dengan ajaran tauhid Nabi Muhammad Saw, yang sama-sama meneruskan ajaran Tauhid bapak/moyang mereka Ibrahim alaihissalam.

Kalau demikian halnya, agama Islam dan Kristen (Nasrani) - termasuk juga Yahudi dan musyrikin lainya - tidaklah sama. Islam berdasarkan Tauhid, sedangkan agama yang lainnya berdasarkan syirik. Maka, hati-hatilah wahai kaum Muslimin dalam menerima undangan menyambut tahun baru dan hari natal… Wallahul Muwaffiq wal Hadi ila sawa-issabiil…

Dari: EraMuslim

Bush Memang Telah Berencana Diskreditkan Umat Islam

Ismail Sirajuddin, Direktur Perpustakaan Alexandria, menegaskan bahwa Barat sengaja merusak citra Islam dan menjadikan orang-orang muslim sebagai musuh setelah Uni Soviet runtuh.

Ucapan ini Ia sampaikan saat pembukaan Seminar “Idealisme Kebangkitan Islam”, bertempat di perpustakaan Alexandria yang di ikuti oleh 15 peneliti dari Negara Arab dan Islam, Rabu (23/12).

“Banyak orang-orang yang menginginkan merusak citra Islam, setelah runtuhnya Uni Soviet selama kurang lebih 20 tahun yang lalu” ungkap Sirajuddin.

“Rencana ini tertulis dalam banyak karangan-karangan mereka diantaranya dalam buku The Clash of Civilizations karangan Samuel Huntington dan dilaksanakan oleh mantan Presiden Amerika George W. Bush dan rekan-rekannya (kabinet Pemerintah Amerika 2000-2008)."

"Hal ini sudah tersebar luas tidak menjadi sebuah rahasia lagi,” tambahnya.

Bush Serang Afghanistan Dan Irak Berdalihkan Agama. Sumber-sumber pers Amerika Serikat mengatakan dalam sebuah laporan bahwa catatan rahasia mantan sekretaris pertahanan AS, Donald Rumsfeld, berisi pertanyaan-pertanyaan yang dipilih dari Taurat. Hal tersebut menegaskan bahwa alasan-alasan yang menyebabkan Bush untuk perang di Afghanistan dan Irak pada dasarnya adalah atas dasar agama.

Majalah Amerika "GQ" mengatakan: Memo tersebut mengambarkan pendapat Rumsfled akan ambisi mantan Presiden Amerika George W. Bush untuk merubah Timur Tengah menjadi seperti apa yang ia direncanakan, yaitu mengulang kembali perang salib, seperti apa yang ia sampaikan saat permulaan perang melawan Irak.

Majalah GQ menambahkan terkait memo Rumsfled bahwa di tahun 2003 bahwa Bush berbicara dengan mantan Presiden Perancis Jack Chirac, seraya berkata: "Ya'juj dan Ma'juj sekarang berada di Timur Tengah dan itu harus dibasmi." Dua karakter ini terdapat dalam Kitab Kejadian dan Kitab Yehezkil. Menurut kitab itu keduanya akan muncul dari utara di akhir tahun milenium, yang akan menghancurkan Israel dalam perang terakhir.

Bush juga mengatakan kepada mantan Presiden Perancis bahwa perang melawan Irak sekarang in adalah ketentuan Tuhan. Ia ingin agar bisa menggunakan perang ini untuk membasmi musuh-musuh umat-Nya sebelum datang era baru. Ia juga menegaskan bahwa telah diperintah oleh Tuhan untuk berperang melawan Irak dan Afganistan.(imo/sn/fjr)

China Sogok Kamboja Agar Deportasi Uighur

Dapat iming-iming bantuan dari China, Kamboja mendeportasi paksa para pengungsi Uighur yang mencari suaka di negara itu

Hidayatullah.com--Human Rights Watch (HRW) meminta agar pemerintah China segera memberi akses masuk bagi 20 orang Uighur, yang terdiri dari 17 pria, 1 wanita dan 2 anak-anak, yang dideportasi paksa 19 Desember lalu oleh Kamboja. Tindakan deportasi paksa itu merupakan pelanggaran hukum internasional.

Catatan kelam China dalam kasus penyiksaan, penghilangan dan penahanan sewenang-wenang atas orang-orang Uighur, kegagalannya membawa peristiwa di Xinjiang ke pengadilan dan tekanan kuat kepada Kamboja untuk memulangkan orang-orang Uighur, sangat memprihatinkan bagi pencari suaka dan umat manusia pada umumnya. Demikian kata HRW dalam pemberitahuan persnya (22/12).

"Kementerian luar negeri China secara serampangan melabeli pria, wanita dan anak-anak Uighur ini sebagai 'kriminal'," kata Brad Adams, direktur HRW untuk wilayah Asia.

"Pemerintah China harus ditekan sekeras mungkin agar memberitahukan tempat (penampungan) orang-orang yang dikembalikan itu. Agar komunitas diplomatik internasional mendapatkan akses atau mereka dibebaskan."

Kalaupun ada yang dianggap sebagai penjahat, maka harus ada bukti yang ditunjukkan sehingga dunia internasional bisa melihatnya dengan jelas. Demikian kata Adams.

HRW mengatakan akses terhadap para pencari suaka itu harus segera diberikan oleh Beijing kepada perwakilan PBB, perwakilan diplomatik dan anggota keluarga para pengungsi.

Banyak orang Uighur yang meninggalkan China setelah peristiwa kerusuhan tangal 5-7 Juli di Urumqi. Mereka yang lari ke Kamboja tiba pada akhir Oktober dan awal Nopember, dan telah ditetapkan oleh UNHCR sebagai "orang-orang yang harus mendapatkan perhatian". Pada 16 Desember mereka dipindahkan ke sebuah tempat penampungan yang dibangun bersama oleh UNHCR dan pemerintah Kamboja.

Kerusuhan di Urumqi menjadi episode terburuk kekerasan etnis di China dalam beberapa puluh tahun terakhir. Bukannya melakukan penyelidikan menyeluruh sesuai standar hukum setempat dan hukum internasional, pemerintah China malah melakukan penangkapan besar-besaran.

Catatan resmi menyebutkan lebih dari seribu orang ditangkap. Sampai saat ini sudah empatbelas orang Uighur dan Han yang dihukum mati. Proses pengadilan tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Pendampingan hukum dilarang, putusan hakim telah diatur sebelumnya dan persidangan tidak dilakukan secara terbuka.

HRW mengatakan, tindakan Kamboja yang memulangkan paksa para pencari suaka Uighur adalah melanggar hukum. Negara itu berkewajiban menjalankan konvensi PBB terkait penanganan pengungsi dan konvensi tentang larangan penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi. China yang juga meratifikasi kedua konvensi tersebut seharusnya mematuhinya.

Kamboja seharusnya malu dengan tindakannya, karena selama ini pengungsi Kamboja yang mencari suaka di luar negeri dilindungi berdasarkan kedua konvensi tersebut.

"Tindakan Hun Sen menjadikan komitmen Kamboja, yaitu bekerjasama dengan UNHCR guna melindungi orang-orang yang khawatir akan diadili secara tidak adil atau disiksa jika kembali pulang, sebagai sebuah lelucon," kata Adams.

PBB dan banyak negara lain mendesak agar pemerintah Kamboja tidak memulangkan orang-orang Uighur secara ilegal. Namun Perdana Menteri Hun Sen mengabaikan seruan tersebut. Para pencari suaka itu diangkut ke lapangan udara militer dan dideportasi dengan menggunakan pesawat sewaan. Tujuan pesawat hingga kini tidak diketahui.

Beberapa jam setelah Kamboja mendeportasi mereka, Wakil Presiden China Xi Jinping tiba di Phnom Penh guna mengucapkan terima kasih dan memastikan bahwa China akan memberikan bantuan sekitar 900 juta dollar kepada Kamboja.

"Ketika satu anggota Dewan Keamanan secara terang-terangan menekan negara lain untuk melanggar kewajiban internasionalnya, maka hal itu tidak hanya menjadi masalah bagi para pencari suaka, tapi juga seluruh dunia," kata Adams.

"Seharusnya tidak ada pejabat China yang diperbolehkan berpartisipasi di Dewan Keamanan PBB, UNHCR, atau lembaga internasional terkait lainnya, oleh karena adanya pelanggaran yang mengejutkan ini," [di/hrw/www.hidayatullah.com]

22.12.09

Amerika, Jangan Bunuh Muslim, Jika Tak Mau Dibunuh!

Amerika dan negara-negara Barat yang tergabung dalam NATO melakukan segala cara untuk menghentikan yang kata mereka “teroris.” Bukan kebetulan kalau yang mereka sebut teroris itu,  99,99 persen adalah orang Islam.
Untuk menghentikan teroris itu, maka mereka pun berburu sampai ke Iraq, dan Afghanistan. Tapi ternyata, menurut Noam Chomsky, seorang ahli bahasa Amerika, filsuf, ilmuwan, aktivis politik, penulis, dan dosen, serta seorang profesor emeritus linguistik di Massachusetts Institute of Technology, menghentikan terorisme itu gampang-gampang saja. Tidak perlu keluar biaya besar dan pasukan yang banyak.
Dalam salah satu ceramahnya yang kini beredar di youtube, dan banyak diposting dimana-mana, ada cara efektif untuk menghentikan terorisme. Chomsky mengatakan jika ingin menghentikan terorisme, maka Amerika dan Barat harus berhenti membunuh orang-orang Muslim. “Jika ingin orang Muslim berhenti membunuh Anda, maka berhentilah membunuh mereka!”
Artinya, orang Muslim akan melakukan tindakan perlawanan, jika dianiaya, bahkan sampai dibunuh, direnggut semua harta dan kepemilikannya. Atau dengan kata lain, bahwa bukan orang Muslimlah yang telah memulai pembunuhan-pembunuhan itu.
Nah Amerika, dengarkanlah Chomsky! (sa/islamicawakening)

This message may contain confidential and/or proprietary information of Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT., and /or their affiliated companies. This message is intended only for use of the named addressee(s). If you are not named addressee or receive this message in error you may not disclose, copy, distribute or use this information for any purpose.

Prof Meuleman: Barat Juga Melaksanakan Syariat Islam

Tak jarang hukum syariah pengaturan prostitusi dan perceraian di Kanada dan Inggris dipraktikkan oleh warganya

Hidayatullah.com--Hukum Islam dengan segala keunikan dan kesempurnaan yang dimilikinya selalu relevan  dalam setiap tempat, keadaan, dan zaman. Di negara Barat contohnya, sekali pun tidak secara legal menyatakan diri sebagai negara Islam, namun pada praktiknya justru lebih mampu melaksanakan syariat Islam dibandingkan negara yang berpenduduk mayoritas Islam.

Demikian Chairman of Board of Governor of Islamic University of Europe, Prof Dr Johan H Meuleman, memaparkan presentasinya dalam “Konferensi Internasional Hukum Islam di Dunia Modern” di Auditorium Utama, baru-baru ini.

Namun kenyataan sulit yang sering dihadapi warga muslim Barat, lanjut guru besar Universitas Rotterdam itu, adalah masih sangat minimnya fatwa yang dapat memecahkan masalah mereka di Barat. Sehingga fatwa di Barat dalam proses kontinuitas ijtihad.

Selain warga Muslim, warga non-Muslim Barat pun ikut ambil bagian dalam menjalankan syariat Islam itu. Tak jarang hukum syariah pengaturan prostitusi dan perceraian di Kanada dan Inggris juga dipraktikkan oleh warganya. Jadi, lanjut mantan guru besar UIN itu, hukum Islam tidak selalu kontradiksi dengan hukum negara bukan Islam.

Konferensi yang berlangsung selama tiga hari itu ditutup kemarin oleh Dekan FSH Prof Dr Muhammad Amin Suma SH MA MM. Konferensi ini diikuti oleh 10 negara, antara lain India, Mesir, Malaysia, Bangladesh, Yordan, dan Iran.  [jam/uinjkt/www.hidayatullah.com]

This message may contain confidential and/or proprietary information of Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT., and /or their affiliated companies. This message is intended only for use of the named addressee(s). If you are not named addressee or receive this message in error you may not disclose, copy, distribute or use this information for any purpose.

Aslim Taslam

Jika Islam mengakui keselamatan ada pada agama lain, tentu Islam tidak akan mengajak pemeluk agama lain masuk Islam

Oleh: Dr.Hamid Fahmy Zarkasyi*


“Masuklah Islam, maka Anda akan selamat.” (Aslim taslam)"Namun jika Anda menolak Anda akan mendapat dosa dua kali lipat." Begitulah kalimat-kalimat dalam surat Nabi yang dikirim kepada Heraclitus, Kaisar Romawi Timur. Kepada Kaisar Persia Ebrewez surat Nabi berbunyi sama dengan tambahan “…jika Anda menolak maka bagi Anda dosa seluruh kaum Majusyi”.

Kepada Kaisar Najasyi berbeda lagi. Surat Nabi berbunyi: “Aku ajak Anda kepada Allah yang Esa yang tiada sekutu bagiNya… dan memmpercayai apa yang aku bawa”

Kepada penguasa Mesir Muqauqis juga demikian: “Masuklah Islam Anda akan selamat… agar Allah memberi pada pahala dua kali lipat. Jika Anda menolak Anda akan menanggung dosa bangsa Qibti”.

Surat Nabi itu adalah tawaran, dakwah, atau panggilan untuk keselamatan. Bukan memasarkan agama. Bukan pula intimidasi yang militeristik. Kurirnya pun tidak disertai pasukan bersenjata. Beda dengan perkataan “You are with us or against us,” lalu tebar dana liberalisasi. Surat itu santun tapi tegas. Nabi sedang membawa risalah menyempurnakan risalah sebelumnya.

“Masuklah Islam Anda akan selamat,”
artinya jelas bahwa yang tidak masuk Islam tidak akan selamat. Tidak ada jalan keselamatan di luar Islam. Itulah misi Nabi. Itulah Islam sebagai Al-din al-kamil. Islam adalah din, bukan religi atau agama kultural. Din adalah sistem keyakinan, peribadatan serta prinsip kehidupan dunia-akhirat yang turun melalui wahyu Allah. Jadi din adalah jalan kebenaran dan keselamatan. Jika seseorang masuk dalam sistem keyakinan atau din ini maka ia akan berserah diri. Itulah berislam.

Berserah diri dalam Islam jelas kepada Tuhan yang bernama Allah. Allah seperti yang dalam konsep para nabi dan Nabi Muhammad. Maka dari itu Allah bukan Yahweh, bukan tuhan Bapak, bukan Nirguna Brahman, bukan Tao Te Ching, bukan En Soph, bukan pula Dharmakaya. Allah juga tidak sama dengan tuhan-tuhan eksoterik yang terbatas dalam konsep “transedentalisme”. Berserah diri artinya berislam kepada Tuhan nabi Ibrahim, Musa, dan Isa serta nabi-nabi yang lain. Tuhan nabi-nabi itu adalah Tuhan yang diimani Nabi Muhammad.

Jika Tuhan agama nabi-nabi itu benar mengapa penganut agama-agama terdahulu itu harus ikut agama Nabi Muhammad? Al-Quran surah al-Ma’idah 65 menjawab: “Jika orang-orang ahlul kitab beriman dan bertaqwa (kepada Allah) akan Kami hapuskan dosa mereka dan akan Kami masukkan surga.” Artinya ahlul kitab dianggap tidak beriman kepada Allah SWT.

Menurut ahli tafsir al-Baydhawi, ahlul kitab, dimaksud adalah sebelum datangnya Islam. Standarnya pun merujuk kepada Kitab Taurat dan Injil (al-Maidah 67), yang intinya adalah tauhid. Tapi itu pun tidak mereka lakukan.

Sesudah Islam datang, konsep berserah diri dan beriman pada Allah pun disempurnakan. Konsep beriman pada Allah merujuk kepada Al-Quran. Rukunnya ditambah iman pada rasul-rasul-Nya dan kitab-kitab yang dibawa mereka, pada hari akhir, qada-qadar, serta konsekuensi-konsekuansi yang ditimbulkannya. Dalam al- al-Ma'idah, 69 dan al-Baqarah 62, jelas bahwa keselamatan agama terdahulu adalah beriman pada Allah, hari akhir, dan beramal shaleh. Keselamatan sesudah Islam datang beriman dengan rukun-rukunnya.

Bukankah agama-agama itu dibawa oleh nabi-nabi dan turun dari Allah juga? Benar, tapi para pakar tafsir menyimpulkan bahwa untuk masa sesudah kedatangan Islam, agama-agama itu dibatalkan (mansukh). Ini berarti agama Kristen, Yahudi, Sabian, dan sebagainya itu, kini telah disempurnakan Islam. Ketika menafsirkan al-Baqarah 62 dan Ali Imran 69, al-Tabari yakin bahwa surat itu telah dimansukh oleh surah Ali Imran ayat 75 "Barangsiapa memeluk agama selain Islam tidak diterima…".

Pendapat ini merujuk kepada Ibn Abbas dan diperkuat oleh al-Qasimi, Wahbah Zuhayli, dan mufassir-mufassir lainnya. (Lihat Hikmat Ibn Bashir ibn Yasin, al-Tafsir al-Sahih, mausu'ah al-Sahih al-al-Masbur min al-Tafsir bi al-Ma'thur, 2 jld, jld 1, Dar al-Ma'athir, Madinah, 1999, 169).

Menurut Ibn Taymiyyah bunyi al-Baqarah 62: “beriman kepada Allah dan hari akhir” tidak bisa difahami secara literal tapi perlu ditafsirkan. Konsep iman berkaitan dengan konsep amal dan ilmu. Konsekuensi menerima konsep itu yang terpenting adalah masuk Islam. Bagi yang hidup sebelum Islam, konsekuensinya adalah taat menjalan ajaran nabi-nabi mereka. Sesudah Islam konsekuensinya adalah taat kepada ajaran yang dibawa Islam. Logikanya jika Allah adalah juga Tuhan agama-agama, mengapa firmanNya yang dibawa Nabi Muhammad tidak mereka digubris.

Apakah Islam itu agama yang ekslusif? Betul! Ssebab selain jalan Islam tidak dianggap selamat. Salah! sebab dalam Islam, anak-anak dari orangtua yang beragama apapun, jika meninggal sebelum baligh akan masuk surga alias selamat. Logikanya, jika Islam mengakui keselamatan ada pada agama lain, tentu Islam tidak akan mengajak pemeluk agama lain masuk Islam. (al-Nahl 126). Nabi juga tidak akan mengirim surat meminta Raja Romawi Heraclitus, Raja Persia Ebrewez, Raja Ethiopia masuk Islam.

Tapi menganggap agama lain tidak selamat bukan penyebab utama manusia saling membunuh. Sejarah membuktikan, pembunuhan nabi-nabi dilakukan oleh mereka yang tidak suka agama. Kini tidak ada lagi nabi-nabi pembawa kebenaran dan jalan keselamatan untuk dibunuh. Yang dibunuh adalah kebenaran dan jalan keselamatan dan bahkan “tuhan” itu sendiri. [www.hidayatullah.com]ilustrasi: Pascal Deloche/Godong/Corbis

Kamuflase Umat Kristiani di Indonesia

Dalam beberapa hari ke depan, umat Kristiani akan merayakan hari raya mereka, yaitu hari raya Natal. Di Indonesia, agama yang dibawa ke tanah air oleh kaum kolonialis ini merupakan minoritas. Namun, mereka merupakan minoritas yang cukup besar pengaruhnya. Selain itu, upaya mereka yang sangat gigih dalam melakukan aksi misionaris terhadap umat Islam telah meningkatkan jumlah populasi mereka dari tahun ke tahun.

Tulisan ini ingin membahas salah satu aspek dari strategi umat Kristiani di Indonesia dalam upaya mereka mempengaruhi umat Islam. Tapi biarlah kami memulainya dengan sebuah cerita dari negeri tetangga.

Beberapa waktu yang lalu Malaysia sempat diramaikan oleh perdebatan tentang penggunaan kata ‘Allah’ di dalam Alkitab berbahasa Melayu. Kaum Muslimin, melalui beberapa tokohnya, mengkritik penggunaan kata ini oleh kalangan Kristiani. Penolakan ini disebabkan beberapa hal, antara lain karena kata ’Allah’ bukan merupakan terjemahan kata ’God’ yang digunakan oleh Bible berbahasa Inggris. Istilah Melayu untuk kata ’God’ adalah ’Tuhan.’

Jadi mengapa umat Kristiani begitu ngotot ingin menggunakan kata ’Allah,’ dan bukannya kata ’Tuhan’ di dalam Alkitab yang mereka gunakan?

Persoalan ini kembali ditanyakan oleh seorang peserta yang menghadiri kajian tentang worldview of Islam yang dibawakan oleh Prof. Naquib al-Attas di Kuala Lumpur hari Ahad malam, 13 Desember 2009. Saat ditanya pendapatnya tentang penggunaan kata ’Allah’ oleh umat Kristiani di Malaysia, Prof. Naquib dengan tegas mengatakan bahwa ia sudah menyikapi persoalan ini sejak beberapa tahun yang lalu. Ketika mendengar keinginan pendeta-pendeta Kristen di Malaysia untuk menggunakan kata ’Allah’ dalam Alkitab, maka beliau mengundang para pemimpin Kristiani dan petinggi negara untuk berdialog di lembaga yang beliau pimpin ketika itu, yaitu ISTAC.

Beliau bertanya kepada tokoh-tokoh Kristen tersebut mengapa mereka ingin menggunakan kata ’Allah.’ ”Karena kami ingin berdoa dalam bahasa Melayu,” jawab mereka. ”Tapi kata Melayu yang tepat untuk istilah God dalam Alkitab adalah istilah Tuhan,” sanggah Prof. Naquib. ”Selain itu,” lanjutnya, ”kata ’Allah’ bukan merupakan bahasa Melayu. It comes from a tradition that not belongs to you.”

Setelah menegaskan bahwa mereka seharusnya menggunakan kata ’Tuhan,’ Prof. Naquib menjelaskan bahwa kata itu pun pada akhirnya akan mengacu pada Allah. Karena Allah adalah Rabbul ‘Alamin, Tuhan alam semesta. Tidak ada yang bisa menghindar dari-Nya. Tapi kata ‘Allah’ tidak dapat dipergunakan oleh umat Kristiani karena mereka tidak menyifati-Nya sebagaimana mestinya. Allah tidak memiliki anak dan Dia tidak diperanakkan.

Jadi bagaimana mungkin umat Kristiani hendak menggunakan nama Allah tapi pada saat yang sama mengatakan bahwa Dia mempunyai anak, atau mengatakan bahwa Dia merupakan salah satu dari tiga oknum dalam trinitas? Ini sebabnya mengapa nama Allah tidak semestinya digunakan di dalam Alkitab.

Prof. Naquib mengkritik sikap pemerintah Malaysia yang sempat memutuskan untuk membawa persoalan tersebut untuk diputuskan di dalam Mahkamah. Ini bukan urusan mahkamah, ini merupakan urusan umat Islam, karena nama Allah berasal dari tradisi mereka. Jadi apa hak mahkamah untuk membuat keputusan dalam persoalan ini?

Prof. Naquib tidak menjelaskan lebih jauh bagaimana perkembangan persoalan tersebut lebih jauh di Malaysia, apakah orang-orang Kristen di sana tetap bersikukuh memaksakan keinginannya atau tidak. Bagaimanapun, hal ini membuat kami berpikir jauh tentang keadaan di tanah air. Betapa kaum Muslimin di Indonesia telah berkali-kali ‘kecolongan’ dalam persoalan ini.

Bukan hanya dalam penggunaan kata ‘Allah’ di dalam Alkitab, tetapi juga penggunaan berbagai istilah Islam oleh komunitas Kristiani di tanah air. Penulis cukup banyak mengetahui persoalan ini karena penulis sendiri selama lebih dari sepuluh tahun menjalani pendidikan di sekolah-sekolah Kristen dan banyak anggota keluarga penulis yang juga mengalami hal yang sama.

Kami menulis ini dengan sedikit rasa penyesalan mengapa tidak menulis persoalan ini lebih awal. Penyesalan menjadi bertambah besar karena heran melihat nyaris tidak adanya para ulama di Indonesia yang memiliki sikap tegas terkait dengan persoalan ini.

Kalangan Kristen di Indonesia sejak lama telah menggunakan kata ’Allah’ di dalam Alkitab mereka. Kata ini masuk dan menjadi mapan di dalam agama Kristen tanpa ada tantangan sama sekali dari kaum Muslimin. Mereka biasa menyebut ’Tuhan Allah’ di dalam doa-doa mereka. Hanya saja cari penyebutan mereka terhadap kata ini berbeda dengan kaum Muslimin. Mereka membacanya dengan bunyi ’Alah’, bukan sebagaimana lafadz yang digunakan dalam bahasa Arab.

Namun umat Kristiani di Indonesia tidak berhenti sampai di situ. Mereka juga menggunakan kata ’syafaat’ dalam tradisi mereka. Lima belas atau dua puluh tahun yang lalu, penulis sempat kaget saat melewati sebuah gereja di Kwitang menjelang perayaan Natal. Di sana terbentang sebuah spanduk dengan berisi ajakan merayakan hari Natal ‘dalam rangka mendapatkan syafaat ...’. Apa yang mereka maksud dengan syafaat? Mereka jelas tidak mengambil istilah ini dari bahasa Yunani, Latin, ataupun bahasa Aramaic. Ini jelas bersumber dari bahasa Arab dan dari tradisi Islam.

Lalu atas tujuan apa mereka tiba-tiba menggunakan kata ini? Apakah karena mereka mengetahui bahwa kata ini memiliki posisi yang sangat penting di kalangan sebagian besar umat Islam Indonesia? Apakah dengan menggunakan kalimat ini mereka bermaksud mengecoh kaum Muslimin yang tidak mendalam ilmu agamanya dan hendak mengeksploitasi harapan mereka yang tinggi untuk mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam dengan mengatakan bahwa Yesus juga memiliki syafaat?

Umat Kristiani di Indonesia juga menggunakan kata syahadat. Di sekolah-sekolah Kristen, setidaknya sebagiannya, murid-murid diajarkan doa syahadat. Belakangan ini kami juga mendapat informasi bahwa beberapa kalangan Kristen meniru kebiasan kaum Muslimin dalam mengucapkan insya Allah. Tapi bukannya mengucapkan kalimat yang sama, mereka mengubahnya menjadi insya Yesus. Apa sebenarnya yang diinginkan umat Kristiani Indonesia dengan semua ini?

Apakah mereka sudah tidak memiliki identitas yang jelas sampai kemudian tanpa rasa malu mengambil dari tradisi Islam? Apakah mereka sudah mengalami kebangkrutan sehingga terpaksa comot sana comot sini dan memakai milik orang lain – tanpa minta izin pula?

Selain hal di atas, ada persoalan lain dari penggunaan bahasa di Indonesia yang perlu dikaji ulang. Selama bertahun-tahun, ejaan bahasa Indonesia telah mengalami perubahan yang semakin menjauhkannya dari bahasa Arab dan Islam. Dulu kita menyebut ’ilmu hayat,’ kini kita menamainya ’ilmu biologi.’ Dulu kita menggunakan istilah ‘izin,’ kini ‘ijin’; dulu ‘alfabet’ kini ‘alpabet.’

Semua kata yang berasal dari bahasa Arab atau yang berbunyi ke-arab-araban dijauhkan dan diberi bunyi yang berbeda. Seorang kawan kami mengistilahkan ini sebagai ‘Krsitenisasi bahasa.’ Mungkin ini sebuah istilah yang berlebihan. Namun sama sekali tidak salah jika ini disebut sebagai ‘de-Islamisasi bahasa.’

Ustadz Rahmad Abdullah, almarhum, dengan sangat jeli mengamati digunakannya kata-kata tertentu yang bersumber dari Islam ke dalam bahasa sehari-hari, tapi dengan diberi konotasi negatif. Misalnya saja kalimat semisal ’gajinya telah disunat.’ Kata ’disunat dalam kalimat tersebut maksudnya jelas, yaitu dipotong secara semena-mena, atau dengan kata lain dikorupsi. Mengapa sebuah istilah yang mulia dalam Islam, yaitu sunat atau khitan, bisa digunakan dengan konotasi begitu buruk dalam bahasa Indonesia?

Kita juga sering mendengar istilah ’nafasnya senin-kamis’ yang mengacu pada kelemahan dan tidak adanya kekuatan. Mengapa menggunakan istilah senin-kamis? Semua orang tahu kalau hari Senin dan Kamis adalah hari disunahkannya kaum Muslimin berpuasa. Apa tujuan digunakannya kata-kata ini di dalam bahasa sehari-hari?

Ada banyak contoh-contoh lain di samping yang telah kami sebutkan di atas. Penulis memang tidak memiliki bukti untuk mengatakan bahwa contoh-contoh yang terakhir ini dilakukan oleh pihak Kristen. Yang jelas, kesalahan ada pada kaum Muslimin Indonesia sendiri karena mereka telah lalai dari hal ini. Karena itu, kaum Muslimin, khususnya para wartawan, jurnalis, dan penulis Muslim, perlu meneliti ulang dan membongkar kembali penggunaan istilah-istilah tertentu yang tidak pantas. Kaum Muslimin perlu menyusun ulang strategi bahasa mereka.

Kami ingin kembali pada upaya kalangan Kristiani yang dapat dilihat secara langsung wujudnya. Selain yang telah disebutkan pada bagian awal tulisan ini, kita masih menemukan berbagai hal yang mereka lakukan. Kini mereka bukan hanya mengambil istilah ‘Allah’ dan beberapa istilah kunci lainnya, mereka juga menggunakan istilah tilawatil Injil dan membuat kaligrafi bahasa Arab dengan muatan nilai-nilai Kristen.

Mereka juga dengan bangga menyiarkan komunitas orang-orang Betawi yang telah masuk Kristen lengkap dengan pakaian tradisional mereka: sarung, baju koko, dan peci untuk yang pria, dan kebaya serta kerudung untuk yang wanita. Sebaiknya umat Islam bersiap-siap. Mungkin tidak lama lagi mereka akan mulai membaca ‘tahlil’ dan merayakan ‘maulid.’ Naudzu billahi min dzalik.

Hal ini membuat kami bertanya, apakah mereka sudah tidak merasa sungkan lagi melakukan kamuflase secara terang-terangan? Selain itu kami juga ingin bertanya, apakah umat Kristiani di Indonesia sama sekali sudah tidak menghargai orisinalitas dalam agama mereka sendiri? Apakah mereka sudah tidak memiliki harga diri sehingga menempuh cara-cara semacam ini dalam beragama?

Sebetulnya praktek-praktek semacam ini sama sekali bukan hal yang baru dalam agama Kristen sejak era Paulus (Saul of Tarsus). Paulus-lah yang telah mengalihkan ajaran yang dibawa Yesus kepada orang-orang Romawi, walaupun sesungguhnya Yesus (Nabi Isa) mengkhususkan ajarannya kepada orang-orang Yahudi saja. Sejak itu agama Kristen mengadopsi berbagai kebiasaan dan tradisi masyarakat pagan agar agama yang mereka bawa ini bisa diterima oleh mereka, walaupun konsekuensinya adalah hilangnya orisinalitas, identitas, dan karakter asal agama mereka.

Sejak itulah penganut Kristiani membolehkan orang tidak bersunat, padahal Alkitab sendiri menjelaskan betapa Yesus (Nabi Isa) tidak menyukai orang-orang yang tidak bersunat. Mereka menjadikan hari-hari suci kaum pagan sebagai hari suci mereka, antara lain tanggal 25 Desember (hari Natal) dan hari Minggu (Sunday atau harinya Matahari). Mereka juga mengalihkan pemujaan kaum pagan terhadap patung-patung dewa-dewi menjadi pemujaan terhadap patung-patung salib, Yesus, dan Bunda Maria. Jadi tidak heran jika hal itu kini juga dilakukan di Indonesia.

Kami tidak mengangkat persoalan ini dengan maksud supaya para pembaca dan kaum Muslimin secara umum menjadi marah dan bersikap emosional, atau mengamuk dan menimpakan sesuatu yang buruk kepada umat Kristiani. Karena bukan seperti itu tuntunan Islam. Tapi kita, khususnya para ulama, perlu mengkaji ulang persoalan ini secara mendalam. Kita perlu mengangkat persoalan ini ke permukaan, menanyakan langsung kepada tokoh-tokoh Kristiani apa yang menjadi tujuan mereka dengan melakukan ini semua.

Kita perlu menegaskan kepada mereka bahwa mereka tidak berhak dan tidak sepatutnya mengambil apa-apa yang berasal dari tradisi Islam.

Barangkali bagi umat Kristiani orisinalitas dan identitas sama sekali tidak penting, tapi kita mesti menjelaskan bahwa bagi kaum Muslimin keduanya sangat penting. Kalaupun umat Kristiani telah jatuh miskin dan bangkrut sehingga kehilangan perbendaharaan dari tradisi mereka sendiri dan karenanya ingin mengambil dari tradisi lain, maka silahkan mereka mengambilnya dari tradisi selain Islam. Silahkan mereka meminjamnya dari Hindu, dari Budha, dari Yahudi, atau dari tradisi agama lainnya (itupun kalau masing-masing agama itu mengijinkan).

Tapi jangan mengambil dari tradisi Islam. Hal ini bukan karena kaum Muslimin pelit atau bakhil. Tetapi karena pada setiap perbendaharaan tradisi itu ada hak dan posisinya sendiri yang telah diatur di dalam Islam. Ketika istilah-istilah tersebut diambil dan dimasukkan dalam kerangka ajaran Kristen, maka posisinya telah menjadi jauh berubah dan hak yang dimilikinya telah tercerabut dari nilai yang sesungguhnya. Dan ini merupakan suatu kezaliman. Dalam Islam, sesuatu yang tidak ditempatkan sebagaimana mestinya merupakan suatu kezaliman. Semakin besar kesenjangannya, maka semakin besar juga kezalimannya.

Biar kami pertegas lagi persoalannya supaya lebih jelas. Umat Kristiani menggunakan kata ’Allah’ di dalam Alkitab. Ini merupakan kata yang sepenuhnya bersumber dari tradisi Islam dan sama sekali tidak ada dalam tradisi Kristen. Dalam ajaran Islam, Allah itu Esa. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tapi kata ’Allah’ dimasukkan ke dalam Alkitab dan pada saat yang sama dijelaskan bahwa ’Allah’ mempunyai anak atau ’Allah’ merupakan salah satu dari tiga oknum pada trinitas. Ini merupakan sebuah penistaan dan kezaliman yang besar.

Dalam Islam syahadat merupakan sebuah kesaksian dengan formulasi utama berupa kesaksian bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan kesaksian bahwa Nabi Muhammad merupakan utusan Allah. Tetapi umat Kristiani tidak mengakui Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam sebagai utusan Allah. Jadi bagaimana mereka hendak begitu saja meminjam istilah syahadat sambil melucuti maknanya. Ini adalah sebuah kezaliman.

Demikian juga dengan istilah syafaat. Dalam Islam, syafaat diberikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam dan bukan oleh nabi-nabi yang lain, termasuk Nabi Isa ’alaihis salam. Apakah kalangan Kristen hendak mengambil kata ini sambil menyuruh manusia mengharapkan syafaat dari Yesus? Ini juga merupakan sebuah kezaliman.

Sekiranya mau menggunakan perbendaharaan kaum Muslimin boleh saja asalkan siap untuk menerima dengan segala pemaknaan serta keyakinan yang ada di dalamnya. Kalau tidak demikian maka janganlah mengambil sama sekali. Kalau umat Kristiani mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak mengetahui persoalan ini, maka kini kita telah memberitahukannya, dan karenanya mereka harus mengembalikan kepada umat Islam dan segera kembali pada konsep-konsep dan terminologi mereka sendiri.

Kalau mereka melakukan dengan sengaja dengan tujuan untuk mengacaukan identitas kaum Muslimin dan dengan tujuan menciptakan kebingungan di tengah-tengah mereka, maka ini adalah sebuah kejahatan yang mesti dihentikan.

Tapi yang terpenting dari itu semua adalah kita mesti mendidik generasi kaum Muslimin supaya mereka memiliki pemahaman yang baik terhadap Islam dan supaya mereka memiliki ilmu agama yang memadai. Sekiranya kaum Muslimin memiliki ilmu yang cukup baik, maka mereka tidak akan mudah terkecoh dengan taktik dan kamuflase yang dilakukan oleh orang-orang diluar kelompok mereka.

Para dai dan ulama Islam perlu memberikan pendidikan lebih luas kepada kaum Muslimin, khususnya yang berada di pedesaan, serta mengangkat perekonomian mereka, supaya mereka tidak mudah terpedaya dengan bujuk rayu pihak lain. Ini merupakan sebuah tugas yang amat mendesak bagi kita semua. Semoga Allah senantiasa memberi kekuatan kepada kaum Muslimin dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang belum memahami kebenaran.

Kuala Lumpur, 14 Desember 2009

Alwi Alatas, Mahasiswa PhD International Islamic University Malaysia (IIUM) dan penulis buku

Kematian Aneh Ratusan Saintis Dunia (2)

Sejak dua dekade terakhir, ratusan ilmuwan dan orang-orang jenius dunia menemui ajal dengan cara yang janggal. Dalam tulisan pertama sudah disinggung sedikit apa-apa saja yang menyebabkan kematian mereka.

Tulisan ini hanya membatasi siapa saja ilmuwan dan orang jenius dunia yang tewas sejak dari tahun 1990-an hingga 2009. Inilah nama-nama ilmuwan yang tewas yang sempat dicatat oleh berbagai suratkabar dunia (pemberitaannya sangat kecil) dan juga berbagai situs yang dikelola aktivis anti globalis:

Doktor Jose Trias (Meninggal dibunuh 19 Mei 1994). Doktor Trias dan istrinya dibunuh di rumah mereka sendiri di Chevy Chase, Maryland AS. Sebelum kematian mendatanginya, Trias bertemu dengan seorang wartawan sahabat mereka dan menceritakan jika mereka akan mengekspos tindakan kriminal dari HHMI (Howard Hughes Medical Institute) yang menjadi donatur sejumlah penelitian ilmiah yang ditujukan untuk operasi-operasi rahasia “hitam” (Black Ops research).

Doktor Jawad Al Aubaidi (Meninggal di Irak tahun 1994). Al Aubaidi merupakan seorang dokter kelahiran Irak lulusan Cornell University. Dia direkrut untuk memimpin proyek penelitian Biowar Mycoplasma, di mana salah satu proyeknya adalah memberi muatan dari gerakan super cepat dari Mycoplasma Missles dengan Strain. Berita di berbagai suratkabar menyebutkan Doktor Ubaidi dibunuh oleh Mossad dengan menabrakkan sebuah truk saat Ubaidi tengah turun dari mobil untuk mengganti bannya yang kempes di tepi jalan.

Doktor Tsunao Saitoh (Meninggal 7 Mei 1996 dalam usia 46 tahun). Doktor Saitoh merupakan salah seorang pakar di bidang protein abnormal dalam kasus Alzheimer. Tanpa sebab yang jelas, dia ditembak mati bersama dengan anak perempuannya, di LaJolla, California.

Profesor Jonathan Mann (Meninggal September 1998, di usia 51 tahun). Jonathan Mann menjabat sebagai Direktur pendiri Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk program AIDS-Global dan mendirikan Proyek SIDA di Zaire. Proyek ini sangat komprehensif dalam upaya penelitian AIDS di Afrika pada waktu itu. Pada tahun 1986, Jonathan Mann bergabung dengan WHO untuk memimpin respon global melawan AIDS. Dia menjadi direktur program global WHO pada AIDS yang kemudian menjadi program UNAids. Dia juga kemudian menjadi Direktur Francois-Xavier Bagnoud Pusat Kesehatan dan Hak Asasi Manusia, yang didirikan di Harvard School of Public Health pada tahun 1993. Pada awal tahun 1998, dia menimbulkan kontroversi ketika dengan terbuka dia menuding US National Institutes of Health telah melanggar hak asasi manusia dengan menyengaja tidak bertindak cepat untuk mengembangkan vaksin AIDS. Dia tewas di dalam pesawat dalam Penerbangan Swissair 111 di Kanada.

Elizabeth A. Rich, MD (Meninggal 10 Juli 1998, dalam usia 46 tahun). Dia adalah asisten senior profesor di Department of Medicine, University Hospitals CWRU dan dari Cleveland. Selain itu, dia juga seorang anggota komite eksekutif untuk Pusat Penelitian AIDS dan Bio-safety yang emiliki akses tingkat 3 pada fasilitas laboratorium khusus penanganan HIV, TB, dan penyakit lainnya. Elizabeth A. Rich tewas dalam suatu kecelakaan lalu lintas saat mengunjungi keluarganya di Tennessee.

Profesor Sidney Harshman (Meninggal 25 Desember 1997, dalam usia 67 tahun). Harshman merupakan pakar di bidang mikrobiologi dan imunologi, dan seorang spesialis langka di bidang Alfa-Stafilokokal Poison. Dia tiba-tiba diketemukan meninggal dunia dan pernyataan resmi menyebutkan diakibatkan oleh komplikasi diabetes.

Markus Purdey, seorang pengacara berani yang tengah mengusut kasus sapi gila. Dia tewas dalam satu kecelakaan lalu lintas misterius dan rumahnya dibakar habis, dipercaya untuk menghilangkan sejumlah arsip penting yang berisi bukti-bukti tentang keterlibatan lembaga penting dalam kasus sapi gila.

Dr C. Bruton, seorang spesialis Creutzfeldt-Jakob (CJD) yang langka di dunia. Bruton tewas dalam satu kecelakaan mobil sebelum karyanya yang akan mengejutkan publik terkait CJD dipublikasikan dalam sebuah acara seminar.

Doktor Linda Reese (Meninggal 25 Desember 2000, dalam usia 52 tahun). Beberapa hari setelah mempelajari sampel dari Tricia Zailo, 19, seorang mahasiswa tingkat dua di Michigan State University, Linda Reese meninggal dunia. Tricia Zailo sendiri sebelumnya meninggal pada 18 Desember 2000. Doktor Reese merupakan seorang ahli mikrobiologi.

Doktor Mike Thomas (Meninggal 16 Juli 2000, pada usia 35 tahun). Beberapa hari setelah memeriksa sampel yang diambil dari seorang gadis berusia 12 tahun yang didiagnosis mengidap meningitis, Doktor Thomas menemui ajal. Gadis itu sendiri selamat. Thomas merupakan seorang ahli mikrobiologi di Crestwood Medical Center di Huntsville.

Walter W. Shervington, MD (Meninggal 15 April 2000, pada usaia 62 tahun). Dia meninggal dunia dengan sebab penyakit kanker di Tulane Medical Hospital. Shervington merupakan seorang penulis yang angat detail, juga seorang dosen sekaligus peneliti tentang kesehatan mental dan AIDS di African-American Society.

Doktor Jeffrey Paris Wall (Meninggal 6 November 2001 dalam usia 42 tahun). Mayatnya ditemukan tergeletak di lantai tiga areal parkir di kantornya. Dia pernah belajar di University of California, Los Angeles. Wall adalah seorang ahli biomedis yang mengkhususkan diri dalam bidang paten dan kekayaan intelektual.

Lima Pakar Mikrobiologi yang tidak diumumkan namanya pada 4 Oktober 2001 tewas dalam “kecelakaan” pesawat udara. Sebuah rudal menghancurkan pesawat mereka yang tengah berada di atas Laut Hitam dekat perbatasan Rusia. Mereka sedang dalam perjalanan dari Israel ke Rusia (Novosibirsk) untuk suatu kepentingan yang tidak diumumkan. Novosibirsk merupakan rumah bagi ilmuwan Siberia. Di daerah ang hanya dihuni 2,5 juta orang terdapat lebih dari 50 fasilitas riset di sana dan 13 universitas.

Profesor Janusz Jeljaszewicz (Meninggal 7 Mei 2001). Penyebab kematiannya tidak diungkapkan. Profesor Jeljaszewics merupakan seorang ahli Staphylococcus dan Infeksi stafilokokus.

David W. Barry (Meninggal 28 Januari 2002, pada usia 58 tahun). Asisten senior profesor yang telah menemukan AZT, obat antivirus pertama pengobatan yang efektif untuk AIDS. Penyebab kematiannya tidak diumumkan.

Doktor Benito Que (Meninggal pada 6 Desember 2001 setelah sempat koma saat ditemukan pada tanggal 12 November 2001, usianya 52 tahun). Doktor Que yang merupakan seorang ahli Bilologi Sel dan terlibat aktif dalam riset meneliti onkologi hematologi mengalami tindak kriminal berupa penjambretan dan koma. Tubuhnya ditemukan di jalan dekat laboratorium tempatnya bekerja di University of Miami Medical School. Namun yang mencurigakan, pihak keamanan menyebutkan jika kematian Doktor Que bersifat alami karena serangan jantung.

Doktor Vladimer Pasechnik (Meninggal 23 Desember 2001 dalam usia 64 tahun). Dia ditemukan tewas di Wiltshire, Inggris, sebuah desa di dekat rumahnya namun dengan pelaporan dua tanggal yang berbeda: 21 November dan 23 Desember 2001. Doktor Pasechnik termasuk salah satu ilmuwan Rusia yang membelot ke Inggris dan menjadi pakar nomor wahid dari apa yang disebut dalam program senjata biologis. Dia juga terlibat dalam peneliian tentang wabah Flu tipe A. Doktor Christopher Davis dari Virginia menyatakan bahwa penyebab kematian adalah stroke. Doktor Davis adalah anggota intelijen Inggris yang mendampingi Doktor Pasechnik pada saat pembelotannya. Doktor Pasechnik juga terlibat dalam riset tentang Anthrax yang didanai CIA. (bersambung/ridyasmara) [nb. Foto di atas merupakan foto Dr. Jose Trias.]

(Arsip Tahukah Anda?)

Cacing Pita yang Memakan Otak Manusia

img(Foto: Macroevolution)

North Caroline
, Hilang keseimbangan, pusing-pusing, sulit menelan dan tubuh mati rasa sering didiagnosa sebagai gejala tumor otak. Tapi bisa jadi itu bukan tumor otak melainkan gejala cysticercosis. Penyebabnya adalah cacing pita yang menggerogoti dan memakan otak manusia.

Gejala awal yang dikeluhkan pasien itu memang mirip dengan gejala tumor otak atau penyakit stroke. Bahkan ketika dilakukan scan MRI, pertumbuhan tidak normal di otak terlihat seperti pertumbuhan tumor.

Namun ketika Dr Peter Nakaji, ahli bedah dari the Barrow Neurological Institute mengoperasi seorang pasiennya dengan kelainan tersebut, ia kaget karena menemukan sesuatu yang aneh pada otak pasiennya.

"Sebagai dokter bedah saya banyak menemukan hal-hal buruk dan aneh, termasuk ketika saya menemukan cacing parasit hidup yang sedang menggerogoti otak pasien. Cacing itu bisa menyebabkan kemunduran otak dengan sangat cepat," ujar Nakaji seperti dikutip dari Livescience, Senin (21/12/2009).

Cacing parasit yang masuk ke dalam otak itu adalah cacing Taenia solium yang hidup pada jaringan hewan babi. "Seseorang yang terinfeksi cacing pita ini bukan berarti jorok, tapi mungkin saja berasal dari makanan yang mengandung parasit cacing tersebut," kata Nakaji.

Kasus cacing parasit pada otak manusia ini semakin meningkat di Amerika. Lebih dari 20 persen ahli saraf di California pernah mendapatkan kasus ini. Cacing parasit yang dikenal dengan cysticercosis ini berasal dari usus babi dan bisa masuk dalam tubuh manusia serta berkembang di organ usus atau otak.

Jika seseorang makan larva cacing yang terdapat dalam daging, maka larva itu akan berujung di usus dan berkembang seperti alien. Seekor cacing bisa menghasilkan 50.000 telur setiap harinya. Tapi jika daging itu tercemar oleh telur dari kotoran babi dan dimasak dengan panas yang tidak sempurna, maka itulah yang memicu tumbuhnya cacing di otak.

"Berbeda dengan larva, telur cacing lebih mungkin untuk melewati aliran darah. Dari sana, telur bisa menjalar ke seluruh bagian tubuh, termasuk otot, permukaan bawah kulit dan otak," Raymond Kuhn, Professor biologi dan ahli parasit dari Wake Forest University, Winston-Salem, North Caroline.

Menurut Kuhn, cysticercosis adalah masalah besar di beberapa negara Amerika Latin dan Meksiko karena kebiasaan orang di sana yang mengonsumsi daging babi setengah matang. Penyakit ini bisa menular jika orang yang terinfeksi punya kebiasaan buruk seperti jarang mencuci tangan.

"Telur-telur cacing Taenia Solium itu bisa bertahan hidup di formaldehid, bahan yang keras dan berbahaya sekalipun. Bayangkan jika ia hidup di jaringan yang tidak berbahaya seperti organ tubuh manusia. Jika dibiarkan terus, ia bisa menghabisi organ-organ penting dalam tubuh manusia," ujar Kuhn.

Untuk beberapa kasus, operasi pengangkatan cacing dalam tubuh tidak diperlukan karena cukup dengan obat, cacing tersebut bisa mati. Namun jika cacing tersebut sudah memasuki daerah percabangan pada otak, maka tidak ada lagi langkah yang bisa menyelamatkan pasien selain operasi pengangkatan cacing karena jika dibiarkan risiko kematian pun bisa menghampiri. (fah/ir)

http://health.detik.com/read/2009/12/21/180045/1263866/766/cacing-pita-yang-memakan-otak-manusia?993306755